Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEPERAWATAN DASAR II

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU BADAN

NAMA : AGNESIA MONICA BUDIHARTO YUSUP

NIM : 17061093

KELAS :C

SEMESTER : II

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO

2018
Faktor –faktor yang mempengaruhi suhu tubuh :

 LINGKUNGAN
Lingkungan sekitar sangat mempengaruhi suhu tubuh seeorang, contohnya saat kita
berada di suatu daerah yang sedang dalam musim dingin tentu suhu tubuh kita juga akan
ikut menurun sesuai dengan keadaan yang ada di lingkungan sekitar kita.
 STRESS
Stimulasi pada sistem saraf simpatis dapat meningkatkan epinefrin dan norepunefrin yang
akan meningkatkan aktifitas metabolism basal dan produksi panas. Perawat dapat
memperkirakan bahwa klien yang sangat stress atau sangat cemas akan mengalami
peningkatan suhu karena alas an tersebut.
 USIA
Bayi sangat di pengaruhi oleh suhu lingkungan dan harus di linndungi dari perubahan
suhu yang sangat ekstrim. Suhu tubuh anak akan terus bervariasi di bandingkan suhu
orang dewasa hingga menginjak pubertas atau masa remaja. Sebagai lansia terutama
mereka yang berusia di atas 75tahun,beresiko mengalami hipotermia karena b erbagai
alasan :
- Diet makanan yang tidak adekuat
- Kehilangan lemak supkutan
- Kurangnya aktivitas
- Variasi diurnal (irama sirkandian)

Suhu tubuh normalnya akan berubah sepanjang hari dengan perbedaan 1˚C antara pagi
dan sore hari. Titik suhu tubuh tertinggi biasanya terjadi antara pukul 20.00 dan 24.00
dan titik suhu tubuh terendah saat tidur, yaitu pada pukul 04.00 dan 06.00 .

 OLAHRAGA
Kerja berat dan olahraga yang keras dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 - 40˚C
apabila di ukur di rektal .

 PERUBAHAN SUHU
Perubahan suhu tubuh di luar rentang normal mempengaruhi set point hipotalamus.
Perubahan ini dapat berhubungan dengan produksi panas yang berlebihan, pengeluaran
panas yang berlebihan dan produksi panas yang minimal. Pada sifat perubahan tersebut
mempengaruhi masalah klinis yang di alami klien.
 HORMON
Wanita biasanya mengalami fluktuasi hormone lebuh sering dari pada pria. Pada wanita
sekresi progesteron pada saat ovulasi akan meningkatkan suhu tubuh sekitar 0, 3 – 0,6 ˚C
 KELELAHAN AKIBAT PANAS
Kelelahan akibat panas terjadi apabila diaphoresis yang banyak mengakibatkan
kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan. Di sebabkan oleh lingkungan yang
sangat panas . tanda dan gejala kurangnya volume cairan adalah hal yang umum selama
kelelahan akibat panas . tindakan yang pertama yaitu memindahkan klien ke lingkungan
yang lebih dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.
 DEMAM
Hiperpireksia atau demam terjadi karna mekanisme pengeluaran panas tidak mampu
untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas yang
mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal. Tingka keika demam mengancam
kesehatan seringkali merupakan sumber yang di perdebatkan di antara pemberi perawat
kesehatan.
Berikut b eberapa pola demam :
- Terus menerus : tingginya menetap lebih dari 24jam bervariasi 1-2˚C
- Intermiten : demam memuncak secara berseling dengan suhu normal . suhu
kembali normal paling sedikit dalam 24jam.
- Remiten : demam memuncak dan turun tanpa kembali ke tingkat suhu normal.
- Relaps : periode episode demam di selingi dengan tingkat suhu normal,
episode demam dan normotemia dapat memanjang lebih dari 24jam.

 HEAT SROKE
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tubuh dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heat stroke. Klien
yang beresiko termasuk yang masi sangat mudah atau sangat tua yang memiliki penyakit
kardiovaskular,hipotoroidisme,diabetes,atau alkoholik. Yang juga termasuk beresiko
adalah yang mengkonsumsi orang yang dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk
mengeluarkan panas dan mereka yang menjalani latihan olahraga atau kerja yang berat.
 HIPERTERMIA
Hipertemia yaitu peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh
untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas .
 HIPOTERMIA
Pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap dingin mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk memproduksi panas akibat hipotermia. Ketika suhu tubuh turun
menjadi 35˚C klien mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi,
dan tidak mampu menilai. Jika suhu tubuh menurun di bawah 34,4˚C frekuensi jantung
pernapasan an tekanan dalam turun. Jika hipotermia terus berlangsung klien akan
mengalami distritmia jantug, kehilangan kesadaran dan tidak responsif terhadap stimulus
nyeri. Dalam kasus hipotermia berat, klien dapat menunjukan tanda klinis yang mirip
dengan orang mati misalnya tidak ada respon terhadap stimulus dan nadi serta pernafasan
sangat lemah.
 IRAMA SIRKADIAN
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 - 1˚C selama oeriode 24jam. Bagaimanapun, suhu
merupakan irama paling stabil pada manusia. Suhu tubuh biasanya paling rendah antara
pukul 01.00 dan 04.00 dini hari. Sepanjang hari suhu tubuh naik sampai sektar pukul
18.00 dan kemudian turun seperti pada dini hari. Penting di ketahui, pola suhu tidak
secara otomatis berubah pada orang yang bekerja pada malam hari dan tidur di siang hari.
Pada waktu 1-3minggu untuk perputaran tersebut berubah. Secara umum irama suhu
sirkandian tidak berubah sesuai usia. Penelitian menunjykan, puncak suhu tubuh adalah
dini hari pada lansia

REFERENSI
Peters. W. and Gilles. H.M. (1995). Colour Atlas of Tropical medicine and Parasitology.
Mosby-Wolfe.
Roberts. S.O.B., Hay, R.J and Mackenzie. D.W.R. (1984). A Clinician’s Guide to Fungal
Disease. (infectious Disease and Antimicrobial agents: 5) Marcel Dekker, Inc. New York.

Anda mungkin juga menyukai