Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program DIII
Keperawatan Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako
RAHMA
N21014004
SEPTEMBER 2017
UNTAD
RAHMA
N21014004
SEPTEMBER2017
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
RAHMA
Pembimbing I Pembimbing II
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
bejudul “Asuhan Keperawatan Klien Fraktur yang mengalami Resiko jatuh dengan
perawatan pembatasan area di Ruangan Teratai di Rumah Sakit Umum Undata Palu”
yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya
Keperawatan.
alrm.Sittimaryam dan ayah Amrun Lamadi tersayang yang selama ini memberikan
dukungan moril dan materil, sampai penulis dapat menyelesaikan studi di Akademi
Adapun dalam penyelesaian Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis menyampaikan
2. Dr.dr. Ardi Munir, MKes, SP.OT SICS,MH selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik.
memberikan masukan dan arahan sampai Karya Tulis Ilmiah ini selesai.
masukan, bimbingan dan arahan sampai Karya Tulis Ilmiah ini selesai
6. Hayati Palesa SKM, MPH selaku Penguji II yang telah memberikan masukan
semangat selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah: Wiwin Safitri, Siti
Yunita
Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis merupakan suatu amal
jariah yang dapat dinilai ibadah oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Penulis menyadari
bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
menyempurnakan dan meningkatkan kualitas Karya Tulis Ilmiah dimasa yang akan
datang.
Penulis
RAHMA
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR
SAMPUL DALAM
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ iii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI...............................................................iv
ABSTRAK........................................................................................................v
KATA PENGANTAR......................................................................................vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................ix
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................X
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ......................................................................... 1
B. Batasan Masalah...................................................................... 4
C. RumusanMasalah .................................................................... 4
D. TujuanPenulisan...................................................................... 5
E. ManfaatPenelitian ................................................................... 5
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan dengan umur dibawah 45
Sedangkan pada usia prefalensi cenderung lebih banyak terjadi pada wanita
fraktur.(Doengoes, 2012).
kecelakaan lalu lintas tertinggi dijumpai beberapa Negara di amerika latin 4.158
(41,7%), korea selatan 2.819 (28,9%), dan tailand 2.100 (21,0%) dan terdapat 1.573
(15,6%) 0rang meninggal. Salah satu insiden kecelakaan dan sekitar 2.000 orang
mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki prevalensi
cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah 42,6% dari insiden kecelakaan
yang terjadi. Tahun 2014 tercatat di negara - negara berkembang di amerika serikat
1.220 kejadian kecelakaan, korea selatan mencapai 4.156 kejadian (insiden rate
disebabkan oleh cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma
sebanyak 1.775 orang (3.8%), dari 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas, yang
mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5%), dari 14.127 trauma benda
tajam/tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7%). Dan sekitar
delapan juta orang mengalami kejadian fraktur dengan jenis fraktur yang berbeda dan
kejadian sebanyak 5,4 %. Menurut badan statistik (2015) yaitu fraktur berada pada
urutan ke-8 dari 10 data kasus penyakit terbanyakdi kota palu dengan jumlah kasus
bahwa jumlah penderita fraktur khususnya di ruangan teratai RSUD UNDATA Palu
bahwa jumlah penderita fraktur pada tahun 2014 sebanyak 243 kasus, tahun 2015
sebanyak 233 kasus, tahun 2016 sebanyak 240 kasus, pada bulan januari s/d
november 2017 sebanyak 122 kasus serta mengalami terjadinya resiko untuk
terjatuh.Dari data di atas menunjukkan bahwa dirumah sakit umum undata palu
mengingat jumlah resiko jatuh semakin meningkat. Dan bertujuan untuk menjamin
jatuh.DimanaResiko jatuh ini yang sering muncul pada asuhan keperawatan fraktur,
karena Pasien yang mengalami fraktur memungkinkan untuk terjadinya resiko jatuh.
asumsi dari penelitian sudi kasus ini, penulis merasa tertarik untuk melakukan
asuhan keperawatan klien fraktur yang mengalami resiko jatuh dengan intrervensi
pembatasan area. Disebabkan karena di ruangan Teratai RSUD Undata Palu makin
terjadi peningkatan jumlah kasus fraktur yang mengalami resiko jatuh, terutama pada
usia lansia. Alasan utama dilakukannya perencanaan tindakan pembatasan area yaitu
masih banyak yang belum mengetahui adanya tindakan pembatasan area perawatan,
intervensi ini sangat mendukung teratasinya masalah resiko jatuh pada klien yang
mengalami fraktur.
B. Batasan Masalah
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan klien fraktur
yang mengalami Resiko Jatuh dengan intervensi pembatasa Area di RSU UNDATA
C. Rumusan Masalah
Jatuh dengan intervensi pembatasan Area dengan tujuan untuk menjamin keamanan
E. Manfaat penulisan
1. Manfaat teoritis
fraktur dengan masalah Resiko Jatuh.Selain itu juga menambah sumber berupa
2. Manfaat praktis
Penelitian ini bisa bermanfaat bagi institusi pendidikan terutama bagi mahasiswa
Dapat menjadi referensi dan pedoman bagi semua tenaga kesehatan di RSU
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat
kontiunitas yang normal dari suatu tulang.Jika terjadi fraktur maka jaringan
menunjukkan cedera tulang, tetapi tidak mampu menunjukkan otot atau ligament
yang robek, saraf yang putus, atau pembuluh darah yang pecah yang dapat
seorang perawat akan memulai dengan deskripsi cedera yang ringkas dan tepat.
2. Tipe fraktur
kali tergesesr
dikulit.
e. Fraktur terbuka, atau fraktur campuran atau kompleks : patah dengan luka
pada kulit atau membran mukosa meluas ke tulang yang fraktur. Fraktur
dari 1 cm; derajat II: luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang
3. Etiologi
Fraktur terjadi karena kelebihan beban mekanis pada suatu tulang, saat
tekanan yang diberikan pada tulang terlalu banyak dibandingkan yang mampu
dapat mengalami fraktur dari trauma minor karena kerapuhan tulang akibat
gangguan yang telah ada sebelumnya. Fraktur dapat terjadi karena gaya secara
langsung, seperti saat sebuah benda bergerak menghantam suatu area tubuh
diatas tulang. Gaya juga dapat terjadi secara tidak langsung, seperti ketika suatu
kontraksi kuat dari otot menekan tulang. Selain itu, tekanan dan kelelahan dapat
mekanikal. (Joyce & Jane, 2014). Menurut (Yasmara & Nursiswati, 2017)
rakhitis.
4. Patofisiologi
ambang fraktur suatu tulang hanya sedikit terlewati, maka tulang mungkin hanya
retak saja dan bukan patah.Jika gayanya sangat ekstrem, seperti tabrakan mobil,
melekat pada ujung tulang dapat terganggu.Otot dapat mengalamai spasme dan
menciptakan spasme yang kuat dan bahkan mampu menggeser tulang besar,
seperti femur. Walaupun bagian proksimal dari tulang patah tetap pada
tempatnya, namun bagian distal dapat bergeser karena gaya penyebab patah
kesamping, pada suatu sudut (membentuk sudut), atau menimpa segmen tulang
Selain itu, periosterum dan pembuluh darah di korteks serta sumsum dari
lunak.Perdarahan terjadi karena cedera jaringan lunak atau cedera pada tulang
akan mati dan menciptakan respon peradangan yang hebat akan terjadi
fraktur
Terbuka Tertutup
Robekan jaringan lunak/ kontaminasi
Terputusnya Pembuluh Darah udara luar Deformitas
Bengkak nyeri
Resiko infeksi
Resiko syok HIpovolemik
Gangguan fungsi
5. Manifestasi klinis
fraktur.
d. Spasme otot. Sering mengiringi fraktur, spasme otot involuntary sebenarnya
berfungsi sebagai bidai alami untuk mengurangi gerakan lebih lanjut dari
fragmen fraktur.
e. Nyeri. Jika klien secara neurologis masih baik, nyeri akan selalu mengiringi
fraktur, intensitas dan keparahan dari nyeri akan berbeda pada masing-masing
dimobilisasi. Hal ini terjadi karena spasme otot, fragmen fraktur yang
h. Gerakan abnormal dan krepitasi. Manifestasi ini terjadi karena gerakan dari
bagian tengah tulang atau gesekan antar fragmen fraktur yang menciptakan
saraf perifer atau struktur vascular yang terkait. Klien dapat mengeluh rasa
kebas atau kesemutan atau tidak teraba nadi pada daerah distal dari fraktur.
j. Syok. Fragmen tulang dapat merobek pembuluh darah. Perdarahan besar atau
1. Pemeriksaan diagnostik
a. Rekognisi (pengenalan)
tungkai akan terasa nyeri sekali dan bengkak. Kelainan bentuk yang nyata
yang patah sedapat mungkin kembali lagi seperti letak asalnya.Upaya untuk
c. Retensi (imobilisasi)
a. Penatalaksanaan konservatif
dengan cara memberikan sling (mitela) pada anggota gerak atas atau
4) Reduksi tertutup dengan traksi kontiniu dan counter traksi. Tindakan ini
imobilisasi.
b. Penatalaksanaan pembedahan
2) Reduksi terbuka dan fiksasi internal atau fiksasi eksternal tulang yaitu :
merawat fraktur pada tulang pinggul yang terjadi pada orang tua
1. Pengkajian
a. Biodata
b. Keluhan utama
Pada keluhan utama ini yang di tanyakan adalah keluhan atau gejala apa
yang menyebabkan pasien berobat atau keluhan atau gejala saat awal
berlangsung atau mulai kapan serta upaya yang telah dilakukan apa saja dan
lain-lain.
Pada pengumpulan data riwayat kesehatan atau keperawatan masa lalu dapat
yang pernah di alami, atau riwayat masuk rumah sakit atau riwayat
kecelakaan
3) Lain-lain
atau keperawatan yang ada dimiliki pada salah satu anggota keluarga, apakah
ada yang menderita penyakit seperti yang di alami klien, atau mempunyai
f. Riwayat psikososial
1) Keadaan umum
5) Pemeriksaan dada
kondisi pasien yang di observasi di lapangan. Kondisi ini dapat berupa masalah-
merangkum data yang telah dikumpul dan menentukan kebutuhan atau maslah
3. Perencanaan
a. Tujuan
b. Kriteria hasil
4. Implementasi
ini perawat mencoba untuk melaksanakan rencana tindakan yang telah ditetapkan
dengan pedoman pada tujuan dan kriteria hasil. Seluruh tindakan keperawatan
yang telah dilakukan dapat dilomunikasikan pada tim keperawatan yang lain.
Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
telah di tetapkan yang mencakup penigkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir pada proses keperawatan. Pada tahap ini
perawat akan menilai sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam memberikan
asuhan keperawatan pada klien, yang ditulis dalam bentuk catatan perkembangan.
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat
formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan
secara terus menerus untuk menilai kemajuan pada klien dalam mencapai tujuan
yang diharapkan, dan melihat serta memperbaiki rencana tindakan yang telah
untuk menggambarkan ada atau tidaknya kemajuan klien dalam mencapai tujuan
1. Pengertian
eliminasi,serta nutrisi).
fraktur:
a. Risiko jatuh
area yaitu pembatasan area pergerakan pada lokasi yang mengalami fraktur
c. Ansietas
jadikan intervensi
intervsni pembatasan area yaitu pembatasan aktivitas klien pada saat BAB ,
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
keperawatan klien fraktur yang mengalami Resiko Jatuj dengan pembatasan area.
B. Batasan Istilah
Asuhan keperawatan pada klien fraktur yang mengalami Resiko Jatuh dengan
studi kasus harus menjabarkan tentang pengertian fraktur, Resiko Jatuh dan
pembatasan area.
perilaku.
Subyek yang digunakan adalah dua klien atau dua keluarga (dua kasus) dengan
diagnosa medis fraktur yang mengalami Resiko Jatuh dengan pembatasan area
D. Fokus Studi
E. Alur Penelitian
consent atau bisa juga dilakukan keesokan harinya jika waktu pasien, atau
11. Terminasi.
G. Pengumpulan Data
1. Wawancara atau yang juga disebut dengan anamnesis adalah kegiatan bertanya
atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien (mahyar,
3. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain
yang relevan).
tiga sumber utama yaitu klien, keluarga klien dan perawat yang berkaitan dengan
I. Analisa Data
1. Pengumpulan data
ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkip
(catatan terstruktur).
2. Mereduksi data
Data hasil wawancara yang telah dikumpulkan oleh peneliti dalam bentuk
3. Penyajian data
Penyajian data yang dilakukan oleh peneliti dalam bentuk teks naratif dan tabel.
4. Kesimpulan
artinya persetujuan, atau izin. Jadi informed consent adalah persetujuan atau izin
oleh pasien atau keluarga yang berhak kepada dokter untuk melakukan tindakan
medis pada pasien, seperti pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lain-lain untuk
menegakkan diagnosis, member obat, melakukan pembiusan, melakukan
(Sunarto Adi Wibowo & Ibid, 2015). Dari semua tindakan atau Asuhan
keperawatan yang dilakukan pada pasien harus dari persetujuan pasien yang
dari orang lain dalam komunitas tertentu (Sunarto Adi Wibowo & Ibid, 2015).
Nama yang digunakan atu dicantumkan dicatatan lapangan pada saat pengkajian
3. confidentiality (kerahasiaan)
dijaga privasinya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan pasien. Tak ada satu orang pun
dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh pasien dengan
A. HasilPenelitian
berdiri pada tahun 1972. Pemeberian nama RSUD “UNDATA” yang berarti
lokasi seluas 10.600 m2 (RS Undata Baru) dan sekarang masih dalam
pembangunan gedung baru seluas 5.700 m2, dari sebelah utara berbatasan dengan
perumahan teluk palu permai, dari sebelah selatan berbatasan dengan Sekolah
Model Terpadu Madani dan sebelah timur berbatasan dengan Sekolah Tinggi
menunjukanantarakliensatudanklienduaterdapatperbedaanidentitas,terutama pada
diagnosa klien satu mengalami fraktur femur dextra sedangkan pada klien dua
bergerak, Pada keluhan yang menyertai di dapatkan perbedaan skala, dan durasi
nyeri dimana klien satu dengan skala nyeri 6 (sedang), durasi 5-10 menit,
sedangkan pada klien dua skala nyeri 6 (sedang), durasi 3-5 menit. Dan tidak
terdapat perbedaan antara klien satu dan klien dua,riwayatpenyakit masa lalu,klien
tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya dengan keluhan atau penyakit
yang sama.dan didalam riwayat kesehatan keluarga tidak ada yang menderita
Cairan
a.jenis minuman Air putih Air putih
b.frekuensi ±1500cc ±1000cc
2. Eliminasi
BAK
a.frekuensi 3-4x/hari 2-3x/hari
b.warna Kuning Kuning
BAB
a.frekuensi 1-2x/hari 1x/hari
b.warna Kuning Kuning
c.konsistensi Padat Padat
2. Eliminasi
BAK
a.frekuensi 3-4x/hari 2-3x/hari
b.warna Kuning Kuning
BAB
a.frekuensi 1-2x/hari 1x/hari
b.warna Kuning Kuning
c.konsistensi Padat Padat
2x/hari 1x sehari
b.sikat gigi 1x/2hari Belum pernah
c.cuci rambut
Interprestasi : pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 tidak ada perbedaan antara pola klien
kesehatan klien satu dan klien dua dimana tidak ada perbedaan aktivitas pola makan dan
pola eliminasi dirumah sakit maupun dirumah,serta untuk melakukan personal hygine
d. Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.5 pemeriksaan fisik
Observasi Klien 1 Klien 2
Keadaan Lemah Lemah
umum Composmemtis Tidak Composmentis
Kesadaran
TTV: 100/80 mmHg 100/70 mmHg
TD 76x/menit 80x/menit
N 36,2oc 36,6oc
S 18x/menit 22x/menit
R
Ekspresi
wajah Meringis Meringis
1. Kepala Bentuk kepala pasien adalah Bentuk kepala pasien adalah
Inspeksi Bronchiophalus, warna hitam, Bronchiophalus, penyebaran warna
penyebaran rambut merata, jenis rambut tidak merata, jenis rambut
rambutlurus, keriting, kebersihankepalabersih,
kebersihankepalabersih, tidaknampakbenjolanpadakepala
tidaknampakbenjolanpadakepala.
Tidakterdapatnyeritekan
Palpasi Tidakterdapatnyeritekan Simetriskiridankanan,
2. Mata Bentuk mata simetris kiri dan palpebranampakhitam, kunjungtiva
Inspeksi kanan, palpebra nampak hitam, tidak anemis, sklera tidak ikterus
kunjungtiva tidak anemis, sklera penglihatan jelas dan tidak
tidak ikterus penglihatan jelas dan memakai kaca mata
tidak memakai kaca mata.
Tidak terdapat nyeri tekan
Palpasi Tidakterdapatnyeritekan
Telinga simetris kiri dan kanan,
3. Telinga Telinga simetris kiri dan kanan, telinga Nampak bersih, tidak
Inspeksi telinga Nampak bersih, tidak terdapat serumen, tidak ada
terdapat serumen, tidak ada gangguan pendengaran.
gangguan pendengaran.
Tidakterdapatnyeritekan
Palpasi Tidakterdapatnyeritekan
Hidung Nampak bersih,
4. Hidung Hidung Nampak bersih, tidak tidak terdapat lesi dan keadaan
Inspeksi terdapat lesi dan keadaan septunasi septunasi baik.
baik.
Tidak terdapat nyeri tekan.
Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan.
Mukosa bibir kering, warna bibir
5. Mulut Mukosa bibir kering, warna bibir kecoklatan, tidak ada stomatitis,
dan gigi kecoklatan, tidak ada stomatitis, tidak terdapat peradangan pada
Inspeksi tidak terdapat peradangan pada tonsil, tidak ada radang pada gusi,
tonsil, tidak ada radang pada gusi, kebersihan mulut cukup baik,
kebersihan mulut cukup baik, jumlah gigi 29 buah, dan tidak ada
jumlah gigi 32 buah, dan tidak ada caries gigi.
caries gigi.
Tidak ada benjolan dan tidak
6. Leher Tidak ada benjolan dan tidak Nampak vena jugularis.
Inspeksi Nampak vena jugularis.
Tidakterdapatnyeritekanpadaleherd
Palpasi Tidakterdapatnyeritekanpadaleherd an tidak terdapat pembesaran
an tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid.
kelenjar tyroid.
7. Dada Bentuk dada simetriskiridan kanan,
Inspeksi Bentukdadasimetriskiridankanan, tidak terdapat lesi, pola napas
tidak terdapat lesi, pola napas seirama dengan pengembangan
seirama dengan pengembangan dada dengan frekuensi 22x/menit.
dada dengan frekuensi 18x/menit.
Tidak terdapat nyeri tekan, vocal
Tidak terdapat nyeri tekan, vocal premitus teraba seirama antara kiri
Palpasi premitus teraba seirama antara kiri dan kanan, dan tidak terdapat
dan kanan, dan tidak terdapat benjolan.
benjolan.
Bunyi paru resonan dan tidak
Bunyi paru resonan dan tidak terdapat cairan dan massa.
Perkusi terdapat cairan dan massa.
Terdengar bunyi nafas vesikuler
Terdengar bunyi nafas vesikuler. Ictus cordistidak Nampak.
Auskultasi Ictus cordistidak Nampak.
Ictus cordis teraba ICS 5
8. jantung Ictus cordis teraba ICS 5 midklavikular garis sinistra.
Inspeksi midklavikular garis sinistra.
Bunyi jantung pakak
Bunyi jantung pakak - batas kiri atas : pada ICS 2-3 kiri
Palpasi - batas kiri atas : pada ICS 2-3 kiri dilinea parasternalis kiri
dilinea parasternalis kiri - batas kiri bawah : pada ICS 5
- batas kiri bawah : pada ICS 5 kiri medial linea midklavikularis
kiri medial linea midklavikularis kiri
kiri - batas kanan atas : pada ICS 2
Perkusi - batas kanan atas : pada ICS 2 kanan di linea parasternalis
kanan di linea parasternalis kanan
kanan - batas kanan bawah : pada ICS 3-
- batas kanan bawah : pada ICS 3- 4 kanan di linea parasternalis
4 kanan di linea parasternalis kanan.
kanan.
- BJ I terdengar bunyi Lup murni
- BJ I terdengar bunyi Lup murni reguler pada area mitral ICS 4-5
Auskultasi reguler pada area mitral ICS 4-5 - BJ II murni terdengar bunyi Dup
- BJ II murni terdengar bunyi Dup reguler pada area pulmonal ICS
reguler pada area pulmonal ICS 2. 2.
Bentuk perut datar, dan tidak ada
9. Bentuk perutbulat, dan tidak ada luka.
Abdomen luka.
Inspeksi Tidak terdapat nyeri tekan.
Tidak terdapat nyeri tekan.
Palpasi Tidak ada cairan dan udara.
Tidak ada cairan dan udara.
Perkusi Peristaltik usus12x/menit.
Peristaltik usus 12x/menit.
Auskultasi
Simetris antara kiri dan kanan,
10. Simetris antara kiri dan kanan, jumlah jari lengkap (10 jari),
ekstremitas jumlah jari lengkap (10 Nampak terpasang infus cairan RL
a. atas jari),Nampak terpasang infus 20 tetes/menit ditangan kiri.
Inspeksi cairan RL 20 tetes/menit ditangan
kiri.
55
55 Kaki
Palpasi Kaki
Kaki Kaki
Palpasi 55 5 5
e. Pemeriksaandiagnostik
Klien 1 klien 2
Tanggal/jam: 19-09-2017/11.16 Tanggal/jam: 17-09-2017/10.33
Tabel 4.6 pemeriksaanDiagnostik
b. perawatan b. perawatan
- Observasi TTV - Observasi TTV
- Kaji skala nyeri - Kaji skala nyeri
- Berikan teknik relaksasi dan - Berikan teknik relaksasi dan
Distraksi Distraksi
- Atur posisi fowler - Atur posisi fowler
- Menganjurkan pasien untuk - Menganjurkan pasien untuk
Beristirahat yang cukup Beristirahat yang cukup
Sumber : RSUDUndata Palu
3. Analisa data
Tabel 4.8 Analisa data klien 1
Data Etiologi Masalah
DS: Resiko Jatuh
- Pasien mengatakan sulit Fraktur
untuk bergerak. ↓
- Pasien mengatakan Deformitas
nyeri, dengan skala 6 ↓
(sedang), kualitas seperti bengkak
Seperti ditusuk-tusuk, ↓
Dirasakan hilang timbul Ansietas
Sekitar 5-10 menit. ↓
DO Kerusakan mobilitas fisik
- Keadaan umum lemah ↓
- kesadaran composmentis Resiko jatuh
- Ekspresi wajah meringis
- TTV
TD : 100/80 mmHg
N : 76x/menit
S : 36,2oc
R : 18x/menit
Resikojatuh.
a. PembahasanPengkajian
Data hasil pengkajian yang diperoleh pada klien satu yaitu klien
skala nyeri enam (sedang), nyeri di rasakan hilang timbul sekitar 5-10 menit.
IVFD RL 20 tetes/menit pada kaki sebelah kanan, TTV: TD: 100/80 mmHg, N:
dapatkan pada klien dua yaitu klien mengatakan sulit untuk bergerak, klien
mengeluh nyeri pada kaki yang luka kualitas nyeri seperti ditusuk-tusuk, dengan
skala nyeri empat (sedang), nyeri di rasakan hilang timbul sekitar tiga sampai
lima menit. IVFD RL 22 tetes/menit pada tangan sebelah kiri, TTV: TD: 100/70
Berdasarkankeduahaltersebutpenelitimelihatkesenjanganantarapasiensatu
dandua,klien satu mengalami fraktur tertup femur dextra sedangkan klien dua
sinistra.Penangananawalpadapasiendenganfrakturadalahmemperhatikankonsepda
b. HasilDiagnosaKeperawatan
Tabel 4.10 hasil diagnosa keperawatan klien satu dan klien dua
DO:
- Keadaan umum lemah
- kesadaran
Composmentis
- Ekspresi wajah meringis
- terpasang spalak di kaki sebelahkanan
- fraktur tertutup femur dextra
- TTV
TD : 100/80 mmHg
N : 76x/menit
S : 36,2oc
R : 18x/menit
Klien 2 DS
Resiko jatuh berhubungan dengan - klien mengatakan sulit
ansietas Sulit untuk bergerak.
- klien mengatakan cemas dengan kondisi
yang
Dialaminya.
DO:
- Keadaan umum lemah
- kesadaran
Composmentis
- Ekspresi wajah meringis
- terpasang spalak di kaki sebelah kanan
- Fraktur tertutup tibia sinistra
- TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,6oc
R : 22x/menit
` Sumber : Data primer (2017)
dengan ansietas karena melihat data yang didapatkan saat pengkajian, yaitu klien
satu dan dua dengan keluhan utama mengatakan gelisah,serta cemas akan kondisi
c. PembahasanDiagnosaKeperawatan
Diagnosa yang ditegakkandari pengkajian di lahan praktek khususnya
pada klien satu dan dua di ruangan Teratai RSUD Undata Palu yang mengalami
merangkum data yang telah dikumpul dan menentukan kebutuhan atau masalah
danduakarenapenelitimengangkatpermasalahansesuaidengankeluhanpasien.
d. Hasil Perencanaan
Intervensi yang
direncanakanpadapasiensatudanpasienduasebanyakempatintervensi yang
perilakunya
perludilakukanintervensi,memasanggelangpenandaresikojatuh,sediakanpasiendengan
dilakukan.
Secarakonseptidakterdapatkesenjanganantaraintervensikasusdenganteori yang
ada.Dimanaseluruhintervensitindakanfokus yang
disusunolehpenelititerdapatdalamteori.Alasanpenenelitimengambilintervensipembata
Resikojatuhmembutuhkan/memerlukanintervensipembatasan area
gunauntukkepentinganmobilitaspasiendanmenjaminkeamanandanmanajemenperilaku
.Olehkarenaitupenelitimengambilintervensipembatasan area yang
klien dua tersebut tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, intervensi yang
dilakukan pada kasus semuanya terdapat dalam teori. Serta tujuan dari intervensi ini
diharapkan dapat tercapai setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam
73
Klien2 Tangal 23-09-2017 Tangal 24-09-2017 Tangal 25-09-2017 Tangal 26-09-2017
Jam. 09.40 Jam: 09.00 Jam: 10.00 Jam. 11.00
1. Mejelaskan pada pasien/ keluarga 1. Identifikasi pasien dan orang 1. Menyediakan pasien dengan 1. Batasi area yang tepat
manfaat dan tujuan dilakukannya penting bagi pasien yang keamanan dan kenyamanan Batasi gerak imobilisasi
perawatan pembatasan area perilakunya dapat dijadikan psikologis: Hasil: klien mengatakan semakin
- Hasil: pasien dan keluarga intervensi - Atur posisi semifowler membaik
mengatakan dapat memahami - Membantu pasien melakukan - Ciptakan suasanga nyaman
tujuan dilakukannya pembatqasan aktivitas Hasil: pasien nampak tenang Jam 12.00
area 2. Identifikasi pasien dan orang
Jam: 10.00 Jam: 11.00 penting bagi pasien yang
Jam: 09.00 2. Membatasi area yang tepat 2. Batasi area yang tepat perilakunya dapat dijadikan
2. Membatasi area yang tepat Batasi gerak imobilisasi Batasi gerak imobilisasi intervensi
- Hasil batasi gerak imobiliasi tidak Hasil: pasien mengatakan mulai - Membantu pasien melakukan
merasakan nyeri yang berlebihan membaik Jam: 11.30 aktivitas
3. Monitor respon pasien terhadap Hasil: klien nampak senang
Jam. 10.00 prosedur
3. Memasang gelang penanda resiko Hasil: pasien mengatakan sangat Jam 12.30
jatuh terbantu dan adanya intervensi 3. Monitor respon pasien terhadap
- Hasil: pasien mengatakan sangat ini prosedur
terkontrol dengan adanya gelang Hasil: pasien mengatakan sangat
ini terbantu dan adanya intervensi ini
74
H. Pembahasan Implementasi
sehingga agar peneliti dapat mudah dalam melakukan kegiatan maka peneliti
terlebih dahulu memberikan informasi kepada pasien dan keluarga agar dapat
yang disusun telah dilaksanakan seluruhnya.Hal ini disebabkan karena pada saat
mendapatkan bantuan sarana dan prasarana dari rumah sakit, pasien dan keluarga
baik.Implementasi yang dilakukan pada klien satu dan klien dua tidak ditemukan
area pada klien satu dan klien dua adalah teori tentang penanganan klien yang
ruangan.
I. Hasil Evaluasi
Tabel 4.13 Hasil Evaluasi
Evalu Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4
asi
Klien Tanggal 23-09- Tanggal 24-09- Tanggal 25-09- Tanggal 26-09-
1 2017 2017 2017 2017
Pukul 13:00 Pukul 13:00 Pukul 13:00 Pukul 13:00
S: S: S: S:
- Klien - Klien - Klien - klien
mengatakan mengatakan sulit mengatakan sulit mengatakan
sulit untuk untuk bergerak untuk bergerak sulit untuk
bergerak O: O: bergerak
O: - Keadaan umum - Keadaan umum
- Keadaan umum lemah lemah O:
lemah - kesadaran - kesadaran - Keadaan baik
- Kesadaran composmentis Composmentis - Kesadaran
Composmentis - Ekspresi wajah - Ekspresi wajah Composmentis
- Ekspresi wajah meringis meringis - Ekspresi wajah
meringis - terpasang spalak - terpasang spalak meringis
- Terpasang di kaki di - Terpasang
spalak dikaki sebelahkanan kaki sebelah spalak dikaki
sebelahkanan - TTV kanan sebelahkanan
- Skala TD : 110/70 - TTV - TTV
TTV mmHg TD : 90/70 TD : 100/70
TD : 100/80 N : 80x/menit mmHg mmHg
mmHg S : 36,5oc N : 80x/menit N : 82x/menit
N : 76x/menit R : 20x/menit S : 36,5oc S : 36,5oc
S : 36,2oc A: R : 22x/menit R : 22x/menit
R : 18x/menit Masalahresikojatu A: A:
A: hteratasi MasalahResikojat Masalahresikojatu
MasalahResikojat uhteratasi hteratasi
uhteratasi P: Lanjutkan P:
P: Lanjutkan intervensi2,3 dan 4 P: Lanjutkan - Pertahankan
intervensi 2,3 dan intervensi2,3 dan intervensi2,6 dan
4 4 4
J. Pembahasan Evaluasi
tahap akhir adalah penentuan tentang tindakan yang penulis lakukan selama 4x24
jam pada klien satu dan klien dua kasus fraktur yang mengalami Resiko Jatuh
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Anita Purnama Dewi (2013)
terkait keberhasilan pada masalah Resiko Jatuh, ada beberapa hal yang harus
dengan pembatasan area di ruangan Teratai RSUD Palu tahun 2017 pada klien
satu dan klien dua masalah dinyatakan teratasi dikarenakan klien sangat
A. Kesimpulan
dan klien dua dengan kasus fraktur yang mengalami Resiko Jatuh dengan
pembatasan area di ruangan Teratai RSUD Undata Palu tahun 2017, penulis
area yang lebih cenderungterjadinya resiko jatuh pada umur lansia. Pembatasan
B. Saran
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan saran sebagai berikut:
adanya satu persepsi yang sama dari pembimbing institusi, tentang proses
keperawatan, agar mempunyai gambaran yang jelas dan pegangan
bedah, jurnal dan riset keperawatan agar mempermudah proses penelitian dan
Mansjoer Arif. 2014. Kapita selekta kedokteran. jilid 2, media Aesculapius : jakarta
Brunner & Suddart. 2013. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8, vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito Juall Lynda. 2013. Diagnosa keperawatan. Edisi 13, jakarta: EGC
Ibid & Wibowo Adi Sunarto. 2015. Etika keperawatan. Jakarta: TIM
Hidayat Alimul Aziz. 2011. Konsep dasar keperawatan. jakarta: salemba medika
Kemenkes,20152016.http:/www.depkes.go.id/download/bulletin%20fraktur_final%dd
errs1%29.pdf. diakses tanggal 2 juni 2017
Lampiran 3 suratselesaimeneliti
Saya yang bertanggung jawab dibawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapa t penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan
dilakukan oleh RAHMA Stambuk N21014404 Dengan judul’’Asuhan keperawatan
klien yang mengalami resiko jatuh dengan pembatasan area di RUMAH SAKIT
UNDATA PALU’’.
Saya memutuskan untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela
tanpa paksaan.bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan diri
,maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa paksaan siapapun.
___________________ __________________________