Anda di halaman 1dari 10

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh

yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat
menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian.

Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor
adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor
dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah
umum untuk semua jenis tumor ganas.

Kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua
gologan umur, namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun.

Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak
merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala,
biasanya penyakitnya sudah lanjut.
Jenis-jenis kanker yang paling sering terjadi pada anak

Terdapat beberapa kanker yang dapat dan sering ditemukan pada anak, di antaranya:

1. Leukimia

Jenis kanker ini terjadi pada sel darah putih dan sumsum tulang. Leukimia merupakan
jenis kanker pada anak yang paling berbahaya karena menyebabkan pembentukan sel
leukosit abnormal. Dampaknya adalah berhentinya pembentukan leukosit, diikuti
gangguan produksi trombosit dan eritrosit. Leukimia juga berdampak pada organ otak
dan kerusakan gusi, kulit, tulang, limpa, dan testis.

2. Kanker sistem saraf pusat

Sel tumor pada umumnya bermula pada otak bagian bawah; cerebellum dan batang
otak dan kemudian menyebar ke tulang belakang. Dampak dari kanker sistem saraf
pusat adalah gangguan berpikir dan koordinasi, bahkan dapat terjadi kelumpuhan.

3. Neuroblastoma

Merupakan jenis kanker sel saraf yang dapat ditemukan di berbagai bagian tubuh. Jenis
kanker ini dapat berkembang pada embrio atau janin dan jarang ditemukan pada anak
di atas usia 10 tahun. Neuroblastoma biasanya ditemukan pada bagian perut yang
ditandai dengan pembengkakan, nyeri tulang dan demam.

4. Wilms tumor (nephroblastoma)

Jenis kanker yang berkembang pada salah satu atau kedua ginjal. Biasanya ditemukan
pada anak dengan usia 3 sampai 4 tahun, dan sangat jarang ditemukan pada usai di
atas 5 tahun. Gejala nefroblastoma antara lain pembengkakan pada perut dekat ginjal,
disertai demam, mual dan kehilangan nafsu makan.

5. Lymphoma

Jenis kanker yang menyerang sel imunitas atau limfosit dan pada organ nodus limfa,
tonsil dan kelenjar thymusyang terletak pada leher, ketiak, dan sekitar
selangkangan. Lymphoma menyebabkan pembengkakan di sekitar kelenjar yang
terdapat sel kanker, dan beberapa gejala seperti berkeringat berlebih, lemas, demam
serta penurunan berat badan secara drastis.

6. Rhabdomyosarcoma

Bermula pada pertumbuhan sel abnormal otot rangka atau otot yang digunakan untuk
menggerakan badan. Jenis kanker ini dapat terdapat di bagian tubuh manapun yang
memiliki sel otot rangka. Rhabdomyosarcoma biasanya ditandai dengan nyeri dan/atau
pembekakkan.
7. Retinoblastoma

Atau dikenal juga dengan kanker mata yang hanya ditemukan pada usia bayi atau
sekitar 2 tahun. Retinoblastoma dapat dikenali dengan adanya kejanggalan pada mata
atau ada warna merah pada pupil akibat darah pada bagian belakang mata. Orang tua
sebaiknya curiga jika mata anak terlihat sepeti “mata kucing” atau memantulkan cahaya
warna putih jika terkena cahaya lampu atau dari flash

8. Kanker tulang

Biasanya ditemukan saat anak memasuki masa pubertas dan usia remaja. Kanker
tulang dapat terjadi pada ujung tulang pipa pada kaki dan tangan (osteosarcoma) dan
tulang pipih seperti pada pinggang dan punggung (ewing sarcoma). Gejala kanker
tulang biasanya berupa rasa nyeri pada malam hari atau saat menggerakan tulang.
Kanker pada anak di Indonesia

Menurut data Kementerian Kesehatan RI hingga 2013, kasus baru kanker pada anak
mencapai 11.000 per tahun. Sebagian besar atau sekitar 30% kasus kanker pada anak
yang terjadi di Indonesia adalah leukemia atau kanker yang terjadi pada sel darah putih,
kemudian disusul dengan kanker yang menyerang sistem saraf pusat. Di samping
faktor mutasi gen, penyebab kanker anak di Indonesia dapat terjadi akibat paparan zat
kimia dan penyakit infeksi seperti hepatitis B dan HIV pada anak.

Bisakah kanker pada anak dicegah?

Tidak seperti kanker pada umumnya yang menyerang orang dewasa karena faktor
risiko gaya hidup yang tidak sehat, kanker pada anak tidak memiliki faktor risiko yang
dapat diubah. Mutasi gen yang merupakan penyebab kanker pada anak dapat
disebabkan hilangnya kemampuan sel untuk menghambat dan menghentikan
pertumbuhan yang abnormal. Meskipun demikian, orang tua dapat meminimalisir risiko
kanker yang akan dialami anak mereka sebelum dilahirkan, dengan merencanakan
kehamilan dengan matang, menjaga kesehatan organ reproduksi, tidak merokok,
menghindari paparan radiasi, dan deteksi dini kesehatan kehamilan.
Tanda jika anak mengalami kanker

Kasus kanker pada anak cenderung lebih langka dibandingkan kanker pada orang
dewasa dan gejalanya akan sulit dibedakan dengan masalah kesehatan lainnya.
Namun, orang tua sebaiknya waspada dan memperhatikan kondisi kesehatan anak jika
beberapa tanda berikut sering terjadi dan bertahan dalam waktu yang lama:

 Terjadinya pembengkakan pada tubuh anak


 Anak terlihat pucat dan sering tampak lemas
 Anak sering mengalami luka, atau ada luka yang tidak kunjung sembuh
 Terdapat keluhan rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu
 Terlihat lesu atau pincang saat berjalan
 Demam tanpa sebab atau infeksi yang tidak kunjung sembuh
 Sering menderita sakit kepala disertai dengan muntah-muntah
 Gangguan penglihatan
 Penurunan berat badan tanpa sebab

Kanker pada anak tidak memiliki gejala yang spesifik, dan dapat bervariasi sesuai
dengan jenis kanker yang dialami anak. Meskipun bukan disebabkan kanker, gejala
tersebut perlu diatasi untuk memulihkan kesehatan anak.
Apa yang harus saya lakukan agar anak tidak kena kanker?

Meskipun memang tidak ada hal pasti yang bisa mencegah kanker anak, para ahli
berpendapat bahwa pola hidup yang sehat dalam keluarga dapat membantu menjaga
kesehatan anggota keluarga secara keseluruhan. Dari membiasakan diri untuk
mengonsumsi makanan yang sehat dari masa sebelum dan selama kehamilan, hingga
masa menyusui adalah hal yang penting.

Berhenti melakukan kebiasaan buruk seperti mengonsumsi alkohol serta merokok juga
sangat penting untuk menjaga kesehatan keluarga. Dengan membiasakan pola hidup
yang baik dalam keluarga, membuat anak-anak juga terhindar dari risiko kanker yang
mungkin saja bisa ia alami ketika dewasa.

Selain itu, Anda juga harus selalu memerhatikan dan memantau kondisi kesehatan si
buah hati. Bila memang si kecil mengalami suatu gejala tertentu, sebaiknya segera
periksakan ke dokter. Ini karena sebenarnya kanker pada anak bisa disembuhkan.
Apalagi jika kanker ditemukan masih dalam stadium awal. Untuk itu, Anda harus tetap
memerhatikan kesehatannya dan menerapkan pola hidup sehat pada si kecil.
Efek Samping Pengobatan Kanker pada Anak

Anak-anak juga dapat terkena kanker seperti halnya orang dewasa. Jenis
kanker yang banyak diderita anak-anak adalah kanker darah atau
leukemia. Ada tiga jenis pengobatan kanker, salah satunya yaitu
kemoterapi. Ini adalah jenis pengobatan kanker yang menggunakan obat-
obatan anti kanker. Obat-obat ini dapat diberikan dengan cara pengobatan
ditelan maupun disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah, di bawah
kulit, atau di ruang antara dua tulang belakang dengan harapan dapat
membunuh sel-sel kanker yang ada.

Obat-obatan anti kanker akan menimbulkan efek samping yang tidak


hanya merusak sel-sel kanker, tetapi juga merusak sel-sel yang sehat.
Berikut ini beberapa efek samping yang terjadi setelah anak menjalani
kemoterapi.

Mual dan muntah


Cara mengatasi:
 Minta obat anti mual dan muntah kepada dokter.
 Berikan makanan ringan 3-4 jam sebelum pengobatan.
 ½ - 1 jam sebelum makan, minum cairan dulu.
 Beri makan sedikit-sedikit, tetapi sering.
 Jangan beri makanan yang manis, pedas atau keras.
 Sajikan makanan dingin ketimbang yang panas.
 Istirahat setelah makan.
 Jika sampai mual dan muntah, jangan beri makan atau minum sampai
gejala reda. Setelah reda, mulai berikan air atau susu tidak dingin 1 sendok
teh setiap 10 menit, lalu tingkatkan menjadi 1 sendok setiap 20 menit, lalu
2 sendok tiap 30 menit dst. Ketika anak sudah terbiasa dengan cairan, beri
makanan cair seperti puding, yogurt, sop, atau jenis lainnya. Berikan
sesuai dengan kemampuan dan bila toleransinya baik dapat dilanjutkan
dengan makanan padat.

Diare
Cara mengatasi:
 Hindari makanan berlemak.
 Beri makanan tinggi kalori – tinggi protein, namun rendah serat.
 Beri juga makanan dan minuman mengandung elektrolit yang tinggi (kalium
dan natrium), seperti pisang dan kentang.
Sariawan, mulut dan tenggorokan kering
Cara mengatasi:
 Minta obat kepada dokter untuk masalah ini.
 Berikan sikat gigi yang lembut.
 Biasakan anak kumur-kumur setiap 2-3 jam dan setelah makan.
 Berikan makanan yang lembut, jangan berikan yang sangat dingin, panas,
pedas atau asam.

Perubahan terhadap rasa makanan


Cara mengatasi:
 Beri makanan yang bervariasi.

Rambut rontok
Cara mengatasi:
 Gunakan sampo yang ringan.
 Potong rambut anak hingga pendek atau botak.

Kulit merah, memar, kering dan gatal


Cara mengatasi:
 Gunakan sabun yang ringan dan lotion untuk melembabkan kulit.

Sensitif terhadap matahari


Cara mengatasi:
 Jauhi sinar matahari langsung.
 Gunakan tabir surya.

Sulit buang air kecil


Cara mengatasi:
 Berikan minum yang banyak sebelum, saat, dan sesudah pengobatan.
Jumlah cairan disesuaikan dengan besar kecilnya anak.
 Jangan berikan minuman mengandung kafein.
 Lapor kepada dokter bila anak mengeluh sakit atau panas saat buang air
kecil.

Demam
Cara mengatasi:
 Hubungi dokter bila suhu melebihi 38o C.
Gejala seperti flu
Cara mengatasi:
 Hubungi dokter. Gelaja biasanya terjadi beberapa jam atau beberapa hari
setelah kemoterapi.

Infeksi
Cara mengatasi:
 Obat anti kanker menyebabkan berkurangnya sel darah putih, sehingga
anak mudah infeksi.
 Jauhi keramaian dan orang-orang yang menderita flu atau penyakit
menular lainnya dan siapapun yang baru diimunisasi.

Anda mungkin juga menyukai