Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

“Kenaikan Titik Didih”

Disusun Oleh :

Kelompok 6 XI MIPA 1 :
-Muhammed Khatami Q.M.I (21)
-Nadhifah Damayanti (22)
-Nadiah Maimunah (23)
-Novardana Satrio W (24)

SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA


2019/2020
KENAIKAN TITIK DIDIH
ABSTRAK
Percobaan “Kenaikan Titik Didih” bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis zat
terlarut (volatile dan non volatile), konsentrasi larutan, serta jenis zat terlarut (elektrolit
dan non elektolit) terhadap kenaikan titik didih larutan. Metode yang digunakan adalah
dengan mencampurkan zat terlarut volatile dan non volatile, serta zat terlarut elektrolit
dan nonelektrolit kedalam air, dan membuat variasi konsentrasi larutan gula, kemudian
membandingkan hasil dengan titik didih air murni sehingga diperoleh kenaikan titik
didih. Hasil yang kami peroleh pada larutan elektrolit dan non elektrolit sudah sesuai
dengan teori , yakni nilai titik didih larutan elektrolit lebih besar dibandingkan non
elektrolit dengan titik didih secara berurutan adalah 94 ˚C dan 93 ˚C. Pada zat terlarut
volatile dan non volatile diperoleh titik didih secara berurutan 96 ˚C dan 94 ˚C, hal ini
belum sesuai dengan teori dimana seharusnya titik didih zat terlarut volatile lebih kecil
dibanding larutan non volatile. Pada konsentrasi larutan gula terjadi penurunan titik
didih, dimana secara teori seharusnya semakin tinggi konsentasi zat terlarut, maka titik
didihnya juga akan semakin besar. Adanya ketidaksesuian antara hasil pengamatan
dengan hasil perhitungan secara teori ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti
kesalahan dalam membaca skala yang ditunjukkan oleh termometer, api spiritus yang
tidak konstan, dan suhu ruangan yang ber-AC.

Kata Kunci: Jenis larutan, Konsentrasi Larutan, Kenaikan titik didih, Termometer

ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ......................................................................................................... i
Abstrak ...................................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Hipotesis .................................................................................................... 2
D. Tujuan Percobaan ...................................................................................... 2
E. Manfaat ...................................................................................................... 2
BAB II Kajian Teori
A. Kenaikan Titik Didih................................................................................. 3
B. Hukum Raoult ........................................................................................... 3
BAB III Metode Percobaan
A. Alat dan Bahan .......................................................................................... 6
B. Variabel yang Digunakan .......................................................................... 6
C. Alur Percobaan .......................................................................................... 7
D. Langkah Percobaan ................................................................................... 8
BAB IV Data dan Analisis
A. Data ......................................................................................................... 10
B. Analisis .................................................................................................... 11
C. Pembahasan ............................................................................................. 11
BAB V Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................ 13
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 14
Lampiran
Foto .............................................................................................................. 15
Perhitungan .................................................................................................. 18
Laporan Sementara....................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Titik didih adalah temperatur dimana
tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Suhu (temperatur) dimana tekanan uap sebuah zat
cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami oleh cairan. Berdasarkan nilai titik didih zat
terlarut, larutan dapat dibagi dua yaitu titik didih zat terlarut lebih kecil dari pelarutnya sehingga
zat terlarut lebih mudah menguap , dan yang kedua zat terlarut lebih besar daripada pelarutnya
sehingga apabila dipanaskan pelarut yang lebih dulu menguap. Kenaikan titik didih larutan
bergantung pada jenis zat terlarut, konsentrasi larutan, serta eletrolit atau non elektrolit zat
terlarut. Untuk membuktikan pengaruh ketiga faktor tersebut terhadap kenaikan titik didih maka
perlu dilakukan percobaan ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada percobaan ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh jenis zat terlarut terhadap kenaikan titik didih larutan?
2. Bagaimana hubungan antara konsentrasi larutan dengan kenaikan titik didih larutan?
3. Bagaimana pengaruh antara larutan elektrolit dan non elektrolit terhadap kenaikan titik didih
larutan?
C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi pengaruh jenis zat terlarut terhadap kenaikan titik didih larutan.
2. Mengidentifikasi hubungan antara konsentrasi larutan dengan kenaikan titik didih larutan.
3. Mengidentifikasi pengaruh larutan elektrolit dan non elektrolit terhadap titik didih larutan.

D. Hipotesis
1. Jika jenis suatu zat terlarut adalah non volatile maka menyebabkan kenaikan titik didih,
jika jenis suatu zat terlarut adalah volatile maka tidak terjadi kenaikan titik didih.
2. Jika konsentrasi zat terlarut tinggi maka kenaikan titik didih semakin besar.
3. Jika larutan adalah elektrolit maka menyebabkan kenaikan titik didih, jika larutan adalah
nonelektrolit maka tidak terjadi kenaikan titik didih.

E. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah dapat membuktikan secara langsung pengaruh jenis zat
terlarut (volatile dan non volatile), konsentrasi larutan, serta jenis larutan (elektrolit dan non
elektrolit) terhadap kenaikan titik didih suatu zat. Sehingga akan dapat menambah pemahaman
mengenai kenaikan titik didih zat.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kenaikan Titik didih


Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Jadi, titik didih adalah
temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung terbentuk
dalam cairan, berarti selama cairan mendidih, tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer,
karena tekanan uap adalah konstan maka suhu dan cairan yang mendidih akan tetap sama.
Penambahan kecepatan panas yang diberikan pada cairan yang mendidih hanya menyebabkan
terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih
tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung dari besarnya tekanan atmosfer.
Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk memperkirakan
secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan yang gaya
tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik
didihnya rendah .
Bila dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan
komponen lain sukar menguap (non volatile), makin rendah. Dengan adanya zat terlarut
tekanan uap pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan kenaikan titik didih, penurunan
titik beku dan tekanan uap osmose. Keempat sifat ini hanya ditentukan oleh banyaknya zat
terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut. Seperti telah disebutkan, sifat-sifat ini
disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat terlarut (solute) yang sukar menguap (non volatile),
tekanan uap dari larutan turun dan ini akan menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi dari
pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan karena untuk mendidih, tekanan uap larutan sama
dengan tekanan udara dan untuk temperatur harus lebih tinggi.
B. Hukum Roult
Hasil eksperimen Roult menunjukan bahwa Kenaikan titik didih larutan akan
semakin besar apabila konsentrasi (molal) dari zat terlarut semakin besar. Titik didih larutan
akan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Hal ini juga diikuti dengan penurunan titik
beku pelarut murni, atau titik beku larutan lebih kecil dibandingkan titik beku pelarutnya.
Hasil eksperimen ini disederhanakan dalam dapat dilihat pada gambar berikut:

5
Gambar diagram tekanan suhu untuk titik didih dan titik beku dari pelarut dan
larutan

Roult menyederhanakan ke dalam persamaan :

ΔTb = Kb . m

ΔTb = Kenaikan titik didih larutan


Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk 1 mol
zat dalam 1000 gram pelarut)
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)
Perubahan titik didih atau ΔTb merupakan selisih dari titik didih larutan dengan titik didih
pelarutnya, seperti persamaan :

ΔTb = Tb – Tbº

Hal yang berpengaruh pada kenaikan titik didih adalah harga kb dari zat pelarut. Kenaikan
tidak dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut, tapi oleh jumlah partikel/mol terlarut khususnya
yang terkait dengan proses ionisasinya.
Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik didik harus
dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi :

Dimana :
n = jumlah ion-ion dalam larutan
α = derajat ionisasi

6
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas kimia 100 mL 2 buah
b. Termometer 1 buah
c. Pembakar spiritus 1 buah
d. Kaki tiga 1 buah
e. Kasa 1 buah
f. Gelas ukur 1 buah
g. Spatula 1 buah
h. Korek api 1 buah
2. Bahan
a. Garam Dapur (NaCl) 10 gram
b. Gula pasir (C12H22O12) 49 gram
c. Akuades secukupnya
B. Variabel yang Digunakan
1. Variabel kontrol: Jenis zat pelarut
Definisi operasional: Jenis zat pelarut yang digunakan untuk semua percobaan sama,
yaitu air.
2. Variabel manipulasi:
a. Jenis zat terlarut
Definisi operasional: Untuk percobaan pertama, jenis zat terlarut yang digunakan
berbeda, yaitu nonvolatile (NaCl) dan volatile (air).
b. Konsentrasi zat terlarut
Definisi operasional: Untuk percobaan kedua, konsentrasi yang digunakan
berbeda dengan menggunakan massa yang berbeda.
3. Variabel respon:
a. Suhu
Definisi operasional: Suhu diukur menggunakan thermometer pada semua
percobaan.
b. Waktu
Definisi operasional: Waktu dihitung menggunakan stopwatch pada semua
percobaan.
c. Kenaikan titik didih
Definisi operasional: Kenaikan titik didih dilihat dari suhu dan waktu.

7
C. Alur Percobaan
1. Pengaruh jenis zat terlarut terhadap kenaikan titik didih

Air Air Air

- dipanaskan - dimasukkan ke - dimasukkan ke


hingga suhu dalam gelas kimia dalam gelas kimia
konstan yang sebanyak 50 ml sebanyak 50 ml
ditunjukkan
oleh NaCl 1 gr Air 10 ml
termometer
- dimasukkan ke dalam - ditambahkan ke dalam
gelas kimia berisi air gelas kimia berisi air

- diaduk hingga larut

Suhu Larutan NaCl Larutan

- dipanaskan hingga - dipanaskan hingga


suhu yang ditunjukkan suhu yang ditunjukkan
oleh termometer oleh termometer
konstan konstan

Suhu & waktu Suhu & waktu

- dibandingkan

Kenaikan titik didih

2. Hubungan konsentrasi larutan dengan kenaikan titik didih

Air Air Air

- dimasukkan ke - dimasukkan ke - dimasukkan ke


dalam gelas kimia dalam gelas kimia dalam gelas kimia
sebanyak 50 ml sebanyak 50 ml sebanyak 50 ml

Gula pasir Gula pasir Gula pasir

- dimasukkan ke dalam - dimasukkan ke dalam - dimasukkan ke dalam


gelas kimia berisi air gelas kimia berisi air gelas kimia berisi air
sebanyak 0,5 gr sebanyak 1,0 gr sebanyak 1,5 gr

- diaduk hingga larut - diaduk hingga larut - diaduk hingga larut

Larutan gula Larutan gula Larutan gula

- dipanaskan hingga - dipanaskan hingga - dipanaskan hingga


suhu yang ditunjukkan suhu yang ditunjukkan suhu yang ditunjukkan
oleh termometer oleh termometer oleh termometer
konstan konstan konstan

8
Suhu & waktu
Suhu & waktu Suhu & waktu

- dibandingkan

Kenaikan titik didih

D. Langkah Kerja
1. Siapkan gelas kimia 100 mL sebanyak 9 buah Siapkan gelas kimia 100 ml sebanyak
9 buah dan masing-masing diisi aquades sebanyak 50 ml
2. Panaskan salah satu gelas kimia tersebut hingga akuadesnya mendidih kurang lebih
4 menit lalu catat suhunya
3. Empat gelas kimia yang lain yang lain berturut-turut dilarutkan gula masing-masing
3,42 gram; 6,84 gram; 10,26 gram; dan 13,68 gram gula hingga semua gula melarut
4. Empat gelas kimia yang lain berturut-turut dilarutkan garam dapur masing-masing
sebanyak 0,585 gram; 1,7 gram; 17 1,755 gram; dan 2,345 gram hingga semua
garam dapur melarut
5. Panaskan masing-masing larutan gula dan larutan garam dapur dalam gelas kimia
hingga mendidih lalu catat suhunya

E. Tabel Pengamatan

No. Larutan
Molalitas Titik Didih Beda titik didih larutan dan aquades
1. Aquades 0 92 ᵒC -
2. Gula 0,2 95 ᵒC 95-92= 3 ᵒC
3. Gula 0,4 94 ᵒC 94-92=2 ᵒC
4. Garam Dapur 0,2 94 ᵒC 93-92=1 ᵒC
5. Garam Dapur 0,4 95 ᵒC 95-92=3 ᵒC

9
BAB IV
DATA DAN ANALISIS

A. Analisis
Dari tabel pengamatan pertama, dapat diketahui bahwa ketika aquades dipanaskan,
air tersebut memiliki titik didih 92 ˚C, sedangkan ketika ditambahkan gula ke air tersebut
titik didihnya naik mencapai angka 95 ˚C. Sedangkan dalam tabel 2 dapat dilihat bahwa air
gula jika dipanaskan memiliki nilai yang variatif tergantung dengan banyaknya zat terlarut
didalamnya, yakni ketika gula yang dimasukkan adalah 3,42 gr maka titik didihnya adalah
93˚C

B. Pembahasan
Dari data yang ada pada tabel dan analisis dapat dilihat bahwa nilai dari titik didih
dari larutan garam dan larutan gula memiliki nilai yang berbeda yakni 94 ˚C dan 93 ˚C.
Hal tersebut dikarenakan larutan NaCl merupakan larutan elektrolit yang dipengaruhi
dengan factor Van’t hoff sehingga titik didih larutan elektrolit lebih besar daripada larutan
non elektrolit. Kemudian, titik didih air murni pertama (50 mL). Selain itu, semakin
banyak massa gula yang dilarutkan, seharusnya semakin tinggi pula titik didihnya. Namun,
pada percobaan yang kami lakukan terjadi penurunan nilai kenaikan titik didih pada saat
gula yang dilarutkan bermassa 6,84 gr setelah sebelumnya naik dari yang bermassa 3,42
gr. Ketidaksesuaian hasil dengan teori ini disebabkan karena ketidaktelitian dan kelalaian
yang dilakukan saat pelaksanaan percobaan misalnya kesalahan dalam membaca skala
yang ditunjukkan oleh termometer, api dari spiritus yang tidak konstan dikarenakan
spiritusnya akan habis, pemegangan termometer yang tidak konstan, serta suhu
dipengaruhi oleh lingkungan.

10
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan “Kenaikan Titik Didih” dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh jenis zat terlarut (volatile dan nonvolatile). Jenis zat
terlarut yang non volatile menyebabkan kenaikan titik didih, sedangkan pada jenis zat
terlarut yang volatile tidak terjadi kenaikan titik didih.
2. Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Semakin besar konsentrasi
larutan (molalitas), maka semakin besar kenaikan titik didih larutan.
3. Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh jenis zat terlarut (elektrolit dan non elektrolit).
Kenaikan titik didih larutan elektrolit lebih besar dari kenaikan titik didih larutan non
elektrolit.
B. Saran
Adapun saran untuk percobaan “Kenaikan Titik Didih” adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam membaca skala yang ditunjukkan oleh termometer.
2. Seharusnya sebelum memulai praktikum, dalam penggunaan pembakar spiritus hendaknya
melihat jumlah spiritusnya apakah cukup atau tidak untuk semua percobaan, agar tidak
terjadi perbedaan nyala api yang dihasilkan untuk setiap percobaan sehingga tidak
mempengaruhi hasil percobaan.
3. Praktikan diharapkan dapat menjaga posisi termometer dalam keadaan konstan, karena
pemegangan termometer yang tidah konstan mempengaruhi hasil percobaan.
4. Diusahakan jika berada dalam ruangan ber-AC, lakukan percobaan sejauh mungkin dengan
sumber AC, agar meskipun suhunya terpengaruh tapi tetap seminimal mungkin.

11
Lampiran Foto

Gambar 5. Gambar 2.
Gelas kimia 100mL. Kaki tiga dan kasa.

Gambar 8.
Memanaskan air 50 mL dengan
pembakar spiritus.

12

Anda mungkin juga menyukai