Semua pihak pasti setuju bahwa hak-hak pekerja untuk mendapatkan perlindungan kecelakaan kerja
adalah wajib dipenuhi dan tidak bisa ditawar lagi, Undang-undang pun mensyaratkan demikian,
paling tidak untuk jumlah perlindungan yang minimum seperti di atur dalam Undang-undang
Kecelakaan Kerja.
Bentuk perlindungan kecelakaan kerja untuk pekerja, buruh atau karyawan (atau apapun mereka
disebutnya) telah tersedia mulai dari Jamsostek, Workmen Compensation, Personal Accident vs
Employers Liability
Secara umum jenis-jenis Asuransi tersebut adalah untuk melindungi tenaga kerja dari kecelakaan kerja
berupa:
1. Biaya Pengobatan (Medical expenses)
2. Santunan Cacat Tetap (Disablement)
3. Santunan Kematian karena kecelakaan (Accidental Death)
Jamsostek
Jaminan Sosial Tenaga Kerja ini adalah program yang wajib diikuti dengan perbandingan iuran tertentu
antara pemberi kerja (employer) dan tenaga kerja (employee). Namun demikian Jaminan yang
diberikan adalah sangat minimum.
Workmen Compensation
Asuransi Tenaga Kerja yang memberikan perindungan dengan skala benefit yang lebih besar dari
Jamsostek, skala benefit dapat disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dalam memberikan
“kenyamanan” terhadap tenaga kerja.
Skala benefit yang paling populer adalah yang dikenal dengan nama “Pertamina Benefits”
Pertamina Benefits
Pertamina Benefits adalah skala benefit (maslahat) yang paling populer di Indonesia, dirancang
dengan ketentuan Undang-Undang Kecelakaan Kerja (Accidents Law), namun mengingat gaji atau
upah tenaga kerja di Indonesia yang umumnya “kecil” atau hanya sebatas “UMR”, Pertamina
Benefits memberikan batasan“Minimum Benefits” yang tergolong cukup besar dibandingkan
dengan perhitungan gaji atau upah tenaga kerja tsb.
Untuk Biaya Pengobatan (Medical Expenses) maksimum sebesar US$.10,000.00 per orang per
kejadian
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident), dari
namanya Personal Accident dapat dibeli oleh setiap individu Tenaga Kerja maupun oleh Pemberi
Kerja (employers).
Berbeda dengan Workmen Compensation dimana jaminan hanya berlaku pada saat tenaga kerja
melakukan aktifitas pekerjaanya saja, jaminan Asuransi Kecelakaan Diri (Personal
Accident) berlaku 24 jam kapan saja dan dimana saja diseluruh dunia, baik sedang melakukan
aktifitas pekerjaan maupun sedang santai atau berlibur.
Premi Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident) didasarkan pada Penggolongan Pekerjaan
atau Klas yang umunya terdiri dari:
Klas 1 adalah untuk jenis pekerjaan yang menyangkut pekerjaan dalam ruangan / melakukan
pekerjaan kantor seperti akuntan, administrator, arsitek, auditor, banker, dokter, pengacara,
sekretaris, guru, ibu rumah tangga, marketing (salesman bagian dalam) dan sejenisnya
Klas 3 adalah untuk jenis pekerjaan yang menyangkut pekerjaan di luar atau dilapangan yang
seluruhnya bersifat mengawasi, sepertu insinyur sipil, salesman bagian luar, pedagang eceran
(tidak termasuk tukang daging atau penjaja ikan atau penggunaan mesin.
Klas 3 adalah untuk jenis pekerjaan kasar dengan tingkat risiko tinggi seperti tukang batu, buruh
bangunan, pekerja mesin, pekerja tambang dan lain-lain
Employers Liability
Alangkah bagus dan idealnya jika para Tenaga Kerja di Indonesia memperoleh hak perlindungan
yang lengkap dari Jamsostek, Workmen Compensation, Personal Accident dan Employers
Liability seperti yang biasanya dipersyaratkan dalam kontrak pekerjaan proyek oleh perusahaan-
perusahaan asing.
perlindungan dengan skala benefit yang lebih besar dari Jamsostek, skala benefit dapat disesuaikan dengan
kemampuan perusahaan dalam memberikan “kenyamanan” terhadap tenaga kerja, Skala benefit yang paling
Employers Liability adalah Tanggung Jawab Hukum Pemberi Kerja (employers)terhadap Tenaga
Kerja (employees) sehubungan dengan kecelakaan kerja (bodily injury) atau penyakit (disease) yang diakibatkan
oleh kelalaian pemberi kerja didalam menyediakan standard keamanan yang seharusnya disediakan atau
Tanggung Jawab Hukum Pemberi Kerja (Employers Liability) dalam hal ini adalah diluar santunan dari Jamsostek,
Workmen Compensation, Personal Accident yang memang menjadi hak Tenaga Kerja.
Contractors’ Liability: Asuransi Liability
untuk Kontraktor Proyek Pembangkit
Listrik dan Proyek Lainnya
Monday, July 7, 2008, 12:19
Automobile Liability, Contractors Liability, Employers Liability, General Liability (CGL), Liability Casualty, Professional
Indemnity (PI), Public Liability, Workmen's Compensation, Workmen's Compensation
2 comments
Selain Proyek PLTU, juga terdapat beberapa penutupan Asuransi Contractor’s Liability untuk proyek
pembangunan pabrik, pembangunantambang batu-bara, tambang emas dan silver di daerah
Kalimantan dan Sumatera, juga terdapat beberapa pekerjaan maintenance di off-shore rigsdan
beberapa proyek lainnya.
Jenis Asuransi yang diperlukan sangat tergantung dari kontrak dengan principal (contract of
work) dan jenis pekerjaannya (scope of work), namun umumnya terdiri dari Asuransi Property
Damage dan Asuransi Contractors’ Liability
– Marine Hull and P&I (untuk penyedia jasa transportasi, carriers atau forwarding company-
nya)
Contractors’ Liability Insurance, biasanya merupakan paket Asuransi yang terdiri dari:
– Professional Indemnity
– Public Liability
– Employers’ Liability
– Workmen Compensation
– Automobile Liability
Karakteristik dari Contractors’ Liability Insurance adalah Limit of Liability yang sangat besar bahkan
umumnya jauh lebih besar dari nilai kontrak pekerjaannya (Total Contract Value), umumnya mulai
dari US$ 5 juta s/d US$ 100 juta atau lebih.
Seperti dalam artikel sebelumnya, klaim Liability dapat berupa Property Damage, Bodily
Injury, dan Law Cost and Expenses.
Bayangkan the worst scenario jika terjadi suatu kelalaian atau kecelakaan kerja dalam suatu proyek
PLTU misalnya yang menyebabkan ledakan atau kebakaran yang menghanguskan sebagian besar
instalasi PLTU yang sangat rentan dan sensitive bisa saja menimbulkan kerugian yang sangat dasyat
tidak hanya total proyek yang akan hancur, tapi juga kerugian jiwa, kematian, polusi lingkungan dan
tuntutan ganti rugi dari pemerintah dan masyarakat sekitarnya.
Jadi tidak heran jika Limit of Liability yang diminta sangat besar jauh lebih besar dari nilai kontrak
pekerjaannya sendiri.
Secara singkat bentuk kerugian atau klaim dapat diuraikan berdasarkan jenis asuransinya:
(baca juga artkel-artikel sehubungan dengan jenis Asuransi tsb untuk uraian lebih lengkap)
1. Professional Indemnity
Menjamin liability atas kesalahan design, perancangan, advis atau jasa konsultansi yang
diberikan atau atasbreach of duty jasa profesi lainnya.
2. Public Liability
Menjamin liability atas kelalaian atau kecelakaan kerja yang ditimbulkan dari pekerjaan proyek tsb
3. Employers’ Liability
Menjamin liability majikan kepada tenaga kerja permanent maupun buruh kontrak atas kelalaian
atau kecelakaan kerja
4. Workmen Compensation
Jaminan atau santunan biaya pengobatan, cacat atau kematian tenaga kerja atau buruh sama
halnya dengan jamsostek.
5. Automobile Liability
Menjamin liability yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor yang dipergunakan dalam proyek
tsb
How to insure?
Underwriting information yang diperlukan untuk Contractors’ Liability Insurance adalah Copy of
Contract yang biasanya berisi Scope of Works, Time Schedule, Site Plan and Estimated Contract Value