Salma Halidu
Dosen Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Pentingnya pendidikan anak usia dini didasarkan adanya kajian neurology yang
menyebutkan bahwa perkembangan kecerdasan anak terjadi sangat pesat pada
tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 59% kapabilitas kecerdasan orang
dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi ketika anak
berusia 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi ketika berumur 18 tahun. Program
pendidikan usia dini kini mulai banyak diselenggarakan oleh masyarakat, tetapi
masih ada sebagian masyarakat belum bisa memahami dengan baik pentingnya
pendidikan Anak Usia Dini. Berbagai bentuk lembag a pendidikan anak
mulai bermunculan dengan segala kekhasannya. Hal ini menjadi fenomena yang
sangat menarik untuk terus mengembangkan program pendidikan anak usia dini,
khususnya di lingkungan masyarakat menengah ke bawah.
I. PENDAHULUAN
Posyandu sebagai salah satu wahana yang sudah ada dan berjalan di
masyarakat merupakan suatu kegiatan strategis untuk pembinaan kelangsungan
hidup anak dan pembinaan perkembangan anak. Sebagaimana telah dijelaskan
dalam Surat Edaran MENDAGRI dan OTDA (2001 ) tentang pedoman
Revitilisasi Posyandu bahwa:
" — Posyandu mampu berperan sebagai wadah pelayanan kesehatan dasar
berbasis masyarakat. Melalui penyelenggaraan Posyandu yang dikelola
dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat, maka hal ini dapat di
artikan, bahwa posyandu secara terbuka dapat dikelola oleh
unsur masyarakat atau kelompok masyarakat yang mempunyai minat dan
misi dalam upaya peningkatan sumber daya manusia dini."
Jika kita kaitkan penjelasan di atas dengan konsep PLS dari Philip H.
Coombs dan Manzoor Ahmed (1984:10) yang berbunyi "...kegiatan pendidikan
terorganisir dan sistematis, yang berlangsung di luar karangka sistem pendidikan
normal untuk menyediakan mereka pelajaran tertentu kepada kelompok-kelompok
penduduk tertentu, baik golongan dewasa maupun remaja". Jelaslah terlihat
bahwa posyandu merupakan kegiatan pendidikan luar sekolah, pendidikan yang
terjadi di masyarakat, untuk dan oleh masyarakat guna mencapai suatu tujuan
tertentu yang sudah direncanakan.
Keberhasilan kegiatan posyandu di atas (Paud Terintegrasi), adalah
ditentukan oleh peranan dari pembimbing atau kader sebagai
fasilitator/komunikator, pengolola, puskesmas pembina posyandu, dinas
sosial dan Dinas pendidikan khususnya PLS (BP–BLSP 2006:14) dalam
memberikan pembinaan dan perangsangan peningkatan perkembangan anak,
80
usia subur dan pasangan usia subur. Yang pelaksanaannya dilaksanakan satu bulan
sekali.
Balita sebagai salah satu sasaran Posyandu telah mamperoleh pelayanan
pengontrolan dan pemantauan pertumbuhan fisik, pengendalian gizi dan juga
kesehatan. Dengan potensi tersebut, maka Posyandu dipandang memiliki peluang
untuk menjadi salah satu wadah pengembangan anak usia dini melalui
perangsangan psikososial (pendidikan).
Hal ini sesuai dengan program layanan PADU menurut Direktorat
Pendidikan Anak Usia Dini bahwa pendidikan anak usia dini dapat terlayani
melalui: Penitipan Anak, Kelompok Bermain, Satuan PADU yang sejenisnya
seperti PADU terintegrasi Posyandu, PADU terintegrasi BKB, PADU terintegrasi
Majelis Ta’klim dan sejenisnya, dan pemberdayaan peran peran serta masyarakat.
Secara alami anak telah memperoleh berbagai rangsangan yang bersifat
pendidikan, baik dari keluarga maupun lingkungannya, tetapi intensitas dan
kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Hal ini diperkuat dalam makalah Fasli Jalal
pada seminar nasional Pendidikan Anak Usia Dini tahun 2002, yang menyatakan
bahwa: “Stimulasi psikososial atau pendidikan untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan anak tidak akan memberikan arti bagi masa depan anak jika derajat
kesehatan dan gizi anak tidak menguntungkan. Pertumbuhan otak anak ditentukan
oleh begaimana cara orang tua mengasuh dan memberi makan serta menstimulasi
anak pada usia dini. Gizi yang tidak seimbang, maupun gizi buruk, serta derajat
kesehatan anak yang rendah akan menghambat pertumbuhan otak dan pada
gilirannya akan menurunkan kemampuan otak dalam mencatat, menyerap,
menyimpan, memproduksi dan merekontruksi informasi.
Berdasarkan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan anak usia dini,
dijelaskan bahwa pelayanan pendidikan yang integrative dengan kesehatan dan gizi
ternyata memiliki keuntungan multi dimensional baik secara alamiah, moral,
ekonomi, pendidikan, sosial, sekaligus peningkatan kualitas bangsa.
Diungkap lebih lanjut, bahwa seiring dengan tuntutan GBHN 1999 akan
pentingnya mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara
terarah, terpadu dan menyeluruh. Hal ini perlu pengembangan dalam upaya
pembinaan bagi anak dini usia secara integratif dan holistik, mencakup aspek
pendidikan pendidikan, kesehatan dan gizi yang dilakukan di lingkungan mereka
tinggal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
Keberadaan posyandu yang terintegrasi dengan PADU di lingkungan
masyarakat benar-benar memberikan pengaruh yang cukup besar bagi tumbuh
kembang anak, hal ini sesuai dengan tujuan dari diselenggarakannya PADU
terintegrasi Posyandu yang meliputi: (1) memberikan lingkungan dan sarana
bermain yang sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak, (2)
memperluas jangkauan layanan pendidikan usia dini, terutama untuk daerah yang
belum terjangkau layanan pendidikan usia dini bentuk lain, (3) memperkuat
kemampuan keluarga dalam merangsang perkembangan kemampuan anak, (4)
mengkondisikan anak agar kesiapan masuk sekolah.
Untuk tercapainya tujuan di atas, kegiatan yang dapat dilakukan di
posyandu sebagai upaya untuk pengembangan kemampuan dan merangsang
kreativitas anak dapat dilakukan berdasarkan karakteristik usia anak. Untuk usia 0-
2 tahun stimulasi dilakukan oleh orang tua/pengasuh bersama-sama anak seusianya
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahmat. 2011. Excellent Learning. Bandung: MQS Publishing
Arikunto. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jogjakarta: Rineka
Cipta
Arikunto, Suharsini. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2005. Pedoman Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas. 2006. Model Pengembangan Kawasan Satuan PAUD Sejenis/
Lembang
Patmonodewo. 2000. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pratisti. 2008. Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.