Anda di halaman 1dari 9

1.

Sejarah Kubis Bunga

Bunga kol (Brassica oleraceae) merupakan tanaman sayur famili

Brassicacea berupa tumbuhan berbatang lunak. Masyarakat di Indonesia

menyebut kubis bunga sebagai kembang kol atau blum kol (berasal dari

bahasa Belanda Bloemkool). Tanaman ini berasal dari Eropa subtropis di

daerah Mediterania. Kubis bunga yang berwarna putih dengan massa

bunga yang kompak seperti yang ditemukaan saat ini dikembangkan

tahun 1866 oleh Mc.Mohan ahli benih dari Amerika. Diduga kubis bunga

masuk ke Indonesia dari India pada abad ke XIX.

Sentra Penanaman Walaupun tanaman ini adalah tanaman dataran

tinggi triopka dan wilayah dengan lintang lebih tinggi, beberapa kultivar

dapat membentuk bunga di dataran rendah sekitar khatulisiwa. Daerah

dataran tinggi (pegunungan) adalah pusat budidaya kubis bunga. Pusat

Produksi tanaman ini terletak di Jawa Barat yaitu di Lembang, Cisarua,

Cibodas. Tetapi saat ini kubis bunga mulai ditanam di sentra-sentra

sayuran lainnya seperti Bukit Tinggi (Sumatera Barat), Pangalengan, Maja

dan Garut (Jawa Barat), Kopeng (Jawa Tengah) dan Bedugul (Bali) .

Brassica oleracea varitas botrytis terdiri atas 2 subvaritas yaitu

cauliflora. yang kita kenal sebagai kubis bunga putih dan cymosa Lamn

yang berbunga hijau dan terkenal sebagai kubis bunga. Penentuan

kultivar berdasarkan ukuran, kemampatan dan warna massa bunga.

Tanaman kubis bunga termasuk dalam golongan tanaman sayuran


semusim atau umur pendek. Tanaman tersebut hanya dapat berproduksi

satu kali dan setelah itu akan mati. Pemanenan kubis bunga dapat

dilakukan pada umur 60 – 70 hari setelah tanam, tergantung pada jenis

dan varietasnya(Cahyono, 2001)

Kembang kol (Brassica oleracea botrytis) merupakan sayuran yang

banyak dikonsumsi masyarakat. Sayuran ini tidak terkenal lezat, tetapi

banyak manfaat yang terkandung di dalamnya.Kembang kol memiliki

sumber mineral, protein, tiamin, riboflavin, niasin, kalsium, zat besi,

magnesium, fosfor, dan seng, vitamin B6, asam folat, asam pantotenat,

dan kalium serta sumber serat makanan. Sayuran ini mengandung lebih

sedikit lemak jenuh. Kandungan kolesterolnya pun sangat sedikit, kurang

dari 1 gram per kg.

2. Taksonomi dan Morfologi

2.1 Taksonomi

Klasifikasi botani tanaman kubis bunga adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Keluarga : Cruciferae

Genus : Brassica
Spesies : [I]Brassica oleracea var. botrytis[/I] L

Sub var : cauliflora DC

2.2 Morfologi

Seperti tanaman yang lainnya, tanaman kubis bunga mempunyai

bagian - bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.

1.Akar

Sistem perakaran kubis bunga menurut Cahyono (2001) memiliki

akar tunggang (Radix Primaria) dan akar serabut. Akar tunggang tumbuh

ke pusat bumi (kearah dalam), sedangkan akar serabut tumbuh ke arah

samping (horizontal), menyebar, dan dangkal (20 cm – 30 cm). Dengan

perakaran yang dangkal tersebut, tanaman akan dapat tumbuh dengan

baik apabila ditanam pada tanah yang gembur dan porous.

2.Batang

Batang tanaman kubis bunga tumbuh tegak dan pendek (sekitar 30

cm). Batang tersebut berwarna hijau, tebal, dan lunak namun cukup kuat

dan batang tanaman ini tidak bercabang (anonim. B, 2009). Sistem

perakaran relatif dangkal, dapat menembus kedalaman 60-70 cm. Akar

yang baru tumbuh berukuran 0,5 mm, tetapi setelah berumur 1-2 bulan

system perakaran menyebar ke samping pada kedalaman antara 20-30

cm
.

Daun

Daun kubis bunga menurut Cahyono (2003) berbentuk bulat telur

(oval) dengan bagian tepi daun bergerigi, agak panjang seperti daun

tembakau dan membentuk celah - celah yang menyirip agak melengkung

Bunga

Massa bunga (curd) terdiri dari bakal bunga yang belum mekar,

tersusun atas lebih dari 5000 kuntum bunga dengan tangkai pendek,

sehingga tampak membulat padat dan tebal berwarna putih bersih atau

putih kekuning - kuningan. Diameter massa bunga kubis bunga dapat

mencapai lebih dari 20 cm dan memiliki berat antara 0,5 kg – 1,3 kg,

tergantung varietas dan kecocokan tempat tanam (Pracaya, 2000).

5.Buah dan Biji

Tanaman kubis bunga dapat menghasilkan buah yang mengandung

banyak biji. Buah tersebut terbentuk dari hasil penyerbukan bunga yang

terjadi karena penyerbukan sendiri ataupun penyerbukan silang dengan

bantuan serangga lebah madu. Buah berbentuk polong, berukuran kecil

dan ramping, dengan panjang antara 3 cm – 5 cm. Di dalam buah tersebut

terdapat biji berbentuk bulat kecil, berwarna coklat kehitam – hitaman.

Biji – biji tersebut dapat dipergunakan sebagai benih perbanyakan

tanaman(Cahyono, 2001)
a. Iklim

Kubis bunga merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah

sub tropis. Di tempat itu kisaran temperatur untuk pertumbuhan kubis

bunga yaitu minimum 15.5-18 derajat C dan maksimum 24 derajat C.

Kelembaban optimum bagi tanaman blumkol antara 80-90%.

Dengan diciptakannya kultivar baru yang lebih tahan terhadap

temperatur tinggi, budidaya tanaman kubis bunga juga dapat dilakukan di

dataran rendah (0-200 m dpl) dan menengah (200-700 m dpl). Di dataran

rendah, temperatur malam yang terlalu rendah menyebabkan terjadinya

sedikit penundaan dalam pembentukan bunga dan umur panen yang lebih

panjang.

b. Tanah.

Tanah lempung berpasir lebih baik untuk budidaya kubis bunga

daripada tanah berliat. Tetapi tanaman ini toleran pada tanah berpasir

atau liat berpasir. Kemasaman tanah yang baik antara 5,5-6,5 dengan

pengairan dan drainase yang memadai. Tanah harus subur, gembur dan

mengandung banyak bahan organik.

Penyiangan
Penyiangan yang bersamaan dengan penggemburan dilakukan bersama-

sama dengan pemupukan susulan yaitu pada 7-10 hari setelah tanam

(hst), 20 hst dan 30-35 hst. Penyiangan dan penggemburan harus

dilaksanakan dengan hati-hati dan jangan terlalu dalam agar tidak

merusak akar kubis bunga yang dangkal. Pada akhir pertumbuhan

vegetatif (memasuki masa berbunga) penyiangan dihentikan.

Pengairan dan Penyiraman

Pengairan dilakukan secara rutin di pagi atau sore hari. Pada musim

kemarau penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari terutama pada saat

tanaman berada pada fase pertumbuhan awal dan pembentukan

Panen

Panen bunga kubis bunga dilakukan setelah umurnya mencapai 60-90

hari sejak ditanam, sebelum bunganya mekar, dan sewaktu kropnya

masih berwarna hijau. Jika bunganya mekar, tangkai bunga akan

memanjang dan keluarlah kuntum-kuntum bunga berwarna kuning

Hama dan Penyakit

o Hama

1. Ulat Plutella Plutella xylostella L.

Ulat yang berwarna hijau ini memakan permukaan daun bagian bawah
dengan meninggalkan tulang-tulang daun sehinggn daun berlubang.

2. Ulat Croci (Crocidolomia binotalis Zeller)


Ulat berwarna hijau bergaris punggung hijau muda dan berwarna kuning
di sisi perut. Akibat serangan ulat ini, massa bunga atau daun
disekelilingnya menjadi bolong-bolong.

3. Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.

Ulat menyerang tanama kubis dengan cara memotong titik tumbuh atau
pangkal batang tanaman sehingga tangkai daun atau batang rebah dan
layu terutama di siang hari.

4. Kutu daun Aphis brassicae

Kutu daun menghisap cairan sel sehingga daun menguning dan massa

bunga berbintik-bintik kotor. Biasanya, kutu ini hidup berkelompok di

permukan bawah daun atau pada massa bunga. Serangan yang hebat

biasanya terjadi di musim kemarau.

5. Ulat jengkal Trichoplusiana sp.) dan ulat grayak (Spodoptera sp.)

Ulat jengkal berukuran 4 cm, hijau pucat dan berpita merah muda pada

tiap sisi badannya sedangkan ulat grayak memiliki bintik-bintik segitiga

berwarna hitam dan bergaris-garis kekuning-kuningan pada sisinya.

Keduanya menyerang daun pada musim kemarau sehingga daun rusak,

bolong-bolong meninggalkan tulang daunnya saja. Ulat grayak menyerang

tanaman beramai-ramai dalam satu kelompok besar.

Pengendalian hama dilakukan dengan cara terpadu: melakukan pergiliran

tanaman dengan tanaman selain famili [I]Cruciferae[/I], menyebarkan

mikroba yang menjadi musuh alami dan menggunakan pestisida baik

yang biologis maupun kimiawi


o Penyakit

1. Busuk hitam

Penyebab: bakteri [I]Xanthomonas campestris Dows.[/I] Penyakit ini


bersifat tular benih (seed born) yang menyerang semua fase pertumbuhan
kubis bunga. Infeksi di lapangan melalui bekas gigitan serangga atau luka.
Gejala: terdapat bercak coklat kehitam-hitaman pada daun, batang,
tangkai, bunga maupun massa bunga. Batang dan massa bunga menjadi
busuk sehingga tidak dapat dipanen.

2. Busuk lunak

Penyakit ini akibat adanya bakteri Erwinia carotovora Holland


menyebabkan busuk lunak pada tanaman di kebun dan pasca panen.
Infeksi terjadi setelah busuk hitam melalui luka pada pangkal bunga yang
hampir dipanen atau melalui akar yang terluka. Gejala: busuknya batang
atau pangkal bunga dengan tiba-tiba.

3. Akar bengkak

Penyebab: jamur Plasmodiophora brassicae Wor. Gejala: tanaman layu

seperti kekurangan air dan segar kembali di malam hari, lama-lama

pertumbuhan terhambat dan kerdil serta tidak bisa berbunga. Selain akar

tanaman membengkak terlihat pula ada bercak hitam di akar tersebut.

Pengendalian hama dilakukan dengan cara terpadu: melakukan pergiliran

tanaman dengan tanaman selain famili Cruciferae, menyebarkan mikroba

yang menjadi musuh alami dan menggunakan pestisida baik yang biologis

maupun kimiawi

k.

Anda mungkin juga menyukai