Anda di halaman 1dari 26

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman hortikultura merupakan bercocok tanam menggunakan media kebun

ataupun perkarangan sebagai lahan. Kelompok tanaman hortikultura meliputi

pomologi (tanaman buahan), floriculture (tanaman hias/bunga), olericulture

(tanaman sayuran), biofarmaka (tanaman obatan) dan landscape (taman).

Tanaman hias (ornamental plant) merupakan tanaman hortikultura non

pangan, yang dibudidayakan untuk dinikmati nilai estetika atau keindahannya.

Tanaman hias yang dibicarakan dalam tulisan ini dimasukkan dalam pokok kajian

florikultura, yaitu ilmu yang mempelajari tentang budidaya tanaman hias untuk

produksi bunga potong (cut flower), tanaman hias pot (tanaman dalam ruangan), dan

tanaman hias taman. Sedangkan berdasarkan nilai estetika yang dimiliki oleh organ

tanaman, tanaman hias dikelompokkan menjadi: tanaman hias bunga dan tanaman

hias daun.

Poinsettia (Euphorbia pulcherrima Linn.) merupakan salah satu jenis

tanaman hias dalam pot yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Nilai ekonomis

yang tinggi ini disebabkan karena poinsettia merupakan tanaman musiman atau

“seasonal” yang hanya diproduksi pada periode tertentu setiap tahunnya. Poinsettia

di Indonesia tersedia di pasaran hanya pada sekitar hari Natal pada bulan Desember.

Tanaman biofarmaka merupakan tanaman yang bermanfaat untuk obat-

obatan, kosmetik dan kesehatan yang dikonsumsi atau digunakan dari bagian-bagian

tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, umbi (rimpang) ataupun akar.

Brotowali (Tinospora crispa,L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family

Menispermaceae yang mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat digunakan

untuk mengobati berbagai penyakit, melancarkan fungsi organ pernafasan,


2

menambah nafsu makan dan menurunkan kadar gula. Beberapa manfaat yang

dikandung pada batang Brotowali berkaitan dengan banyaknya jenis senyawa kimia

yang dikandungnya antara lain : flavanoid, alkaloid, dan saponin. Pengkonsumsian

ini biasanya dalam bentuk jamu. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan

membahas tanaman kamboja sebagai tanaman hias dan purwoceng sebagai tanaman

biofarmaka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan tanaman hias pada poinsettia dan biofarmaka pada

brotowali?

2. Bagaimana teknik budidaya tanaman poinsettia dan brotowali ?

3. Apa kasiat dan manfaat yang terkandung pada tanaman poinsettia dan brotowali?

C. Manfaat Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari tanaman hias poinsettia dan tanaman biofarmaka

pada brotowali.

2. Mengetahui teknik budidaya tanaman poinsettia dan brotowali.

3. Mengetahui kasiat dan manfaat yang terkandung pada tanaman poinsettia dan

brotowali.

D. Tujuan Penulisan

Mahasiswa/i mampu menguasai materi tentang tanaman hias (poinsettia) dan

tanaman biofarmaka (brotowali) pada mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman

Hortikultura II.
3

II. PEMBAHASAN

A. Tanaman Poinsettia

1. Sejarah dan Nama Tanaman Poinsettia

Poinsettia (Euphorbia pulcherrima) adalah tanaman subtropis yang berasal

dari Meksiko bagian selatan dan Amerika Tengah. Poinsettia diberi nama menurut

duta besar pertama Amerika Serikat untuk Meksiko, Joel Roberts Poinsett, yang

memperkenalkan tanaman hias ini ke AS pada tahun 1825.

Daun bagian atas yang berwarna merah sesuai dengan warna-warni hiasan

Natal. Di negara beriklim sejuk, kastuba digunakan sebagai tanaman hias pengganti

bunga yang sulit didapat di musim dingin.

Dalam legenda Amerika Selatan, kastuba merupakan tokoh utama dalam

mitos penciptaan yang dipercaya Suku Maya sebagai makhluk perkasa dari dunia

lain. Dalam bahasa Náhuatl, tanaman ini disebut cuitlaxochitl (bunga kotoran),

karena benih tumbuh di atas kotoran burung yang makan biji kastuba. Dalam bahasa

Spanyol, tanaman ini disebut disebut flor de pascua (bunga Paskah), flor de

nochebuena (bunga malam Natal), atau arbolito de navidad (tanaman Natal)

Sedangkan di Indonesia sendiri, tanaman poinsettia ini godong racun, Bunga

Denok, Godong Racun, (Jawa), ki geulis (Sunda), puring bengala (jawa barat),

kedapa (Bali), dan pohon merah (Sumatera) banyak lagi sebutan lainnya. Meski salah

satu sebutan tanaman ini adalah Godong Racun, pihak holtikulturis Ward Upham

dari Texas, Amerika Serikat, sudah menyatakan, bahwa tanaman ini tidak beracun.

Kini tanaman daun yang dianggap sebagai tanaman bunga ini sudah banyak

dibudidayakan didaerah bandung lembang, lebih tepatnya di Kecamatan parongpong,

Desa. cihideung, bahkan mengawali keberhasilan pembudidayaan tanaman tersebut

diindonesia.
4

2. Klasifikasi Tanaman Poinsettia

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malpighiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Euphorbia

Spesies : Euphorbia pulcherrima

3. Morfologi Tanaman Poinsettia

a. Batang

Bunga Poinsettia merupakan tanaman semak yang mempunyai tinggi sekitar

1-4 m dengan diameter batang 1-5 cm. Batangnya berdiri tegak dan mulus tanpa bulu

atau rambut.

Gambar 1. Tanaman Poinsettia

b. Daun

Daun tanaman Kastuba berbentuk elips hingga oblong elips (elips

memanjang) dan memiliki panjang sekitar 8-17 cm, bagian bawah daun seluruhnya

berwarna hijau, bertangkai panjang, agak berambut dibagian bawahnya. Daun

pelindung (braktea) merupakan daun bagian atas poinsettia yang berwarna merah tua,
5

merah jambu, dan putih. Daun tumbuh secara berselang-seling, ujung lancip atau

meruncing dan tepi daun rata.

Ada 3 jenis varietas poinsettia yang terkenal yaitu Varietas Freedom, Barbara

Ecke Supreme, Angelica yang memiliki braktea berwarna merah terang yang

digunakan sebagai tanaman hias untuk menyambut perayaan natal. Vareitas Dorothe

memiliki braktea berwarna merah muda dan Varietas Regina, Ecke’s White memiliki

braktea berwarna putih.

Gambar 2. Daun Poinsettia dan daun pelindunga ponsettia

c. Bunga

Bunga kastuba memiliki bunga majemuk berbentuk cawan merah. Bunganya

berlobus segitiga dan gundul. Panjang tangkai bunga sekitar 3-4 mm. Kelopak

bungan hijau kekuningan, mahkota kuning kemerahan. Tangkai sari merah jingga,

kepala sari merah. Bunga Poinsettia berumah satu, berwarna kuning, dan tidak

mudah rontok hingga beberapa minggu lamanya, tetapi benang sari mudah rontok.

Bunga betina berada di antara bunga jantan tanpa kelopak atau mahkota, tetapi hanya

dikelilingi oleh bunga semu (cyathium). Penyerbukan alami dibantu oleh serangga,

tetapi jarang terjadi pembuahan secara sempurna. Dengan demikian, hampir tidak

pernah dijumpai adanya biji.


6

Gambar 3. Bunga Poinsettia

d. Buah dan Biji

Buah kastuba berbentuk kapsul triangular-globose (segitga membulat).

Panjangnya sekitar 1,5-2 cm dengan diameter 1,5 cm. Licin tanpa rambut. Biji

kastuba berbentuk ovoid (bulat telur), berwarna abu-abu atau keabuan, diameternya

sekitar 8-9 mm.

4. Syarat Tumbuh Poinsettia

a. Iklim

Poinsettia merupakan tanaman yang berasal dari daerah subtropics yang tidak

tahan terhadap suhu yang terlalu dingin. Suhu udara antara titik beku hingga 6 0C

dapat menyebabkan chilling injury pada poinsettia. Suhu udara yang optimal untuk

membudidayakan tanaman ini bekisar antara 16-270C. Pertumbuhan poinsettia yang

dibudidayakan pada suhu udara dibawah 160C sangat lambat, sementara pada suhu

270C dapat mengganggu pertumbuhan vegetative tanaman secara optimal.

Disamping itu, suhu malam hari yang lebih dari 22-240C dan berlangsung terus

menerus akan mengganggu inisiasi pembungaan dan perkembangan poinsettia. Suhu

pada malam hari yang bekisar antara 16-180C membantu dalam pembentukan warna

dari braktea. Tanaman Kastuba menyukai daerah yang beriklim sejuk-dingin akan

tumbuh dengan baik pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut, sehingga kurang

cocok ditanam disebagian besar daerah di Indonesia.


7

Poinsettia merupakan tanaman yang termasuk kedalam tanaman hari pendek.

Tanaman hari pendek tidak akan berbunga dalam kondisi lingkungan yang mendapat

cahaya terus menerus. Tanaman hari pendek membutuhkan panjang hari yang

tertentu yang kurang dari titik kritikal yang diperlukan agar terjadinya inisiasi

pembungaan pada poinsettia yaitu 12,5 jam.

b. Tanah

Media tanam yang digunakan harus bersih, subur, dan menyediakan bahan-

bahan yang dibutuhkan bagi tanaman. Dalam budidaya tanaman dalam pot berskala

besar media tanam yang digunakan umumnya adalah media non tanah. Media

sintetik yang umum digunakan yaitu merupakan campuran dari peat moss, arang

sekam, dengan satu macam atau lebih bahan yang lainnya, seperti perlite,

vermiculite, kulit kayu, serbuk gergaji, styrofoam, ataupun pasir. Media ini umumnya

lebih seragam dari media tanah, dan unsur hara bagi tanaman seluruhnya diberikan

dari luar. Air untuk irigasi tanaman pot sebaiknya memiliki kandungan garam kurang

dari 1 mmho/cm dengan pH berkisar antara 6-7 (Hartley,1992).

5. Teknik Budidaya Poinsettia

a. Perbanyakan Vegetative

Gambar 4. Stek Pucuk Poinsettia

Poinsettia diperbanyak secara vegetatif melalui stek pucuk. Stek yang akan

diambil harus cukup besar, setidaknya memiliki dua daun dewasa yang terbuka
8

penuh dan panjang sekitar 6-20 cm. stek ini akan berakar dalam 14-18 hari. Untuk

melakukan stek bunga Kastuba ini pilihlah tanaman induk yang sehat , pertumbuhan

nya bagus , bebas dari serangan hama penyakit , dan juga dipilih yang bersifat

unggul, potongan cabang yang tua direndam di dalam wadah berisi air sebelum

ditancapkan ke dalam media tanam yang terdiri dari campuran tanah dan pasir

(sebelum dimasukkan ke wadah berisi air, getah yang ada pada batang harus dilap

lebih dulu). Setelah penyetekan berhasil, langkah selanjutnya adalah dengan

menyiapkan pot dan media tanam. Media tanam terdiri dari sekam arang, tanah serta

pupuk kandang. Perbandingan satu untuk pupuk kandang dan tanah, dan tiga untuk

sekam arang (1 :1: 3), Ketiga bahan tersebut harus dicampur dengan rata lalu

dimasukan ke dalam pot, lalu siram bibit yang baru ditanam tadi. Penambahan ZPT

IBA atau NAA dapat digunakan untuk mempercepat perakaran (Wogelebo,2006)

Selanjutnya, tempatkan pot di area yang terlindung dari cahaya matahari.

Atau, akan lebih baik jika ditempatkan di dalam ruangan seperti ruang tamu,

misalnya. Jemur sesekali di area yang terkena matahari pagi agar tanaman tetap bisa

melangsungkan proses fotosintesis.

b. Pemeliharaan

1) Penyiraman

Penyiraman dilakukan rutin setiap hari dengan konsentrasi 100 cc / pot ,

tetapi disesuaikan dengan kelembaban udara sekitar juga,jika cuaca tidak terlalu

panas , maka konsentrasi penyiramannya bisa dikurangi, intinya kondisikan

media tanamnya tetap lembab tetapi tidak basah, biarkan cukup kering sebelum

dilakukan penyiraman berikutnya.


9

2) Pemupukan

Pupuk yang digunakan pada tanaman bunga Kastuba supaya baik proses

pertumbuhannya, daunnya juga menjadi lebih lebar dan hijau, adalah pupuk yang

kandungan unsur hara N nya besar.

Setelah tanaman mulai berbunga, beri pupuk dengan kandungan unsur

fosfor tinggi. Asupan nutrisi cair dapat diberikan setiap bulan dari musim hujan,

atau musim kemarau, adapun pupuk organik bisa diberikan secara rutin setiap 2

atau 3 minggu. Jika diperlukan bisa dilakukan penggantian media tanam.

3) Pencahayaan dan Suhu yang stabil

Kastuba memerlukan pencahayaan yang cukup sepanjang hari, namun

tanaman ini lebih suka untuk tumbuh atau dibudidayakan didaerah dataran tinggi,

yang berhawa sejuk.

4) Hama dan Penyakit Tanaman Poinsettia

Tanaman hias ini juga dapat terserang hama dan penyakit yang

mengakibatkan tanaman layu atau warna pada daun menjadi lebih pucat. Berikut

adalah hama-hama yang biasanya menyerang tanaman poinsettia :

a. Kutu Putih (whitefly ) sangat umum ditemukan pada tanaman hias. Pada

poinsettia ada 2 macam kutu putih, yakni greenhouse whitefly (Trialeurodes

vaporarium) dan silverleaf whitefly (Bemisia arentifolii). Hama ini

mengeluarkan cairan madu yang dapat menjadi media bagi tumbuhnya

cendawan embun jelaga serta seraganya dapat mematikan tanaman.

Pengendalian hama ini dilakukan dengan penyemprotan insektisida nabati

maupun kimia.

b. Fungus Gnat (Braydesia spp.) berbentuk seperti lalat buah dengan ukuran 3

mm serta memiliki kaki panjang yang memudahkannya untuk loncat daru satu
10

tanaman ke tanaman lain. Larva fungus gnat yang hidup pada media tanam dapat

merusak tanaman karena memakan jaringan akarnya sehingga tanaman akan

layu. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi dan

mengurangi kelembaban media agar tidak disukkai larva serta memberikan

insektisida.

c. Spider Mites. Spider mites yang umum menyerag kastuba adalah

Tetranychus urticae yang termasuk golongan Arthropoda yang berukuran hanya

5 mm. Hama ini umumya ada di bawah permukaan daun meghisap cairan daun.

Akibatnya helai daun tampak pucat dan luka bekas tusukannya dapat meluas.

Pengendalian untuk hama ini adalah dengan menyemprotkan pestisida.

d. Thrips. Poinsettia sebenarnya bukan inang thrips. Namun, hama ini banyak

terdapat pada greenhouse. Jika hanya ada kastuba pada greenhouse, maka thrips

akan menyerang tanaman poinsettia. Pengendalian untuk hama ini adalah

dengan menyemprotkan pestisida.

Berikut adalah penyakit yang dapat menyerang tanaman poinsettia :

a. Penyakit tepung. Adanya penyakit tepung pada kastuba disebabkan jamur

membentuk lapisan putih pada sisi bawah daun. pada sisi atas terlihat adanya

bercak-bercak coklat kekuningan yang menyolok. Penyebab penyakit ini adalah

jamur Leveillula taurica (Lev.) Arn.

b. Kapang kelabu.Penyakit ini disebabkan oleh kapang Botrytis cinera Pers. ex

Fr. Penyakit ini hanya berkembang saat musim hujan saja, menyebabkan bunga

busuk dan menjadi coklat. Bunga yang sakit harus dipotong untuk mengurangi

penularan. Bagian-bagian tanaman yang mati di pangkas dan dibuang, termasuk

bunga tua. Jika perlu tanaman dapat disemprotkan dengan fungisida tembaga
11

c. Kudis (Sphaceloma poinsettiae ). Infeksi penyakit kudis atau scab ini sangat

mudah dikenali. Mula-mula pada daun akan muncul bercak bulat kecil yang bisa

mencapai ukuran 1,25 cm. Bercak tersebut berwarna kuning kecoklatan dan

sering kali dikelilingi oleh garis berwarna ungu kemerahan. Daun yang sakit

tersebut nantinya akan gugur. Selain pada daun, pada batang juga akan muncul

bercak berwarna abu abu kecoklatan. Selain itu, batang muda yang terinfeksi

akan mengalami pemanjangan yang abnormal. Spora cendawan penyebab

penyakit ini bisa menyebar melalui percikan air. Pengendalian dapat dilakukan

dengan memeriksa dan mengenali gejala pada bibit baru dan membuang bibit

yang terinfeksi. Selain itu, hindari percikan air yang berlebihan agar permukaan

daun tetap kering. Jika ada daun yang terinfeksi, segera buang daun tersebut, dan

lakukan penyemprotan fungisida dua kali seminggu.

6. Panen dan Pascapanen Tanaman Poinsettia

Poinsettia siap panen apabila telah berada dalam perlakuan hari pendek

selama kurang lebih 7-8 minggu. Hal ini juga dapat ditentukan dari pengamatan

visual terhadap poinsettia yang akan dipanen. Apabila braktea sudah merah atau

putih sempurna, dan memiliki jumlah cabang sebanyak 5 cabang, tanaman tersebut

sudah siap dipanen.

Poinsettia yang sudah dipanen di kebun kemudian dimasukkan ke dalam slip

kertas, pembungkusan ini bertujuan untuk melindungi tanaman, agar cabangnya tidak

patah. Setelah dimasukkan ke dalam slip, tanaman lalu disimpan dalam gudang

penyimpanan yang kemudian dipisahkan menurut order.

Pada setiap pengiriman, selalu ada cabang poinsettia yang patah ketika

tanaman dipilih dan akan dibungkus dengan kertas semen. Hal ini dikarenakan
12

batang tanaman yang terlalu rimbun dan tinggi sehingga batang tidak mampu

menopang tajuk tanaman (Yulistyo, 2009).

7. Kandungan/Simplisia Dan Khasiat

Tanaman posenttia ini banyak mengandung vitamin C, seng, klorofil,

kalsium, saponin, sulfur, lemak, amylodextrin dan zat besi. Di beberapa daerah di

Indonesia, Kastuba kerap digunakan sebagai daun pembungkus buntil. Daun ini juga

bisa diolah sebagai campuran sayur untuk urap atau dibuat lodeh. Khasiat tanaman

poinsettia yaitu:

a. Daun posenttia mengandung saponin, alkaloida,sulfur, lemak, amylodextrin,

yang berkhasiat sebagai tonikum untuk mengaobati luka Mengatasi radang kulit,

memar, iritasi dan peradangan kulit.

b. Batangnya yang mengeluarkan getah mengandung saponin, sulfur,lemak,

amulodextrin, asam format,dan kanji, berkhasiat pula sebagai penyembuh luka

baru.

c. Daun, batang, bunga, getah, akar poinsettia berkhasiat sebagai obat disentri,

paru-paru, infeksi kulit, patah tulang, bengkak karena terpukul, luka luar,

melancarkan haid dan melancarkan ASI.

8. Manfaat Posenttia

a. Pemakaian untuk diminum : Siapkan daun kastuba sekitar 10-15 g lalu di

rebus.

b. Pemakaian untuk penyakit luar : Ambil daun kastuba secukupnya dan digiling

sampai halus, lalu tempelkan ke bagian yang sakit, seperti radang kulit,

eripelas, luka berdarah, bengkak karena terbentur (memar), dan bengkak

karena tulang patah.


13

c. Pemakaian untuk menyembuhkan Radang kulit, erispelas, dan luka memar:

Ambil daun kastuba segar secukup nya dan cuci hingga berwsih, kemudian

tumbuk sampai halus, turapkan pada bagian yang sakit, lalu balut dan ganti

2-3 kali sehari.

d. Pemakaian untuk melancarkan ASI dan Menormalkan siklus datang bulan:

Ambil bunga kastuba segar sebanyak 10 g dan cuci hingga bersih, kemudian

rebus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan

minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

e. Membantu dalam mengobati TBC paru-paru Penyakit tuberculosis dapat

diobati dengan minum air yang diperoleh dari rebusan bunga dan daun

Kastuba. Minum dengan rutin setiap pagi dan malam hari, hingga gejala

hilang

f. Mengobati gejala disentri Diare dan gejala lain yang timbul akibat penyakit

disentri, dapat diredakan dengan racikan bunga Kastuba. Minum dengan rutin

air yang didapatkan dari rebusan daun atau bunga ini, setiap hari sampai

sembuh.

g. Hiasan, Tanaman bernama lain Poinsettia ini tak hanya berwujud asli yang

berfungsi sebagai tanaman hias. Bentuk imitasinya banyak dipilih karena

mudah untuk menjadi pemanis hiasan lain di rumah, seperti krans dedaunan

di depan pintu utama, pohon Natal, dan ornamen penyemarak ruangan

lainnya. Sementara, Poinsettia asli bisa dimanfaatkan sebaga tanaman hidup

dalam ruangan.

9. Harga Jual

Saat ini, diindonesia poinsettia merupakan salah satu jenis tanaman hias yang

banyak digemari dan bernilai ekonomi tinggi. Pada musim perayaan natal,
14

permintaan terhadap tanaman ini meningkat dan harga tanaman per pot dapat

mencapai rp. 50.000-70.000 (Prianggoro, 2001). Jika membeli dihari-hari

sebelumnya harga hanya rp.20.000-25.000/pot.

10. Teknologi yang digunakan

Poinsettia dapat dibudidayakan di rumah kaca (GREEN HOUSE) dengan

mengatur iklim mikro dalam green house tersebut. Penggunaan ZPT IBA atau NAA

dapat digunakan untuk mempercepat perakaran dan juga zat penghambat tumbuh

retardan seperti paklobutrazol .

11. Prospek Tanaman Poinsettia di Provinsi Riau

Prospek tanaman poinsettia atau kastuba di provinsi Riau tidak terlalu

ekonomis sebab syarat tumbuh tanaman ini tidak sesuai dengan iklim yang ada di

provinsi Riau. Dimana tanaman poinsettia ini menghendaki iklim sejuk- dingin

dengan suhu 16-27oC. Akan tetapi masih bisa dibudidayakan di rumah kaca yang

suhunya diatur, namun tidak ekonomis sebab biaya yang dikeluarkan lebih banyak

daripada yang didapatkan.

B. Tanaman Brotowali

1. Sejarah dan Nama Lokal Tanaman Brotowali

Tanaman Brotowali (Tinospora crispa L.) merupakan salah satu tanaman

obat yang sering digunakan sebagai obat tradisional. Tanaman brotowali tersebar di

India, Srilangka, Malaysia, Filipina dan Indonesia. Persebaran tanaman ini di

Indonesia meliputi daerah Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan.

Tanaman brotowali mempunyai nama daerah yang berbeda-beda antara

daerah satu dengan daerah lainnya. Contohnya di Jawa tanaman ini lebih dikenal

dengan sebutan antawali, pratawali atau daun gadel. tanaman brotowali lebih dikenal

dengan nama andawali didaerah Sunda. Berbeda dengan daerah lainnya nama
15

patarwali, akar serting, panamar gantung lebih dikenal oleh masyarakat di

Kalimantan dan kayu ular oleh masyarakat Makasar.

Sedangkan di daerah Malaysia dan Makabuhai Filipina tanaman brotowali ini

biasa di sebut dengan orok-orok. Masyarakat China menyebut tanaman ini dengan

nama Shen ji teng dan di Perancis sering disebut lianequinen (Heyne dkk, 1987).

2. Klasifikasi Tanaman Brotowali

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermathophyta

Sub division : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

Familia : Euphorbiaceae

Genus : Tinospora

Spesies : Tinospora crispa (L.) Miers

3. Morfologi Tumbuhan Brotowali

Salah satu bagian dari tanaman brotowali ini adalah akar. Dengan akarlah

tanaman brotowali ini dapat menyerap nutrisi dalam tanah. Tanaman ini merupakan

tanaman perdu yang tumbuh dengan cara merambat. Tanaman ini memiliki akar

tunggang untuk bertahan hidup.

Batang tanaman brotowali ini mirip dengan batang sirih, yaitu mengandung

air, memiliki sifat lunak, tapi memiliki rasa sangat pahit. Batang brotowali dapat

tumbuh tinggi hingga mencapai 2,5 meter. Pada umumnya ukurannya sebesar jari

kelingking. Setiap batang memiliki bintil-bintil rapat yang letaknya tidak beraturan.

Ketika batang brotowali disimpan ia memiliki kondisi yang cenderung tidak berubah.
16

Gambar 5. Batang tanaman brotowali

Daun pada tanaman brotowali termasuk pada daun tunggal yang memiliki

tangkai panjang sekitar 16 cm. Bentuk daun tersebut seperti jantung atau berbentuk

agak bulat mirip telur. Ujung pada daun meruncing atau lancip dengan panjangnya

sekitar 7-12 cm dan lebar sekitar 5-10 cm.

Gambar 6. Daun tanaman brotowali

Bunga pada tanaman brotowali dianggap bunga tidak sempurna karena tidak

adanya bagian bunga yang lengkap dan ukurannya kecil. Bunga brotowali termasuk

bunga tandan yang terletak secara menggantung. Pada bunga jantan tanaman

brotowali terdapat tangkai yang berukuran pendek dengan mahkotanya sebanyak 3

helai, kelopaknya memiliki 6 buah, sedangkan warna bunga hijau muda atau putih

kehijauan.

Buah brotowali terletak pada tandan secara berkumpul. Warna buah tersebut

adalah merah muda.


17

4. Syarat Tumbuh Brotowali

Brotowali dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan

ketinggian 1.700 m di atas permukaan laut. Tanaman ini biasanya tumbuh liar di

hutan, ladang, atau halaman rumah. Brotowali menyukai tempat terbuka dan

membutuhkan banyak sinar matahari.

5. Teknik Budidaya Brotowali

Tanaman brotowali dapat diperbanyak dengan cara vegetatif (stekCara stek

lebih banyak dipilih orang, alasannya karena bahan untuk membuat stek ini hanya

sedikit, tetapi dapat diperoleh bibit tanaman dalam jumlah yang banyak. Tanaman

yang dihasilkan dari stek biasanya mempunyai kesamaan dengan pohon induk, baik

itu dengan umur, tinggi tanaman, ketahanan terhadap penyakit dan sifat-sifat lainnya

(Wudianto, 2003).

Dalam perbanyakan tanaman brotowali, stek yang digunakan yaitu stek

batang dengan pajang batang sekitar 15-30 cm. Perbanyakan secara stek pada

brotowali yang perlu diperhatikan adalah jumlah nodusnya. Hal ini dikarenakan

jumlah nodus memiliki pengaruh terhadap kemampuan hidup dan pertumbuhan stek.

Jumlah nodus yang lebih banyak memiliki ukuran stek yang lebih panjang pada

kondisi ruas bahan tanam yang homogen. Selain itu panjang stek akan

mempengaruhi jumlah bahan stek, semakin pendek bahan stek yang diperoleh maka

semakin banyak hasil stek yang didapat. Stek akan mengalami kegagalan apabila

akar tidak segera terbentuk. Pembentukan akar pada stek sangat dipengaruhi oleh

adanya zat pengatur tumbuh (ZPT) golongan auksin, sedangkan pertumbuhan tunas

baru sangat dipengaruhi oleh ZPT golongan sitokin (Wulandari et al.,2013).

Hasil penelitian Sparta et al.(2012), semakin panjang stek yang digunakan

maka jumlah titik tunas/ nodus yang dimiliki stek semakin banyak untuk
18

pertumbuhan tunasnya, stek buah naga dengan panjang 10 cm merupakan stek yang

memiliki panjang terendah dari pada perlakuan lain yang digunakan sehingga

memiliki titik tunas atau nodus tersedia lebih sedikit untuk pertumbuhan tunasnya.

a. Penyiapan lahan

Kondisi tanah yang gembur sangat penting untuk pertumbuhan tanaman obat.

sebagai tanaman obat brotowali tumbuh dengan baik pada tanah berlempung yang

kaya hara. lubang tanam atau alur tanam dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 30 cm.

Pada setiap lubang tanam dipupuk dengan pupuk kandang sebanyak 0,5-1 kg

dicampur dengan tanah atau dibenamkan pada alur-alur tanam.

Brotowali membutuhkan tiang panjat agar pertumbuhannya baik. Tiang

panjat dapat ditanam di samping lubang tanam sebelum penanaman brotowali. Tiang

panjat dapat berupa panjatan hidup atau mati. Tiang Panjatan dapat menggunakan

tanaman yang tumbuh relatif cepat dan kuat.

b. Siapkan bibit

Pada umumnya brotowali di tanam dengan cara setek batang agar pertumbuhannya

seragam.

 Pilih batang brotowali yang bagus, sehat dan sudah cukup tua.

 Potong sepanjang 5 cm, 10 cm atau 15 cm. Tetapi hasil penelitian

menunjukkan bahwa panjang setek terbaik adalah batang yang memiliki

panjang 10 cm.

 Siapkan polybag dan isi dengan tanah yang di campur kompos dengan

perbandingan 1 : 1 .

 Tanam batang setek pada polybag dan tunaskan selama 3 – 4 Minggu. Jika

menginginkan tunas tumbuh dengan cepat, maka gunakan air kelapa atau

atonik.
19

 Jika sudah bertunas, maka pindahkan bibit yang memiliki pertumbuhan yang

seragam serta sehat.

c. Penanaman

Pemindahan bibit dari polibag ke lapangan adalah dengan cara menyobek

salah satu bagian polibag. Bibit dipindahkan ke lubang tanam dengan hati-hati.

Tanah di sekitar bibit dipadatkan agar bibit tetap kokoh. Untuk menjaga kelembaban

tanah dan menghambat pertumbuhan gulma sebaiknya diberi mulsa berupa jerami,

serasah atau daun-daun kering. Jarak tanam brotowali yang dianjurkan adalah 1 m x

1 m.

d. Penyiraman

Penyiraman dilakukan pagi dan sore hari. Proses prnyiraman harus dilakukan

mengingat tanaman brotowali memerlukan cukup air untuk menjaga kelembaban

tanah sekaligus menjaga ketersediaan air disaat proses pertumbuhan tanaman

berlangsung.

e. Penyiangan

Penyiangan dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam atau disesuaikan

dengan pertumbuhan gulma. Penyiangan tidak harus menggunakan herbisida, tapi

secara manual, dengan menarik gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman

f. Pemupukan

Pupuk yang diberikan pada tanaman brotowali yaitu pupuk NPK diberikan

sesuai dosisnya 1-5 gram/tanaman. Pemberian pupuk dilakukan dengan

membenamkannya ke dalam tanah atau ditaburkandiatas permukaan tanah.

g. Pemangkasan

Pemangkasan cabang dan daun tanaman perambat harus dilakukan secara

teratur, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan brotowali. Mengatur arah


20

brotowali pertumbuhan harus diatur sedemikian rupa sehingga pertumbuhan cabang

teratur sehingga mudah untuk panen.

Untuk menarik dan melekatkan sementara cabang-cabang yang menjuntai

dapat digunakan tali plastic atau tali rafia. Cara perambatan gantung ini akan

memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perambatan bebas pada

tanaman perambat.

h. Hama dan Penyakit

Jamur Dioscoreophylli Cercosporella sering menyebabkan penyakit bercak

kuning pada daun brotowali. Penyakit ini tidak menyebabkan kematian tanaman,

tapi itu membuat bentuk daun tidak sempurna. Pengendalian penyakit ini bisa

dilakukan dengan mengurangi naungan perambat tanaman sehingga kelembaban

menurun, terutama dari embun atau air hujan sisa yang menempel pada permukaan

daun. Jamur Colletotrichum sp. Dan Trichocladium sp. juga bisa menyerang

brotowali. Batang yang terinfeksi akhirnya akan menjadi coklat dan kering.

Hama yang sering mengganggu brotowali adalah Othreis fullonia yaitu ulat

pemakan daun. Serangan hama ini menyebabkan hilangnya daun yang mengganggu

pertumbuhan tanaman. Hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan ekstrak

nimba. Penyemprotan dilakukan dua minggu sebelum panen.

6. Panen

Batang brotowali dapat dipanen apabila warnanya coklat kehitaman. Panen

dapat dilakukan dengan cara memangkas batang. Untuk mendapatkan simplisia

brotowali, batang dipotong kasar lalu dikeringkan

7. Bagian yang Dimanfaatkan

a. Akar Brotowali terdapat zat yang bernama pikroretin, zat pahit yang terdapat

pada batang juga. Zat ini berfungsi sebagai perangsang kinerja urat saraf pada
21

saluran pernafasan. Yang terjadi ialah keadaan suhu tubuh yang panas akan

menurun seiring berjalanan pertukaran kinerja zat di dalam tubuh, sehingga

pernafasan berjalan lancar.

b. Batang browotali bermanfaat untuk mengobati penyakit diabetes, karena

sifat antidiabetik, yaitu dapat membantu mengontrol gula darah,

penyembuhan sakit kuning, rematik, menurunkan demam. Brotowali

memiliki sifat sitotoksik terhadap kanker serviks yang hampir sama dengan

obat yang digunakan untuk mengatasi tumor.

c. Daun mengandung alkaloid barberin dan columbina yang berfungsi sebagai

pembunuh bakteri pada luka. Penggunaan brotowali dalam hal penyembuhan

luka adalah dengan menumbuk beberapa lembar daun brotowali lalu

ditempelkan pada luka. Selain itu, mencuci luka dengan rebusan batang

brotowali juga dapat menyembuhkan luka, mengobati gatal-gatal, mengobati

malaria.

8. Kandungan/Simplisia dan Khasiat

Di dalam brotowali terdapat bahan-bahan kimia yang diperlukan tubuh

seperti Alkaloid berberin dan columbina, yang dipercaya mampu membunuh bakteri

pada luka. Zat pikroretin merupakan zat yang memberikan rasa pahit pada brotowali

yang dapat merangsang kerja urat saraf dan menjadikan sistem pernafasan dapat

bekerja dengan baik, bersamaan dengan zat Palmatin, Glikosida, Harsa, Kolulin, dan

zat pati. Alkaloid dan flavonoid, yaitu sebagai antiinfertilitas alami.

9. Manfaat

 Membantu penyembuhan luka

 Mengobati diabetes

 Menurunkan demam
22

 Mengobati gatal-gatal

 Menyembuhkan malaria

 Mencerahkan kulit wajah

 Merangsang kerja urat saraf

 Mengobati diare

 Memberi efek menenangkan

 Mengobati sakit punggung dan pinggang

10. Harga Jual

Harga jual bibit tanaman brotowali Rp. 10.000-25.000 dan hasil olahannya

dijual mulai harga Rp. 20.000-50.000 tergantung jenis produk olahannya.

11. Teknologi yang Digunakan

Pengolahan tanah untuk budidaya brotowali sehingga tanah menjadi gembur

agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik dan pemupukan agar tanah menjadi

subur. Perlunya memperhatikan tata air dengan membuat saluran drainase agar dalam

budidaya tanaman brotowali tidak tergenang air .

12. Prospek Tanaman Brotowali di Provinsi Riau

Perbanyakan tanaman brotowali di provinsi Riau sangat cocok. Karena

tanaman brotowali ini dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi.

Asalkan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Tanaman brotowali ini dapat

tumbuh biasa tumbuh liar dihutan, ladang dan halaman rumah.

13. Produk Olahan Brotowali

Bagi peminat jamu, tentu tidak asing lagi bila mendengar kata brotowali.

Herba yang terkenal dengan rasanya yang sangat pahit ini. Semua khasiat dan
23

manfaat tadi bisa diperoleh karena adanya kandungan yang kaya pada bagian

tanaman brotowali. Adapun produk olahan dari tanaman brotowali antara lain dalam

bentuk kapsul brotowali dan masker brotowali.

Gambar 7. Olahan Produk Brotowali


24

III. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Poinsettia (Euphorbia pulcherrima) merupakan perdu tinggi yang dapat

mencapai 3 meter dan membentuk tajuk berdiameter sekitar 2 meter, berdaun tunggal

berbentuk elips hingga bulat telur dan ujung daun lancip dengan susunan tulang daun

menyirip. Pembibitan kastuba biasanya menggunakan metode stek. Suhu pada

malam hari yang bekisar antara 16-180C membantu dalam pembentukan warna dari

braktea. Dengan lama pencahayaan yang lebih singkat karena Kastuba merupakan

tanaman hari pendek.

Tanaman brotowali merupakan salah satu jenis tanaman obat yang bisa

digunakan untuk penyembuhan beberapa jenis penyakit, baik luar maupun dalam

seperti diabetes, hepatitis, scabicid dan lain sebagainya. Penggunaan serta

budidayanya yang mudah membuat tanaman ini lebih diminati disamping karena

berasal dari bahan alami yang memilki segudang khasiat.

B. Saran

Dari penjelasan yang telah dipaparkan dari makalah ini diharapkan agar kita

dapat memahami dan mengerti tentang budidaya dan manfaat dari tanaman poinsettia

sebagai tanaman hias dan brotowali sebagai tanaman obat. Kami selaku penyusun

juga menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kami

meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca makalah ini.
25

DAFTAR PUSTAKA

A, Irwanto. 2015. Tinjauan Umum Tanaman Brotowali. (Online:


http://repository.uin-suska.ac.id/5797/3/BAB%20II.pdf. Diakses 11 Oktober
2018 )

Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.

Annonymous. 2012. Klasifikasi Kastuba. (Online :


http://id.wikipedia.org/wiki/Kastuba Diakses pada 15 Oktober 2018
Anonymous. 2015. manfaat brotowali. (Online : https://manfaat.co.id/15-manfaat-
brotowali-untuk-obat-tradisional-dan-kesehatan

Annonymous. 2012. Morfologi Bunga Kastuba. ( Online :


http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091209042643AAftbfq D
iakses pada 15 Oktober 2018)

Annonymous. 2018. 4 Panduan Lengkap dan Mudah Cara Budidaya Brotowali.


(Online: http://www.ruangtani.com/4-panduan-lengkap-dan-mudah-cara-
budidaya-brotowali-tanaman-obat/. Diakses 13 Oktober 2018)

Annonymous. 2018. Kastuba. (Online : https://id.wikipedia.org/wiki/Kastuba.


Diakses 16 Oktober 2016

Art, Billy. 2012. POINSETTIA (Euphorbia pulcherrima). (Online :


http://brillyart.blogspot.com/2012/03/poinsettia-euphorbia-pulcherrima.html.
Diakses 13 Oktober 2018)

Bumi Herbal. 2017. Mengenal Tanaman Kastuba Beerta Khasiatnya. (Online :


http://bumiherbal.com/2017/04/mengenal-tanaman-kastuba-beserta-
khasiatnya/. Diakses 13 Oktober 2018)

Fauzie Pradita.2015. Tanaman Brotowali Berkhasiat Bagi Kesehatan. (Online:


http://jabar.tribunnews.com/2015/05/21/masya-allah-akar-dan-daun-tanaman-
brotowali-berkhasiat-bagi-kesehatan-kita?page=2. Diakses 13 Oktober 2018)

Flower,Lily. 2009. Khasiat Bunga Kastuba. (Online : http://lilyflowers-


8.blogspot.com/2009/05/khasiat-bunga-kastuba.html. Diakses 12 Oktober
2018)

Hannah, Fikria.2016. Menanam Brotowali Di Rumah Denagn Mudah (Oline:


https://flowerian.com/1362/3-cara-menanam-brotowali-di-rumah-dg-
mudah.html. Diakses 13 Oktober 2018)

Irwanto.2015. Bab II Tinjauan Pustaka. (Online: http://repository.uin-


suska.ac.id/5797/3/BAB%20II.pdf. Diakses 13 Oktober 2018)
26

Khayasar. 2013. Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers ) Sebagai Tanaman Obat.
(Online: https://khayasar.wordpress.com/2013/12/20/brotowali-tinospora-
crispa-l-miers-sebagai-tanaman-obat/. Diakses 11 Oktober 2018 )

Smith, C. 2008. Perfect Poinsettias. (Online:


http:/www.cindyha.wordpress.com/2008/12/3/perfect-poinsettias/. Diakses
pada 15 Oktober 2018)

Wogelebo,R.M. 2006. Pertumbuhan dan Perkembangan Poinsettia Varietas Primero


Red pada Perlakuan Konsentrasi dan Frekuensi Aplikasi Cycocel. IPB.
Bogor.

Yulistyo, Hadi. 2009. Perbandingan Budidaya Poinsettia (Euphorbia pulcherrima)


di PT MJ Flora, Indonesia dengan Metrolina Greenhouses, Amerika
Serikat. IPB: Bogor

Anda mungkin juga menyukai