Bab 1 PDF
Bab 1 PDF
dengan angka kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan
2005).
Penyakit DBD banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari
penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga
sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (Kemenkes RI,
2010).
Menurut WHO, DBD telah berkembang secara dramatis di seluruh dunia
dalam beberapa dekade terakhir. Incidence Rate (IR) DBD menunjukan bahwa
390 juta jiwa masyarakat dunia terinfeksi dengue setiap tahunnya. Sementara pada
salah satu penelitian lain memperkirakan prevalensi DBD sebanyak 3,9 miliyar
jiwa di 128 negara. Pada tahun 2010 hampir 2,4 juta kasus dilaporkan, meskipun
secara global tidak semua kasus ini dilaporkan secara pasti namun terjadi
peningkatan tajam jumlah kasus dalam beberapa tahun terakhir (WHO, 2010).
126.646 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 1.231 orang dengan IR 49,53
per 100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) 0,97%. Dibandingkan tahun
orang (IR 39,8 dan CFR 0,9%) terjadi peningkatan kasus pada tahun 2015. Target
Renstra Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2015 sebesar
yaitu Angka Bebas Jentik (ABJ). Sampai tahun 2014 ABJ secara nasional belum
mencapai target program yang sebesar ≥ 95%. Pada tahun 2014 ABJ di Indonesia
selama 4 tahun sebelumnya. Namun validitas data ABJ diatas belum dapat
Hal tersebut dikarenakan pelaporan data ABJ belum mencakup seluruh wilayah
kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) secara rutin, disamping itu kegiatan
kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) tidak berjalan di sebagian besar wilayah
melaporkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD yaitu Kota Dumai
DBD per 100.000 penduduk menurut provinsi tahun 2013 diketahui jumlah kasus
DBD di Provinsi Riau adalah 22,7 per 100.000 penduduk dengan CFR 0,8%.
Tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah kasus DBD menjadi 38,3 per 100.000
penduduk dengan CFR 1,4% dan tahun 2015 di Provinsi Riau terjadi lonjakan
kasus DBD menjadi 52,6 per 100.000 penduduk dengan CFR 0,6% (Profil
Angka kesakitan DBD di Kota Dumai tahun 2013 adalah sebesar 58,02 per
100.000 penduduk. Tahun 2014 terjadi peningkatan menjadi 87,17 per 100.000
penduduk. Tahun 2015 terjadi peningkatan lagi menjadi 115,89 per 100.000
penduduk. Diantara 10 Puskesmas yang ada di Kota Dumai, angka kesakitan DBD
Angka kesakitan DBD di Puskesmas Purnama pada tahun 2013 yaitu 21,3
per 100.000 penduduk, meningkat pada tahun 2014 menjadi 156,56 per 10.000
penduduk, dan meningkat lagi menjadi 198,44 per 100.000 penduduk pada tahun
2105. Angka kesakitan DBD tahun 2015 di Puskesmas Purnama jauh diatas target
Renstra Kemenkes 2015 yaitu < 49 per 100.000 penduduk (Profil Puskesmas
Purnama, 2015).
pemberantasan penyakit DBD secara dini dan terus menerus. Saat ini program
2019 dan kepmenkes 1457 tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)
penanggulangan DBD yang tertuang dalam Renstra 2015-2019 yaitu IR < 49 per
tatanan yang terdiri dari beberapa bagian (sub sistem) yang berkaitan dan
bergabung satu sama lain dalam upaya mencapai tujuan bersama (Azwar, 2007).
Adapun unsur – unsur dasar sistem tersebut adalah pemasukan (kebijakan, tenaga,
DBD, tenaga ahli dalam pengendalian DBD, sumber dana baik dari APBN
menyatakan bahwa belum semua program terlaksana dengan baik sesuai dengan
standar yang ada dan masih kurangnya partisipasi masyarakat tentang pelaksanaan
umum sudah baik tapi pada pelaksanaan monitoring dan evaluasi kurang baik,
vektor DBD di Kota Palu telah dilakukan sesuai dengan indikator perencanaan,
tetapi hanya fokus pada program tingkat sekunder dan tersier, sedangkan
tingginya angka kejadian DBD di Puskesmas Purnama antara lain disebabkan oleh
diharapkan pemerintah pusat. Dilihat dari segi input (dana, tenaga, metode,
sarana) yang ada di Puskesmas secara umum telah tersedia tetapi belum semuanya
Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) hanya dua kali yang seharusnya empat kali,
Meskipun beberapa program sudah dilaksanakan tapi hasil yang didapatkan sangat
jauh dari pencapaian target yang diharapkan pemerintah. Angka kesakitan DBD
penduduk, pencapaian angka ABJ hanya 50,97% masih jauh dari target nasional ≥
hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan masukan bagi