Anda di halaman 1dari 2

Dasar hukum dan undang-undang bidang kesehatan yang mengaturidentifikasi jenazah

adalah antara lain:Berkaitan dengan kewajiban dokter dalam membantu peradilan diatur dalam
KUHAP pasal 133:

1.Dalam hal penyidik untuk membantu kepentingan peradilan menanganiseorang korban baik
luka, keracunan ataupun mati yang diduga karenaperistiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokterdan atau ahli lainnya.

2.Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis,
yang dalam surat itu disebutkan dengan tegasuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat
dan atau pemeriksaan bedah mayat.

3.Mayat yang dikirimkan kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus
diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label
yang memuatkan identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang diilekatkan pada ibu jari
kaki atau bagian lain badan mayat (Budiyanto et al, 1997)

Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S.1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian


Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Tugas dokter gigi dalam lingkup forensik adalah melakukan pemeriksaan terhadap keadaan
mulut dan gigi dan hal-hal yang berhubungan dengan keadaanmulut dan gigi, contohnya :
memeriksa bekas gigitan. Bekas gigitan ialah pola gigitan dari pelaku yang tertera pada kulit
korban dalam bentuk luka, jaringan kulit maupun jaringan ikat dibawah kulit sebagai akibat dari
pola permukaan gigitan dari gigi-gigi pelaku dengan perkataan lain bekas gigitan merupakan
suatu produksi dari gigi-gigi pelaku melalui kulit atau jaringan korban. Oleh sebab itu seorang
dokter gigi dapat dilibatkan dalam pembuatan Visum et Repertum oleh dokter pembuat Visum et
Repertum sebagai konsultan untuk memeriksa keadaan mulut dan geligi korban, karena dokter
gigi tidak memiliki wewenang khusus untuk membuat Visum et Repertum. Walaupun demikian,
dokter gigi dapat membuat berbagai hasil pemeriksaan yang kedudukannya setara dengan Visum
et Repertum tetapi tidak dengan judul Visum et Repertum.
Visum et Repertum pada dasarnya memuat suatu penyidikan akhir yang dibenarkan oleh pasal
KUHAP pidana pasal 50.

Anda mungkin juga menyukai