Anda di halaman 1dari 13

MEKANIKA FLUIDA

“PENERAPAN ILMU MEKANIKA FLUIDA

TERHADAP INSTALASI AIR DI GEDUNG”

OLEH :
ASLAM
F 111 15 151

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2016/2017
Abstract
Selain memberikan banyak manfaat, air juga dapat memberikan
dampak yang negatif jika pengolahannya tidak dilakukan secara baik. Hal
ini lebih terfokus pada sistem instalasi pengairan atau lebih dikenal
dengan istilah drainase yang dilakukan oleh manusia, baik pada instalasi
drainase di tempat umum. Pengairan yang kurang baik membuat air
terbuang secara tidak baik sehingga menyebabkan kerugian misalnya
kerusakan bahan bangunan oleh tetesan air yang merembes di pipa. Oleh
sebab itu, pemasangan instalasi drainase harus menggunakan
perhitungan yang baik untuk mengurangi dampak negatif yang terjadi.
Dalam ilmu fisika, cabang ilmu yang cocok untuk mengevaluasi apakah
instalasi drainase telah dikatakan baik adalah Mekanika Fluida. Hal ini
karena mekanika fluida merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari
keseimbangan dan gerakan gas maupun zat cair serta gaya tarik dengan
benda di sekitarnya yang dilalui saat mengalir serta membahas hukum
keseimbangan dan gerakan fluida dan aplikasinya untuk hal-hal yang
praktis. Adapun sasaran pokok dari cabang ilmu ini adalah aliran fluida
yang dikelilingi oleh selubung, seperti misalnya aliran di dalam saluran-
terbuka dan tertutup. Oleh sebab itu, penulis akan memaparkan
bagaimana pengaplikasian ilmu mekanika fluida dalam memasang dan
mengurangi dampak negatif terhadap pemasangan saluran air yang ada
di rumah kita.
∗ Key Words : Aliran air, Saluran, Hidrolika, Percabangan pipa
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dasar teori mekanika fluida dan hidrolika kemudian menjadi


baku setelah Daniel Bernoulli dan Leonhard Euler memperkenalkan
ilmunya dalam abad XVIII. Kemudian Nikolai Joukowski yang interest
dalam hidrolika berhasil menggabungkan hasil-hasil experimen
dengan teori-teori yang telah ada sehingga bermanfaat untuk
keperluan penelitian dan aplikasi. Yang paling menarik dari
penemuan Joukowski adalah teori tentang WATER HAMMER yang
menyebabkan saluran-saluran pecah karena alat-alat ditutup
mendadak (VALVE ; TURBINE GATES ; FAUCET) dan berbagai
kasus dalam bangunan air; seperti teori aliran airtanah ( GROUND
WATER = PERCOLATION THEORY ). Oleh sebab itu, Mekanika
fluida dijadikan sebagai objek dan media yang memiliki
partikelpartikel dengan berbagai ragam gerakan relatifnya untuk
meneliti baik atau tidaknya aliran fluida yang terjadi pada instalasi
drainase yang dibuat dirumah. Melihat sejarah dan pemanfaatannya,
Mekanika Fluida merupakan cabang ilmu fisika yang tepat karena
pada cabang keilmuan ini terdapat percabangan lagi yang
membahas secara spesifik mengenai fluida, yakni Hidromekanika
dan Hidrolika. Hidromekanika mempelajari keseimbangan dan
gerakan gas maupun zat cair serta gaya tarik dengan benda di
sekitarnya yang dilalui saat mengalir, sedangkan Hidrolika
membahas hukum keseimbangan dan gerakan fluida dan
aplikasinya untuk hal-hal yang praktis. Kedua percabangan
Mekanika Fluida ini memiliki sasaran pokok yakni aliran fluida yang
dikelilingi oleh selubung, seperti aliran di dalam saluran-terbuka dan
tertutup. Contohnya yaitu aliran pada sungai, terusan, cerobong dan
pipa saluran, nozzle serta komponen mesin hidrolik.

Meskipun para fisikawan telah menemukan metode dan alat


yang tepat, kendala dalam pengaplikasian instalasi drainase tetap
saja ditemukan. Ini karena air merupakan fluida yang tentunya
memiliki sifat khas fluida, yakni zat cair cenderung untuk mengumpul
dan membentuk tetesan ( apabila jumlahnya sedikit ) dan jika dalam
volume yang banyak ia akan membentuk muka bekas ( FREE
SURFACE ). Sifat penting lainnya dari zat-cair, perubahan tekanan
dan temperatur hampir atau sama sekali tak berpengaruh terhadap
volume; sehingga dalam praktek zat cair dianggap bersifat
INCOMPRESSIBLE. Ditambah lagi, aliran air dalam pipa merupakan

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah itu fluida ?
b. Bagaimanakah fluida yang mengalir di saluran berjalan degan
baik ?

1.3 Tujuan
a. Agar dapat mengetahui pengololaan sumbet daya air
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya


zat cair dan gas. Sifat kemudahan mengalir dan kemampuan untuk
menyesuaikan dengan tempatnya berada merupakan aspek yang
membedakan fluida dengan zat benda tegar.
Fluida adalah zat yang dapat mengalami perubahan bentuk secara
kontinu bila terkena tegangan geser walaupun ernoull kecil. Fluida adalah
zat yang dapat mengalami perubahan bentuk secara kontinu bila terkena
tegangan geser walaupun ernoull kecil. Gaya geser adalah komponen gaya
yang menyinggung permukaan dan jika dibagi dengan luas permukaan
tersebut menjadi tegangan geser rata-rata pada permukaan itu.
Fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekul-molekul dengan
jarak pisah yang besar untuk gas dan kecil untuk zat cair. Molekul-molekul
itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap
satu sama lain. Fluida adalah benda yang dapat mengalami perubahan
bentuk secara terus menerus karena gaya gesek yang bekerja
terhadapnya.
Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai partikel
yang mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa.
Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida
dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang.
Meskipun perbedaan antara benda padat dan fluida dapat dijelaskan
secara kualitatif berdasarkan struktur molekulnya, pembedaan yang lebih
spesifik didasarkan pada bagaimana zat tersebut berdeformasi di bawah
suatu beban luar yang bekerja. Secara khusus, fluida didefmisikan sebagai
zat yang berdeformasi terus-menerus selama dipengaruhi suatu tegangan
geser. Sebuah tegangan (gaya per satuan luas) geser terbentuk apabila
sebuah gaya tangensial bekerja pada sebuah permukaan. Apabila benda-
benda padat biasa seperti baja atau logam-logam lainnya dikenai oleh suatu
tegangan geser, mula-mula benda ini akan berdeformasi (biasanya sangat
kecil), tetapi tidak akan terus-menerus berdeformasi (mengalir). Namun,
cairan yang biasa seperti air, minyak, dan udara memenuhi defmisi dari
sebuah fluida artinya,zat-zat tersebut akan mengalir apabila padanya
bekerja sebuah tegangan geser. Beberapa bahan, seperti lumpur, aspal,
dempul, odol dan lain sebagainya tidak mudah untuk diklasifikasikan karena
bahan-bahan tersebut akan berperilaku seperti benda padat jika tegangan
geser yang bekerja kecil, tetapi jika tegangan tersebut melampaui suatu
nilai kritis tertentu, zat-zattersebut akan mengalir. Ilmu yang mempelajari
bahan-bahan tersebut disebut rheologi dan tidak termasuk dalam cakupan
mekanika fluida klasik.

Mekanika Fluida adalah suatu ilmu yang mempelajari prilaku Fluida


Baik dalam Keadan diam ( Statik ) Maupun Gerak ( dinamik ) serta akibat
interaksi dengan media batas nya ( Zat padat atau fluida dengan V Lain
).seperti kebanyakan di siplin ilmu lai nya, Mekanik fluida mempunyai
sejarah panjang dalam pencapaian hasil-hasil pokok hingga menuju area
modern seperti sekarang ini. Pada masa prasejarah, kebudayaan-
kebudayaan kuno sudah memiliki pengetahuan yang cukup untuk
memecahkan persoalan-persoalan Aliran tertentu.sebagi contoh perahu
layar yang sudah di lengkapi dengan dayung dan system pengairan untuk
pertanian sudah di kenal pada masa itu.pada abad ketiga sebelum
masehi , Archimedes danHero dari Iskandariahmemperkenal kan Hukum
Jajaran genjang untuk penjumlahan vector. Selanjutnya Archimedes (
285-212 SM ) merumuskan Hukum Apung dan menerapkan pada benda-
benda terapung Atau Melayang, dan juga memperkenalkan bentuk
kalkulus Differensial sebagi bagiananalisis Nya.
Sejak pemulaan masehi, sampai jaman Renaissance terus
menerus terjadiperbaikan dalam rancangan system-sistem Aliran, Seperti
Kapal , Saluran, dan Talang. air.akan tetapitidak ada bukti-bukti Adanya
perbaikan yang mendasar dalam analisis aliran Akhir Nya Leonardo da
Vinci ( 1452-1519 ) menjabar kan persamaan kekekalan Masa
dalam aliran tunak satu demensi, Leonardo da vinci adalah ahli
eksperimen ulungdan catatan-catatanya berisi diskripsi yang seksama
dengan gelombang, jet atau semburan, loncatan hidraulik, pembentuk
pusaran , dan rancangan-rancangan seretan rendah ( bergaris aliran )
serta seratan tinggi ( Parasut ).Galileo ( 1564-1642 ) memperkenal kan
beberapa hukum tentangmekanik.seorang perancis, Edme Moriotte (
1642-1684 ) membangun terowongan angin yang pertama dan menguji
model-model di dalam nya.
BAB III
ISI DAB PEMBAHASAN

3.1 Teori Dasar


Menurut teori hidrolika, fluida adalah suatu kontinyum
(CONTINUUM) yakni suatu bahan yang bersifat kontinyu, berusaha
menempati seluruh ruangan, dan tanpa ada yang kosong. Oleh karena itu,
struktur molekuler dapat diabaikan sehingga fluida dengan partikel yang
sangat kecil sekalipun mesti terbentuk dari molekul-molekul yang sangat
banyak jumlahnya. Karena fluida selalu berusaha molor (YIELDS)
walaupun tegangannya sangat kecil, ia tak bisa menimbulkan gaya yang
terpusat. Semua gaya-gaya yang diberikan padanya akan didistribusikan
merata dalam seluruh volume (massa) atau searah dengan
permukaannya. Jadi gaya luar yang bisa bekerja pada setiapvolume fluida
hanyalah gaya inersia (BODY FORCE) atau gaya permukaan (SURFACE
FORCE).

3.2 Penerapan Instalasi Air


Dalam kehidupan sehari-hari, diperlukan instalasi yang tepat
sehingga pada saat digunakan dapat meminimalkan terjadinya kebocoran
yang disebabkan oleh sifat unik dari fluida. Berikut adalah salah satu
contoh gambar untuk instalasi drainase yang dapat diaplikasikan di
gedung.

Pada instalasi ini, banyak dipakai sambungan yang berfungsi untuk


membelokkan belokkan atau membagi aliran menjadi bercabang.
Pembagian aliran fluida pada percabangan sendiri adalah suatu proses
irreversibel dimana irreversibilitas ini di dalam aplikasi teknik akan
menurunkan unjuk kerja dari sistem. Selama fluida mengalir melalui pipa
banyak terjadi rugi tekanan yang disebut rugi tekanan Major (Major Head
loss) dan rugi tekanan Minor (Minor Head loss) (Mechanical Engineering
Laboratory Spring Quarter, 2003). Kerugian major adalah rugi tekanan
yang terjadi karena gesekan fluida dengan dinding pipa dan kerugian
minor adalah kerugian akibat fluida melewati sambungan.

Aliran fluida yang terjadi pada instalasi ini adalah aliran turbulen.
Aliran turbulen mempunyai koefisien gesek yang lebih tinggi dibandingkan
dengan aliran laminar, tingginya koefisien gesek berpengaruh secara
langsung pada besarnya penurunan tekanan dan pada akhirnya besarnya
energi yang diperlukan untuk mengalirkan fluida (Indartono, 2006). Aliran
ini mengalami regangan yang sebanding dengan VELOCITY GRADIENT
dalam arah ⊥ aliran fluida, yang dapat ditulis secara matematis.

Apabila fluida mengalir melalui suatu percabangan maka akan


terjadi separasi yang mengakibatkan terjadinya kerugian tekan. Menurut
(Dwiyantoro, 2004), Adanya percabangan pada aliran fluida
incompressible berakibat terganggunya aliran karena adanya separasi
yang menyebabkan kerugian dari tekanan total. Kerugian ini terjadi karena
adanya tegangan geser pada luas penampang. Bila tegangan geser
merata pada luas penampang (S) maka regangan geser total (gaya
gesek) yang bekerja padaluasan tersebut.

Untuk Separasi dan Head loss pada pipa bengkok (Study of the
Separated and Total Losses in Bend) telah diteliti oleh (Salem et-all,
2003): Bahwa kerugian gesek mayor mempunyai pengaruh signifikan
pada kerugian gesekan total ketika perbandingan bend curvatur radius (r)
dibanding bend diameter (D) diatas 0,92 dan koefisien kerugian dan
separasi paling besar jika arah aliran berubah secara tajam dan radius
curvature sama dengan nol.

Separasi yang terjadi pada percabangan pipa mengakibatkan aliran


menjadi turbulen, sehingga koefisien gesek menjadi tinggi dan
menyebabkan penurunan tekanan yang akan berpengaruh pada energi
yang dibutuhkan untuk Pompa. Seberapa besar pengaruh variasi sudut
terhadap koefisien kerugian pada percabangan pipa. Dalam hal ini juga,
terdapat perbandingan gaya-gaya yang disebabkan oleh gaya Inersia,
gravitasi, dan kekentalan yang dikenal sebagai bilangan Reynolds (Re)

Kekasaran pipa juga mempengaruhi aliran yang dialami oleh fluida


pada saluran Untuk mempermudah mengetahui kerugian akibat
percabangan pipa, kita dapat menggunakan penelitian terhadap dividing
derajat pipa sebagai acuan penilaian. Pada bagian ini juga, terlampir
contoh perhitungan untuk menentukan nilai Koefisien kerugian total
adalah penjumlahan antara koefisien kerugian tiap cabang. Dari hasil
penelitian menunjukan hasil yang sedikit berbeda, tetapi tren grafik sudah
menyerupai. Koefisien kerugian total paling besar diperoleh pada dividing
90◦, kemudian 60◦ dan 45◦. Hal ini disebabkan besarnya sudut
percabangan yang mengakibatkan semakin besar tahanannya.

Semakin besar sudut percabangan mengakibatkan semakin besar


kerugian tekanan yang mengakibatkan nilai koefisien akan bertambah
besar. Dari hasil penelitian sebelumnya juga menunjukan pernyataan
yang sama. Bahkan dalam tabel kedua, hasil yang diperoleh dari
penelitian yang dilakukan nilainya sudah mendekati.

Meskipun data yang ditampilkan akurat, tak dapat dipungkiri bahwa


akan terjadi perbedaan ketika dilakukan kedua kalinya. Adapun
perbedaan yang terjadi disebabkan oleh : • Jenis pipa uji yang digunakan
dalam penelitian. • Jenis fluida • Pengukuran yang kurang presisi akibat
dari fluktuasi tekanan. • Variasi bilangan Re

Meskipun telah mengetahui tingkat kerugian dalam percabangan pipa, kita


harus tetap memperhatikan sifat volmue atur pada fluida. Ini karena fluida
berusaha menjaga kekekalan massa, laju perubahan terhadap waktu dari
massa kandungan volume atur ditambah dengan laju netto aliran massa
melalui permukaan atur sehingga nilainya harus sama dengan nol.
Adapun persamaan matematis yang menganalisa kecepatan volume atur
fluida, yakni: v =RA·ρV ·ndA ρ·A Sesungguhnya, hasil yang sama
mungkin dapat diperoleh secara lebih langsung dengan menyamakan laju
aliran massa ke dalam dan keluar volume atur dengan penumpukan atau
pengurangan massa di dalam volume atur. Namun demikian, fakta bahwa
teorema transport Reynolds berlaku dalam kasus sederhana yang mudah
dimengerti ini kembali menambah keyakinan kita. Keyakinan ini akan
sangat membantu kita dalam mengembangkan pernyataan volume atur
untuk prinsip-prinsip penting lainnya. Dalam hal ini, tujuan yang ingin
dicapai dalam penciptaan instalasi drainase ini adalah menciptakan suatu
volume atur yang tepat untuk digunakan adalah yang tetap dan tidak
berdeformasi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Melalui paparan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa konsep
Mekanika Fluida sangat tepat untuk diterapkan guna memasang dan
mengurangi dampak negatif terhadap pemasangan saluran air yang ada
di rumah kita. Oleh sebab itu, perancang model instalasi drainase harus
menguasai konsep Mekanika Fluida dalam mengevaluasi baik atau
tidaknya sebuah instalasi drainase yang telah ia buat. Ini dimaksudkan
agar meminimalisasi kesalahan pada pemasangan instalasi drainase serta
cabang keilmuan ini dapat diaplikasikan dalam skala yang lebih besar,
baik untuk keilmuan teknik seperti perpabrikan maupun dalam konservasi
alam seperti saluran irigasi yang tidak mencemari lingkungan.

4.2 Saran
1. Semoga penerapan instalasi saluran fluida digedung dapat
memudahkan masyarakat untuk menggunaka fluida tersebut.
2. Bagi masyarakat semoga dapat memanfaatkan penerapan
fluida dengan baik
3. Bagi masyarakat haruslah memahami fluida dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

[1] Ichwan Ridwan Nasution, 2005. ”Aliran Seragam pada Saluran


Terbuka pada Teori dan Penyelesaian Soal-soal”, e-USU Repository
Universitas Sumatera Utara
[2] Modul mengenai Hukum Dasar Mekanika Fluida (diunduh pada situs
http://www.google.com)
[3] Bar-Meir, Genick, 2013 . Fundamental of Compressible Mechanic
Fluid, North Washtenaw Ave Chicago, IL 60645
[4] Muchsin dan Rachmat Subagyo. 2011. Kaji Eksperimental Koefisien
Kerugian pada Percabangan Pipa dengan Sudut 45◦, 60◦, dan 90◦, Jurnal
Mekanikal, Vol. 2 No. 2: 181-188
[5] Modul mengenai Pengenalan Hidromekanik dan Hidrolika (diunduh
pada situs http://www.google.com)

Anda mungkin juga menyukai