Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makhluk hidup selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah

proses kenaikan volume yang bersifat irreversible (tidak dapat balik) karena adanya penambahan

substansi termasuk di dalamnya ada perubahan bentuk yang menyertai penambahan volume

tersebut. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang

bersifat kualitatif yaitu makhluk hidup dikatakan dewasa apabila alat perkembangbiakannya

telah berfungsi. Seperti pada tumbuhan apabila telah berbunga maka tumbuhan itu sudah

dikatakan dewasa.

Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan beberapa golongan

zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon. Penggunaan istilah

hormon sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan; dan, sebagaimana pada

hewan, hormon juga dihasilkan dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel. Beberapa ahli

berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon

endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian

zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon eksogen, diberikan dari luar

sistem individu). Mereka lebih suka menggunakan istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris

plant growth regulator).

Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai

prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi

hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai

ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi

dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.


Terdapat banyak hormon dalam tumbuhan itu sendiri, tapi khusus kali ini dalam makalah ini

hanya akan membahas mengenai Etilen.

Etilen merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme normal dalam

tanaman. Etilen berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun. Etilen disebut juga

ethene (Winarno, 2007). Senyawa etilen pada tumbuhan ditemukan dalam fase gas, sehingga

disebut juga gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan mudah menguap (Yatim, 2007).

B. Tujuan

1. Apa yang dimaksud dengan etilen ?

2. Bagaimana sifat kimia dan bosintesisnya?

3. Bagaimana pengaturan dan mekanisme kerja hormone etilen?

4. Apa fungsi dari hormone etilen?

C. Manfaat

1. Mengetahui pengertian dari etilen.

2. Mengetahui sifat kimia dan biosintesisnya.

3. Mengetahui pengaturan dan mekanisme kerja hormone etilen.

4. Mengetahui fungsi dari hormone etilen.


.II. PEMBAHASAN

A. Sejarah Etilen

Etilen telah digunakan sejak Mesir kuno, yang akan luka buah ara untuk merangsang

pematangan (melukai merangsang produksi etilen oleh jaringan tanaman). Orang Cina kuno akan

membakar dupa di kamar tertutup untuk meningkatkan pematangan pir. Pada tahun 1864,

ditemukan bahwa gas bocor dari lampu jalan menyebabkan pengerdilan pertumbuhan, memutar

tanaman, dan penebalan abnormal dari batang. Pada tahun 1901, seorang ilmuwan Rusia

bernama Dimitry Neljubow menunjukkan bahwa komponen aktif adalah etilen. Keraguan

menemukan bahwa etilen merangsang absisi pada tahun 1917. Ia tidak sampai 1934 yang Gane

melaporkan bahwa tanaman mensintesis etilen. Pada tahun 1935, Crocker mengusulkan bahwa

etilen adalah hormon tanaman yang bertanggung jawab untuk pematangan buah

serta penuaan dari vegetatif jaringan.

Pada awal abad kedua puluh, jeruk dimatangkan dengan “memeram” buah dalam

lumbung yang dilengkapi dengan kompor minyak tanah. Petani buah yakin bahwa panas itukah

yangmenyebabkan matangnya buah tersebut, akan tetapi kompor baru yang pembakarannya

lebih bersihtidak menyebabkan buah menjadi matang. Para ahli fisiologi tumbuhan kemudian

mempelajaribahwa pematangan dalam lumbung sebenarnya disebabkan oleh etilen, yaitu suatu

gas hasilsamping pembakaran minyak tanah. Para peneliti kemudian menunjukkan bahwa

tumbuhanmenghasilkan etilennya sendiri sebagai hormon, hormon etilen berwujud gas. Etilen

berdifusi kedalam tumbuhan melalui ruangan udara di antara sel-sel. Etilen yang terlarut dapat

masuk dari satusel ke sel lain melalui simplas (Campbell, 2000).


B. Sifat Kimia Etilen

Struktur kimia ethylen sangat sederhana sekali yaitu terdiri dari dua atom karbon dan

empat atom hidrogen seperti yang terlihat pada struktur kimia pada skema berikut:

Gambar 1. Struktur kimia etilen

Etilen merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme normal dalam

tanaman. Etilen berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun. Etilen disebut juga

ethane. Selain itu Etilen ( IUPAC nama: etena) adalah senyawa organik, sebuah hidrokarbon

dengan rumus C2H 4 atau H2C = CH2. Ini adalah gas mudah terbakar tidak berwarna dengan

samar “manis dan musky bau“ ketika murni. Ini adalah yang paling sederhana alkena

(hidrokarbon dengan karbon-karbon ikatan rangkap ), dan paling sederhana hidrokarbon tak

jenuh setelah asetilena (C2H 2).

Etilen merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme normal dalam

tanaman. Etilen berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun. Etilen disebut juga

ethane. Selain itu Etilen ( IUPAC nama: etena) adalah senyawa organik, sebuah hidrokarbon

dengan rumus C2H4 atau H2C=CH2. Ini adalah gas mudah terbakar tidak berwarna dengan samar

“manis dan musky bau“ ketika murni. Ini adalah yang paling sederhana alkena (hidrokarbon
dengan karbon-karbon ikatan rangkap ), dan paling sederhana hidrokarbon tak jenuh setelah

asetilena (C2H2) (Vitriyatul, 2012).

Ada beberapa karakteristik dari etilen yang perlu dipertimbangkan bila

mengujipengaruhnya terhadap penampilan produk pascapanen hortikultura segar. Etilen adalah:

1. Gas volatil; secara fisiologis adalah aktif dalam konsentrasi sangat kecil (0.01 ppm),

memacurespon dari kebanyakan jaringan;

2. Utokatalitik, artinya saat produksinya mulai dirangsang maka laju produksinya akan

terusmeningkat dengan laju peningkatan tertentu (seperti bola salju menggelinding dari

bukit);

3. Diproduksi di dalam tanaman (etilen endogenous). Faktor yang mempengaruhi laju

produksinya meliputi varietas, stadia kematangan, suhu, level oksigen dan

karbondioksida dan dapat disebabkan pula oleh berbagai bentuk pelukaan;

4. Terdapat pula dilingkungan (etilen exogenous) dan akan memacu produk

untukmenghasilkan etilen endogenous.

C. Biosintesis

Biosintesis ethylen terjadi di dalam jaringan tanaman yaitu terjadi perubahan dari

senyawa awal asam amino methionine atas bantuan cahaya dan FMN ( Flavin Mono Nucleotida )

menjadi methionil. Senyawa tersebut mengalami perubahan atas bantuan cahaya dan FMN

menjadi ethylen, methyl disulphide dan formic acid.

Etilen diproduksi oleh tumbuhan tingkat tinggi dari asam amino metionin yang esensial

padaseluruh jaringan tumbuhan. Produksi etilen bergantung pada tipe jaringan, spesies

tumbuhan, dantingkatan perkembangan (Salisbury dan Ross, 1992). Etilen dibentuk dari

metionin melalui 3 proses(McKeon dkk, 1995):


1. ATP merupakan komponen penting dalam sintesis etilen. ATP dan air akan

membuatmetionin kehilangan 3 gugus fosfat.

2. Asam 1-aminosiklopropana-1-karboksilat sintase(ACC-sintase) kemudian

memfasilitasiproduksi ACC dan SAM (S-adenosil metionin).

3. Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan memproduksi etilen. Reaksi ini

dikatalisasimenggunakan enzim pembentuk etilen

Akhir-akhir ini zat tumbuh etilen hasil sintetis (buatan manusia) banyak yang beredar dan

diperdagangkan bebas dalam bentuk larutan adalah Ethrel atau 2 – Cepa. Ethrel inilah yang

dalam praktek sehari-hari banyak digunakan oleh petani-petani melon di Jawa Timur, khususnya

karesidenan Madiun untuk mempercepat proses pemasakan buah melon. Ethrel adalah zat

tumbuh 2 – Chloro sthyl phosphonic acid (2 – Cepa ) dengan rumus bangun pada skema 3Pada

pH di bawah 3,5 molekulnya stabil, tetapi pada pH di atas 3,5 akan mengalami disintegrasi

membebaskan gas etilen, khlorida dan ion fosfat.

Karena sitoplasma tanaman pHnya lebih tinggi daripada 4,1 maka apabila 2 – Cepa

masuk ke dalam jaringan tanaman akan membebaskan etylen. Kecepatan disintegrasi dan kadar

etylen bertambah dengan kenaikan pH. Sudah diketahui bahwa untuk mempercepat proses

pemasakan buah dipakai karbit yang juga mengeluarkan gas etylen tetapi jika dibandingkan

dengan penggunaan ethrel atau 2 – Cepa ternyata bahwa penggunaan ethrel atau 2-Cepa lebih

baik pengaruhnya daripada karbit baik dari segi waktu, warna, aroma dan cara penggunaannya

pada buah yang telah masak.

D. Pengaturan Interaksi Etilen dengan Auksin

Di dalam tanaman ethylene mengadakan interaksi dengan hormon auxin. Apabila

konsentrasi auxin meningkat maka produksi ethylen pun akan meningkat pula.
Peranan auxin dalam pematangan buah hanya membantu merangsang pembentukan

ethylene, tetapi apabila konsentrasinya ethylene cukup tinggi dapat mengakibatkan terhambatnya

sintesis dan aktifitas auxin.

E. Mekanisme Kerja Etilen

Pembentukan ethylene dalam jaringan-jaringan tanaman dapat dirangsang oleh adanya

kerusakan-kerusakan mekanis dan infeksi. Oleh karena itu adanya kerusakan mekanis pada buah-

buahan yang baik di pohon maupun setelah dipanen akan dapat mempercepat pematangannya.

Penggunaan sinar-sinar radioaktif dapat merangsang produksi ethylene. Pada buah Peach yang

disinari dengan sinar gama 600 krad ternyata dapat mempercepat pembentukan ethylene apabila

diberikan pada saat pra klimakterik, tetapi penggunaan sinar radioaktif tersebut pada saat

klimakterik dapat menghambat produksi ethylene.

Produksi ethylene juga dipengaruhi oleh faktor suhu dan oksigen. Suhu rendah maupun

suhu tinggi dapat menekan produk si ethylene. Pada kadar oksigen di bawah sekitar 2 % tidak

terbentuk ethylene, karena oksigen sangat diperlukan. Oleh karena itu suhu rendah dan oksigen

rendah dipergunakan dalam praktek penyimpanan buah-buahan, karena akan dapat

memperpanjang daya simpan dari buah-buahan tersebut.Aktifitas ethylene dalam pematangan

buah akan menurun dengan turunnya suhu, misalnya pada Apel yang disimpan pada suhu 300C,

penggunaan ethylene dengan konsentrasi tinggi tidak memberikan pengaruh yang jelas baik pada

proses pematangan maupun pernafasan. Pada suhu optimal untuk produksi dan aktifitas ethylene

pada buah tomat dan apel adalah 320C, untuk buah-buahan yang lain suhunya lebih rendah.
F. Manfaat Etilen

Etilen sering dimanfaatkan oleh para distributor dan importir buah. Buah dikemas dalam

bentuk belum masak saat diangkut pedagang buah. Setelah sampai untuk diperdagangkan, buah

tersebut diberikan etilen (diperam) sehingga cepat masak.

Dalam pematangan buah, etilen bekerja dengan cara memecahkan klorofilpada buah

muda, sehingga buah hanya memiliki xantofil dan karoten. Dengan demikian, warna buah

menjadi jingga atau merah. Pada aplikasi lain, etilen digunakan sebagai obat bius (anestesi).

Fungsi lain etilen secara khusus adalah:

1. Mengakhiri masa dormansi

2. Merangsang pertumbuhan akar dan batang

3. Pembentukan akar adventif

4. Merangsang absisi buah dan daun

5. Merangsang induksi bunga Bromiliad

6. Induksi sel kelamin betina pada bunga

7. Merangsang pemekaran bunga

G. Peran atau Fungsi Etilen

Di dalam proses fisiologis, ethylene mempunyai peranan penting. Wereing dan Phillips

(1970) telah mengelompokan pengaruh ethylene dalam fisiologi tanaman sbb:

a. Mendukung respirasi climacteric dan pematangan buah

b. Mendukung epinasti

c. Menghambat perpanjangan batang (elengation growth) dan akar pada beberapa species

tanaman walaupun ethylene ini dapat menstimulasi perpanjangan batang, coleoptyle dan

mesocotyle pada tanaman tertentu, misalnya Colletriche dan padi.


d. Menstimulasi perkecambahan

e. Menstimulasi pertumbuhan secara isodiametrical lebih besar dibandingkan dengan

pertumbuhan secara longitudinal

f. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar

g. Mendukung terjadinya abscission pada daun

h. Mendukung proses pembungaan pada nanas.

i. Mendukung adanya flower fading dalam persarian anggrek

j. Menghambat transportasi auxin secara basipetal dan lateral

k. Mekanisme timbal balik secara teratur dengan adanya auksin yaitu konsentrasi auksin yang

tinggi menyebabkan terbentuknya ethylene.

Tetapi kehadiran ethylene menyebabkan rendahnya konsentrasi auksin di dalam jaringan.

Hubungannya dengan konsentrasi auksin, hormon tumbuh ini menentukan pembentukan protein

yang diperlukan dalam aktifitas pertumbuhan, sedangkan rendahnya konsentrasi auksin, akan

mendukung protein yang akan mengkatalisasi sintesis ethylene dan precursor.


III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan makalah ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hormon Gas Etilen adalah hormon yang berupa gas yang dalam kehidupan tanaman aktif

dalam proses pematangan buah.

2. Pada tahun 1901, seorang ilmuwan Rusia bernama Dimitry Neljubow menunjukkan

bahwa komponen aktif adalah etilen.

3. Struktur kimia ethylen sangat sederhana sekali yaitu terdiri dari dua atom karbon dan

empat atom hidrogen.

4. Pengaruh ethylene dalam fisiologi tanaman seperti: mendukung respirasi climacteric dan

pematangan buah, mendukung epinasti, menstimulasi perkecambahan, mendukung

terbentuknya bulu-bulu akar,mendukung proses pembungaan pada nanas, menghambat

transportasi auxin secara basipetal dan lateral.

5. Biosintesis ethylen terjadi di dalam jaringan tanaman yaitu terjadi perubahan dari

senyawa awal asam amino methionine atas bantuan cahaya dan FMN menjadi methionil.

6. konsentrasi auxin meningkat maka produksi ethylen pun akan meningkat pula. Peranan

auxin dalam pematangan buah hanya membantu merangsang pembentukan ethylene,

tetapi apabila konsentrasinya ethylene cukup tinggi dapat mengakibatkan terhambatnya

sintesis dan aktifitas auxin.

7. Pembentukan ethylene dalam jaringan-jaringan tanaman dapat dirangsang oleh adanya

kerusakan-kerusakan mekanis dan infeksi.

8. Semakin besar konsentrasi gas ethilen semakin cepat pula proses stimulasi respirasi pada

buah.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Makalah Etilen. Univ: PGRI Ronggolawe, Tuban. (Online:


http://pendidikanbiologiunirowtuban.blogspot.com/2013/12/makalah-etilen.html) diakses pada
tanggal 19-5-2019.

Anonim. 2012. Makalah etilen dan ABA. Univ: Brawijaya. (Online:


https://blog.ub.ac.id/fitafitriya/2012/12/11/makalah-etilen-dan-aba/) dikases pada tanggal 19-5-2019.

Dewi. 2015. Hormone Fisiologi Tumbuhan. (Online:


http://doubleddodewii.blogspot.com/2015/11/makalah-hormon-etilen-fisiologi-tumbuhan.html)
diakses pada tanggal 19-5-2019.

Nurvita. 2015. Etilen. UNPAD (Online: https://www.academia.edu/3525404/etilen_paper) diakses pada


tanggal 19-5-2019.

Vitriyatul, Vita. 2012. Makalah Etilen dan ABA. (Online:


http://blog.ub.ac.id/fitafitriya/2012/12/11/makalah-etilen-dan-aba/) diakses 20-5-2019.

Anda mungkin juga menyukai