Anda di halaman 1dari 7

Farmaka

Volume 14 Nomor 2 112

REVIEW ARTIKEL: PENGARUH PENAMBAHAN TWEEN 80 SEBAGAI


ENHANCER DALAM SEDIAAN TRANSDERMAL

Bethary Kesumawardhany, Soraya Ratnawulan Mita


Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21, Jatinangor 45363, Telp/Fax 022-7796200
1
kbethary@gmail.com

ABSTRAK

Penghantaran obat secara transdermal merupakan metode efektif untuk distribusi obat secara
sistemik. Peningkatan permeasi dapat dilakukan secara kimia dengan penambahan enhancer
yang aman dan tidak iritatif yaitu golongan surfaktan nonionik contohnya tween 80. Tween 80
sebagai enhancer dapat meningkatkan absorpsi dengan menginduksi fluidisasi lipid pada
stratum korneum sehingga permeasi obat meningkat. Permeasi obat diuji melalui uji in vitro
pada membran kulit hewan uji dengan metode difusi sel menggunakan dapar fosfat dan uji
konsentrasi sediaan dengan spektrofotometer atau kromatografi. Tween 80 dinyatakan sebagai
enhancer yang efektif pada sediaan gel yang mengandung berbagai zat aktif, namun tidak
memberikan pengaruh yang signifikan pada sediaan patch.

Kata kunci: Transdermal, enhancer, Tween 80.

ABSTRACT

Transdermal delivery of drugs through the skin to systemic circulation was an effective
methods. Increasing of permeation chemically done by adding a non iritative enhancer,
Tween 80 for example. As an enhancer, Tween 80 increase absorption by inducing lipid
fluidization in stratum corneum, hence increasing drugs permeation. Drugs permeation was
investigated by in vitro study to an animal membrane by cell diffusion methods using
phosphate buffer solution and identified by spectrophotometer or chromatography. Tween 80
was an effective enhancer to gel products contain various active pharmaceuticals substances,
but does not give a significant effect to patch product.

Keywords: Transdermal, enhancer, Tween 80.

Pendahuluan Rute transdermal memiliki

Saat ini, penghantaran obat secara beberapa keuntungan diantaranya

transdermal merupakan metode yang mencegah first pass metabolism, durasi

paling menjanjikan. Semakin banyak zat aktivitas dapat diperkirakan,

aktif obat yang dapat memberikan efek meminimalisir efek samping, dapat

terapinya secara sistemik melalui kulit menggunakan obat dengan waktu paruh

(Prausnitz, et.al., 2004). pendek, meningkatkan respon fisiologis

dan farmakologis, mencegah fluktuasi


Farmaka
Volume 14 Nomor 2 113

konsentrasi obat, dan meningkatkan epidermal. Secara spesifik, Tween 80

kenyamanan pasien. Namun, kendala meningkatkan permeabilitas retikulum

utama dari rute transdermal adalah sarkoplasma (Cserhati, 1995).

rendahnya laju penetrasi melalui lapisan Kulit sebagai Target Kerja Sediaan

terluar kulit (Hiren, et.al., 2011). Maka, Transdermal

diperlukan senyawa enhancer untuk Stratum korneum adalah lapisan

meningkatkan laju penetrasi tersebut. terluar pada kulit yang menjadi penghalang

Teknik peningkatan permeasi fisik bagi senyawa dari luar tubuh untuk

perkutan dibagi menjadi 2 kategori yakni kontak dengan kulit. Stratum korneum

secara fisika dan kimia (Potts, 1997). mengandung 5-15% lemak, termasuk

Secara kimia, digunakan senyawa fosfolipid, kolesterol sulfat, dan lipid netral

enhancer, yakni senyawa yang dapat serta 75-95% protein keratin

menembus stratum corneum dengan (Karikkannan, et.al., 1999).

menyerupai sifat membran lipid bilayer Kulit bersifat hidrofilik terutama

pada struktur protein di korneosit. pada bagian epidermis yang terdiri dari

Enhancer dapat menyebabkan iritasi pada stratum granulosum, stratum spinosum,

beberapa kasus. Namun, surfaktan dan stratum basale. Lapisan dermis pun

nonionik tidak menunjukkan kejadian bersifat hidrofilik sehingga memengaruhi

tersebut (Roberts, 2008). Salah satu penetrasi zat yang bersifat hidrofilik

surfaktan nonionik yakni Tween 80. (Forster, et.al., 2009).

Tween 80 digunakan dalam Fungsi Enhancer pada Permeasi

berbagai produksi sediaan farmasetikal Sediaan Transdermal

sebagai peningkat permeabilitas membran Lapisan stratum korneum pada

fosfolipid, yang menyebabkan pemecahan kulit merupakan penghalang utama dalam

senyawa dengan massa molekul rendah. penetrasi obat. maka diperlukan suatu

Interaksi antara Tween 80 dan membran enhancer dalam meningkatkan

menyebabkan hancurnya membran ketersediaan obat dalam rute transdermal.


Farmaka
Volume 14 Nomor 2 114

Berdasarkan konsep partisi lipid- komponen lipid. Selanjutnya, penetrasi

protein, terdapat tiga fungsi utama dari surfaktan pada matriks interseluler diikuti

enhancer yaitu: dengan interaksi dan ikatan pada filamen

1. Enhancer mengubah struktur lipid keratin sehingga menghasilkan gangguan

stratum korneum dan menjadikannya pada korneosit (Breuer, 1979).

permeabel terhadap obat. Tween 80 Sebagai Enhancer pada

2. Enhancer berinteraksi dengan keratin Berbagai Sediaan Transdermal

pada korneosit dan menurunkan Studi in vitro gel pseudolateks

densitas struktur protein sehingga ketoprofen dilakukan menggunakan

menjadi lebih permeabel. metode difusi sel Franz dengan area difusi

3. Beberapa solven mengubah sifat 1,77 cm2. Kompartemen reseptor diisi

kelarutan dan meningkatkan dengan 12 mL 0,5% b/v polioksietilen-20

keterpisahan obat, coenhancer, dan oleil eter dalam dapar fosfat isotonik pH 7,

kosolven (Barry, 2001). dikontrol dengan air pada suhu 370,5oC

Mekanisme Kerja Tween 80 sebagai dan diaduk secara konstan pada 300 rpm

Enhancer dalam Sediaan Transdermal dengan magnetic stirrer. Untuk pelepasan

Tween 80 termasuk ke dalam in vitro, ketoprofen murni dan gel

golongan surfaktan nonionik. Surfaktan pseudolateks ketoprofen dioleskan pada

nonionik meningkatkan absropsi dengan membran selulosa. Permeasi in vitro

menginduksi fluidisasi lipid pada stratum ketoprofen diamati pada kulit babi. Studi

korneum (Scheuplein, 1970). in vitro dari gel pseudolateks ketoprofen

Terdapat dua mekanisme yang menunjukkan bahwa formula yang

menentukan laju penetrasi obat mengandung tween 80 sebagai enhancer

menggunakan surfaktan nonionik. Mula- menunjukkan permeasi yang paling baik

mula surfaktan berpenetrasi ke dalam area (Suksaeree, et.al., 2014).

intrasel stratum korneum, meningkatkan Berdasarkan uji in vitro, formula

fluiditasnya, kemudian melarutkan gel ketoprofen yang mengandung Tween


Farmaka
Volume 14 Nomor 2 115

80 sebanyak 5% merupakan formula kompartemen donor dan tiap 8 jam dapar

terbaik diantara studi formulasi lain yang fosfat diganti. Sampel diamati dengan

dipilih untuk diformulasikan sebagai metode spektrofotometri. Optimasi

dispersi solid dan gel niosomal (Samy, formulasi dengan enhancer tween 80

et.al., 2013). sebanyak 2% menunjukkan aktivitas

Pengujian gel natrium diklofenak antiinflamasi Lornoksikam yang lebih baik

dilakukan pada kulit marmot dengan dibandingkan dengan formula yang tidak

diameter 2,7 cm yang disimpan dalam menggunakan enhancer. Maka, difusi

larutan tripsin 0,1%. Metode yang lornoksikam dipengaruhi dengan

digunakan adalah flow through. 1 gram keberadaan enhancer (Ahmed, 2014).

sediaan diratakan di membran dengan Penelitian lain menunjukkan bahwa

media dapar fosfat yang diganti dalam penambahan Tween 80 pada gel topikal

selang waktu tetentu. Serapan diukur menunjukkan aktivitas analgesik yang

dengan spektrofotometer UV. Pada gel serupa dengan injeksi lornoksikam di

natrium diklofenak, tween 80 dapat pasaran. Hal ini disebabkan meningkatnya

meningkatkan penetrasi natrium permeasi lornoksikam secara signifikan

diklofenak sebesar 1.5 kali lipat (Al-Suwayeh, et al., 2014).

dibandingkan dengan gel natrium Pengujian permeasi clotrimazole

diklofenak tanpa peningkat dari sediaan gel dilakukan secara in vitro

penetrasi.(Sukmawati, 2010). diamati pada kulit kelinci menggunakan

Pengujian gel lornoksikam sel difusi Franz . Kompartemen reseptor

menggunakan metode difusi sel Franz diisi dengan dapar fosfat etanol pH 7,4.

dengan kompartemen donor dan penerima. Kulit kelinci diletakkan di antara

Disiapkan membran selofan di antara kompartemen donor dan reseptor.

kedua kompartemen. Kompartemen Kompartemen donor diisi dengan 1 gram

penerima diisi dengan dapar fosfat pH 6,8. sampel dan ditutup dengan aluminium foil

2 mg gel lornoksikam dimasukkan ke untuk mencegah kehilangan air. Kadar


Farmaka
Volume 14 Nomor 2 116

clotrimazole diuji menggunakan Hasil uji in vitro menunjukkan

spektrofotometer pada 260 nm dengan bahwa patch transdermal carvedilol yang

dapar fosfat etanol pH 7,4 sebagai blanko. diformulasi dengan Tween 80 sebagai

Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa enhancer memiliki karakteristik pelepasan

permeasi obat meningkat secara signifikan yang lebih baik. Carvedilol dapat

dengan peningkatan konsentrasi Tween 80 diformulasi menjadi patch transdermal

pada formula. Hal ini disebabkan karena untuk meningkatkan waktu pelepasannya

adanya gugus hidrofil serta konsentrasi (Sowjanya, et.al., 2013).

yang berada di bawah konsentrasi misel Tween 80 dapat meningkatkan

kritis (Nawaz, et al., 2013). penetrasi asam askorbat. Makin tinggi

Digunakan difusi sel pada 2 konsentrasi tween 80, maka permeabilitas

chamber dengan area difusi 0,95 cm2. asam askorbat makin tinggi. Peningkatan

Patch transdermal ditekan pada kulit permeasi asam askorbat dapat dicapai

dengan sisi adhesif menghadap stratum dengan konsentrasi enhancer setara 1%

korneum. Selanjutnya, reseptor diisi (Akhtar, et.al., 2011).

dengan 2,5 ml dapar fosfat pH 7,4. Media Struktur Tween 80 sangat

diganti secara berkala selama 2-12 jam. berpengaruh terhadap peningkatan

Sampel disentrifugasi selama 5 menit pada penetrasi sediaan. Tween 80 memiliki

15000 rpm. Supernatan divorteks dengan etilen oksida dan rantai hidrokarbon

standar internal dan dianalisis dengan High panjang. Struktur tesebut memberikan

Performance Lipid Cromatography karakteristik lipofilik dan hidrofilik,

(HPLC) untuk menentukan konsentrasi sehingga memungkinkan partisi antara

indometasin. Penambahan tween 80 tidak senyawa lipofilik dan protein hidrofilik.

menambah permeasi indometasin dari Tween 80 berinteraksi dengan gugus polar

sediaan patch transdermal (Li, et.al., pada lipid dan memodifikasi ikatan

2007). hidrogen serta ikatan ionik. Selain itu,

dapat pula memengaruhi struktur protein


Farmaka
Volume 14 Nomor 2 117

yakni keratin. Target enhancer merupakan Evaluation of Skin Permeation and


Analgesic Activity Effects of
struktur fibril keratin yang menyebabkan Carbopol Lornoxicam Topical Gels
Containing Penetration Enhancer.
area menjadi lebih hidrofil. Dengan The Scientific World Journal
(2014): 1-9.
volume yang cukup, dapat dihasilkan Barry, BW. 2011. Novel mechanisms and
devices to enable successful
kemampuan pelarutan dari lapisan hidrofil transdermal drug delivery.
European Journal Pharmacy (14):
sehingga dapat mengubah koefisien partisi 101-114.
Breuer MM. 1979. The interaction
dari kulit (Rigg, 1990). between surfactants and keratinous
tissues. Journal of Soc Cosmet (30):
Kesimpulan 41-64.
Cserhati, T.1995. Alkyl Ethoxylated and
Tween 80 yang termasuk dalam alkylphenol ethoxylated nonionic
surfactants: Interaction with
golongan surfaktan nonionik dapat bioactive compounds and
biological effects. Environmental
meningkatkan permeasi berbagai macam Health Perspect (103): 358-364.
Förster, M., Bolzinger MA, Fessi H,
zat aktif yang diformulasikan dalam Briançon S (2009) Topical delivery
of cosmetics and drugs: Molecular
sediaan gel. Sedangkan dalam sediaan aspects of percutaneous absorption
and delivery. European Journal of
patch, tidak terdapat peningkatan permeasi Dermatology (19): 309-323.
Hiren, J., Patel, Darshan G., Trivedi,
yang signifikan dengan penambahan Anand K., Bhandari, Dushyant A.
Shah. 2011. Penetration enhancers
Tween 80. for transdermal drug delivery
system: A review. Journal of
Daftar Pustaka Pharma Cosmet (2): 68-80.
Kanikkannan N, Kandimalla K, Lamba SS,
Ahmed, Mohammed Gulzar., and Diwakar Singh M. 1999. Structures activity
Khadka. 2014. Formulation and relationship of chemical penetration
Evaluation Of Transdermal Gel Of enhancers in transdermal drug
Lornoxicam in Combination with delivery. Current Medicinal
Chemical Enhancers. International Chemistry (6): 593-608.
Journal of Research in Pharmacy Li, Ting., Ren, Changshun., Wang, Manli.,
and Chemistry ISSN: 2231−2781 Zhao, Ligang., Wang, Ximeng., and
(4): 996-1003. Fang, Liang. 2007. Optimized
Akhtar, N., MU Rehman, HMS Khan, F preparation and evaluation of
Rasool, T Saeed and G Murtaza. indomethacin transdermal patch.
2011. Penetration Enhancing Effect Asian Journal of Pharmaceutical
of Polysorbate 20 and 80 on the In Sciences (6): 249-259.
Vitro Percutaneous Absorption of Nawaz, Asif., Jan, Syed Umer., Khan,
L-Ascorbic Acid. Tropical Journal Nauman Rahim., Hussain, Abid.,
of Pharmaceutical Research June Khan, Gul Majid. 2013.
2011 10 (3): 281-288. Formulation and in vitro evaluation
Al-Suwayeh, Saleh A., Taha, Ehab I., Al- of clotrimazole gel containing
Qahtani, M., Ahmed, Mahrous O., almond oil and Tween 80 as
Badran, Mohamed M. 2014. penetration enhancer for topical
Farmaka
Volume 14 Nomor 2 118

application. Pakistan Journal of Transdermal Drug Delivery


Pharmaceutical Sciences (26): 617- Systems. International Journal of
622. Pharmacy and Pharmaceutical
Prausnitz, M. R., S. Mitragotri, and R. Sciences ISSN- 0975-1491 Issue 2
Langer. 2004. Current status and (6): 249-253.
future potential of transdermal drug
delivery. Nature Reviews, Drug
Discovery (3): 115-124.
Potts. R.O., Guy, R.H. 1997. Mechanism of
Transdermal Drug Delivery.
Marcel Dekker. New York. page
17.
Rigg PC, Barry BW. 1990. Shed snake
skin and hairless mouse skin as
model membranes for human skin
during permeation studies. Journal
of Invest Dermatol (94): 235-240.
Roberts, M.S., and Walters KA. 2008.
Dermal Absorption and Toxicity
Assessment. 2nd edition. Informa
Healthcare. USA: 119.
Samy, Ahmed., Mamdouh M. Ghorab,
Shadeed G. Shadeed and Eman A.
Mazyed. 2013. Formulation and
Evaluation Of Different
Transdermal Drug Delivery
Systems of Ketoprofen.
International Journal of Pharmacy
and Pharmaceutical Sciences
ISSN- 0975-1491 (5): 600-607.
Scheuplein, RJ., Ross, L. 1970. Effects of
surfactants and solvents on the
permeability of epidermis. Journal
of the Society of Cosmetic Chemists
(21): 853-873.
Sowjanya., Duraivel., S. Sampath Kumar,
K.P. Debjit Bhowmik. 2013.
Formulation and Evaluation of
Transdermal Patches of Carvedilol.
Journal of Chemical and
Pharmaceutical Sciences ISSN:
0974-2115 Issue 4 (6): 250-253.
Sukmawati, Anita dan Suprapto. 2010.
Efek Berbagai Peningkat Penetrasi
Terhadap Penetrasi Perkutan Gel
Natrium Diklofenak Secara In
Vitro. Jurnal Penelitian Sains &
Teknologi (11): 117 – 125.
Suksaeree, Jirapornchai., Monton,
Chaowalt., Sakunpak, Apirak.,
Charoonratana, Tossaton. 2014.
Formulation and In Vitro Study Of
Ketoprofen Pseudolatex Gel For

Anda mungkin juga menyukai