SKRIPSI JEJEN BAB 1-BAB 5 Kelas 4
SKRIPSI JEJEN BAB 1-BAB 5 Kelas 4
BAB I
PENDAHULUAN
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
pendidikan akan sangat berguna bagi kehidupan akan datang manakala setiap
selama ini.
2003,disebut bahwa;
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
secara berjenjang. Sekolah dasar sebagai institusi formal yang memiliki pedoman
kurikulum yang telah diatur dalam undang-undang yang berlaku. Kurikulum 2013
yang diberlakukan tahun ini untuk jenjang sekolah dasar seperti tercantum pada
pembelajaran yang bermula dari proses pembelajaran parsial untuk kelas IV dan V
Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan
siswa menjadi bosan. Siswa hanya diberikan buku teks pelajaran yang berisi
pembelajaran yang merangsang siswa aktif dan tertarik untuk mengikuti pelajaran
memecahkan masalah.
Dalam mengaplikasikan metode Problem Based Learning guru berperan
Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented
efektif. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Siswa
cenderung pasif, meskipun ada materi yang belum jelas baginya. Metode ceramah
saja yang membuat siswa tidak muncul sikap rasa percaya diri yang tinggi akan
pembelajaran di kelas dan hasil pembelajaran yang di bawah KKM. Hal itu terjadi
masih bersifat teacher centered bukan student centered. Guru juga belum
metode konvensional yang biasa digunakan oleh guru selama ini akan
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV SD
Negeri Paranggong penyebab kurangnya siswa tidak kreatif dan kritis di dalam
pembelajaran di karenakan.
1. Proses pembelajaran siswa di kelas IV kurang meningkatkan sikap rasa
percaya diri.
2. Metode yang digunakan masih mengedepankan pembelajaran konvensional
sebagian besar peserta didik nilainya di bawah KKM yang telah ditentukan
( KKM = 70 ).
4. Hasil belajar siswa pada aspek afektif dengan kondisi siswa kuarang optimal
dapat menumbuhkan sikap rasa percaya diri pada tema Indahnya Kebersamaan
IV SD Negeri Paranggong.
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran problem based learning untuk
meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam pembelajaran tematik pada tema
2. Pembatasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Kabupaten Bandung”
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat dari penelitian ini adalah agar peserta didik kelas IV SD Negeri
dalam menerima setiap pembelajaran yang diajarkan oleh guru karena dengan
mandiri. Untuk lebih rinci lagi manfaat dapat dikembangkan sebagai berikut:
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Memberikan motivasi kepada guru untuk mengembangkan pembelajaran
IV SD Negeri Paranggong.
b. Bagi Peserta Didik
1) Untuk mewujudkan pembelajaran yang nyaman dan interaktif bagi siswa.
mampu membuat perubahan kearah yang lebih baik dalam meningkatkan dan
yang di kenal denag istilah sintaks. Secara implikasi di balik tahap pembelajaran
tersebut terdapat karakteristik lainnya dari sebuah model dan rasional yang
lainnya.
F. Definisi Operasional
diperoleh dari beberapa sistem. Sedangkan menurut Agus Suprijono (2011: 45),
model diartikan sebagai bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang
model itu. Lebih lanjut Agus mengemukakan bahwa model pembelajaran ialah
sebagaimana dikutip oleh Indrawati dan Wanwan Setiawan (2009: 27), menge-
belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pengertian terhadap istilah-istilah yang terdapat pada judul penelitian ini, maka
diartikan sebagai suatu masalah yang sering ditemukan siswa dalam kehidupan
kepercayaan diri. Selain itu, dengan pemberian masalah autentik, siswa dapat
memecahkan masalah.
3. Pembelajaran Tematik
pedagogic untuk mendidik anak, yaitu menghubungkan antara otak dan raga,
antara pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara domain-
(pembelajaran tematik).
disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap. Perbedaan yang
mendasar dari konsepsi kurikulum tematik dan pembelajaran tematik terletak pada
kurikulum yang memisahkan mata pelajaran yang satu dengan lainnya (separated
learning).
Pembelajaran ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/
anak. Teori belajar ini dimotori oleh para tokoh psikologi Gestalt, (termasuk teori
4. Wawancara
data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih
mendalam.”
5. Menulis Laporan
1. Dasar Laporan
laporan dan tujuan laporan. Pembuat laporan dapat dilakukan oleh perseorangan
atau sendiri, begitu pula penerima laporan. Tujuan laporan biasanya untuk
harus mampu menyusun laporan dengan baik. Oleh sebab itu, pembuat laporan
3. Macam-macam Laporan
dapat berupa formulir isian, surat, memorandum, dan laporan berbentuk deskripsi.
ingin membuat KTP. Selain bentuk-bentuk laporan tersebut, macam laporan dapat
dilihat dari segi keadaan masalahnya. Laporan jenis ini berbentuk laporan berkala,
berbentuk resmi dan dapat pula berbentuk populer (seperti hanya laporan yang
4. Struktur Laporan
Untuk memperoleh sebuah laporan yang baik, struktur laporan harus
mendapat perhatian yang lebih, sebab dari strukturlah penerima laporan dapat
menilai apakah laporan dibuat dengan sistematikan yang baik atau tidak. struktur
laporan yang berbentuk deskripsi tidak berbeda dengan sebuah karangan. Oleh
sebab itu, struktur laporan terdiri atas pendahuluan, isi dan penutup. Pendahuluan
dalam sebuah laporan terdiri atas latar belakang, masalah dan tujuan. Isi terdiri
atas uraian yang berkenaan dengan pokok masalah. Penutup berisi simpulan
laporan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
menjelaskan bahwa belajar pada manusia merupakan suatu proses psikologi yang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
lingkungan”;
b. Pengertian belajar
ranah belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan
keluaran dari suatu pemprosesan masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa
kinerja. Perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi dan
hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam dua macam saja yaitu pengetahuan
kategori, yaitu (1) pengetahuan tentang fakta, (2) pengetahuan tentang prosedur,
Keterampilan juga terdiri atas empat kategori, yaitu (1) keterampilan untuk
keterampilan berinteraksi.
c. Tujuan Belajar
ranah belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan
keluaran dari suatu pemprosesan masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa
kinerja. Perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi dan
hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam dua macam saja yaitu pengetahuan
kategori, yaitu (1) pengetahuan tentang fakta, (2) pengetahuan tentang prosedur,
(3) pengetahuan tentang konsep, dan (4) pengetahuan tentang prinsip.
Keterampilan juga terdiri atas empat kategori, yaitu (1) keterampilan untuk
keterampilan berinteraksi.
adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program
belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar dalam kerangka
belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, hasil belajar
dipengaruhi oleh besarnya usaha (perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti
proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh
dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini hasil
belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses
belajar mengajar.
Menurut Benyamin S. Bloom (Sumarni, 2007:30) menyebutkan ada tiga
ranah belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan
keluaran dari suatu pemprosesan masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa
kinerja. Perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi dan
hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam dua macam saja yaitu pengetahuan
kategori, yaitu (1) pengetahuan tentang fakta, (2) pengetahuan tentang prosedur,
Keterampilan juga terdiri atas empat kategori, yaitu (1) keterampilan untuk
keterampilan berinteraksi.
tingkah laku yang timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu”. Perubahan yang
terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalamn atau praktek yang dilakukan
dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan karena kebetulan.
adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program
belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar dalam kerangka
dipengaruhi oleh besarnya usaha (perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-
atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut
terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri indivdu
terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu
2. Pembelajaran Tematik
pedagogic untuk mendidik anak, yaitu menghubungkan antara otak dan raga,
antara pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara domain-
mengemukakan dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan yang sangat
(pembelajaran tematik).
Kurikulum tematik adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah
disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap. Perbedaan yang
mendasar dari konsepsi kurikulum tematik dan pembelajaran tematik terletak pada
perencanaan dan pelaksanaannya. Idealnya, pembelajaran tematik seharusnya
kurikulum yang memisahkan mata pelajaran yang satu dengan lainnya (separated
learning).
Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai
Pembelajaran ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/
anak. Teori belajar ini dimotori oleh para tokoh psikologi Gestalt, (termasuk teori
strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, dalam arti akan sangat menjadi
a. Landasan filosofis
pembelajaran itu bersifat mekanistis (Ellis 1993: 76). Aliran ini juga memandang
bahwa dalam proses belajar, peserta didik sering dihadapkan pada persoalan-
2. Aliran kontruktivisme
Melihat pengalaman langsung peserta didik (directexperiences) sebagai
ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada peserta didik, tetapi harus
lebih dianggap sebagai proses pembentukan (kontruksi) yang terus menerus, terus
b. Landasan Psikologis
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, oleh sebab
sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus
dan moral. Tugas utama guru adalah mengoptimalkan perkembangan peserta didik
tersebut.
dengan kata lain, pengalaman langsung peserta didik adalah kunci dari
pembelajaran yang berarti bukan pengalaman orang lain atau guru yang di transfer
memungkinkan peserta didik untuk menemukan pola dan hubungan tersebut dari
3) Pada dasarnya seoarang peserta didik adalah seorang individu dengan berbagai
c. Landasan Praktis
dengan hal ini maka dalam pelaksanaanya pembelajaran tematik juga dilandasi
2) Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain,
4) Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik dapat dipersempit dengan
pembelajaran yang dirancang secara tematik sehingga peserta didik akan mampu
berpikir teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir praktis.
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning
sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan
para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecahan permasalahan sehari-hari
yang tidak terstruktur dengan baik. Dua definisi di atas mengandung arti bahwa
PBL atau PBM merupakan setiap suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu
permasalahan sehari-hari.
Dewasa ini PBM telah menyebar ke banyak bidang seperti hukum, ekonomi,
using problem as a stimulus and focus on student activity”. H.S. Barrows (1982),
sebagai pakar PBL menyatakan bahwa definisi PBL adalah sebuah model
siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan siswa untuk
berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk mendapatkan dan
titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari
knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan
utama dalam penerapan PBL. PBL merupakan satu proses pembelajaran di mana
Learning)
pembelajaran terisolasi.
pengalaman praktis.
6. Mengajarkan kepada siswa untuk mampu menerapkan apa yang mereka pelajari
masalah.
kemampuan mereka untuk beradaptasi untuk belajar dengan situasi yang baru.
1. Siswa yang terbiasa dengan informasi yang diperoleh dari guru dan guru
merupakan narasumber utama, akan merasa kurang nyaman dengan cara belajar
2. Jika siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan maka mereka akan merasa enggan
yang sedang dipelajari maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari.
F. Langkah-langkah Operasional Imlementasi dalam Proses Pembelajaran
Pembelajaran suatu materi Pelajaran dengan menggunakan PBL sebagai
basis model dilaksanakan dengan cara mengikuti lima langkah PBL dengan bobot
bersangkutan.
referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran
dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran. Lebih
jauh, hal ini diperlukan untuk memastikan peserta didik memperoleh kunci utama
didik seperti yang dapat terjadi jika peserta didik mempelajari secara mandiri.
Konsep yang diberikan tidak perlu detail, diutamakan dalam bentuk garis besar
mendalam.
Selain itu, setiap kelompok harus mencari istilah yang kurang dikenal
dalam skenario tersebut dan berusaha mendiskusikan maksud dan artinya. Jika ada
peserta didik yang mengetahui artinya, segera menjelaskan kepada teman yang
lain. Jika ada bagian yang belum dapat dipecahkan dalam kelompok tersebut,
ditulis dalam permasalahan kelompok. Selanjutnya, jika ada bagian yang belum
permasalahan kelompok.
Kedua, melakukan seleksi alternatif untuk memilih pendapat yang lebih
tujuan yang diinginkan oleh fasilitator belum disinggung oleh peserta didik,
peserta didik diharapkan memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja yang
mereka ketahui, apa saja yang mereka tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja
petunjuk.
berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber
perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tahap
investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari
yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu
tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan
dapat dipahami.
Di luar pertemuan dengan fasilitator, peserta didik bebas untuk
tersebut peserta didik akan saling bertukar informasi yang telah dikumpulkannya
dan pengetahuan yang telah mereka bangun. Peserta didik juga harus
dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan
fasilitatornya.
Tiap kelompok menentukan ketua diskusi dan tiap peserta didik
masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi akhir. Untuk
memastikan setiap peserta didik mengikuti langkah ini maka dilakukan dengan
mengikuti petunjuk.
5. Penilaian (Assessment)
dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis,
PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari
dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam
Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan.
Contoh Penerapan
itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam
memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik
dari mereka.
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman
Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik
merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka
pembelajaran.
sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus
dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh guru. serta dijelaskan bagaimana guru
memberikan motivasi agar peserta didik dapat mengerti dalam pembelajaran yang
akan dilakukan. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu
sebagai berikut.
1. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi
sebagai pembimbing yang siap membantu, namun peserta didik harus berusaha
menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan. Tidak ada ide yang
akan ditertawakan oleh guru atau teman sekelas. Semua peserta didik diberi
mereka.
Fase 2: Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,
anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan
dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar
anggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru
sangat penting memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing kelompok
utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua peserta didik
eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru harus
sendiri.
Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
peserta didik untuk berifikir tentang masalah dan ragam informasi yang
menyampikan semua ide-idenya dan menerima secara penuh ide tersebut. Guru
juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik berpikir tentang
kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas informasi
yang dikumpulkan.
Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artifak (Hasil Karya) dan
Mempamerkannya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan
pameran. Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape
Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan peserta didik-peserta didik
lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau
dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase
ini guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang
positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang
dihadapinya. Hal ini bukan berarti induvidu tersebut mampu dan kompeten
melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya
hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan induvidu terseburt
dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia
bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang
Hasil Penelitian di bawah ini relevan dengan penelitian Anda karena kedua
variabel baik Variabel PBL dan Variabel Hasil Belajar sesuai, meskipun
Problem Based Learning untuk meningkatkan partisipasi belajar dan hasil belajar
kooperatif dapat meningkatkan aktivitas mahasiswa dalam KBM mata kuliah teori
akuntansi yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata pre tes sebesar 56 meningkat
6. Kerangka Pimikiran
pembelajaran yang menggunan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan masalah, serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Model PBL akan memungkin siswa lebih mengerti dan memahami suatu
dengan dunia nyata. Dengan demikian siswa akan berpikir kritis dalam
semangatnya dan rasa percaya diri siswa menjadi lebih besar terhadap materi yang
dipelajari dan pembelajaran ini terpusat pada guru dan siswa sehingga siswa akan
lebih aktif dalam proses pembelajan. Dengan demikin, diharapakan dengan model
3. Dengan menerapkan Model PBL Siswa dapat meningkatkan rasa percaya diri
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitin yang diambil atau dijadikan landasan adalah
metode Kemmis dan Taggart yang dikutip oleh Wardani dan Wiradit untuk
Menurut Kemmis dan Taggart (Depdikbud : 21 ) ada empat tahap yang harus
diperhatikan dalam siklus pembelajaran yaitu : perencanaan, tindakan,
membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang dipelajarinya,
strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi meningkatkan mutu
identik dengan satu siklus tindakan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
B. Desain Penelitian
bertahap. Hal ini dimaksudkan agar penelitian yang sedang kita lakukan benar-
akan meningkat. Oleh sebab itu penelitian ini harus dilakukan dengan beberapa
siklus dan beberapa tindakan agar kemampuan siswa dalam pembelajaran tematik
meningkat.
berdasarkan model PTK oleh Hopkins (Muslich, 2009: 43) karena sesuai dengan
alur tindakan yang tidak hanya satu kesatuan melainkan secara langsung.
Rencana
SIKLUS 1
Refleksi Tindakan 1
Pelaksanaan
tindakan 1
Observasi 1
Rencana
Tindakan 2
Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS II tindakan 2
Observasi 2
Dan
seterusnya
Gambar 3.1
empat tahap tindakan seperti gambar di atas, dari empat tahapan itu diantaranya:
meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap. Dalam tahap ini peneliti
berikut:
c. Membuat media pembelajaran yang berupa media gambar dan teks wawancara.
d. Membuat lembar observasi, untuk melihat aktivitas guru dan siswa selama
e. Membuat alat evaluasi belajar yang akan dikerjakan secara kelompok dan
Tahap ke-2 ini dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan tindakan di kelas
pada pembelajarannya.
diberikan. Dalam observasi ini, terdapat dua data yang akan diperoleh yaitu:
a. data tes yang berupa soal tes dan data non tes berupa data hasil pengamatan
learning.
pembelajaran.
Kegiatan akhir dari rangkaian kegiatan PTK adalah tahap refleksi. Refleksi
tindakan berikutnya.
mendiskusikan hasil tindakan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan. Diskusi ini
direfleksi, bila perlu merevisi tindakan sebelumnya. Selain itu guru juga dapat
merefleksi diri dengan melihat data observeri, apakah kegiatan yang dilakukan
langkah yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan yang telah
a. Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa, setelah guru melakukan proses
belajar mengajar dengan menggunakan model problem based learning.
b. Melakukan wawancara dengan guru dan siswa mengenai temuan yang di dapat
d. Membandingkan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah dan sebelum guru
menulis laporan.
siklus 2.
2. Objek Penelitian
a. Karakteristik Sekolah
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Paranggong Kecamatan
kebawah.
b. Tempat Penelitian
lokasi sekolah tersebut dengan tempat tinggal, hal ini dapat memudahkan
dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang
c. Waktu penelitian
bulan, yang akan difokuskan pada kelas IV semester I tahun ajaran 2014/2015,
proposal
2 Penyusunan skripsi
3 Perencanaan
penyusunan PTK
4 Pelaksanaan PTK
5 Pengolahan hasil
PTK
6 Pengolahan dan
penyusunan skripsi
7 Ujian skripsi
D. Operasional Variabel
1. Variabel Proses
Pada pembelajaran di kelas IV SD Negeri Paranggong sebelumnya
pada buku paket dan LKS serta pembelajarannya hanya bersifat klasikal, guru
tentang materi yang di pelajari pada pembelajaran tematik pada tema indahnya
pembelajaran 2.
Dengan model pembelajaran ini siswa di tuntut untuk berperan aktif
Negeri Paranggong.
3. Indikator Keberhasilan
a. Model pembelajaran Problem based learning
Dalam mengaplikasikan metode problem based learning guru
Dalam metode problem based learning bahan ajar tidak disajikan dalam
kesimpulan.
Hal tersebut memungkinkan murid-murid menemukan arti bagi diri
mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historian, atau ahli
matematika. Melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan,
belajar sendiri.
Prosedur Aplikasi Metode Problem based learning
Adapun menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan metode
berikut:
a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan).
b) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah).
c) Data collection (pengumpulan data).
d) Data processing (pengolahan data).
e) Verification (pentahkikan/pembuktian).
f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi).
b. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pembelajaran lebih bermakna
dan utuh. Pembelajaran tematik ini memiliki peran yang sangat penting dalam
tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam
suatu proses pembelajaran., bersifat fleksibel, hasil pembelajaran dapat
dua sisi, yaitu dari sisi proses dan dari sisi hasil. Dari sisi proses, keberhasilan
perubahan tingkah laku belajar siswa yang relevan atau yang positif secara
hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa secara signifikan sesuai
dengan acuan yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Prinsip penilaian
oleh guru terhadap seluruh aspek dan proses kegiatan belajar siswa dengan
kemampuan individual siswa. Oleh karena itu Pedoman acuan penilaian yang
ditentukan dalam penelitian ini untuk mengukur kemajuan hasil belajar dan
(KKM) yang telah ditetapkan untuk pembelajaran tematik pada tema indahnya
Paranggong, yang dalam hal ini adalah sebesar 70 poin. Atau secara
penguasaan materi atau kompetensi serta tentang aktivitas siswa dalam proses
Tabel 1
No NiIai Kriteria
1 < 60 Rendah
2 61 – 75 Cukup
3 76 – 90 Tinggi
4 91 – 100 Tinggi Sekali
Tabel 2
Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa
No NiIai Kriteria
Tabel 3
Kriteria Aktivitas Siswa Yang Relevan Dengan Belajar
No Nilai/Frekuensi Kriteria
Tabel 5
No Nilai/Frekuensi Kriteria
diteliti.
b. Wawancara
Menurut Esterberg (2002) (dalam Sugiono,2005: 72) wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu proses tertentu.
Teknik wawancara digunakan pada saat observasi awal dan akhir.
c. Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
lain dengan maksud agar orang yang diberi daftar tersebut bersedia
2003:136).
Teknik angket digunakan pada saat akhir siklus setelah refleksi dan
mengemukakan pendapatnya.
Beberapa butir pertanyaan dalam angket hanya untuk memperkuat
penilai, bisa juga disebut sebagai alat ukur (Arikunto, 2006:223). Tes
kognitif.
2. Instrumen Penelitian
SIKLUS 1
(RPP)
A. Kompetensi Inti
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
mulia.
B. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
3.2 Menggali informasi dari teks wawancara tentang jenis-jenis usaha
dan pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi dengan bantuan gurudan
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku.
4.3 Mengolah dan menyajikan teks wawancara tentang jenis-jenis usaha dan
pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
IPS
Kompetensi Dasar:
3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam,
sosial, budaya, dan ekonomi
4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan
alam, sosial, budaya, dan ekonomi
C. Indikator:
Bahasa Indonesia
• Menggali informasi berdasarkan teks wawancara dengan diskusi
• Melakukan wawancara kepada masyarakat sekitar dengan
menggunakan daftar pertanyaan
• Menuliskan laporan tentang hasil wawancara berdasarkan data yang telah
yang telah dikumpulkan.
IPS
- Menceritakan tentang berbagai jenis pekerjaan dan kegiatan ekonomi yang
D. Tujuan Pembelajaran :
hasil
- karya seni (cenderamata) masyarakat sekitar secara rinci.
E. Materi Ajar
telah memenuhi tugas Bahasa Indonesia dan mendapatkan nilai yang baik.
membuat bilik.
2. Berapa banyak bambu yang digunakan untuk membuat bilik
meter ade.
Pertanyaan isi
3. Apa saja kendala bapak untuk membuat anyaman bilik?
Bambu, karena bambunya mulai susah di cari.
4. Dimanakah bapak mendapatkan bahan bakunya untuk membuat
anyaman bilik?
6 lembar bilik ade, Hebat bapak
6. Siapa saja yang mengerjakan anyaman bambu bilik?
Bapak dibantu dengan 2 orang karyawan.
7. Bagaimana bapak cara memasarkan anyaman bambu bilik?
Bapak sudah mempunyai pembeli yang tetap sejak awal bapak
Jakarta.Hlm.24-28.
F. Pendekatan/Strategi/Metode:
G. Kegiatan Pembelajaran:
waktu
Kegiatan 1. Guru memberikan salam dan mengajak siswa 15
kegiatan pembelajaran 2.
Kegiatan Eksplorasi 180
seperti :
anyaman bambu?
ini?
Elaborasi
teks wawancara.
melakukan wawancara.
mengerjakannya.
diskusi.
9. Pendidik memberikan kesempatan peserta didik
kelompok.
Konfirmasi
pembelajaran.
D. Penilaian
1. Peta pikiranku Memuat ADIK SIMBA(Apa, Dimana, Kapan, Siapa, Mengapa,
Kriteria Ya Tidak
1. Apa
2. Dimana
3. Kapan
4. Siapa
5. Mengapa
6. Bagaimana
Kriteria Ya Tidak
1. Siswa mampu menceritakan secara runtut
2. Siswa mampu menjelaskan pekerjaan yang dilakukan
jawab
3 Berani
mengambil
keputusan
4 Mampu
bergaul tanpa
minder
4. Unjuk kerja
Rublik untuk laporan wawancara dan menulis laporan( Bahasa
Indonesia )
(0,5)
Perlengk Seluruh Sebagian besar Sebagian kecil Perlengkapan
Bahan dan bahan dan bahan dan bahan ditulis tidak ditulis
5. Unjuk kerja
(1)
(3) √ (2)
Komunikasi non Merespon dan Merespon Membutuhkan
verbal (kontak menerapkan dengan tepat bantuan
mata, bahasa komunikasi terhadap Dalam memahami
tubuh, postur, non komunikasi non Bentuk komunikasi
ekspresi wajah, verbal dengan verbal non verbal yang
suara) yang ditunjukkan teman.
tepat.
ditunjukkan (1)
teman.
(3)
(2) √
Partisipasi Isi Berbicara dan Jarang berbicara
(menyampaikan pembicaraan menerangkan selama
ide, perasaan, menginspirasi Secara rinci, proses diksusi
pikiran) teman. Selalu merespon berlangsung.
mendukung Sesuai dengan
dan memimpin
lainnya saat topik.
(1) √
diskusi. (2)
(3)
Mengetahui,
(RPP)
A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
B. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
3.2 Menggali informasi dari teks wawancara tentang jenis-jenis usaha
dan pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi dengan bantuan gurudan
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku.
4.3 Mengolah dan menyajikan teks wawancara tentang jenis-jenis usaha dan
pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
IPS
Kompetensi Dasar:
3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam,
sosial, budaya, dan ekonomi
4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan
alam, sosial, budaya, dan ekonomi
C. Indikator:
Bahasa Indonesia
• Menggali informasi berdasarkan teks wawancara dengan diskusi
• Melakukan wawancara kepada masyarakat sekitar dengan
menggunakan daftar pertanyaan
• Menuliskan laporan tentang hasil wawancara berdasarkan data yang telah
yang telah dikumpulkan.
IPS
- Menceritakan tentang berbagai jenis pekerjaan dan kegiatan ekonomi yang
D. Tujuan Pembelajaran :
- Setelah berdiskusi, siswa mampu merancang pertanyaan sebanyak-
hasil
- karya seni (cenderamata) masyarakat sekitar secara rinci.
E. Materi Ajar
telah memenuhi tugas Bahasa Indonesia dan mendapatkan nilai yang baik.
mengganggu
aktifitas bapak,sekedar ingin tahu kegitan bapak sehari-hari apa?
Siang, bapak sehari-hari bekerja mengganyam bambu untuk
membuat anyaman wide.
2. Berapa banyak bambu yang digunakan untuk membuat bilik bambu
dengan panjang 3 meter?
Kira-kira memerlukan 8 batang pohon bambu yang panjangnya
Meter.
Pertanyaan isi
anyaman bilik?
2 lembar anyaman wide ade, Hebat bapak
Jakarta.Hlm.24-28.
F. Pendekatan/Strategi/Metode:
Halo Bandung”
wawancara?
ini?
Elaborasi
melakukan wawancara.
mengerjakannya.
diskusi.
rasa takut.
kelompok.
Konfirmasi
1. Guru melakukan refleksi kegiatan dengan
pembelajaran.
A. Penilaian
Kriteria Ya Tidak
Apa
Dimana
Kapan
Siapa
Mengapa
Bagaimana
Kriteria Ya Tidak
A. Siswa mampu menceritakan secara runtut
B. Siswa mampu menjelaskan pekerjaan yang dilakukan
jawab
3 Berani
mengambil
keputusan
4 Mampu
bergaul tanpa
rasa malu
dan minder
4. Unjuk kerja
Rublik untuk laporan wawancara dan menulis laporan( Bahasa
Indonesia )
(0,5)
Perlengk Seluruh Sebagian besar Sebagian kecil Perlengkapan
Bahan dan bahan dan bahan dan bahan ditulis tidak ditulis
(1)
Kesimp Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan
Rublik 2
(1)
(3) √ (2)
Komunikasi non Merespon dan Merespon Membutuhkan
verbal (kontak menerapkan dengan tepat bantuan
mata, bahasa komunikasi terhadap Dalam memahami
tubuh, postur, non komunikasi non Bentuk komunikasi
ekspresi wajah, verbal dengan verbal non verbal yang
suara) yang ditunjukkan teman.
tepat.
ditunjukkan (1)
teman.
(3)
(2) √
Partisipasi Isi Berbicara dan Jarang berbicara
(menyampaikan pembicaraan menerangkan selama
ide, perasaan, menginspirasi Secara rinci, proses diksusi
pikiran) teman. Selalu merespon berlangsung.
mendukung Sesuai dengan
dan memimpin
lainnya saat topik.
(2) √
diskusi. (2)
(3)
Mengetahui,
Data dapat dianalisis, dengan cara mengolah data terlebih dahulu, setelah
belajar siswa, dan lembar angket respon siswa untuk diolah dan dianalisis.
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis data secara kualitatif
dan kuantitatif.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh
lembar angket respon siswa. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan
berikut:
1) Menganalisis Observasi Siswa:
Rata-rata = jumlah skor
jumlah data
b. Menghitung Rata-rata:
Me = ∑ xi
Keterangan:
Me = Rata-rata (Mean)
∑ = Jumlah (Epsilon)
Xi = Nilai x ke i sampai ke n
N = Jumlah individu
c. Menghitung Gain
Rentang Kriteria
90 – 100 Baik sekali
80 – 89 Baik
70 – 79 Cukup
< 69 Kurang
Persentase Interpretasi
0% Tak seorang pun
1% - 24% Sebagian kecil
25% - 49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51% - 74% Sebagian besar
75% - 99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
BAB IV
Pada bab ini, peneliti akan menguraikan tentang hasil dan pembahasan
penelitian ini akan melibatkan seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Paranggong tahun ajaran 2014/2015. Penelitian tindakan ini berlangsung dalam
dua siklus.
diri.
NPSN : 20205225
Status : Negeri
Tahun Berdiri : 1954
Akreditasi : B ( Baik )
Alamat : Jalan Ciaul RT 02 RW 14 Kecamatan
Pasirjambu Kabupaten Bandung
sebagai berikut:
a. Visi SDN Paranggong
“ Terlaksananya Program Pendidikan Di Sd.Negeri Paranggong Yang
berikut:
a. Mewujudkan kondisi fisik yang memadai.
b. Meningkatkan profesionalisme,kreatifitas,disiplin,dan akuntabilitas
kerja.
c. Menumbuh kembangkan seni budaya tradisional.
d. Mewujudkan generasi yang handal,unggul dalam IPTEK dan
kokoh dalam IMTAQ.
e. Meningkatkan kualitas kemampuan membaca,menulis dan
berhitung.
f. Meningkatkan angka partisipasi melanjutkan sekolah.
c. Denah Sekolah
d.
Toilet
siswa
Ruang Ruang
kelas 6 guru,
ruang
Ruang
Kepala
Kelas 1&4
Sekolah
Ruang
Kelas 2A &
5A
Ruang
lapanga Kelas 2B &
n
5B
Toile Ruang UKS & Lapangan
t
Pramuka Ruang Perpustakaan
Gur
u
Gambar 4.1
Denah SDN Paranggong
d. Data Sarana Penunjang
Tabel 4.1
Data Ruang SDN Paranggong
Nama Ruang Ukuran ( m ) Kondisi Fisik ruang *)
Ruang Kelas 1 7mx8m Baik/rusak
Setiap kelas masing-masing berisi 24 meja dan 48 kursi. Terdapat 1 meja dan
kursi pendidik, 1 buah lemari penyimpanan dan 1 buah papan tulis. Kelas
digunakan secara bergantian kelas pagi masuk pukul 07.15-10 bagi kelas
rendah, kelas siang mulai masuk pukul 10.00 -14.00 karena kekurangan kelas.
Ruang kepala sekolah berada tempat di sebelah ruang kelas yang menyatu
dengan ruang guru dan ruang tata usaha. d Di sebelah kanan kelas terdapat
selalu terjaga. Semua komponen saling bahu membahu agar SDN Paranggong
(PTK).
Ada hal-hal yang harus diperhatikan yaitu temuan-temuan baik yang berasal
dari peneliti, rekan kolaborasi serta temuan hasil belajar. Temuan-temuan tersebut
penelitian ini ternyata sangat penting. Kepala Sekolah dan rekan-rekan Guru
sebagai berikut :
Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh seorang observer dengan profil
temuan-temuan penelitian.
tahapan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Guru kelas dalam hal ini bertindak
serta pembahasannya.
mengajar. Penelitian ini dilaksanakan dalam II siklus, setiap siklus terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data yang diteliti dan dianalisis
adalah data dari siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Paranggong Kecamatan
dianggap relevan dengan masalah yang ada, yaitu dengan penerapan metode
Problem Based learning. Dalam hal ini peneliti beserta guru ahli berkolaborasi
untuk melakukan penelitian dengan menerapkan metode Problem Based Learning
pembelajaran 2.
guru dan lembar evaluasi siswa untuk meningkatkan sikap percaya diri.
Tabel 4.3
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No Indikator / Aspek yang diamati Skor
I. Pra pembelajaran 1 2 3 4 5
1. Mempersiapkan siswa untuk belajar
2. Melakukan kegiatan apersepsi
II. Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penguasaan materi pelajaran
3. Menunjuk penguasaan materi pembelajaran
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain
4.
yang relevan
Menyampaikan
5. materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki
belajar dan karakteristik siswa
6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
B. Pendekatan/ strategi pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
7. kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan
karakteristik siswa
8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
9. Menguasai kelas
10. Melaksanakan pembelajaran secara kontekstual
Melaksanakan pembelajaran yang
11.
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
12.
alokasi waktu yang direncanakan
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media
C.
Pembelajaran
13. Menggunakan media secara efektif dan efesien
14. Menghasilkan pesan yang menarik
15. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
16.
pembelajaran
Pembelajaran yang memicu dan memlihara
D.
ketertiban siswa
Menunjukan sikap terbuka terhadap respons
17.
siswa
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
18.
dalam belajar
E. Penilain proses dan Hasil belajar
19. Memantau kemajuan belajar selama proses
20. Melakukan penialaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
F. Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara
21.
jelas, baik dan benar
22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
III. Penutup
Melaksanakan refleksi atau membuat
23.
rangkuman dengan melibatkan siswa
Melaksanakan tindak lanjut dengan
24. memberikan arahan, atau kegiatan atau tugas
sebagai bagian remidi/pengayaan.
Jumlah Skor 75
diinginkan yaitu minimal berada pada skor 2,8 atau berada pada kategori
baik.
Tabel 4.4
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Jenis Kelamim Nilai
1 Agung muhamad sidik L 40
2 Ahmad setiawan L 50
3 Alexsanddrian L 60
4 Amanda Amelia P 40
5 Arif sufriatna L 40
6 Asep dian herdiansah L 40
7 Asep ridwan L 30
8 Candika candra yudistira P 40
9 Cindy siti yuniar P 50
10 Dede rianto L 60
11 Dela juliawati P 40
12 Deni defani L 50
13 Dimas andrian L 50
14 Fitri yani P 40
15 Ilyas sutiawan L 40
16 Irpan suhendar L 50
17 Jujun junaedi L 20
18 Mira julianti P 60
19 Muhamad asep abdul aziz L 50
20 Muhammad Rizki L 40
21 Neneng rosmayati P 50
22 Neng ariska agustin P 40
23 Nuryani P 60
24 Pitri risma wati P 40
25 Ramdan hidayah L 40
26 Rini repani P 60
27 Risma nuraini L 50
28 Rojak mulyana L 40
29 Sandi ramadani L 50
30 Sigit muhamad nugraha L 30
31 Siti nurliah fitriyani P 50
32 Sopiyani P 50
33 Tesa nurzakiah rahmah P 40
34 Toni permana L 50
35 Widi L 40
Jumlah 1580
Rata-rata Nilai 45,14
Presentase 45,14%
rata-rata belum mencapai target KKM yang telah ditetapkan, yakni nilai
tanpa ragu-ragu, dan mampu membuat keputusan dengan cepat, serta tidak
mudah putus atas atau pantang menyerah. Nilai-nilai sikap percaya diri yang
diperoleh siswa pada siklus I selengkapnya dapat dilihat dalam Observasi
Berdasarkan data di atas maka dapat dikatakan tingkat rasa percaya diri
siswa hanya mencapai 2 atau berada pada kategori sangat kurang dan masih
jauh dari yang diharapkan peneliti, yang diharapkan mencapai minimal rata-
rata 2,8 atau berada pada kategori baik. Data tersebut digambarkan pada
Gambar 4.2
Perolehan Skor Rata-rata Sikap Percaya Diri Siswa Siklus I
d. Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada
dapat dilihat berdasarkan data yang diperoleh yaitu untuk aspek rasa
kurang.
Dari data yang diperoleh tersebut, nilai aspek rasa percaya diri
siswa masih jauh dari target penelitian yaitu minimal memperoleh nilai
2,8 secara keseluruhan atau berada pada kategori baik. Dengan hasil
waktu yang tersedia dengan efektif dan efesien, sehingga semua materi
tindakan kedua.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Proses pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari
di kelas itu.
Pada hari itu, seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 35 orang dapat
pembelajaran 2.
diantaranya:
dilaksanakan.
5) Dalam pengelolaan kelas harus memperhatikan keadaan
Tabel 4.7
Hasil Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Skor
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
Kesesuaian antar kompetensi dasar dari
1
KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4
Kesesuaian rumusan indikator
pencapaian dengan kompetensi dasar
2
(dari KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4) yang
akan dicapai
Kesesuaian perumusan tujuan
3 pembelajaran dengan indikator
pencapaian kompetensi
4 Kesesuaian materi pembelajaran dengan
Skor
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
indikator dan kompetensi dasar yang
akan dicapai
5 Kejelasan dan urutan materi ajar
Kesesuaian strategi pembelajaran
6 (metode dan pendekatan) dengan tujuan
pembelajaran dan materi ajar
Kesesuaian strategi pembelajaran
7
dengan karakteristik peserta didik
Kejelasan skenario pembelajaran
(langkah-langkah kegiatan
8
pembelajaran) dengan tujuan yang akan
dicapai
Skenario pembelajaran (langkah-
langkah kegiatan pembelajaran)
9
menggambarkan active learning dan
scientifik learning
Ketepatan kegiatan penutup dalam
10
pembelajaran
Penilaian mencakup aspek-aspek
11 kompetensi dasar dari KI 1, KI 2, KI 3,
dan KI 4 yang harus dicapai
Kesesuian teknik penilaian dengan
12 indikator / kompetensi yang akan
dicapai
Kelengkapan perangkat penilaian (soal,
13
kunci, rubrik penilaian)
Keterpaduan dan kesinkronan antar
14
komponen dalam RPP
Skor total 60
3,42 atau berada pada kategori baik. Hal ini sudah mencapai target
kategori baik.
penelitian dapat dilihat dari nilai dan kategori pada siklus I, pada
memperoleh nilai 2,34 atau berada pada kategori kurang. Dari data
adalah tabel aktivitas guru pada siklus II dapat dilihat dalam tabel
4.8 berikut:
Tabel 4.8
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No Indikator / Aspek yang diamati Skor
I. Pra pembelajaran 1 2 3 4 5
1. Mempersiapkan siswa untuk belajar
2. Melakukan kegiatan apersepsi
II. Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penguasaan materi pelajaran
Menunjuk penguasaan materi
3.
pembelajaran
Mengaitkan materi dengan pengetahuan
4.
lain yang relevan
Menyampaikan materi dengan jelas,
5. sesuai dengan hierarki belajar dan
karakteristik siswa
Mengaitkan materi dengan realitas
6.
kehidupan
B. Pendekatan/ strategi pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran sesuai
7. dengan kompetensi (tujuan) yang akan
dicapai dan karakteristik siswa
Melaksanakan pembelajaran secara
8.
runtut
9. Menguasai kelas
Melaksanakan pembelajaran secara
10.
kontekstual
Melaksanakan pembelajaran yang
11. memungkinkan tumbuhnya kebiasaan
positif
Melaksanakan pembelajaran sesuai
12. dengan alokasi waktu yang
direncanakan
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media
C.
Pembelajaran
Menggunakan media secara efektif dan
13.
efesien
14. Menghasilkan pesan yang menarik
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
15.
media
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
16.
dalam pembelajaran
Pembelajaran yang memicu dan
D.
memlihara ketertiban siswa
Menunjukan sikap terbuka terhadap
17.
respons siswa
Menumbuhkan keceriaan dan
18.
antusiasme siswa dalam belajar
E. Penilain proses dan Hasil belajar
Memantau kemajuan belajar selama
19.
proses
Melakukan penialaian akhir sesuai
20.
dengan kompetensi (tujuan)
F. Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa lisan dan tulisan
21.
secara jelas, baik dan benar
Menyampaikan pesan dengan gaya yang
22.
sesuai
III. Penutup
Melaksanakan refleksi atau membuat
23.
rangkuman dengan melibatkan siswa
Melaksanakan tindak lanjut dengan
24. memberikan arahan, atau kegiatan atau
tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
Jumlah Skor 104
siklus II memperoleh nilai 3,46 atau berada pada kategori baik. Hal
yang diperoleh yang semula pada siklus I mendapat nilai 2,50 atau
sebesar 83,14%.
Hasil pembelajaran merupakan data hasil keberhasilan siswa
berikut
Tabel 4.9
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Jenis Kelamim Nilai
1 Agung muhamad sidik L 70
2 Ahmad setiawan L 90
3 Alexsanddrian L 100
4 Amanda Amelia P 70
5 arif supriatna L 90
6 Asep dian herdiansah L 90
7 Asep ridwan L 70
8 Candika candra yudistira P 90
9 Cindy siti juniar P 90
10 Dede rianto L 100
11 Dela juliawti P 70
12 Deni defani L 90
13 Dimas andrian L 90
14 Fitri yani P 90
15 Ilyas sutiawan L 80
16 Irpan suhendar L 90
17 Jujun junaedi L 70
18 Mira julianti P 100
19 Muhamad asep abdul aziz L 80
20 Muhamad rizki L 90
21 Neneng rosmayati P 80
22 Neng ariska agustin P 80
23 Nuryani P 80
24 Pitri risma wati P 100
25 Ramdan hidayat L 70
26 Rini repani P 70
27 Risma nuraini P 90
28 Rojak mulyana L 80
29 Sandi ramdani L 80
30 Sigit muhamad nugraha L 70
31 Siti nurlailah fitriyani P 90
32 Sopiyani P 70
33 Tesa nurzakiah P 80
34 Toni permana L 90
35 Widi L 70
Jumlah 2910
Rata-rata Nilai 83,14
Prosentase 83,14%
sar 38 atau 38% dari nilai hasil belajar siswa pada siklus I.
Dengan nilai tersebut maka rata-rata siswa pada siklus II
Tabel 4.11
Rata-rata Nilai Sikap Percaya Diri Siklus II
No Aspek Yang Diamati Siklus I
1. Berani presentasi di depan kelas 2,88
2. Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan 3,34
3. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu 4,48
4. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu 3,31
5. Tidak mudah putus asa/pantang menyerah 2,97
Rata-rata 3,29
Berdasarkan data diatas maka dapat dikatakan tingkat sikap percaya diri
siswa mencapai 3,29. Hasil ini sudah sesuai dengan harapan peneliti yang
diharapkan mencapai minimal 2,8 atau berada pada kategori baik. Data
Gambar 4.3
Perolehan Skor Rata-rata Sikap Percaya Diri Siswa Siklus II
d. Refleksi Siklus II
Pada siklus II mengalami peningkatan pada aspek sikap percaya
diri siswa. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II, aspek rasa
berada pada kategori baik. Dari data di atas terlihat adanya peningkatan
nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I ke siklus II. Pada
siklus I nilai rata-rata sikap percaya diri siswa sebesar 1,99 sedangkan
pada siklus II nilai rata-rata sikap percaya diri siswa menjadi 3,29. Data
adalah tingkat rasa percaya diri siswa meningkat dan mencapai target
yang telah ditentukan. Oleh karena itu tidak perlu diadakan lagi
observer pada siklus I yaitu 2,34 dan pada siklus II yaitu 3,42 atau berada
pada kategori baik. Hal ini sudah mencapai target penelitian yaitu minimal
mendapatkan nilai 2,8 atau berada pada kategori baik. Dengan demikian
mengalami peningkatan yang lebih baik dari mulai siklus I sampai dengan
siklus II. Dalam penyusunan RPP ini, materi yang disampaikan sudah sesuai
3.421
2.34
Gambar 4.4
Kemampuan Guru Dalam Pembuatan Rpp Siklus I Dan Siklus II
2. Hasil Peningkatan Aktivitas Guru
Pembahasan pelaksanaan tindakan difokuskan pada perbandingan
aktivitas guru pada tindakan pertama dengan aktivitas guru pada tindakan
pertama. Pada tindakan pertama nilai rata-rata aktivitas guru sebesar 2,5
sedangkan pada tindakan kedua sebesar 3,46 atau berada pada kategori baik.
Hal ini sudah mencapai target penelitian yaitu minimal memperoleh nilai
3.46
2.5
Gambar 4.5
Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
pembelajaran yaitu Pada siklus I skor rata-rata sikap percaya diri siswa
sebesar 1,99 sedangkan pada siklus II skor rata-rata sikap percaya diri siswa
Adapun data peningkatan rasa percaya diri siswa pada siklus I sampai
3.29
1.99
Grafik 4.6
Peningkatan Sikap Percaya Diri Siswa Siklus I dan Siklus II
membandingkan nilai hasil belajar pada tindakan pertama dengan nilai hasil
mendapat jumlah 1550 dengan nilai rata-rata 44,28 atau 44,28%, sedangkan
nilai hasil belajar tindakan kedua mendapat jumlah 2930 dengan nilai rata-
tindakan kedua adalah sebesar 39,43%, tentunya hal ini sudah menunjukkan
adanya peningkatan kearah yang lebih baik. Berikut adalah data peningkatan
hasil belajar siswa siklus I dan II dapat dilihat pada grafik di bawah ini ::
83.71
44.28
Gambar 4.7
Hasil Peningkatan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
sub tema keberagaman budaya bangsaku telah mencapai target KKM yang
pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat mencapai hasil dengan sangat
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
rata 2,34 atau berada pada kategori kurang, sedangkan hasil yang
pada kategori baik sehingga sudah sesuai dengan target penelitian yaitu
siklus I adalah sebesar 2,5 dari target yang diinginkan minimal 2,8.
yaitu sebesar minimal 70. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada
siklus I sebesar 44,28 dan pada siklus II yaitu sebesar 83,71. Dengan
dapat terlihat dari perolehan nilai rata-rata. Pada siklus I diperoleh nilai
rata - rata sebesar 1,99 dan pada siklus II diperoleh nilai rata - rata
terjadi pada siklus I ke siklus II. Artinya sudah mencapai target yang
diinginkan peneliti.
Dari gambaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tindakan kelas ini, maka
peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran. Sehingga ketika prestasi
aktif.
c. Pendidik sebaiknya dapat menggunakan teknologi mutakhir dalam