Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PALATOSKISIS

DISUSUN OLEH :

NAMA : CHIKA ANISAH FAULANI

KELOMPOK : RS MAMAMI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya yang melimpah, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“PALATOSKIZIS”.

Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan


dan arahan dari semua pihak. Saya mengucapkan terima kasih
kepada dosen, yang telah memberikan bimbingannya kepada saya
dan kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
menyusun makalah ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah


ini jauh dari kesempurnaan baik isi dan susunannyahal ini
disebabkan keterbatasan waktu, wawasan, ataupun kehilafan.
Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
untuk kesempurnaan hasil makalah ini.

Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah


diberikan kepada saya mendapat balasa n dari Allah. Harapan saya,
makalah ini dapat bermanfaat bagi peningkatan dan
pengembangan profesi kebidanan.

Kupang,25 Agustus 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….......................................1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………..1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………………………..2


B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………………2

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Konsep Teori

1. Definisi……………………………………………………………………………………………….3

2. Etiologi……………………………………………………………………………………………….3

3. Patofisiologi……………………………………………………………………………………….3

4. Manifestasi Klinis……………………………………………………………………………….4

5. Komplikasi………………………………………………………………………………………….4

6. Pemeriksaan Diagnostik…………………………………………………………………….5-6

7. Penatalaksana…………………………………………………………………………………..7-8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………9

B. Saran………………………………………………………………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Palaktolisis adalah kelainan bawaan yang terjadi oleh karena tidak


adanya penyatuan secara normal dari palatum pada proses embrional,
dimana terjadi kegagalan penutupan penonjolan frontonasal, maksilaris dan
mandibularis baik secara sebagian atau sempurna. Akibat palaktolisis
menyebabkan kelainan pada wajah, gigi tidak teratur, pengunyahan tidak
sempurna dan rasa rendah diri karena suarannya sengau. Connor(1993) dan
Breemer(1995) menyatakan sekitar 3% dari bayi lahir mempunyai kelainan
kongenital yang serius. Meskipun angka ini termasuk rendah akan dapat
kengakibatkan kematian yang tinggi. Frekuensi palatoskisis terdapat pada 1
dari 2500 bayi lahir. Pada perempuan dua kali lebih sering dari laki-laki.
Faktor genetika dan lingkungan mempunyai peran dalam terjadinnya
labioskisis atau palatoskisis. Selain malnutrisi atau kekurangan gizi, rokok,
zat dan obat-obatan teratogen seperti hydantion sebagai penyebab
palatoskisis. Selain itu diketahui kelainan palatoskisis ini sebagian diikuti
olehadanya anomaly lainnya dan sering berupa suatu sindrom yang mana
penyebabnya ini dapat dikatakan bersifat multifactorial dan masih belum
begitu jelas.
Palatoskisis merupakan kelainan atau cacat bawaan yang dapat
terjadi secara komplit atau tidak lomplit, bilateral atau uniteral, disertai atau
tidak disertai laboskisis, serta dapat bervariasi dalam lebar celah. Kelainan
ini dapat menggakibatkan gangguan pada fungsi bicara, pengunyahan,
gangguan pendengaran yang sering berupa kelainan pada telinga tengah dan
menelan. Palatoskisisjuga akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan rahang, erupsi dan susunan oklusi gigi.

B. san Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan yang dilakukan pada bayi yang


mengalami palatoskisis?

C. Tujuan

Untuk mengetahui dan menambahkan pemahaman tentang asuhan


keperawatan Palatoskisis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Toeri

1. Definisi
Labio / Palato skisis merupakan kongenital yang berupa
adanya kelainan bentuk pada struktur wajah (Ngastiah, 2005).
Palatoskisis adalah fissura garis tengah pada polatum yang terjadi
karena kegagalan dua sisi untuk menyatu karena perkembangan
embriotik ( Wong, Donna L. 2003). Labio Palatoskisis merupakan
suatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah mulut, palato skisi
(sumbing palatum) dan labio skisis (sumbing tulang) untuk menyatu
selama perkembangan embrio (Hidayat, Aziz, 2005)

2. Etiologi

a. Faktor herediter
b. Kegagalan fase embrio yang penyebabnya belum diketahui
c. Akibat gagalnya prosessus maksilaris dan prosessus medialis
d. Dapat dikaitkan abnormal kromosom, mutasi gen dan teratogen
(agen/faktor yang menimbulkan cacat pada embrio).
e. Beberapa obat (korison, anti konsulfan, klorsiklizin).
f. Mutasi genetic atau teratogen.

3. Patofisiologi
Pasien dengan palatoskisis mengalami gangguan perkembangan wajah,
Inkompetensi velopharyngeal, pekembangan bicara yang abnormal, dan
gangguan fungsi tuba eustachi. Kesemuannya memberikan segala patologis
mencakup kesulitan dalam intake makanan dan nutrisi, infeksi telinga
tengah yang rekuren, ketulian, perkembangan bicara yang abnormal, dan
gangguan pada pertumbuhan wajah. Adannya hubungan antara
ronggamulut dan hidung menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk
mengisap pada bayi. Insersi yang abnormal dari m.tensor veli palatine
menyebabkan tidak sempurnanya pengosongan pada telinga tengah. Infeksi
telinga yang rekuren telah dihubungkan dengan timbulnya ketulian yang
memperburuk cara bicara pada pasien dengan palatoskisis. Mekanisme
velopharyngeal yang utuh penting dan menghasilkan suara non nasal dan
sebagai modulator aliran udaraa dan pembentukanfonem lainnya yang
membutuhkan nasal coupling
Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak atau tulang
selama fase embrio ptrimester I. Terbelehnya bibir dan atau hidung
karena kegagalannosal medial dan maksilaris untuk menyatu terjadi
selama 6-8 minggu. Palatoskisis adalahadanya celah pada garis tengah
palate yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan palato pada
masa kehamilan 7-12 minggu. Penggabungan komplit garis tengah atas
bibir antara 7-8 minggu masa kehamilan.

4. Manifestasi Klinis
a. Memyebabkan gangguan pernafasan.
b. Gangguan komunikasi verbal
c. Regurgitasi makanan
d. Tampak ada celah pada tekak (unla), palate lunak, keras dan faramen
incisive.
e. Ada rongga pada hidung.
f. Distorsi hidung
g. Teraba ada celah atau terbukannya langit-langit saat diperiksa dengan jari
h. Kesukaran dalam menghisap/makan

5. Komplikasi

a. Gangguan bicara
b. Gangguan aspirasi
c. Resiko infeksi saluran nafas
d. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
e. Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh atitis media rekureris
sekunder akibat disfungsi tuba eustachius.
f. Masalah gigi
g. Perubahan harga diri dan citra tubuh yang di pengaruhi derajat kecacatan
dan jaringan paruh.

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan prabedan rutin (misalnya periksa darah lengkap)
c. Pemeriksaan Diagnosis
d. Foto Rontgen
e. Pemeriksaan Fisik
7. Penatalaksanaan
Penanganan kecacatan pada celah bibir dan celah langit-langit tidaklah
sederhana,melibatkan berbagai unsur antara lain, ahli bedah plastik, ahli
ortodonti, ahli THT untuk mencegah atau menangani timbulnya otitis media
dan kontrol pendengaran, dan anestesialogis. Speech therapist untuk fungsi
bicara. Setiap spesialisasi punya peran yang tidak tumpang-tindih tapi saling
melengkapi dan menemani penderita CLP secara paripurna.

1. Terapi Non-bedah
Palatoskisis merupan suatu masalah pembedahan,sehingga tidak ada
terapi medis khusus untuk keadaan ini. Akan tetapi, komplikasi dari
palatoskisis yakni permasalahan dari intake makanan, obstruksi jalan nafas,
dan otitis media membutuhkan penanganan medis terlebih dahulu
sebelum di perbaiki.

Beberapa hal yaang di tekankan dalam pengobatan pada bayi dengan cleft
palate yakni:
a. Intake makanan
intake makanan pada anak-anak dengan cleft palate biasanya
mengalami kesulitan karena ketidakmampuan untuk menghisap, meskipun
bayi tersebut dapat melakukan gerakan menghusap. Kemampuan menelan
seharusnya tidak berpengaruh, nutrisi yang adekuat mungkin bisa
diberikan bila susu dan makanan lunak jika lewat bagian posterior dari
cavumoris. Pada bayi yang masih di susui, sebaiknya susu diberikan melalui
alat lain / dot khusus yang tidak perlu dihisap oleh bayi, dimana ketika
dibalik susu dapat memancarkan keluar sendiri dengan jumlah yang iptimal
artinya tidak terlalu besar sehingga membuat pasien menjadi tersedak atau
terlalu kecil sehingga asupan nutrisi menjadi tidak cukup. Botol susu di
buatkan lubang yang besar sehingga susu dapat mengalir kedalam bagian
belakang mulut dan mencegah regurgitasi kehidung . Pada usia 1-2 minggu
dapat di pasangkan opturator untuk menutup celah pada palatum, agar
dapat menghisap susu, atau dengan sendok dengan posisi setengah duduk
untuk mencegah susu melewati langit-langit yang terbelah atau memakai
dot lubang kearah bawah ataupun dengan memakai dot yang memiliki
selang yang panjang untuk mencegah aspirasi

b. Pemeliharaan jalan nafas


Pernafasan dapat menjadi masalah anak dengan cleft, terutama jika
dagu dengan retroposisi (dagu pendek, mokrognatik, rahang
rendah(undershot jaw),fungsi muskulus genioglossus hilang dan lidah jatuh
ke belakang, sehingga menyebabkan obstruksi parsial atau total saat
inspirasi (The Pieere Robin Sindrom)
c. Gangguan telingah tengah
Otitis media merupakan komplikasi yang biasa terjadi pada cleft palate
dan sering terjadi pada anak-anak yang tidak di operasi, sehingga otitis
supuratif rekuren sering menjadi masalah. Komplikasi primer dari efusi
telinga tengah yang menetap adalah hilangnya pendengaran.

2. Terapi Bedah
Terapi pembedahan pada palotoskisis bukanlah merupakan suatu kasus
emergensi, dilakukan pada usia antara 12-18 bulan. Pada usia tersebut
akan memberikan hasil fungsi bicara yang optimal karena memberi
kesempatan jaringan pasca operasi sampai matang pada proses
penyembuhan luka sehingga sebelum penderita mulai bicara dengan
dengan demikian soft palate dapat berfungsi dengan baik. Ada beberapa
teknik dasar pembedahan yang bisa di gunakan untuk memperbaiki celah
palatum, yaitu:
1) Teknik Von Langenbeck
Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Von Langenback yang
merupakaan teknik operasi tertua yang masih digunakan sampai saat
ini. Teknik ini menggunakan teknik flap bipedikel mukoperiosteal
pada palatum durum dan palatum molle. Untuk mrmperbaiki
kelainan yang ada, dasar flap ini disebelah anterior dan pesterior
diperluas ke medial untuk menutup celah palatum.

2) Teknik Schweckendiek
Teknik ini diperkenalkan oleh Schweckendiek pada tahun 1950,
pada teknik ini, palatum molle ditutup (pada umur 4 bulan) daan
diikuti dengan penutupan palatum durum ketika si anak mendekati
usia 18 bulan.
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Palatoskisis adalah fissura garis tengah pada polatum yang terjadi karena
kegagalan dua sisi untuk menyatu karena perkembangan embriotik (Wong,
Donna L. 2003). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
palatoskisis antara lain:

a. Fakto herediter

b. Kegagalan fase embrio yang penyebabnya belum di ketahui

c. Akibat gagalnya prosessus maksilaris dan prosessus medialis menyatu

d. Dapat dikaitkan abnormal kromosom, mutasi gen dan teratogen

(agen/faktor yang menimbulkan cacat pada embrio).

e. Beberapa obat (korison, anti konsulfan, klorsiklizin)

f. Mutasi genetic atau teratogen.

B. Saran

Diharapkan kepada mahasiswa setelah membaca makalah ini supaya dapat


memahami tentang PALATOSKIZIS.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul.2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan. Jakarta: Salemaba Medika.

Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia.1985.

Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak.

Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas


Andalas.

Wong, Donna L, dkk.2009. Buku Ajar Kebidanan Pediatrik Volume 1.


Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • Pengertian Pemilu Dan Politik
    Pengertian Pemilu Dan Politik
    Dokumen4 halaman
    Pengertian Pemilu Dan Politik
    yusrijal
    100% (1)
  • Rikardo Makala
    Rikardo Makala
    Dokumen9 halaman
    Rikardo Makala
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Hubungan Negara Dan Warga
    Hubungan Negara Dan Warga
    Dokumen11 halaman
    Hubungan Negara Dan Warga
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Victor SURAT TANDA TERIMA
    Victor SURAT TANDA TERIMA
    Dokumen1 halaman
    Victor SURAT TANDA TERIMA
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Victor SURAT TANDA TERIMA
    Victor SURAT TANDA TERIMA
    Dokumen1 halaman
    Victor SURAT TANDA TERIMA
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii PDF
    Bab Ii PDF
    Dokumen24 halaman
    Bab Ii PDF
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Makalah Iwan
    Makalah Iwan
    Dokumen8 halaman
    Makalah Iwan
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Ricardo 2
    Ricardo 2
    Dokumen2 halaman
    Ricardo 2
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Krs Online
    Krs Online
    Dokumen1 halaman
    Krs Online
    yongky amalo
    Belum ada peringkat
  • Nona
    Nona
    Dokumen7 halaman
    Nona
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Nona 4
    Nona 4
    Dokumen9 halaman
    Nona 4
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Nona 3
    Nona 3
    Dokumen5 halaman
    Nona 3
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen2 halaman
    Lembar Pengesahan
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Cara Penularan Penyakit
    Cara Penularan Penyakit
    Dokumen7 halaman
    Cara Penularan Penyakit
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Pisikolgi Industi
    Pisikolgi Industi
    Dokumen2 halaman
    Pisikolgi Industi
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Diskusi Kelompok 9
    Diskusi Kelompok 9
    Dokumen3 halaman
    Diskusi Kelompok 9
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum
    Laporan Praktikum
    Dokumen26 halaman
    Laporan Praktikum
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kespro Baru
    Laporan Kespro Baru
    Dokumen5 halaman
    Laporan Kespro Baru
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen16 halaman
    Bab Ii
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Pengukuran Beban Kerja Fisiologis Print SKRG
    Pengukuran Beban Kerja Fisiologis Print SKRG
    Dokumen13 halaman
    Pengukuran Beban Kerja Fisiologis Print SKRG
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen8 halaman
    Kata Pengantar
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Aaa
    Aaa
    Dokumen1 halaman
    Aaa
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Tugas Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan
    Tugas Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan
    Dokumen4 halaman
    Tugas Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Tugas Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan
    Tugas Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan
    Dokumen4 halaman
    Tugas Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Limbh
    Limbh
    Dokumen12 halaman
    Limbh
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen8 halaman
    Kata Pengantar
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Uuuu
    Uuuu
    Dokumen6 halaman
    Uuuu
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Limbah Radioakti1
    Limbah Radioakti1
    Dokumen19 halaman
    Limbah Radioakti1
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat
  • Limbah Radioakti1
    Limbah Radioakti1
    Dokumen19 halaman
    Limbah Radioakti1
    Umbu JhoYs I Mberulata
    Belum ada peringkat