Anda di halaman 1dari 17

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran buah yang

banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dalam bentuk segar.selain dimanfaatkan

dalam bauh segar yaitu sebagai lalap, asinan, acar dan salad, mentimun juga daprt

digunakakn sebagai bahan industry (komsetik dan obat-obatan).

Buah tmentimun dapat pula dikonsumsi sebagai minuman segar berupa jus,

berkhasiat untuk menghaluskan kulit, mencegah kerusakan kulit dan dapat

menurunkan panas dalam. Mentimun adalah salah satu sayuran yang sangat

rendah kalori, yaitu hanya 15 kalori per 100 g, dan tidak mengandung lemak

jenuh atau kolesterol. Mentimun adalah sumber serat makanan yang dapat

membantu mengurangi sembelit, dan dapat memberikan beberapa perlindungan

terhadap kanker usus, yaitu dengan menghilangkan senyawa beracun dari usus.

Kandungan nilai gizi mentimun cukup baik karensayuran ini merupakan

sumber mineral dan vitamin. Kandungan gizi per 100 g mentimun terdiri dari

energy 12 kalori, protein 0,7 g, pati 0,1 g, karbohidrat 2,7 g, kalsium 10 mg, fosfor

21 mg, besi 0,3 mg, riboplavin 0,01 mg, asam 14 mg, vitamin A 0,3 mg, vitamin B

0,3 g, vitamin C8 (Prahasta, 2009).

Menurut data dari Biro Pusat Statistik (BPS) produksi mentimun nasional

mengalami penurunan tahun 2016 turun dibandingkan tahun 2015 dari 447.696

ton menjadi 430.216 ton. Sedangkan, untuk tingkat provinsi Riau tahun 2016

mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2015 menjadi 17.397 ton dari 14.175

ton.
Di Indonesia mentimun merupakan sayuran yang sangat popular dan

digemari hampir selutuh masyarakat Indonesia. Meskipu demikian, kebanyakan

usahatani mentimun masih dianggap sebafai usaha sampingan, sehingga rata-rata

hasil mentimun secara nasional masih rendah, yakni antara 3.5-4.8 ton/hektar.

Pembudidayaan mentimun meluas seluruh dunia, baik daerah beriklim

panas (troppis) Mupun di daerah beriklim sedang (subtropics). Di Indonesia

tanaman mentimun ditanam di daerah daratan rendah dan daratan tinggi 0-1000

meter di atas permukaan laut. Daerah yang menjadi pusat pertanaman mentimun

adalah provinsi Jawa Barat, Daerah Istimewa Aceh, Bengkulu, Jawa Timur dan

Jawa Tengah. Buah mentimun dibutuhkan masyarakat baik untuk pemenuhan gizi

bagi tubbuh, juga dibutuhkan bagi industry kosmetik dalam negeri. Dewasa ini

Indonesia telah mengekspor buah mentimun ke beberapa negara seperti, Malaysia,

Singapura, Jepang, Inggris, Perancis, dan Belanda (Samadi, 2002)

Kendala pengembangan tanaman mentimun di Riau adalah lahan yang di

dominasi oleh tanah PMK (Podsolik Merah Kuning) yang kandunga bahan

organiknya rendah. Sehingga kemampuan dalam mengikat air rendah. Sedangkan

bagi petani di Indonesia masalah yang sering dihadapi adalah karena mentimun

lebih dominan menghasilkan bunga jantan dibandingkan bunga betina sehingga

produksinya tidak maksimal. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu

dilakukan pemupukan yang berimbang dan pemangkasan untuk merangsang

terbentuknya hormone terutama auksin dan giberalin yang dapat merangsang

terbentuknya bunga betina,serta penggunaan zat prangsang tumbuh dengan

perendaman benih dengan ZPT kolkosin.


B. Tujuaan Praktikum

1. Untuk mengetahui pengaruh lama perendaman ZPT kolkisin terhadap

pertumbuhan dan hasil mentimun.

2. Untuk mengetahui interaksi terhadap lama perendaman ZPT kolkisin terhadap

pertumbuhan dan hasil mentimun.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran . dari

keluarga labu - labuan (Cucurbitaceae) yang sudah pupuler di dunia. Menurut

sejarah tanaman mentimun berasal dari Benua Asia. Beberapa sumber literatur

menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian

lagi menduga berasal dari Asia Selatan (Rukmana, 1994). Tanaman mentimun

berasal dari bagian Utara India yakni tepatnya di lereng Gunung Himalaya, yang

kemudian menyebar ke wilayah meditran. Di wilayah tersebut, telah di temukan

jenis mentimun liar, yakni Cucumie hordwichi (Tyndall, 1987).

Kedudukan tanaman mentimun dalam tanaman tumbuhan, diklasifikasikan

ke dalam. Divisi (spermatophyte), Kelas (Dicotylodonae), Ordo (Cucurbitales),

Family (Cucurbitaceae), Genus (Cucumis), Spesies (Cucumis sativus L.)

Mentimun termasuk tanaman semusim yang bersifat menjalar atau

memanjat dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin (spiral). Batangnya

basah, berbulu serta berbuku-buku. Panjang atau tinggi tanaman dapt mencapai 50

cm-250 cm, bercabang dan bersulur yang tumbuh disisi tangkai daun.

Daun mentimun berbentuk bulat lebar, dan bagian daunnya meruncing.

Daun ini tumbuh berselang-seling keluar dari buku-buku (ruas) batang. Perakaran

mentimun memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar, tetapi daya tembusnya

relative dangkal pada kedalaman sekitar 30 cm-60 cm. Oleh karena itu, tanaman

mentimun termasuk peka terhapap kekurangan dan kelebihan air.

Bunga mentimun mirip dengan terompet yang mahkota bunganya

berwarna putih atau kuning cerah. Bunga jantan dicirikan tidak mempunyai

bagian yang membengkak dibawah mahkota bunga., jumlahnya lebih banyak, dan
keluarnya lebih dulu dibandingkan dengan bunga betina.sedangkan bunga betina

mempunyai bakal buah yang mambengkak, terletak dibawah mahkota bunga, dan

umumnya baru muncul pada ruas ke-6 setelah bunga jantan. Bunga jantan yang

mampu berkembang menjadai buah ±60%, sisanya berguguran sebelum menajdi

buah.

Buah mentimun letaknya mengagantung dari ketiak antara daun dan

batang. Bentuk dan ukurannya bermacam-macam, tetapiumumnya bulat

memanjang atau bulat pendek. Kulit buah mentimun ada yang berbintil-bintil, ada

pula yang halus. Warna kulit buah antara hijau keputih-putihan , hijau muda, dan

hijau gelap.

Biji mentimun bentuknya pipih, kulitnya berwana putih atau putih

kekuning-kuningan sampai ciklat. Biji ini dapat digunakan sebagai alat

perbanyakan tanaman.

Tanaman mentimun tunbuh dengan baik di tanah yang lempung , subur

dan gembur serta memiliki drainase yang baik. Jenis tanah yang cocok untuk

penanaman mentimun adalah tanah alluvial, latosol, dan andosol. Keasaman tanah

yang cocok untuk tanaman mentimun berkisar antara 5,5-6,5 (Sumpena, 2011).

Suhu tanah yang cocok unruk tanaman mentimun 20ºC atau lebih, suhu tanah

yang optimum untuk perkecambahan benih adalah 25-35ºC. pada suhu sekitar

20ºC, dibutuhkan waktu 6-7 hari untuk perkecambahan yang lebih singkat, yaitu

antara 3-4 hari (Yamaghuci, 1983).

Mentimun adalah tanaman beriklim hangat, yang dapat tumbuh dengan

baik di wilayah dataran rendah sampai dengan dataran menengah, kisaran 200-800

m di atas permukaan laut (dpl), dengan ketinggian optimum ±400 dpl. Tanaman

ini tumbuh sangat baik dilingkungan dengan kisaran suhu udara 18-30ºC dan
kelembapan udara relative 50-85%. Apabila suhu udara di bawah 10ºC, tanaman

mentimun akan menderita chilling injuri. Fotoperiodesitas yang dikehendaki

untuk pertunbuhan dan produksi yang baik adaalah 8-12 jam per hari (Direktorat

Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2008)

Pupuk organik sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesuburan tanah

dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik

akan mengembalikan bahan organik ke dalam tanah sehingga terjadi peningkatan

produksi tanaman (Syekhfani, 2000). Pupuk organik itu sendiri bisa berasal dari

pupukkandang, pupuk hijau atau pupuk yang terbuat dari sisa tanaman humus dan

laih-lain. Namun penggunaan pupuk organic ini lambat laun sudah mulai

terlupakan oleh para petani. Petani lebih suka dengan penggunaan pupuk buatan

dengan bahan yang berasal dari kimia. Mereka tidak memikiraka dampak yang

bisa terjadi yaitu bisa merusak kesuburan tanah. Oleh karena itu dalam

pemupukan hendaknya bisa diimbangi dengan pupuk organik.

Pupuk organic mempunyai keunggulandan kelemahan. Beberapa

keunggulan dari pupuk organic adalah antara lain : meningkatkan kandungan

bahan organikdi dalam tanah, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan

kemampuan tanah menyimpan air ( Water holding capacity), meningkatkan

aktivitas kehidupa biologi tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation tanah,

mengurangi fiksasi oleh Al dan Fe pada tanah masam, dan meningkatkan

ketersediaan hara di dalam tanah. Selain itu, kelemahan dari pupuk organic antara

lain : kandungan haranya rendah, relative sulit memperolehnyadalam jumlah yang

banyak, tidak dapat diaplikasikan secara langsung ke dalamtanah, tetapi harus

melalui proses dekomposisi, pengangkutan dan aplikasiannya mahal karena

jumlahnya banyak (Hasibuan, 2006).


Bahan dan pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer

dan butir sekunder tanah dalam pembentukan agregat yang mantap. Keadaan ini

besar pengaruhnya pada porositas, penyimpan dan penyediaan air, aerase tanah

dan suhu tanah. Penggunaan bahan organic dapat mencegah kahat unsur mikro

pada tanah marginal atau tanah yang telah diusahakan secara intensif dengan

pemupukanyang kurang seimbang, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK)

tanah, dan dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni

tanaman seperti Al, Fe dan Mn (Simanungkalit dkk, 2006).

Selain pupuk organik, pemberian pupuk anorganik juga perlu dilakukan

agar tersedianya unsur hara yang cukup dan seimbang di dalam tanah dan dapat

meningkatkan produktivitas tanaman serta dapat meningkatkan efisiensi

penggunaan pupuk. Pemberian pupuk organik saja, pertumbuhan tanaman bawang

merah akan kurang maksimal, maka dilakukan penambahan hara dari luar untuk

dapat hidup yang optimal.

Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meramu

bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi yang mengandung beberapa macam

unsur hara makro dan mikro dengan bentuk serta warna yang khas berdasarkan

jenis unsur hara yang terkandung di dalamnya.

Pemberian pupuk NPK perlu dilakukan untuk melengkapi kebutuhan

unsur hara makro yang cukup pada tanaman, karena memiliki unsur hara yang

lebih banyak dan akan mempengaruhi hasil dan kualitas bawang merah. Unsur

hara makro utama yang mempengaruhi hasil dan kualitas bawang merah adalah N,

P, dan K.

Untuk dapat tumbuh dan bereproduksi secara optimal, tanaman bawang

merah memerlukan pemberian pupuk nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K
dalam jumlah yang cukup dan berimbang. Unsur hara N, P, dan K merupakan

unsur hara makro primer yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang cukup

banyak, sedangkan ketersediaan ketiga hara tersebut dalam tanah umumnya

rendah. Pada umumnya pemberian N, P, dan K dapat meningkatkan pertumbuhan

dan hasil umbi bawang merah (Hidayat, 1996).

Untuk meningkatkan hasil produksi tanaman mentimun di perlukan

pemupupukan yang tepat sesuai anjuran. Strategi pemberian unsur hara N yang

optimal bertujuan agar pemupupukan dilakukan sesuai kebutuhan tanaman

sehingga dapat mengurangi kehilangan N dan meningkatkan serapan N oleh

tanaman. Untuk mencukupi hara tanaman, maka peningkatan kesuburan tanah

secara alami melalui daur ulang nutrisi tanaman, harus di optimalkan

mengandalkan perbaikan aktivitas biologis, serta fisik dan kimia tanah.

Fosfor (P) juga berperan penting bagi pertumbuhan mentimun, fosfor

terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fatide.Merupakan bagian dari

protoplasma dan inti sel, sebagai bagian dari inti sel sangat penting bagi

pembelahan sel, demikian pula bagi perkembangan jaringan meristem. Fosfor

diambil tanaman dalam bentuk H2PO¯4, dan HPO¯4.

Kekurangan unsur hara (P) ini akan menimbulkan hambatan pada

pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang seperti pada tanaman jagung, melon

dan semangka. Daun-daunnya berwarna hijau tua atau keabu-abuan mengkilap

sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, tangkai-tangkai daun

kelihatan lancip-lancip, pembentukan buah jelek merugikan hasil selanjutnya

mati. Hal ini di karenakan pertumbuhan sistem perakaran yang buruk dan kurang

berfungsi.
Pupuk (K) kalium juga penting bagi tanaman mentimun khususnya pada

pembentukan daun, tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur

kalium akan memperlihatkan gejala-gejala seperti daun mengkrut atau keriting

terutama pada daun tua walaupun tidak merata. Kemudian pada daun akan timbul

bercak-bercak merah coklat. Selanjutnya daun akan mengeriting, lalu mati. Buah

tumbuh tidak sempurna kecil, jelek, hasilnya rendah, dan tidak tahan simpan.

Kalau menemukan tanda-tanda seperti itu maka segeralah melakukan pemupukan

kalium (Rahardi, 1999).

Tanaman yang kekurangan unsur kalium akan memperlihatkan gejalah-

gejalah seperti daun mengerut atau keriting terutama pada daun tua walau pun

tidak merata. Kemudian pada daun akan menimbul bercak-bercak merah coklat,

selanjutnya daun akan mengering, lalu mati. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil,

mutunya jelek, hasilnya renda, dan tidak tahan simpan. Kalau menemukan

tanaman tanda-tanda seperti ini maka segera lah melakukan pemupukan kalium.

Persilangan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi

gen. Secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara memindahklan tepung sari

kekepala putik pada tanaman yang diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman

yang menyerbuk sendiri (self polination crop) maupun pada tanaman yang

menmyerbuk silang (cross polination crop). Keberhasilan persilangan sangat

ditentukan oleh pemulia tanaman mengenai tehnik persilangan itu sendiri maupun

pada pengetahuan akan bunga, misalnya: Stuktur bunga, Waktu berbunga, Saat

bunga mekar, Kapan bunga betina siap menerima bunga jantan (tepung sari), dan

Tipe penyerbukan (Tim.2013).


Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang

berbeda susunan genetiknya. Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi

merupakan langkah awal pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan

tetua. Umumnya program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan

menyilangkan dua tetua homozigot yang berbeda genotipenya. Pada tanaman

menyerbuk silang, hibridisasi biasanya digunakan untuk menguji potensi tetua

atau pengujian ketegaran hibrida dalam rangka pembentukan varietas hibrida.

Selain itu, hibridisasi juga dimaksudkan untuk memperluas keragaman (Nasir. M,

2001).

Persilangan memiliki beberapa tujuan, yaitu: (1) Menggabungkan semua

sifat baik ke dalam satu genotipe baru; (2) Memperluas keragaman genetik; (3)

Memanfaatkan vigor hibrida; atau (4) Menguji potensi tetua (uji turunan). Dari

keempat tujuan utama ini dapat disimpulkan bahwa hibridisasi memiliki peranan

penting dalam pemuliaan tanaman, terutama dalam hal memperluas keragaman

dan mendapatkan varietas unggul yang diinginkan. Seleksi akan efektif apabila

populasi yang diseleksi mempunyai keragaman genetik yang luas (Muhammad.

2005).

Pemberian ZPT kolkisin merupakan salah satu cara untuk memperbaiki

pertumbuhan tanaman mentimun. Kolkosin merupakan inhibitor mitosis karena

dapat mengikat tubulin (suatu protein), konsituen utama mikrotubula. Mikrotubula

memiliki peran penting dalam pembentukan benang spindel pada mitosis. Selai itu

kolkosin juga merupakan inhibitor dan aktivitas neutrophil, salah satu partikel

penyusun darah. Aplikasi kolkosin biasanya dilakukan dengan merendam bagian

tanaman dalam larutan kolkosin selama satu hari atau tergantung pada dosis.
Tumbuhan poliploid seringkali memiliki ukuran yang lebih besar daripada

tumbuhan normal sehingga disukai oleh petani maupun konsumen.


III. BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan Waktu

Pratikum ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Islam Riau Jalan Kaharudin Nasution Km 11, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan

Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Pratikum ini berlangsung selama empat bulan yaitu

dari bulan Agustus 2017 sampai dengan bulan November 2017 .

B. Bahan dan Alat


Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Benih mentimun

Varietas Mercy, varietas Misano , pupuk kandang, pupuk NPK, Furadan dan

Polybag. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah cangkul,

garu, kayu lanjaran (ajir), kamera, tali rafiah, timbangan, gembor. Alat tulis yang

digunakan yaitu, penggaris, pulpen dan buku kegiatan.


C. Rancangan Percobaan

D. Pelaksanaan Praktikum
1. Pengolahan Lahan
Dalam melaksanakan pratikum ini, terlebih dahulu lahan yang menjadi

tempat melaksanakan pratikum di bersihkan dari gulma dan sampah yang ada

di lahan pratikum.

Tujuan dilakukan pengolahan tanah pada lahan yang akan di tanami

mentimun agar tanah menjadi gembur. Tanah yang gembur akan terdapat

ruang-ruang atau pori-pori udara dapat masuk serta keluar dan air juga dapat

di serap sampai ke dalam akar dan akar tanaman dapat mengunakan air.

Bedengan di buat tinggi 15-20cm dari tanah.

2. Pembuatan plot
Setelah melakukan pengolahan lahan tanah di bagi menjadi beberapa plot,

untuk satu plot untuk satu orang. Lahan yang di gunakan dengan luas 1 meter

persegi dengan dikelilingi parit ukuran 50 cm sebagai draenase.


3. Pemupukan

Setelah tanah diolah dan setelah dibuat bedengan, perlu di lakukan

pemupukan agar dapat menggantikan ungsur hara yang hilang pada tanaman

tersebut. Pupuk yang di gunakan sebelum melakukan penanaman adala pupuk

kandang. Dosis pupuk kandang yang diberikan adalah setengah karung pada

setiap bedengan kemudian dicampurkan secara merata di atas permukaan

tanah. . Hal ini bertujauan agar media dapat bereaksi dengan baik sehingga

nantinya berguna dalam memperbaiki struktur fisik media tersebut.

4. Penyemaian
Penyemaian dilakukan 2 minggu sebelum tanam, penyemaian dilakukan

dengan mengisi tanah ke dalam polybag sebanyak 300 polybag. Polybag yang

sudah diisi tanah kemudian dimasukkan benih, dalam setiap polybag diisi

dengan 2 benih mentimun. Cahaya yang baik untuk penanaman tanaman

selama di polybag berkisar antara 50 sampai 70%.


5. Pemberian Perlakuan
Perlakuan praktikum pada bawang merah yaitu K2L3, dengan keterangan K

adalah dosis ZPT kolkisin, dan L adalah lama perendaman. Dosis ZPT

kolkisin yang diberikan adalah 0,1 ml/air dan lama perendaman adalah 12

jam.

6. Penanaman
Penanaman dilakukan setelah penyemain benih berumur 14 hari.

Penanman dilakukan dengan memasukkan semaian ke dalam lubang tanam

dengan jarak 50 cm x 40 cm, pada setiap plot terdiri dari 6 tanaman.

Penanaman dilakukan pada sore hari.


7. Pemasangan Ajir
Pemasangan lanjaran (ajir) dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari.

Pemasangan lanjaran (ajir) mentimun menggunakan dengan kayu panjang 2

meter, ajir yang digunakan sebanyak 4 buah kayu. Lanjaran (ajir) berbentuk

persegi, dengan jarak ajir 40 cm x 50 cm. Tujuan dari pemberian ajir agar

tanaman mentimun dapat menjalar dengan tegak.


8. Pemupukan Susulan

Pemupukan susulan dilakukan pada saat tanaman berumur 43 hari.

Pupuk yang digunakan yaitu pupuk NPK dengan dosis 3 g/tanaman.

Pemberian pupuk di lakukan pada sore hari dengan cara menggali tanah di

sekeliling tanaman mentimun dengan kedalaman 1 cm bertujun agar

pemupukan tidak hilang terkena air hujan. Saat pemupukan jangan sampai

mengenai tanaman.

9. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada tanaman mentimun sebanyak dua kali pagi

dan sore hari., dengan air secukupnya sehingga kondisi tanah lembab.

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor. Penyiraman

dilakukan setiap hari disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

b. Penyiangan

Penyiangan di lakukan seminggu sekali, penyiangan dilakukan dengan

menyabut gulma seperti rumput yang ada pada bedengan tempat tumbuh

bawang merah. Gulma dicabut dengan menggunakan tangan di sekitar

tanaman. Gulma di cabut hingga akarnya agar tidak menjadi saingan


dalam menyerap ungsur hara. Tujuan penyiangan adalah agar tanaman

tidak kekurangan ungsur hara akibat dari banyaknya tumbuhan yang

mengambil unsur hara dari tanah dan juga agar akar tanaman dapat

berkembang dengan baik.

c. Persilangan

Persilangan dilakukan ketika bunga betina sudah mulai muncul,

persilangan dilakukan antara bunga jantan V1 dengan Bunga Betina V2.

Persilangan dilakukan apabila umur atau waktu berbunga mencapai 50%,

serta secara keseluruhan telah adanya bunga jantan dan bunga betina.

Persilangan bunga mentimun dengan cara pengambilan benang sari pada

bunga jantan kemudian ditempelkan pada anther dengan menggunakan

tusuk gigi. Setelah dilakukan persilangan bunga di bungkus dengan kertas

padi agar tidak terganggu dengan hadirnya hama lalat buah.

d. Pengendalian Haman dan Penyakit

Setelah tanaman memiliki cabang pada batangnya dan setelah daunnya

tumbuh banyak, tanaman mentimun mulai di serang hama serangga

seperti semut merah, dan serangga lainnya yang menyerang bagian batang

dan daun tanaman. Serangan serangga ini tentunya merugikan tanaman

mentimun. Untuk itu, perlu dilakukan pengendalian hama serangga.

Pengendalian hama dilakukan dengan pemberian racun/insektisida

serangga yaitu Furadan disekitar tanaman.

10. Pemanenan

Pemanenan dapat dilakukan apabila tanaman mentimun telah mencapai

kriteria buah yang dapat di panen adalah buah telah mencapai ukuran
maksimal dan masih terlihat duri-duri halus yang menempel pada buah. .

Panen buah mentimun dilakukan dengan cara memotong tangkai buah

menggunakan gunting agar tidak merusak tanaman.

E. Parameter Pengamatan

1. Panjang Buah Terpanjang

Pengukuran panjang buah mentimun dimulai setelah tanam hingga berumur

73 HST. Mengukur panjang buah menggunakan penggaris secara manual

mulai dari ujung buah. Pengukuran dilakukan hanya sekali pada waktu panen.

2. Diameter buah terbesar

Pengamatan diameter pada buah mentimun dilakukan satu kali pada saat

tanaman berumur 73 HST. Mengukur diameter umbi bawang menggunakan

jangka sorong.

3. Jumlah per Tanaman

Pengamatan jumlah buah pada buah mentimun dilakukan pada saat tanaman

berumur 73 HST, dengan cara menghitung seluruh buah yang terdapat pada

setiap tanaman mentimun.

4. Jumlah Per Plot

Pengamatan jumlah buah mentimun per plot dilakukan pada saat tanaman

berumur 73 HST, dengan cara menghitung seluruh buah mentimun yang

terdapat pada plot tanaman mentimun.

5. Umur Berbunga
Pengamatan yang dilakukan, mendapatkan hasil pengamatan Umur berbunga

mentimun yaitu pada hari ke-22 setelah pemindahan atau penanaman ke

media tanam.

6. Berat Per Buah

Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang setiap buah mentimun yang

sudah ditandai dengan label. Pengamatan pada buah mentimun diteliti

dengan cara menimbang buah yang terdapat pada setiap label dengan

menggunakan timbangan.

Anda mungkin juga menyukai