Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut,
Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda,
sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan
muda kembali yang kaya akan unsur hara.

Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti
kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Kita semua
tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan
tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih
muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan
permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.

Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan
sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari
pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan Pembangunan
kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal
pertanian.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:

1. Sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai dampak pencemaran terhadap lingkungan.

2. Sebagai cara untuk mencari berbagai cara untuk menanggulangi dampak pencemaran yang sedang
dikaji.

3. Sebagai metode pengumpulan data tentang pencemaran lingkungan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pencemaran Tanah


Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke
dalam lapisan sub-permukaan, kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air
limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara
tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

tanah-tercemar.jpg

Gambar 2.1 Pencemaran Tanah

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk
produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang
terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai
kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.” Tetapi apa yang terjadi, akibat
kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa
“Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria
baku kerusakan tanah”. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam
tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di
atasnya.

Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi.

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut
polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon
dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033%
dapat memberikan efek merusak. Suatu zat dapat disebut polutan apabila :

1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.

2. Berada pada waktu yang tidak tepat.

3. Berada di tempat yang tidak tepat.

Sifat polutan adalah :

1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.

2. Merusak dalam waktu lama.


Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb
dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak

2.2 Sumber Pencemaran Tanah

Sumber pencemar tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan mempunyai
hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan
sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas
oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam
air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan
terjadinya pencemaran pada tanah.

Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat
dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari
daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada
tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang
tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber
pencemar yang berasal dari, sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi
yang meletus / kendaraan bermotor dan limbah industri.

2.3 Komponen-Komponen Bahan Pencemaran Tanah

2.3.1 Limbah domestik

Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha
hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat
berupa limbah padat dan cair.

a. Limbah padat

Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh
mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan
tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang.
Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak
cucu kita setelah ratusan tahun kemudian.

Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh
akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah
hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh
bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.

b. Limbah Ciar

Limbah cair berupa tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air
tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
2.3.2 Limbah industri

Sekarang ini banyak industri yang membuang limbahnya secara sembarangan, entah itu dibuang ke aliran
sungai maupun di buang ke atas tanah.Industri yang memiliki limbah seharusnya mengolah limbahnya
tersebut agar kandungan berbahayanya hilang atau berkurang, barulah limbah tersebut boleh
dibuang.Sayangnya tidak semua industri dibekali dengan teknik pengolahan limbah yang baik sehingga
berbagai jenis pencemaran pun masih kerap terjadi akibat industri tersebut.Industri yang menyebabkan
pencemaran tanah bisa dari industri besar sehingga memiliki pabrik sendiri, industri menengah dan juga
industri kecil dengan skala rumahan

a. Limbah padat

Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur,
bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon,
plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.

b. Limbah cair

Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa
pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen
dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd
dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke
dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting
terhadap kesuburan tanah.

2.3.3 Limbah pertanian

Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman,
misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus
menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang
dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan
penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna
di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu
penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida
tersebut. Berikut ini berbagai jenis limbah pertanian yang harus diwaspadai :

Pupuk Urea.

Pestisida.

Herbisida.

DDT.
2.4 Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah

2.4.1 kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam
tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida
merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena
dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.

Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan
kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati.
Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang
mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.
Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi
mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar,
pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.

2.4.2 Ekosistem

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang
radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah
sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik
dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan
beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator
atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan
terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang
lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas

. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi
tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar
ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk
dari bahan pencemar tanah utama.

2.5 Penanganan Pencemaran Tanah

2.5.1 Remidiasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis
remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting
(injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang
aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

2.5.2 Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme


(jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

2.6 Pencegahan Pencemaran Tanah

Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan
dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi.

Pada umumnya langkah pencegahan adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran,
misalnyamengurangi terjadinya bahan pencemar, langkah pencegahan itu antara lain:

a. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan
dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah
sebagai kompos/pupuk.

b. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti
plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari
pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar
dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.

c. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah,
sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.

d. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan
dan tidak sampai berlebihan.

e. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

f. Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau tangki dalam
jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari
pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam.

2.7 Penanggulangan Komponen Bahan Pencemaran Tanah


Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemara tersebut.
Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan
pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat
serta tidak punahnya hewan tanah. Langkah tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain
dengan cara:

1. Pemisahan Sampah

Memisahkan sampah berdasarkan jenisnya bermanfaat untuk mengatasi pencemaran tanah.Hal tersebut
juga bermanfaat untuk menghindari pencemaran tanah.Di tempat umum, ada baiknya disediakan
tempat sampah berdasarkan jenisnya.Jenis sampah dibagi menjadi dua macam yaitu sampah organik
dan juga sampah non organik.Sampah organik itu bisa berupa daun pembungkus makanan sedangkan
sampah non organik adalah botol kaleng minuman, plastik, sedotan dan masih banyak lagi lainnya.Di
tempat umum, banyak sekali sampah non organik yang dibuang oleh pengunjung tempat
tersebut.Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya sebaiknya mulai
dibenahi.Dengan membuang sampah pada tempatnya masyarakat bisa terhindar dari berbagai dampak
buruk dari sampah tersebut dan kebersihan pun bisa terwujud.

2. Menerapkan Prinsip Daur Ulang

Masyarakat sebaiknya sejak saat ini mempelajari tentang prinsip daur ulang.Prinsip itu bisa dengan
mengolah limbah dan juga memanfaatkan sampah yang tidak terpakai menjadi sesuatu yang lebih
berguna. Daur ulang yang bisa dilakukan oleh manusia adalah sebagai berikut ini :

· Sampah organik yang dibuang oleh manusia bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos, biogas
dan masih banyak lagi lainnya.

· Sampah non organik yang banyak disekitar kita bisa digunakan sebagai bahan-bahan kerajinan.
Bahan kerajinan yang bisa dibuat adalah lampu hias dari botol mineral, lampion dari botol mineral,
pembuatan tas dan dompet dari sampah bekas minuman sachet serta masih banyak lagi lainnya. Selain
menghindari pencemaran tanah, mendaur ulang bahan-bahan tersebut bisa menghasilkan nilai tambah
dari barang-barang yang dianggap limbah dan bekas.

3. Hindari Pestisida Dan Zat Kimia

Untuk mengurangi efek dari limbah pertanian, petani di Indonesia mulai menggalakkan bertani dengan
cara aman yaitu menghindari pestisida. Pestisida dampaknya bisa berbahaya bagi tanah sebab
menimbulkan pencemaran.Oleh sebab itu petani mulai beralih ke pupuk kompos yang lebih aman karena
terbuat dari bahan-bahan organik.Sayuran, buah dan hasil pertanian yang menggunakan pupuk kompos
disebut dengan hasil pertanian organik.Hasil tani organik jauh lebih aman dikonsumsi dibandingkan
dengan hasil tani yang menggunakan pupuk kimia dan juga pestisida.

4. Pengolahan Limbah
Industri yang ada di Indonesia sebaiknya memiliki sistem pembuangan dan pengolahan limbah yang
baik.Industri besar tentu memiliki limbah yang banyak pula.Jika setiap hari industri tersebut membuang
limbah dengan skala yang besar tanpa diikuti oleh pengolahan limbah yang benar tentu banyak media
yang bisa tercemar oleh limbahnya tersebut. Industri yang baik akan mengolah limbahnya terlebih
dahulu agar tidak berbahaya jika dibuang ke sungai maupun ke tanah. Saat di buang ke sungai maupun
tanah, limbah itu tidak akan mempengaruhi makhluk hidup yang ada di sungai maupun tanah tersebut.

5. Plastik Organik

Saat ini banyak supermarket yang mulai memperhatikan kesehatan lingkungan.Supermarket tersebut
sadar jika plastik yang diberikan kepada konsumennya tidak bisa diuraikan dan berdampak buruk oleh
lingkungan.Oleh sebab itu saat ini banyak supermarket yang menggunakan plastik daur ulang atau plastik
organik.Disebut plastik organik dikarenakan plastik yang diberikan tersebut bisa terurai oleh tanah.
Langkah tersebut sebaiknya ditiru oleh semua toko yang ada di Indonesia sehingga berapapun jumlah
plastik yang dibuang oleh manusia tidak akan mencemari lingkungan dan juga tanah.

6. Saluran Pembuangan Limbah

Bagi limbah domestik, ada baiknya ibu rumah tangga membuat saluran pembuangan limbah yang
baik.Misalnya saja air sisa detergent tidak langsung dibuang ke tanah begitu saja, namun air detergent
tersebut dibuang ke saluran pembuangan limbah yang telah disediakan atau dibuat.Dengan begitu
pembuangan limbah bisa terorganisir dengan baik.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami

2. Penanganan Pencemaran Tanah dibagi dua yaitu Remidiasi dan Bioremediasi

3. Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat


dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi.

3.1 Saran

Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah, disarankan para pembaca mencari referensi
lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para pembaca setelah
membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari dalam menjaga
kelestarian tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Makalah Pencemaran Tanah. https://lasonearth.wordpress.com/maka lah/makalah-


pencemaran-tanah/. Diakses Kamis, 1 Desember 2016.

Anonim. 2015. Lingkungan Pencemaran. http://dosenbiologi.com/lingkungan/pen cemaran-tanah.


Diakses Kamis, 1 Desember 2016.

Soekarto. S. T. 1985. Penelitian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian.

Wijaya. 2012. Makalah Pencemaran Tanah. http://thinkwijaya.blogspot.co.id/201 2/05/makalah-


pencemaran-tanah.html. Diakses Kamis, 1 Desember 2016.

2. Pencemaran Tanah

Pembahasan selanjutnya adalah tentang pencemaran tanah. Pencemaran tanah terjadi jika ada
perubahan struktur zat pembentuk tanah. Perubahan ini pastinya ke arah yang lebih buruk sehingga
tanah menjadi tidak subur lagi dan tanaman tidak bisa tumbuh di atasnya. Itulah yang disebut
pencemaran tanah.

Kualitas tanah dapat berkurang akibat terjadinya pencemaran tanah. Pencemaran itu bisa terjadi karena
erosi air yang mengalir sehingga kesuburan tanah menjadi berkurang atau dapat pula di sebabkan oleh
limbah zat padat yang mencemari tanah. Limbah padat itu berupa sampah, baik bahan organik maupun
nonorganik. Sampah itu bisa berasal dari rumah tangga maupun industri.
Yang termasuk limbah industri adalah sampah buangan dari pabrik pengawetan daging, ikan, pabrik
kertas, pabrik gula, pabrik kimia, dan logam yang berbentuk padat, cair dan kental.

Limbah rumah tangga yang bernemtuk cair seperti detergen, cat, tinja dan oli dapat membunuh
mikroorganisme sebagai pengurai dalam tanah. Selain itu ada pula limbah padat seperti plastik, kaleng
dan botol bekas air mineral yang tidak dapat terurai dalam tanah dan menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan kesuburan tanah.

Namun limbah rumah tangga biasanya terdiri dari sampah organik yang bisa terurai dalam tanah,
sedangkan limbah industri itu adalah sampah nonorganik yang berupa bahan kimia yang berbahaya bagi
unsur hara dalam tanah sehingga tanah menjadi tidak subur lagi.

Sampah rumah tangga yang paling berbahaya adalah sampah nonorganik berupa plastik, kaca, kaleng
dan logam yang tidak mungkin terurai dalam tanah. Menurut penelitian, sampah plastik itu akan terurai
menjadi unsur tanah kembali dalam jangka waktu 200 tahun. Sedangkan sampah organik bisa terurai
dalam tiga puluh tahun, namun sampah organik menimbulkan bau dan mengeluarkan bakteri yang
berbahaya bagi kesehatan.

Contoh pencemaran tanah karena sampah nonorganik

Untuk mengatasi pencemaran tanah, masyarakat bersama pemerintah dapat menerapkan beberapa
langkah sederhana seperti :

Pemisahan sampah kering dan basah atau sampag organik dan anorganik.

Mengurangi pemberantasan hama dengan pestisida.

Lebih bijak lagi jika pembungkus makanan yang biasanya terbuat dari plastik diganti dengan bahan
pembungkus lain, seperti: daun pisang atau daun jati.
Siapapun anda dan dari kalangan manapun, cobalah untuk sadar akan lingkungan dan sadar akan
dampak yang ditimbulkan bila sampah-sampah yang datang dari rumah kita tidak di kelola secara baik.

Anda mungkin juga menyukai