Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan suatu kumpulan yang memiliki


hubungan darah, ikatan perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam
satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lain dan saling
ketergantungan. Dalam keluarga biasanya terdiri dari orang tua
yaitu ayah dan ibunya, serta anak-anaknya, dan masing-masing
individu memiliki perannya masing-masing.

Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja


meliputi perubahan perkembangan yang dialami oleh remaja dalam
batasan perubahan kognitif, pembentukan identitas, dan
pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis yang
didasarkan perkembangan. Ada tiga aspek proses perkembangan
remaja yang menyita banyak perhatian, yakni emasipasi (otonomi
yang meningkat), budaya orang muda (perkembangan hubungan
teman sebaya), kesenjangan antara generasi (perbedaan nilai-nilai
dan norma-norma antara orang tua dan remaja).

Banyak masalah yang sering timbul pada keluarga dengan


tahap perkembangan anak remaja karena pada tahap ini, anak
berusaha mencari identitas diri, sehingga mereka sering
membantah orang tuanya, karena mulai mempunyai pendapat
sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang
tuanya. Orang yang dianggap penting pada usia ini adalah teman
sebaya, mereka berusaha untuk mengikuti pendapat dan gaya
teman-temannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan
dirinya, sehingga pada usia ini sering terlibat dalam geng-geng.
Masalah lain yang sering mengganggu anak remaja adalah masalah
yang berkaitan dengan organ reproduksi (seksual). Mereka memiliki
dorongan untuk pemuasan seksual. Oleh karena itu, para remaja
mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku atau
menonton film porno.

Peran perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan


tahap anak usia remaja adalah membantu keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan program
asuhan kesehatan secara mandiri, dan masalah yang timbul bisa
teratasi.

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Mahasiswa dapat memahami konsep dasar keluarga dengan


tahap perkembangan usia remaja dan asuhan keperawatan pada
keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja

2. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai


berikut :

a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar


keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja.
b. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami asuhan
keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan
usia remaja
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh


ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan untuk
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional serta
sosial individu-individu yang ada didalamnya dilihat dari interaksi
yang reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan
hubungan untuk mencapai tujuan umum ( Duval 1972, dalam Ali
1999, hal. 4 ).

Keluarga adalah dari masyarakat yang terdiri dari kepala


keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
( Departemen Kesehatan RI 1988, dalam Ali 1999, hal. 5 ).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung


karena hubungan darah perkawinan dan adopsi dalam satu rumah
tangga berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya ( Bailon dan
Magloya 1989, dalam Ali 1999, hal. 5 ).
B. Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Tahap Perkembangan
Anak Usia Remaja
1. Pengertian

Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima


dari siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung
selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat
jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika
anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun
( Friedman, 1998, hal. 124).

Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir


saat anak berusia 19-20 tahun. Keluarga dengan anak remaja
berada dalam posisi dilematis, mengingat anak sudah mulai
menurun perhatiannya terhadap orang tua dibandingkan dengan
teman sebayanya. Pada tahapan ini seringkali ditemukan
perbedaan pendapat antara orang tua dan anak remaja, apabila
hal ini tidak diselesaikan akan berdampak pada hubungan
selanjutnya. ( diadaptasi dari Duval, dalam Setiawati & Dermawan,
2008, hal. 20).

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun


dan biasanya berakhir sampai pada usia 19 sampai 20 tahun, pada
saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga
adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi
lebih dewasa ( Mubarak, 2009, hal.89).

Berlangsung di usia 13-19 tahun (selama 6-7 tahun).


Metamorfosis: pergeseran yang luar biasa pada pola-pola
hubungan antar generasi, pergeseran dimulai dengan kematangan
fisik remaja, sejalan dengan peran orangtua memasuki
pertengahan hidup (Preto, 1988, dalam perawatindonesia.org,
2010).

2. Peran, Tanggung Jawab, dan Masalah Orang Tua

Tidak perlu dikatakan bahwa orang tua mengasuh remaja


merupakan tugas paling sulit saat ini. Namun demikian, orang tua
perlu tetap tegar menghadapi ujian batas-batas yang tidak masuk
akal tersebut, yang telah terbentuk dalam keluarga ketika keluarga
mengalami proses ”melepaskan”. Duvall (1977) juga
mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan yang penting karena
masa ini yang menyelaraskan kebebasan dengan bertanggung
jawab ketika remaja menjadi matang dan mengatur diri mereka
sendiri. Friedman (1957) juga mendefinisikan bahwa tugas orang
tua selama tahap ini adalah belajar menerima penolakan tanpa
meninggalkan anak ( Friedman, 1988, hal. 125 )

Ketika orang tua menerima remaja apa adanya, dengan


segala kelemahan dan kelebihan mereka, dan ketika mereka
menerima sejumlah peran mereka pada tahap perkembangan ini
tanpa konflik atau sensitivitas yang tidak pantas, mereka
membentuk pola untuk semacam menerima diri yang sama.
Hubungan antara orang tua dan remaja seharusnya lebih mulus
bila orang tua merasa produktif, puas, dan dapat mengendalikan
kehidupan mereka sendiri ( Kidwell et al, 1983) dan orang
tua/keluarga berfungsi secara fleksibel (Preto, 1988, dalam
Friedman, 1988, hal.125).

Schultz (1972) dan lain-lain telah mengungkapkan pandangan


mereka bahwa kompleksitas kehidupan mereka yang meningkat
telah membuat peran orang tua tidak jelas. Orang tua merasa
berkompetensi dengan berbagai kekuatan sosial dan institusi mulai
dari otoritas sekolah dan konselor hingga keluarga berencana dan
seks pra nikah dan pilihan kumpul kebo. Faktor-faktor lain
menambah pengaruh mereka yang semakin berkurang tersebut.
Karena adanya spesialisasi jabatan profesi, orang tua tidak lagi bisa
membantu anak-anak mereka dengan rencana-rencana untuk
bekerja. Mobilitas penduduk dan kurangnya hubungan orang
dewasa yang kontinu bagi remaja dan orang tua, selain
ketidakmampuan banyak orang tua untuk mendiskusikan masalah-
maslah pribadi, seks, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan
obat-obatan secara terbuka dan tidak menghakimi bersama anak-
anak mereka memberikan kontribusi pada masalah-masalah orang
tua-remaja ( Friedman, 1988, hal. 125 ).

3. Tugas Perkembangan Keluarga

Tugas perkembangan yang pertama dan utama adalah


menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja matur dan semakin mandiri. Orang tua harus mengubah
hubungan mereka dengan remaja putri atau putranya secara
progresif dari hubungan dependen yang dibentuk sebelumnya
kearah suatu hubungan yang makin mandiri. Pergeseran yang
terjadi dalam hubungan anak dan orang tua ini salah satu
hubungan khas yang penuh dengan konflik-konflik sepanjang jalan
( Friedman, 1998, hal. 126).

Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses selama tahap


ini, semua anggota keluarga, khususnya orang tua, harus membuat
“perubahan sistem” utama yaitu, membentuk peran-peran dan
norma-norma baru dan “membiarkan” remaja. Kidwell dan kawan-
kawan (1983) meringkas perubahan yang diperlukan ini “secara
paradoks sistem keluarga yang dapat membiarkan anggotanya
adalah sistem yang akan bertahan dan menghasil sistem itu sendiri
secara efektif pada generasi-generasi berikutnya” ( Friedman,
1998, hal. 126).

Orang tua yang dalam upaya memenuhi kebutuhan-


kebutuhan mereka sendiri, tidak membiarkan anak-anaknya,
seringkali menemukan “revolusi”. Oleh remaja bila perpisahan
berlangsung kemudian. Orang tua dapat juga mempercayai anak
agar mandiri secara prematur, dengan menyampaikan kebutuhan-
kebutuhan ketergantungannya. Dalam hal ini remaja ini dapat
gagal mencapai kemandirian (Wright an Leahey, 1984, dalam
Friedman, 1998, hal. 126).

Menyangkut tiga tahap terakhir, hubungan perkawinan juga


merupakan pusat perhatian. Tugas perkembangan keluarga yang
kedua bagi pasangan suami istri adalah memfokuskan kembali
hubungan perkawinan (Willson, 1988). Banyak sekali pasangan
suami istri yang telah begitu terikat dengan berbagai tanggung
jawab sebagai orang tua sehingga perkawinan tidak lagi
memainkan suatu peran utama dalam kehidupan mereka. suami
biasanya menghabiskan banyak waktu diluar rumah, karena
bekerja dan melanjutkan karirnya, sementara itu, istrinya juga
bekerja sementara mencoba meneruskan pekerjaan-pekerjaan
rumah tangga dan tanggung jawab sebagai orang tua. Dalam
situasi seperti ini, hanya tersisa sedikit waktu dan energy untuk
hubungan perkawinan ( Friedman, 1998, hal. 126).

Akan tetapi disisi lain, karena anak-anak lebih bertanggung


jawab terhadap mereka sendiri, pasangan suami istri meninggalkan
rumah untuk meniti karir mereka atau dapat menciptakan
kesenangan-kesenangan perkawinan setelah anaknya telah
meninggalkan rumah (postparental). Mereka dapat mulai
membangun pondasi untuk tahap siklus kehidupan keluarga
berikutnya ( Friedman, 1998, hal. 126).

Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak


adalah untuk para anggota keluarga, khususnya orang tua dan
remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka. Karena adanya
kesenjangan antara generasi, komunikasi terbuka seringkali hanya
merupakan suatu cita-cita, bukan suatu realita. Orang tua yang
berasal dari keluarga dengan berbagai masalah terbukti seringkali
menolak dan memisahkan diri dari anak mereka paling tua,
sehingga mengurangi saluran-saluran komunikasi terbuka yang
mungkin telah ada sebelumnya ( Friedman, 1998, hal. 126).

Mempertahankan etika dan standar keluarga merupakan


tugas-tugas perkembangan keluarga lainnya (Duvall dan Miller,
1985). Meskipun aturan-aturan dalam keluarga belum diubah, etika
dan standar moral keluarga belum tetap dipertahankan oleh orang
tua. Remaja sangat sensitive terhadap ketidakcocokan antara apa
dikatakan dengan apa yang dipraktekkan. Namun demikian, orang
tua dan anak-anak dapat belajar dari satu sama lain dalam
masyarakat yang majemuk dan berubah dengan cepat saat ini.
Transformasi nilai dari kaum muda juga mentransformasikan
keluarga. Adopsi gaya hidup yang lebih bebas dan sederhana
melambangkan transformasi nilai yang mempengaruhi setiap
tahap kehidupan keluarga (Yankelowich, 1975, dalam Friedman,
1998, hal. 126).

4. Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap


Perkembangan Anak Usia Remaja
Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang
ditunjukkan oleh adanya pertengkaran dengan anggota-anggota
keluarga,terus menerus mengritik atau buat komentar-komentar
yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku anggota
keluarga, sering terjadi selama tahun-tahun awal masa remaja.
Pada saat ini hubungan keluarga biasanya berada pada titik
rendah.

Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis


pada setiap usia, terlebih selama masa remaja karena pada saat ini
anak laki-laki dan perempuan sangat tidak percaya pada diri
sendiri dan bergantung pada keluarga untuk memperoleh rasa
aman. Yang lebih penting lagi, mereka memerlukan bimbingan atau
bantuan dalam menguasai tugas perkembangan masa remaja.
Kalau hubungan-hubungan keluarga ditandai dengan
pertentangan, perasaan-perasaan tidak aman berlangsung lama,
dan remaja kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan
pola perilaku yang tenang dan lebih matang. Remaja yang
hubungan keluarganya kurang baik juga dapat mengembangkan
hubungan yang buruk dengan orang-orang diluar rumah. Meskipun
semua hubungan, baik dalam masa dewasa atau dalam masa
kanak-kanak, kadang-kadang tegang namun orang ang selalu
mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain dianggap
tidak matang dan kurang menyenangkan. Hal ini menghambat
penyesuaian sosial yang baik.

Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah


dan penuh romantika, padahal sebenarnya masa ini merupakan
masa yang penuh dengan kesukaran. Bukan hanya bagi dirinya
tetapi bagi keluarga dan lingkungan sosial. Masa ini akan membuat
remaja mengalami kebingungan disatu pihak masih anak-anak,
tetapi dilain pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa.
Situasi ini membuat mereka dalam kondisi konflik, sehingga akan
terlihat bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol
dengan baik dapat menyebabkan kenakalan. Dalam usahanya
mencari identitas diri, mereka sering membantah orang tuanya,
karena memulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-
nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.

Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan,


meskipun sebenarnya mereka juga belum memiliki dasar pegangan
yang kuat. Orang yang dianggap penting dalam masa ini adalah
teman sebaya. Mereka berusaha untuk mengikitu pendapat dan
gaya teman-temannya karena dianggap memiliki kesamaan
dengan dirinya. Karenanya sering kali remaja terlibat dalam geng-
geng, dengan menjadi anggota geng mereka akan saling memberi
dan mendapat dukungan mental. Beberapa kasus terakhir seperti
geng-geng motor yang terlibat kegiatan merupakan bentuk dari
kecenderungan tersebut. Mereka akan berani melakukan tindakan-
tindakan kejahatan ketika dilakukan dalam kelompok dan tidak
akan berani melakukannya secara individual. Masalah lain yang
sering mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan
dengan organ reproduksi (seksual). Satu sisi mereka sudah
mencapai kematangan seksual, yang menyebabkan mereka
memiliki dorongan untuk pemuasan tetapi disisi lain kebudayaan
dan norma sosial melarang pemuasan kebutuhan seksual diluar
pernikahan. Padahal untuk menikah banyak persyaratan yang
harus dipenuhi, bukan hanya kemampuan dalam melakukan
hubungan seksual, tetapi diperlukan ekonomi, kematangan
psikologi, dan sebagainya.syarat-syarat ini sangat berat dan
mungkin belum dicapai pada usia remaja. Oleh karena itu, para
remaja mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku
atau menonton film porno. Meskipun tingkah laku ini sebenarnya
tetap melanggar norma masyarakat, tetapi mereka melakukannya
dengan sembunyi-sembunyi.

Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana


dalam menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan
mengurangi control secara bertahap terhadap anaknya, sehingga
mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri secara bertahap sampai
akhirnya dewasa.

5. Masalah-masalah kesehatan

Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya


baik. Tapi promosi kesehatan tetap menjadi hal yang penting.
Faktor-faktor resiko harus diidentifikasi dan dibicarakan dengan
keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat mulai
dari usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat
dikalangan pria dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasa
mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai bagian dari
perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini
lebih menerima strategi promosi kesehatan. Sedangkan pada
remaja, kecelakaan terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya
yang amat besar, dan patah tulang dan cedera karena atletik juga
umum terjadi (Friedman, 1998, hal. 127).

Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga


berencana, kehamilan yang tidak dikehendaki, dan pendidikan dan
konseling seks merupakan bidang perhatian yang relevan. Dalam
mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat terjebak
dalam perselisihan atau masalah antara orang tua dan kaum
muda, remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan mencakup
uji kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji AIDS, keluarga
berencana, dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin.
Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja untuk
menerima perawatan kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua
diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum
mereka dikumpulkan (Friedman, 1998, hal. 127).

Kebutuhan kesehatan yantg lain adalah dalam bidang


hubungan dan bantuan untuk memperkokoh hubungan perkawinan
dan hubungan remaja dengan orang tua. Konseling langsung yang
bersifat menunjang atau mulai rujukan ke sumber-sumber dalam
komunitas untuk konseling, dan juga pendidikan yang bersifat
rekreasional, dan pelayanan lainnya mungkin diperlukan,
pendidikan promosi kesehatan umum juga diindikasikan (Friedman,
1998, hal. 127).

6. Peran Perawat

Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga


pada peningkatan dan pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang
penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut, penyuluhan tentang obat-
obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan
pada remaja, serta membantu terciptanya komunikasi yang lebih
efektif antara orang tua dengan anak remajanya ( Mubarak, 2009,
hal. 90 ).

Peran perawat dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan


penyakit pada tahap keluarga dengan anak remaja menurut
Stanhope (1998, Hal. 52):

a. Guru tentang faktor-faktor kesehatan


b. Guru dalam isu-isu pemecahan masalah mengenai alkohol dan
merokok, diet dan gerak badan
c. Fasilitator keterampilan interpersonal dengan anak belasan
tahun bersama orang tua
d. Penolong langsung, konsultan atau pihak yang merujuk ke
sumber-sumber kesehatan mental
e. Konsultan keluarga berencana
f. Pihak yang merujuk ke bagian penyakit yang ditularkan melalui
seksual
g. Peserta dalam organisasi masyarakat untuk pengendalian
penyakit.
BAB III
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. Z
Pada Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Anak
Usia Remaja

A. INDENTITAS UMUM KELUARGA


1. INDENTITAS KEPALA KELUARGA

Nama : Tn. Z

Umur : 40 tahun

Agama : Islam

Suku : Minang

Pendidikan : SD

Perkerjaan : Buruh Tani

Alamat : Kp.Piliang, Limau Puruik, kec.V koto timur

No. Telpon :-

2. KOMPOSISI KELUARGA

no Nama L/P Umur Hub. Klg Perkerjaan Pendidikan

1 Tn Z L 40 Ayah Buruh SD
kandung Tani

2 Ny.R P 38 Ibu IRT SLTP


kandung

3 An.R P 16 Anak Pelajar SMA


kandung

4 An.N P 12 Anak Pelajar SD


kandung

3. GENOGRAM

: Perempuan

: Laki-laki

: klien

….. : Serumah
4. TYPE KELUARGA
a. Jenis Type Keluarga : Tipe Tradisional; Nuclear family/Keluarga
inti, dimana terdiri dari Kepala keluarga, ibu dan anak.
b. Masalah Yang terjadi dg type tersebut : Tidak terjadi masalah
pada keluarga Tn. S dengan tipe keluarga ini.
5. SUKU BANGSA

Keluarga Tn.Z adalah orang minang asli

6. AGAMA
Keyakinan yang dianut keluarga Tn.Z adalah agama ISLAM. Tidak
ada perbedaan diantara anggota keluarga Tn.Z setiap hari selalu
menjalankan ibadah shalat walaupun tidak 5 waktu. Di
sekitarnya tempat tinggalnya terdapat satu mushalla.
7. STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA
Status ekonomi keluarga Tn.Z yaitu ekonomi menengah. Dilihat
dari keadaan rumah Tn.Z merupakan keluarga prasejahtera
karena dining rumah terbuat dari tembok dan lantai yang
berkeramik. Tn.Z menempuh jenjang pendidikan sampai Sekolah
Dasar (SD). Tn.Z memiliki istri yaitu Ny.R yang kegiatan sebagai
Ibu Rumah Tangga (IRT). Tn.Z bekerja sebagai seorang Buruh
Tani, yang berpenghasilan Rp.1.500.000.00-, per bulan.
Kebutuhan sehari-hari semua yang membiayai dalah Tn.Z seperti
membayar listrik, makan dan nafkah.
a. Harta benda yang dimiliki
Tn.Z memiliki satu unit motor dan kulkas.
b. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan

Tn.Z mngeluarkan biaya bulanan sebanyak Rp


1.500.000,00/bulan

8. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA


Setiap hari libur keluarga biasanya keluarga jalan-jalan ke
pantai atau tempat lain bersama-sama, dan menonton TV di
rumah di waktu senggang.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers)

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan


kendalanya

Keluarga belum memberikan kebebasan secara penuh dan


bertanggung jawab kepada anak remajanya, keluarga belum
membangun dengan efektif komunikasi terbuka antara orang tua
dan anaknya, serta keluarga belum melakukan secara penuh
perubahan sistemperan dan peraturan untung tumbuh kembang
keluarga.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti


a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini

Keluarga mengatakan saat ini setiap anggota keluarganya


dalam keadaan sehat-sehat saja. Hanya ada beberapa anggota
keluarga yang sering terkena sakit seperti Tn. S yang menderita
Hipertensi.

b. Riwayat penyakit keturunan

Keluarga mengatakan penyakit keturunan yang ada pada


anggota keluarganya yaitu Tekanan darah tinggi / Hipertensi
yang dimiliki oleh Tn. S dari keluarga sebelumnya.

c. Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga


No Nama BB Umur Keadaan Imunisasi BC Masalah Tindakan
kesehata G/Polio kesehatan yang telah
n / dilakukan
DPT/HB/Cam
pak

1 Tn. S 60 40 - Hipertensi Berobat ke


kg mantri swasta
/ Puskesmas

2 Ny. R 58 38 - - -
kg

3 An. R 47 16 Lengkap - -
kg

4 An.N 35 12 Lengkap - -
kg

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan

Puskesmas dan Mantri swasta

e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Keluarga mengatakan pada keluarga sebelumnya tidak


memiliki masalah kesehatan yang serius baik dari pihak Suami
maupun Istri. Hanya pada pihak keluarga Tn. Z yang mempunyai
riwayat penyakit hipertensi.

C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Luas rumah
8 X 12 meter persegi

b. Type rumah

Rumah Konvensional

c. Kepemilikan

Rumah yang di tempati Tn.Z adalah rumah Milik Sendiri

d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan

Terdapat 3 buah kamar tidur, 1 ruangan tamu, 1 ruangan


keluarga, dan 1 ruangan dapur.

e. Ventilasi/jendela

Terdapat 13 ventilasi dan 10 Jendela yang berada di Rumah


keluarga Tn. Z

f. Pemanfaatan ruangan

Ruang tamu digunakan untuk apabila ada tamu yang


berkunjung. Ruang tengah/ keluarga digunakan keluarga
untuk bersantai dan menonton TV. Ruang Dapur digunakan
untuk memasak dan makan bersama keluarga.

g. Septic tank : Ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter


dari rumah
h. Sumber air minum : air leiding, air hujan, atau air galon.
i. Kamar Mandi/ WC : Terdapat 1 buah kamar mandi, dan 1 buah
Wc.
j. Sampah limbah RT : Sampah dibakar dibelakang rumah,
jaraknya sekitar 6 meter dari rumah.
k. Kebersihan lingkungan : Lingkungan didalam maupun
dilingkungan luar rumah tidak tampak kotor, dan terlihat
bersih.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas


a. Kebiasaan : Di lingkungan nagari keluarga Tn. Z selalu
mengadakan kegiatan Gotong royong setiap 1 bulan sekali.
b. Aturan/kesepakatan : Kesepekatan di lingkungan nagari
tersebut setiap kepala keluarga atau anggota keluarga yang
lainnya harus mengikuti kegiatan gotong royong dilingkungan
tersebut.
c. Budaya : Budaya yang berada di sekitar lingkungan keluarga
Tn. Z rata-rata merupakan budaya Minang.
3. Mobilitas geografis keluarga : Sejak pertama kali menikah sudah
tidak tinggal dengan orang tua baik sebelah laki-laki maupun
perempuan, dan sudah menetap di Kp. Piliang. Dan selama ini
belum pernah berpindah rumah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga biasa berkumpul di waktu senggang, dan interaksi


dimasyarakat dilakukan setiap hari karena Tn. S membuka Toko
sembako untuk masyarakat disekitarnya.

5. System pendukung keluarga

Disini keluarga memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan


berupa Kartu BPJS.

D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola/cara komunikasi keluarga : Keluarga berkomunikasi secara
terbuka, menggunakan bahasa minang, komunikasi secara
langsung didalam rumah, frekuensinya tergantung pertemuan
setiap anggota keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga : Kekuatan keluarga dipegang oleh
Kepala keluarga. Keputusan yang diambil dalam keluarga
dipegang oleh Tn. Z.
Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga
dalam membuat keputusan menggunakan musyawarah dan
kadang-kadang langsung diambil keputusan oleh kepala keluarga.

3. Struktur peran ( peran masing – masing anggota keluarga ) :

Tn .Z : Sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam


mengatur rumah tangga dan bekerja untuk menafkahi setiap
anggota keluarganya.

Ny R : berperan sebagai ibu rumah tangga didalam rumah, serta


membantu kepala keluarga dalam bekerja.

An. R : Sebagai anak pertama, sekarang sedang Sekolah


dibangku kelas 2 SMA.

An. M : sebagai anak yang kedua atau bungsu, sekarang sedang


sekolah dibangku kelas 6 SD.

4. Nilai dan norma keluarga

Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan


dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, serta nilai
dalam agama yang dianut oleh keluarga.

E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif

Keluarga merasakan perasaan saling memiliki setiap anggota


keluarga, serta berusaha mengembangkan sikap saling menghargai.

2. Fungsi sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina
hubungan rumah tangga.

b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga

Interaksi dalam keluarga cukup baik, walaupun An. Y tidak


terlalu sering berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya
karena sering berada diluar rumah.

c. Anggota keluarga yang dominan dalam mengambil keputusan

Keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan adalah


Tn. S

d. Kegiatan keluarga waktu senggang

Menonton Tv di rumah, pergi kerumah tetangga, atau


bepergian ke tempat wisata.

e. Partisipasi dalam kegiatan sosial

Kegiatan gotong royong setiap bulan dan yasinan setiap


minggu.

3. Fungsi perawatan kesehatan

Disini keluarga sudah mengetahui masalah kesehatan yang


terjadi pada salah satu anggota keluarga. Keluarga sudah
mengambil keputusan dalam masalah kesehatan yang terjadi pada
Tn. S dengan pergi ke puskesmas atau mantri untuk mengatasi
masalah kesehatannya. Keluarga kurang memperhatikan dalam
merawat anggota keluarga yang sakit, apalagi selama anggota
keluarga yang sakit tidak mengganggu aktivitas sehari-harinya.
Keluarga sudah baik dalam memilihara lingkungan rumah baik
didalam rumah itu sendiri, maupun disekitar lingkungan luar rumah.
Dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan keluarga lebih
memilih pergi ke mantri swasta, meskipun sudah memiliki kartu
Jaminan pelayanan kesehatan. Karena di puskesmas pelayanan
serta hasil pengobatan yang diberikan kurang terasa memuaskan
oleh keluarga

4. Fungsi reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak

Tidak ada perencanaan jumlah anak.

b. Akseptor: ya, yang digunakan pil KB lamanya sekitar 3 bulan


terakhir.
c. Keterangan lain : Sebelumnya Ny. R menggunakan menggunakan
kontrasepsi suntik selama 12 tahun mulai dari setelah kelahiran
anak kedua.
5. Fungsi ekonomi
Upaya pemenuhan sandang pangan : upaya pemenuhan
kebutuhan sandang pangan dipenuhi oleh Tn. Z sebagai kepala
keluarga serta dibantu oleh Ny. R.

F. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek

Keluarga merasa kecewa dengan prestasi anak An. Y yang


akhir-akhir ini menurun dari sebelumnya.

2. Sressor jangka panjang

Penyakit hipertensi yang sering kali menganggu produktivitas


Tn. Z.

3. Respons keluarga terhadap stressor


Keluarga berharap anaknya yang pertama prestasinya kembali
meningkat. Dan keluarga menganggap sudah terbiasa dengan
penyakit hipertensi yang dialami Tn. Z karena merupakan
penyakit keturunan.
4. Strategi koping
Keluarga biasanya berdiskusi dalam menghadapi masalah.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Tn. Z menganggap penyakit hipertensi yang dideritanya adalah
penyakit biasa, karena merupakan keturunan.

G. KEADAAAN GIZI KELUARGA

Pemenuhan gizi : Pemenuhan gizi keluarga dilakukan oleh Ny. R


dengan menyediakan pemenuhan kebutuhan makan 3 kali sehari.

Upaya lain : Tidak ada upaya lain yang dilakukan.

H. HARAPAN KELUARGA
1. Terhadap masalah kesehatan

Keluarga mengatakan harapan agar setiap anggota keluarganya


selalu sehat dan tidak pernah menderita sakit yang parah.

2. Terhadap petugas kesehatan yang ada

Keluarga berharap pelayanan kesehatan Puskesmas yang ada


didaerahnya agar kualitasnya lebih baik dari sekarang, dan
dalam penggunaan pengobatan dengan menggunakan
Jamkesmas agar lebih dimudahkan.

I. PEMERIKSAAN FISIK

No Variabel -
Tn. Z Ny. R An. R An. N

1 Riwayat penyakit saat Hipertensi - -


ini

2 Keluhan yang - - - -
dirasakan

3 Tanda dan gejala - - - -

4 Riwayat penyakit Hipertensi - - -


sebelumnnya

5 Tanda – tanda vital 135/90 120/80 110/80 110/75


mmhg mmhg mmhg mmhg
S=36,5 S=36,5 S=36,5 S=36,5
RR=21 RR=18 RR=19 RR=18
N=95 N=80 N=80 N=80

7 Sistem Respirasi - - - -

8 System GI Tract - - - -

9 System Persyarafan - - - -

10 System - - - -
Muskulokeletal

11 Sistem Genetalia - - - -

J. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

NO DAFTAR MASALAH KESEHATAN


1 KURANG/TIDAK SEHAT

2 ANCAMAN

Penyakit keturunan Hipertensi Pada Tn. Z

3 DIFISIT

Kurang Pengetahuan tentang Tugas dan Perkembangan Keluarga

K. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAAN KHUSUS BERDASARKAN


5 TUGAS KELUARGA

NO KRITERIA PENGKAJIAN

1 Mengenal Masalah  Keluarga telah mengenal masalah kesehatan yang


terjadi pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah pada kesehatannya.
 Keluarga belum mengetahui tentang tugas
perkembangan keluarga saat ini.
 Keluarga belum memiliki pengetahuan yang
benar tentang pertumbuhan dan perkembangan
serta masalah yang biasa terjadi pada anak remaja.

2 
Mengambil Keputusan Keluarga mengambil keputusan dengan
yang tepat membawa anggota keluarga yang sakit ke
Puskesmas atau Mantri.
 Keluarga belum mengambil keputusan untuk
meningkatkan proses keluarga
 Keluarga belum bisa mengambil keputusan
karena kurangnya pengetahuan tentang kondisi
saat ini.

3 Merawat 
anggota Keluarga belum mampu merawat anggota
keluarga yang sakit keluarga yang sakit, karena hanya beranggapan
ataupun punya harus merawat anggota keluarga yang sakit
masalah apabila anggota keluarga yang sakit tidak lagi
mampu melakukan aktivitas dengan baik.

4 Memodifikasi  Terkait masalah kesehatan yang terjadi sekarang


lingkungan keluarga belum melakukan modifikasi
lingkungan, karena dirasakan keluarga tidak perlu.
 Keluarga belum melakukan modifikasi
lingkungan khususnya secara psikologis, terkait
kesiapan untuk meningkatkan proses keluarga.

5 
Memanfaatkan sarana Keluarga telah memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan kesehatan, baik berupa pergi ke Mantri maupun
Puskesmas.

L. DAFTAR MASALAH

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1. Ds : Ketidakmampuan Ketidakefektifan
-Keluarga mengatakan Keluarga dalam Manajemen Regimen
didalam keluarganya merawat anggota Terapeutik Keluarga
ada yang memilki keluarga yang sakit Pada Keluarga Tn.Z
riwayat penyakit
keturunan berupa
hipertensi
-Keluarga mengatakan
bahwa Tn. S sering
mengalami hipertensi
dan apabila gejalanya
berat dibawa ke tenaga
kesehatan.
Do:
-Penyakit Hipertensi
Tn. S sering kambuh
karena keluarga hanya
melakukan perawatan
kesehatan pada saat
Tn.Z sakitnya
mengganggu
aktivitasnya.
TD= 135/90 mmhg
S=36,5
RR=21
N=95
2. Ds : Kesiapan Meningkatkan
- Kekuatan keluarga Proses Keluarga
dipegang oleh Kepala Pada keluarga Tn. Z
keluarga. Keputusan
yang diambil dalam
keluarga dipegang
oleh Tn. Z
- Model kekuatan atau
kekuasaan yang
digunakan keluarga
dalam membuat
keputusan
menggunakan
musyawarah dan
kadang-kadang
langsung diambil
keputusan oleh kepala
keluarga.
Do:
-Saat ini keluarga
berada dalam tahap
perkembangan
keluarga dengan anak
remaja.
- Interaksi dalam
keluarga cukup baik,
walaupun An. R tidak
terlalu sering
berinteraksi dengan
anggota keluarga
lainnya karena sering
berada diluar rumah.
- Anggota Keluarga
yang dominan dalam
pengambilan
keputusan adalah Tn.
Z

3. Ds: Ketidakmampuan Defisiensi Pengetahuan


- Keluarga tidak keluarga dalam tentang tugas
mengetahui secara mengenal masalah perkembangan keluarga
pasti mengenai serta pertumbuhan dan
kegiatan anak perkembangan remaja
remajanya. Pada Keluarga Tn.Z.
- Keluarga merasa
kecewa dengan
prestasi anak An. R
yang akhir-akhir ini
menurun dari
sebelumnya.
- Pemenuhan gizi
keluarga dilakukan
oleh Ny. R dengan
menyediakan
pemenuhan kebutuhan
makan 3 kali sehari.
Tidak ada upaya lain
yang dilakukan.

Do:
-Saat ini keluarga
berada dalam tahap
perkembangan
keluarga dengan anak
remaja.
- keluarga belum
mengetahui secara
baik mengenai
pertumbuhan dan
perkembangan pada
anak remaja
- Interaksi dalam
keluarga cukup baik,
walaupun An. Z tidak
terlalu sering
berinteraksi dengan
anggota keluarga
lainnya karena sering
berada diluar rumah.

M. SKORING
1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Keluarga

KRITERIA SKOR Hasil Pembenaran

SIFAT MASALAH (bobot= 1) -pada Tn Z


o Tidak sehat 3 2/3x1= sering
o Ancaman kesehatan 2 2/3 mengalami
o Krisis atau keadaan sejahtera 1 hipertensi

KEMUNGKINAN MASALAH -karena


DAPAT DIUBAH (bobot=2) 1/2x2= keluarga
o Dengan Mudah 2 1 mengatakan
o Hanya Sebagian 1 apabila sudah
o Tidak dapat 0 mengganggu
aktivitas Tn.Z
keluarga baru
membawa ke
tenaga
kesehatan
PONTESIAL MASALAH -karena
DAPAT DICEGAH (bobot= 1) 2/3x1= keluarga sudah
o Tinggi 3 2/3 mampu
o Cukup 2 mengenal
o Rendah 1 masalah dan
mampu
mengambil
keputusan
tetapi belum
mampu
melakukan
perawatan
- Tidak sedang
MENONJOLNYA MASALAH 1/2x1= dalam keadaan
½ yang
(bobot= 1)
membahayakan
o Masalah berat, harus segera 2 kesehatan Tn.
Z
ditangani
o Ada masalah, tapi tidak perlu 1

segera ditangani
o Masalah tidak dirasakan 0

2. Kesiapan Meningkatkan Proses Keluarga

KRITERIA SKOR Hasil Pembenaran

SIFAT MASALAH (bobot= 1) 1/3x1= -pengambilan


o Tidak sehat 3 1/3 keputusan dalam
o Ancaman kesehatan 2 keluarga biasanya
o Krisis atau keadaan sejahtera 1 dilakukan oleh
Tn.S dengan

KEMUNGKINAN MASALAH -karena keluarga


DAPAT DIUBAH (bobot=2) 2/2x2= seperrtinya
o Dengan Mudah 2 2 mempunyai
o Hanya Sebagian 1 keinginan untuk
o Tidak dapat 0 membangun
hubungan
keluarganya
menjadi lebih baik

PONTENSIAL MASALAH -keluarga dalam


DAPAT DICEGAH (bobot= 1) 2/3x1= keadaan baik
o Tinggi 3 2/3 untukmeningkatkan
o Cukup 2 proses keluarga
o Rendah 1
-keluarga
MENONJOLNYA MASALAH berkeinginan untuk
meningkatkan
(bobot= 1)
proses keluarga
o Masalah berat, harus segera 2 menjadi lebih baik

ditangani 1/2x1=
1/2
o Ada masalah, tapi tidak perlu 1

segera ditangani
o Masalah tidak dirasakan
0
3. Defisiensi Pengetahuan

KRITERIA SKOR Hasil Pembenaran

SIFAT MASALAH (bobot= 1) -Keluarga


o Tidak sehat 3 1/3x1= harus
o Ancaman kesehatan 2 1/3 ditingkatkan
o Krisis atau keadaan sejahtera 1 pengetahuan
untuk
meningkatkan
tugas
perkembangan
keluarga

KEMUNGKINAN MASALAH -latar belakang


DAPAT DIUBAH (bobot=2) 2/2x2= pendidikan
o Dengan Mudah 2 2 keluarga
o Hanya Sebagian 1 adalah SD dan
o Tidak dapat 0 SMP

PONTESIAL MASALAH -keluarga mau


DAPAT DICEGAH (bobot= 1) 2/3x1= diajak dalam
o Tinggi 3 2/3 bekerjasama
o Cukup 2 (kooperatif)
o Rendah 1
-klien belum
MENONJOLNYA MASALAH mengetahui
tentang proses
(bobot= 1) 1/2x1=
dan tugas
½
o Masalah berat, harus segera 2 perkembangan
keluarga saat
ditangani ini.
o Ada masalah, tapi tidak perlu 1

segera ditangani
o Masalah tidak dirasakan
0

N. RENCANA TINDAKAN

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Keperawatan


keperawatan Kriteria Hasil

1 Ketidakefektifan Manajemen -kaji tingkat pengetahuan


manajemen regimen tentang penyakit
regimen terapeutik terapeutik hipertensi
keluarga b.d keluarga efektif -berikan penkes tentang
kerumitan regimen dengan kreteria hipertensi
terapeutik hasil: -kaji tingkjat pengetahuan
Ds: setelah penkes
-klien mengatakan
sudah bisa
menentukan
keputusan yang
diambilnya

2 Kesiapan Peningkatan -kaji tingkat


peningkatan proses proses keluarga perkembangan keluarga
keluarga b.d dengan kreteria
Perubahan fungsi hasil keluarga -berikan penjelasan fungsi
setiap anggota mengetahui dan tugas tiap anggota
keluarga sesuai perubahan fungsi keluarga sesuai dengan
tahap setiap anggota tahap perkembangan
perkembangan keluarga sesuai
keluarga tahap
perkembangan

3 Defisiensi Pengetahuan -kaji tingkat pengetahuan


pengetahuan b.d keluarga keluarga mengenai
Kurang meningkat dengan pertumbuhan dan
terpajannya kreteria hasil: perkembangan bio-psiko-
Informasi -keluarga lebih sosial pada anak remaja
mengenai mengetahui dan serta masalahnya
pertumbuhan dan memahami -berikan penkes tentang
perkembangan mengenai tugas perkembangan
bio-psiko-sosial pertumbuhan dan psikososial pada keluarga
pada anak remaja perkembangan -kaji tingkat pengetahuan
serta masalahnya bio-psiko-sosial setelah dilakukan penkes
pada anak remaja
serta masalahnya
- -
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada saat anak beranjak usia menjadi tigabelas tahun, maka


disinilah dimulainya perkembangan keluarga pada tahap yang ke-
lima, yaitu tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja.
Pada tahap perkembangan ini, keluarga mempunyai beberapa tugas
perkembangan yang harus dikerjakan, dan apabila beberapa tugas
perkembangan keluarga ini tidak diselesaikan maka tentu saja akan
mengakibatkan terganggunya perkembangan keluarga pada tahap
ini, baik untuk keluarga secara utuh maupun kepada setiap-setiap
individu di keluarga, terutama pada anak remajanya. Adapun tugas
perkembangan tersebut meliputi; memberikan kebebasan tanggung
jawab yang seimbang kepada remaja, mempertahankan komunikasi
terbuka didalam keluarga, membina hubungan intim, serta
melakukan perubahan proses peran didalam keluarga terkait
dengan perkembangan keluarga pada saat ini.

Dari asuhan keperawatan kasus yang kami lakukan


pengkajian, disini kami menemukan beberapa data maupun
masalah yang berhubungan dengan perkembangan keluarga
dengan anak usia remaja, seperti disini kami menemukan bahwa
orangtua masih memakai pengambilan keputusan sepihak tanpa
mengajak anak remajanya untuk mendiskusikan apa yang ada
dipikirannya. Disini juga tampak bahwa keluarga belum mengetahui
mengenai tugas dan perkembangan keluarga yang pada saat ini
berada pada tahap perkembangan keluarga denagan anak usia
remaja. Pada keluarga ini juga ditemukan penyakit yang berkaitan
dengan masalah kesehatan didalam keluarga pada tahap
perkembangan anak usia remaja serta tugas dan peran perawat
didalamnya. Dari sini kami mencoba untuk menyusun diagnosis
keperawatan yang tepat serta merencanakan intervensi yang akan
dilakukan nanti untuk mengatasi masalah yang terjadi serta
meningkatkan keluarga dalam menyelesaikan tugas dan tahap
perkembangan keluarga saat ini.

Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga


pada peningkatan dan pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang
penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut, penyuluhan tentang obat-
obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan
pada remaja, serta membantu terciptanya komunikasi yang lebih
efektif antara orang tua dengan anak remajanya.

B. Saran
1. Keluarga

Kepada setiap keluarga diharapkan untuk mengetahui dan


memahami tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
remaja, memahami tugas-tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini, permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi pada
tahap ini, peran dan tanggung jawab orang tua, dan dapat
memenuhi lima tugas perawatan keluarganya. Serta dapat
menyelesaikan dan mencapai tujuan tahap perkembnagan
keluarga dengan anak usia remaja.

2. Perawat

Untuk perawat diharapkan dapat memahami dan mengerti


tentang konsep dan asuhan keperawatan keluarga dengan anak
remaja agar dapat menerapkan dan memberikan pelayanan
yang efektif kepada anak dan keluarga yang mungkin mengalami
masalah yang ditimbulkan oleh kebutuhan akan tugas dan
perkembangan keluarga dengan anak usia remaja ini.

3. Puskesmas

Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan


yang paling sering dijadikan tempat oleh masyarakat khususnya
keluarga dalam membawa anggota keluarganya yang sakit,
diharapkan untuk lebih memahami dan memandang setiap
individu adalah bagian dari keluarga yang mempunyai tahap
perkembangan keluarga tersendiri. Dan dapat lebih ditekankan
dalam pemberian pelayanan dan pendidikan kesehatan dirumah,
karena dirumah ada keluarga dimana tempat individu berada
paling sering, sehingga pemberian pelayanan kesehatan akan
menjadi lebih baik dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Friedman Marilyn. 1998.Keperawatan Keluarga.EGC:Jakarta

Perry & potter .2005.Fundamental of nursing.EGC:Jakarta

Rahmad hidayat,Dede.2009.Ilmu perilaku manusia.CV Trans Info


Media:Jakarta

Suprajitno.2004. Asuhan keperawatan keluarga.EGC:Jakarta

Hurlock B Elizabeth.1980.Psikologi Perkembangan.Erlangga:Jakarta

Mubarak Wahit Iqbal.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas.Salimba


Medika:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai