Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya tujuan pembelajaran bahasa di sekolah adalah untuk

mengembangkan ketrampilan berbahasa baik secara lisan maupun

tertulis.Ketrampilan berbahasa yang dimaksud adalah keterampilan

mendengar (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis

(writing). Dengan kata lain pembalajaran bahasa lebih diarahkan pada

pembinaan ketrampilan berkomunikasi dalam berbagai situasi.

Dari pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil

pembelajaran bahasa Inggris khususnya untuk keterampilan menulis selama

ini masih rendah. Kekurangberhasilan pembelajaran menulis tersebut

disebabkan oleh banyak faktor, khususnya yang menyangkut siswa dan guru.

Sebagian guru menganggap bahwa proses pembelajaran yang efektif ditandai

dengan suasana kelas yang tenang. Para siswa dengan tertib duduk di kursinya

masing-masing, perhatian terpusat pada guru, dan guru menjelaskan

(berceramah) di depan kelas. Dalam kondisi yang demikian, siswa akan

semakin tenggelam dalam kepasifan. Mereka belajar tidak lebih dari suatu

rutinitas sehingga kurang tertantang terlibat secara aktif dalam proses belajar

mengajar. Siswa cenderung belajar secara individual, menghafal konsep-

konsep yang abstrak dan teoritis, menerima rumus-rumus atau kaidah-kaidah

tanpa banyak memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran.

1
2

Sinyalemen mengenai kekurangberhasilan pembelajaran menulis di

atas, disebabkan oleh sistem pembelajaran yang masih terpusat pada guru.

Siswa kurang diberi kesempatan untuk berlatih dan mengembangkan

kreativitasnya. Di samping itu, dari sisi siswa sendiri juga masih terbiasa pasif

dan tampak kurang berminat mengikuti pembelajaran. Akibatnya, siswa

kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Keadaan pembelajaran yang

demikian, tentu tidak dapat mendorong keterampilan menulis siswa. Untuk

mengatasi hal tersebut, perlu diupayakan bentuk pembelajaran menulis yang

lebih memberdayakan siswa.

Agar pembelajaran berhasil guru harus menguasai strategi pembelajaran

yang akan digunakan. Guru harus kreatif dalam mengelola pembelajaran

sehingga tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan. Sebagai

pengelola pengajaran guru bertugas mengelola seluruh kegiatan pembelajaran

dengan menciptakan kondisi belajar sedemikian rupa sehingga peserta didik

dapat belajar secara efektif dan efisien.

Berdasarkan pengamatan dan hasil observasi pada kelas VIIA SMP

Negeri 3 Parang kabupaten Magetan ditemukan bahwa guru mengajar menulis

masih menggunakan metode ceramah, tanpa ada variasi metode yang lain.

Pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang tepat sehingga

pembelajaran menulis kurang menarik siswa, bahkan menjadi beban yang

membosankan bagi siswa. Siswa mengalami kesulitan untuk menemukan ide.

Guru menjelaskan pengertian atau konsep mengenai materi yang harus

dikuasai siswa kemudian memberikan tugas kepada siswa tanpa ada


3

bimbingan atau tindak lanjut dalam menulis. Masalah yang lain adalah guru

belum bisa memilih pendekatan apa yang cocok untuk pembelajaran menulis

puisi bebas agar siswa senang dan semangat dalam kegiatan pembelajaran.

Disamping itu, guru belum memanfaatkan media ataupun strategi yang sesuai

dengan karakteristik mata pelajaran bahasa Inggris.

Kondisi pembelajaran menulis seperti yang diuraikan di atas

menyebabkan pembelajaran menulis menjadi membosankan sehingga

kemampuan penguasaan kosakata siswa masih rendah.Selain itu juga

disebabkan persepsi atau anggapan guru yang keliru tentang pengelolaan

kelas. Guru menganggap bahwa proses pembelajaran yang efektif ditandai

oleh suasana kelas yang tenang. Perhatian siswa berpusat pada guru sehingga

guru bisa menjelaskan (berceramah) materi di depan kelas dengan baik.

Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa pembelajaran berpusat pada guru

(teacher center ) bukan pada siswa (student center). Siswa tidak terlibat secara

aktif dalam pembelajaran. Siswa tidak diberi kesempatan untuk bertanya.

Siswa cenderung belajar secara individu untuk menghafalkan konsep yang

abstrak dan teoritik yang diberikan oleh guru tanpa ada tantangan untuk

menerapkan konsep-konsep tersebut dalam pembelajaran. Hal ini tentunya

tidak akan mendukung pencapaian kompetensi terutama kompetensi menulis

shopping list.

Akibatnya hasil evaluasi pada akhir pembelajaran, siswa yang

mendapat nilai di bawah KKM yang telah ditentukan oleh sekolah masih

banyak. Nilai KKM yang telah ditentukan 75, sementara diantara 25 siswa,
4

yang mendapat nilai di bawah 75 masih 13 anak. Hal ini menunjukkan bahwa

pembelajaran puisi bebas siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Parang masih

belum tuntas/ belum berhasil.

Untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna, diperlukan

kreativitas guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,

sesuai dengan lingkungan dan media yang ada disekitarnya, sehingga dapat

merangsang ide dan perasaannya dalam bentuk puisi tanpa ada rasa terpaksa

dalam suasana yang menyenangkan.

Salah satu upaya untuk mengatasi hal itu, perlu diupayakan bentuk

pembelajaran menulis dengan pendekatan permainan (games) menggunakan

media kartu kata dan papan planel. Melalui pendekatan dan media ini

menjadikan pembelajaran lebih kondusif, aktivitas dan semangat belajarsiswa

juga meningkat sehingga dapat meningkatkan kemampuan penguasaan

kosakata (vocabulary)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut: Bagaimana penggunaan media papan flanel dan kartu belanja

dapat meningkatan keterampilan menulis shopping list pada siswa kelas VIIA

SMP Negeri 3 Parang Tahun Pelajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan, yaitu untuk mengetahui penggunaan

media papan flanel dan kartu belanja dapat meningkatakn keterampilan


5

menulis shopping list pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 3 Parang Tahun

Pelajaran 2012/2013

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat, baik secara teoritis

maupun praktis. Kedua jenis manfaat tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberi kelengkapan khazanah

teori yang berkaitan dengan strategi dan media pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan menulis.

2. Manfaat praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa

pihak antara lain diuraikan sebagai berikut.

a. Bagi peneliti

Bagi peneliti, manfaat yang dapat diambil melalui penelitian ini

adalah dapat mengembangkan pembelajaran bahasa Inggris khususnya

menulis dengan menggunakan strategi dan media pembelajaran yang

tepat.

b. Bagi peneliti lain

Bagi peneliti lain hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi

penelitian serupa untuk mengembangkan pembelajaran bahasa

Inggris.
6

c. Bagi kepala sekolah

Bagi kepala sekolah, manfaat penelitian ini adalah sebagai masukan

dalam rangka pengefektifan pembinaan pada guru agar dapat

meningkatkanprofesionalisme melalui peningkatan kualitas

pembelajaran yang dilakukan melalui penelitian.

d. Bagi Kepala Dinas Pendidikan

Bagi Kepala Dinas Pendidikan hasil penelitian ini dapat dijadikan

acuan dalam membuat kebijakan guna meningkatkan mutu pendidikan

di kabupaten Magetan.
7

BAB II

KAJIANTEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

Dalam Bab II ini dikemukakan mengenai tiga macam konsep. Ketiga

macam konsep tersebut adalah: (1) hakikat keterampilan menulis, (2) hakikat

media pembelajaran, dan (3) pembelajaran menulis menggunakan media papan

flanel. Di samping itu juga dikemukakan tentang kerangka berpikir, dan

pengajuan hipotesis.

A. Pengkajian Teoritis

1. Hakikat Keterampilan Menulis

Untuk dapat memahmi konsep atau teori mengenai kemampuan

menulis, pada bab ini akan diuraikan secara rinci konsep-konsep yang

berkaitan dengan keterampilan menulis, yaitu: (a) pengertian

keterampilan menulis, (b) unsur-unsur menulis, (c) fungsi dan kegunaan

menulis, (d) ciri-ciri tulisan yang baik, (e) tahap-tahap menulis, dan (f)

penilaian keterampilan menulis.

a. Pengertian Keterampilan Menulis

Henry Guntur Tarigan (1994:15) berpendapat bahwa menulis

dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Menulis sebagai

kegiatan melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang,

membuat surat dengan tulisan. Seseorang yang yang sedang menulis

7
8

berarti sedang mengekspresikan atau menyatakan ide, gagasan atau

buah pikiran kepada orang lain melalui lambang bunyi yang berupa

tulisan, ide atau gagasan dan buah pikiran dapat berupa pernyataan,

perintah, informasi, atau berupa pesan tertentu.

Sedangkan menurut Lado (dalam S.T.Y Slamet, 2004) menulis

adalah menyusun tanda-tanda tulis suatu bahasa sehingga orang lain

dapat membaca tanda-tanda tulis tersebut, jika mereka mengenal dan

mengerti bahasanya. Pengabadian ekspresi bahasa dengan tanda-tanda

tulis merupakan penuangan pikiran melalui bahasa tulis untuk dibaca

dan dimengerti orang lain. Menulis bukan sekedar melukiskan

lambang-lambang grafis (tanda tulis) melainkan menuangan buah

pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai

secaraq utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat

dikomunikasikan kepada pembaca. Secara singkat dikatakan bahwa

dalam kegiatan karang-mengarang, pengarang menggunakan bahasa

tulis untuk menyatakan isi hati dan buah pikirannya secara menarik

dan mengena kepada pembaca. Oleh karena itu, disamping harus

menguasai topik dan permasalahan yang akan ditulis, penulis dituntut

untuk menguasai komponen lainnya seperti grafologi, struktur,

kosakata, dan kelancaran.

Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, kegiatan menulis

merupakan kegiatan yang sukar dan kompleks. Ketermpilan menulis

dapat dikuasai sesaeorang setelah menguasai keterampilan berbahasa


9

yang lain. Dengan demikian, keterampilan menulis merupakan salah

satu keterampilan berbahasa yang dikuasai seseorang sesudah

menguasai menyimak, mendengarkan, berbicara, dan membaca.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang kompleks.

Untuk menguasai keterampilan ini, seseorang harus melalui proses

berlajar, berlatih, dan membiasakan diri.

b. Unsur-unsur Menulis

Menurut The Liang Gie (2002: 4-5) unsur mengarang dibagi

menjadi empat yaitu: (1) gagasan, (2) tulisan, (3) tatanan, dan (4)

wahana. Adhy Asmara (1980:67) berpendapat bahwa karangan harus

memenuhi syarat minimal, yaitu: (1) tema yang digarap sehingga dapat

menimbulkan topik-topik, (2) kalimat-kalimat deskriptif bahasa yang

umum, (3) keterampilan danlam menggunakan tata bahasa, (4)

keterampilan dalam memilih dan menggunakan kosakata, (5)

penempatan gaya bahasa yang tepat, (6) organisasi penulisan yang

baik, dan (7) kepustakaan.

Menurut David P. Haris (dalam S.T.Y Slamet, 2004) proses

menulis sekurang-kurangnya mencakup lima unsur, yakni: (1) isi

karangan, (2) bentuk karangan, (3) tata bahasa, (4) gaya, dan (5) ejaan

dan tanda baca. Isi karangan merupakan gagasan yang dikemukakan.

Bentuk karangan adalah susunan atau penyajian gagasan yang

dikemukakan. Bentuk karangan adalah susunan atau penyajian isi


10

karangan. Tata bahasa merupakan kaidah-kaidah bahasa termasuk

didalamnya pola-pola kalimat. Gaya adalah pilihan struktur dan

kosakata tertentu untuk memberikan penekanan dan nada tertentu

terhadap karangan tersebut. Ejaan dan tanda baca adalah tata cara

penulisan lambang-lambang bahasa tertulis.

c. Fungsi dan Kegunaan Menulis

Ada beberapa manfaat dari kegiatan menulis. Untuk

kepentingan studi, Hairstone (1986) menyatakan ada tujuah manfaat

menulis, yaitu: (1) sebagai alat untuk menentukan sesuatu, (2)

menghasilkan ide-ide baru, (3) menolong mengorganisasi ide-ide, (4)

mengklarifikasi konsep-konsep, (5) mengontrol dan mengevaluasi

pikiran, (6) untuk memecahkan masalah, dan (7) untuk mendorong

pembelajara aktif belajar. Selain itu, menurut Keraf (1984) manfaat

menulis ada empat, yaitu: (1) untuk mengenali diri sendiri, (2) untuk

belajar memahami orang lain, (3) untuk belajar mengamati dunia

sekitar dengan cermat, dan (4) untuk dapat mengembangkan proses

berpikir secara jelas dan teratur.

Selanjutnya, selain bermanfaat untuk kepentingan studi,

menulis juga bermanfaat untnuk mengembangkan diri. The Liang Gie

mengemukakan ada enam manfaat menulis, yaitu: (1) sebagai sarana

untuk mengungkapkan diri, (2) membantu mengembangkan kepuasan

diri, kebanggaan, dan perasaan harga diri, (3) dapat meningkatkan

kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan, (4) dapat sebagai


11

pemahaman, (5) melibatkan diri secara aktif terhadap suatu kegiatan,

dan (6) untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan

mempergunakan bahasa.

The Liang Gie (2002:19-20) juga menyatakan bahwa kegiatan

menulis akan melahirkan enam nilai, yaitu(1) kecerdasan, maksudnya

seseorang akan senantiasa bertambah daya pikirnya dan kemampuan

berkhayalnya, (2) kependidikan, yaitu dapat memelihara ketekunan

kerja dan senantiasa memajukan diri, (3) kejiwaan, yakni keberhasilan

mengarang dapat menimbulkan kepuasan batin, kegembiraan kalbu,

kebanggaan pribadi, dan kepercayaan diri, (4) kemasyarakatan, yakni

pengarang yang berhasil akan mendapat penghargaan dari masyarakat,

(5) keuangan, yakni hasil tulisan yang sdah diterima masyarakat akan

diberikan imbalan uang, dan (6) kefilsafatan, yakni buah pikiran

seseorang akan tetap abadi atau diabadikan.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

manfaat atau fungsi kegiatan menulis adalah (1) sebagai alat

komunikasi secara tertulis, (2) mengembangkan berpikir kritis, kreatif,

dan inisiatif, (3) menyumbang kecerdasan, (4) menumbuhkan

keberanian, dan (5) mendorong kemauan dan kemampuan untuk

mengumpulkan informasi.

d. Ciri-ciri Tulisan yang Baik

The Liang Gie menyatakan bahwa tulisan yang baik itu

sekurang-kurangnya mempunyai empat ciri, yaitu mudah, sederhana,


12

langsung, dan tepat. Mudah artinya tulisan tersebut mudah dimengerti

dan dipahami oleh pembaca. Sederhana artinya bahwa kalimat-kalimat

yang digunakan dalam karangan tidak berlebihan. Langsung,

maksudnya bahwa karangan itu tidak berbelit-beli dalam

mengungkapkan pokok pembicaraan. Tepat artinya karangan tersebut

benar-benar dapat mencerminkan pikiran penulis sehingga dapat

diterima pembaca sesuai dengan pikiran penulis.

e. Penilaian Keterampilan Menulis

Tulisan adalah suatu bentuk sistem komunikasi dengan lambang

visual. Agar komunikasi berjalan lancar dan dapat memenuhi harapan,

penulis hendaknya menuangkan gagasannya ke dalam bahasa yang

tepat, teratur dan lengkap. Oleh karena itu, penilaian terhadap

keterampilan menulis hendaknya diarahkan pada unsur-unsur tulisan

yang menurut Brown dikelompokkan menjadi: (1) content (isi atau

gagasan yang dikemukakan), (2) form atau organization (organisasi

isi), (3) grammar atau syntax (tata bahasa dan pola kalimat), (4)

vocabulary (pilihan kata dan kosakata), dan (5) mechanics (penulisan

kata dan pemakaian ejaan).

Untuk mengetahui keterampilan menulis seseorang perlu

dilakukan tes. Menurut Harris, terdapat dua jenis tes yang dapat

dilakukan untuk menilai sebuah karangan, yaitu tes komposisi dan tes

objektif. Tes komposisi digunakan untuk mengukur kemampuan


13

seseorang dalam mengorganisasikan, menghubungkan, dan

mempertimbangkan isi.

2. Penggunaan Media Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN)

No. 20 tahun 2003, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah “proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar tertentu”.

Sementara itu, Mulyasa (2003:100) menyatakan “Pembelajaran

pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang

lebih baik”. Dalam pembelajaran, tugas pendidik adalah

mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan

perilaku pada peserta didik.

Dari definisi tersebut menunjukkan bahwa pada pembelajaran

terdapat suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik, sehingga

untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan harus ada

pendekatan pembelajaran yang sesuai.

Selanjutnya, Menurut Nana Sudjana (2000:1) menyatakan

terdapat tiga variabel utama yang saling berkaitan dalam pelaksanaan

pendidikan di sekolah, yaitu kurikulum, guru dan pembelajaran atau

proses belajar mengajar.


14

Kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran sebagai suatu

proses sudah barang tentu harus dapat mengembangkan dan menjawab

tentang beberapa persoalan yang mendasar mengenai kegiatan

pembelajaran, meliputi: 1) kemana proses tersebut akan diarahkan, 2)

apa yang harus dibahas dalam proses tersebut, 3) bagaimana cara

melakukannya, 4) bagaimana mengetahui berhasil tidaknya proses

tersebut. Berdasarkan permasalahan di atas, bahwa pada dasarnya

terdapat empat komponen dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: tujuan,

bahan, metode dan alat, serta penilaian (Nana Sudjana, 2000:30).

Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa kegiatan

pembelajaran merupakan sebuah interaksi antara komponen-

komponen pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta

penilaian). Dalam interaksinya keempat komponen tersebut harus

dikoordinasikan satu dengan yang lain sehingga tercipta adanya saling

berhubungan dan saling mempengaruhi untuk menumbuhkan kegiatan

belajar pada siswa seoptimal mungkin agar terjadi perubahan tingkah

laku pada siswa sesuai yang diharapkan.

b. Komponen Pembelajaran

Pembelajaran merupakan sebuah proses yang terdiri dari

berbagai komponen yang saling terkait antara satu dengan komponen

yang lain. Komponen-komponen tersebut berdiri sendiri, tetapi saling

berhubungan dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang


15

lainnya. Menurut (Sudjana, 2000:20), komponen-komponen yang

saling terkait tersebut antara lain:

1) Tujuan Pembelajaran

Tujuan dalam proses pembelajaran merupakan komponen

pertama yang harus ditetapkan dalam proses pengajaran yang

berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran. Pada

dasarnya tujuan merupakan rumusan tingkah laku dan

kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa setelah ia

menyelesaikan pengalaman dan kegiatan bvelajar dalam proses

pengajaran. Isi tujuan pada hakikatnya merupakan hasil belajar

yang diharapkan.

2) Bahan

Tujuan yang jelas dan operasional dapat ditetapkan bahan

pelajaran yang harus menjadi isi kegiatan belajar mengajar. Bahan

inilah yang diharapkan dapat mewarnai tujuan, mendukung

tercapainya tujuan atau tingkah laku yang diharapkan untuk

dimiliki siswa.

3) Metode dan Alat

Metode dan alat yang digunakan dalam pengajaran dipilih atas

dasar tujuan dan bahan yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode

dan alat ini berfungsi sebagai jembatan atau media transformasi

pelajaran terhadap tujuan yang ingin dicapai.

4) Penilaian
16

Penilaian mempunyai fungsi dan peran untuk menetapkan apakah

tujuan telah tercapai atau tidak. Dengan kata lain bahwa penilaian

berfungsi sebagai barometer untuk mengukur tercapai tidaknya

tujuan. Itulah sebabnya fungsi penilaian pada dasarnya mengukur

tujuan.

c. Media Pembelajaran

Setiap proses pembelajaran ditandai dengan adanya beberapa

unsur belajar, yaitu: tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi.

Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan

dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk

mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam

pencapaian tujuan tersebut, peranan alat bantu atau alat peraga

memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini

bahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.

1) Pengertian media

Secara umum media merupakan kata jamak dari ”medium”

yang berarti perantara atau pengantar. Rossi dan Brreidle dalam Wina

Sanjaya (2006:161) mengemukakan bahwa media pembelajaran

adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mecapai

tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan

sebagainya.

Selanjutnya, menurut Gerlach dalam Wina Sanjaya

(2006:161) menyatakan bahwa secara umum media meliputi orang,


17

bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang

memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan

sikap.

Dari dua gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah bahan atau peralatan sebagai perantara siswa

memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

2) Manfaat Penggunaan Media

Menurut Wina Sanjaya (2006:161) mengemukakan

bahwa media pembelajaran memiliki fungsi, sebagai berikut:

a) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.

b) Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.

c) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.

Selanjutnya, menurut Wina Sanjaya (2006:161) peran

media pembelajaran, meliputi:

a) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang

dimiliki siswa.

b) Media dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini terutama

untuk menyajikan bahan pelajaran yang sulit dipahami siswa.

c) Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung

antara siswa dengan lingkungan.

d) Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.

e) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata,

dan tepat.
18

f) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa

untuk belajar lebih baik.

g) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.

h) Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.

i) Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari

hal-hal yang kongkret sampai yang abstrak.

3. Pembelajaran Menulis menggunakan media papan flanel dan kartu kata

Pembelajaran dilaksanakan mencakup semua keterampilan

berbahasa (listening, speaking, reading dan writing). Pengajaran dimulai

dari kegiatan, listening, speaking, reading dan writing.

Penggunaan media papan flanel dan kartu kata dilakukan pada saat

kegiatan keterampilan menulis (writing), seperti langkah-langkah berikut:

a. Guru memulai pengajaran dari keterampilan listening, dilanjutkan

dengan kegiatan speaking, dan kemudian kegiatan membaca (reading).

b. Guru menjelasan langkah-langkah dan aturan permainan, kemudian

guru meminta siswa membentuk kelompok.

c. Kemudian masing-masing kelompok berlomba menyusun shopping list

secara bergantian (giliran satu per satu). Sampai waktu yang ditentukan

habis.

d. Guru dan siswa melakukan pembahasan. Kelompok yang menyusun

shopping list paling lengkap dan benar adalah menjadi pemenang.


19

e. Langkah terakhir adalah meminta siswa mengerjakan LKS secara

individu untuk mengetahui keterampilan menulis. Kemudian diadakan

pembahasan terhadap hasil latihan yang telah dilakukan.

B. Kerangka Berpikir

Pada prinsipnya menulis adalah suatu keterampilan atau skill. Menulis

adalah hal nyata yang perlu dipelajari dengan ketekunan dan kemampuan

untuk terus mempraktikkannya. Menulis tidak hanya cukup dengan

mengetahui teori-teori, tetapi perlu dilatih. Proses pembelajaran menulis perlu

dirancang dengan pendekatan yang memungkinkan siswa mengekspresikan

ide-ide kreatifnya, merasakan ada manfaatnya, dan tertarik untuk

mengembangkannya. Strategi permainan (games) dalam pembelajaran dapat

menciptakan suasana belajar yang mengutamakan kerja sama, saling

menunjang, menyenangkan, tidak membosankan, sehingga belajar dapat

bergairah.

Kondisi Awal: Tindakan : Kondisi Akhir :


Pembelajaran Strategi: Penguasaan
konvensional permainan kosakata
(ceramah) , (games) meningkat,
keterampilan Media : Keterampilan
menulis rendah Penggunaan menulis
papan flanel dan meningkat
kartu kata
20

C. Hipotesis Tindakan

Atas dasar kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dapat diajukan

hipotesis sebagai berikut: Penggunaan media papan flanel dan kartu kata dapat

meningkatkan keterampilan menulis shopping list pada siswa kelas VIIA SMP

Negeri 3 Parang Tahun Pelajaran 2012/2013


21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 3 Parang Kecamatan Parang

Kabupaten Magetan.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada Tahun pelajaran 2012 – 2013,

yang akan dilaksanakan selama enam 3) bulan yaitu: dimulai pada bulan

April 2013 sampai dengan Juni 2013 karena pada bulan tersebut

pembelajaran aktif, sehingga memudahkan dalam pelaksanaan penelitian.

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian

NO. KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN

1. Menyusun proposal Minggu 1 – 2 Bulan April 2013


2. Mengembangkan instrumen Minggu 3 – 4 April 2013
3. Pelaksanaan PTK Siklus I Minggu 1 – 2 Mei 2013
4. Pelaksanaan PTK Siklus II Minggu 3 – 4 Mei 2013
5. Mengolah dan menganalisis Minggu 4 Bulan Mei – Minggu
data 1 bulan Juni 2013
6. Menyusun laporan penelitian Minggu 2 – 3 Bulan Juni 2013

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMPN 3 Parang yang berjumlah

25 siswa.

21
22

C. Sumber Penelitian

Sumber data berasal dari siswa kelas VIIA SMPN 3 Parang sebagai subjek

penelitian. Data berupa hasil pengamatan pembelajaran diperoleh dengan

menggunakan lembar observasi. Proses yang diamati mencakup aktivitas

siswa selama mengikuti pembelajaran dan peran guru selama mengajar. Data

yang berupa hasil belajar diukur melalui tes.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan penulis adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yaitu suatu penelitian dimana peneliti dibantu guru (mitra

peneliti) dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang dilakukan

di kelas. Dengan penelitian tindakan kelas penulis dapat melakukan penelitian

terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran..

Iskandar (2009:7) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu atau kualitas proses

pembelajaran di kelas. Sementara itu, Wardhani (2008: 4) menyatakan bahwa

Penelitian tindakan merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang

menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang

terlibat di dalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam

berbagai aspek.

Berdasarkan pernyataan tersebut, yang berperan dalam pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas adalah guru yang sekaligus sebagai peneliti.


23

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS?

Bagan Penelitian Tindakan

Siklus berakhir apabila pembelajaran yang dihadapi guru sudah

tuntas. Dalam hal ini pemahaman siswa sudah mencapai kriteria yang

ditetapkan yaitu jumlah siswa yang tuntas mencapai 80 %.

1. Rancangan Siklus I

a. Perencanaan Tindakan (Planning). Dalam penelitian, yaitu dari

perangkat pembelajaran sampai pada alat ukur untuk mengetahui atau

mengevaluasi tindakan penelitian tanpa mengesampingkan kendala-

kendala pelaksanaan tindakan.


24

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting). Semua rencana yang telah disiapkan

diimplementasikan di lapangan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.

c. Pengamatan Tindakan (Observation). Melakukan pengamatan dengan

berpedoman pada instrumen yang telah disiapkan.

d. Refleksi Tindakan (Reflection). Melalui kegiatan pengamatan dapat

diketahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan dalam

pelaksanaan tindakan. Data hasil dari pengamatan tindakan dicari

penjelasanya, dianalisis dan dikaji secara matang sehingga dapat

diketahui apa yang harus dihilangkan, dan apa yang harus diperbaiki

dan dipertahankan.

2. Rancangan Siklus II

Pada siklus kedua ini rancangan penelitian mengacu pada siklus

pertama dengan memperbaiki atau menambah kekurangan dan kelemahan

pada siklus pertama.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak

pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah

perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada


25

proses dan hasil tindakan pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa

yang melingkupinya.

b. Tes

Kumpulan menulis siswa diukur melalui tes produk atau hasil karya

yaitu menyusun laporan kegiatan.

2. Alat Pengumpulan Data

a. Lembar observasi

b. Tes

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam

penelitian ini ada dua macam, yaitu: (1) tes kemampuan menulis yaitu

tes untuk mengetahui seberapa terampil siswa menuangkan pengalaman

dan gagasannya ke dalam bahasa tulis. Indikator yang digunakan untuk

mengukur keterampilan ini merujuk pada komponen tujuan

pembelajaran menurut kurikulum KTSP.

F. Analisis Data

Data yang berupa hasil pengamatan atau observasi dan data hasil

angket diklasifikasikan sebagai data kualitatif. Data ini dinterpretasikan

kemudian dihubungkan dengan data kuantitatif (tes) sebagai dasar untuk

mendeskripsikan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Data hasil tes

dikualifikasikan sebagai data kuantitatif. Data tersebut dianalisi secara

deskriptif komparatif. Yakni dengan membandingkan nilai tes antar

siklus.Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data

kuantitatif adalah:
26

a. Menentukan nilai hasil tes individu siswa.

b. Nilai yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat

ketuntasan belajar baik individu maupun klasikal. Adapun tingkat

ketuntasan individu dan klasikal ditentukan menggunakan rumus

sebagai berikut.

1) Ketuntasan individu

Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor maksimal

2) Ketuntasan klasikal:

Jumlah siswa yang tuntas


Persentase Ketuntasan = x 100
Jumlah siswa keseluruhan

G. Indikator Kerja

Indikator kinerja dalam Penelitian Tindakan Kelas ini ditetapkan

sebagai berikut:

1. Minimal nilai rerata menulis siswa 76

2. Minimal 85% siswa memperoleh nilai 76 atau lebih sebagai batas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM).


27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan

Untuk mendukung terlaksananya Penelitian Tindakan Kelas ini,

peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan seperti:

Perangkat Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) mini,

kartu kata (shopping Card) sebanyak 5 set, dan beberapa instrumen

pendukung seperti: tes, observasi dan wawancara.

b. Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan mencakup semua keterampilan

berbahasa (listening, speaking, reading dan writing).Pengajaran

dimulai dari kegiatan, listening, speaking, reading dan

writing.Perlakuan dengan shopping cardgamedilakukan pada saat

kegiatan keterampilan menulis (writing), seperti langkah-langkah

berikut:

1) Guru memulai pengajaran dari keterampilan listening, dilanjutkan

dengan kegiatan speaking, dan kemudian kegiatan membaca

(reading). Alokasi waktu untuk ketiga keterampilan ini adalah 45

menit.
28

2) Memasuki kegiatan keterampilan menulis, strategi shopping

cardgame ini dilakukan. Dimulai dari penjelasan langkah-langkah

dan aturan permainan, kemudian guru meminta siswa membentuk

kelompok bermain. 27

3) Setelah itu guru membagikan shopping card, kemudian guru

meminta siswa untuk mulai bermain yaitu satu-persatu siswa

masing-masing kelompok bergiliran dengan menyusun shopping

cardpada papan flanel.

4) Setelah waktu permainan habis guru bersama siswa membahas

hasil masing-masing kelompok. Kelompok yang dapat menyusun

shopping list dengan tepat adalah menjadi pemenang.

5) Langkah terakhir adalah meminta siswa mengerjakan LKS mini

secara individu untukbagian keterampilan menulis. Kemudian

diadakan pembahasan terhadap hasil latihan yang telah dilakukan.

Pembahasan hasil latihan dilakukan secara klasikal dengan cara

siswa mengoreksi bersama-sama. Guru memberikan jawaban-

jawaban yang benar dan siswa mengecek kebenaran jawaban pada

LKS yang telah ditukarkan dengan LKS temannya.

Perlakuan shopping card games dalam siklus pertama ini

diberikan untuk dua kali pertemuan. Selama perlakuan berlangsung,

kolaborator mengobservasi kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi dan mencatat segala sesuatu yang

terjadi selama pembelajaran berlangsung. Temuan-temuan yang


29

didapatkan dicatat dalam lembar catatan lapangan. Setelah dua kali

pertemuan berlalu, dilakukanlah tes pertama untuk mengukur

kemampuan siswa dalam menyusun shopping list..Hasil tes ini

dibandingkan dengan data tes awal (t-O) sehingga peneliti dapat

menemukan segala perkembangan yang telah terjadi.

c. Pengamatan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan kolaborator,

didapatkan data bahwa selama siklus pertama berlangsung dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Siswa dalam mengikuti aktivitas belajar sudah meningkat yaitu

semangat.

2) Dalam kegiatan pembelajaran banyak siswa yang kemampuan

penguasaan kosakata masih rendah sehingga siswa yang

menyusun kartu shopping nya salah diteriaki teman-temannya

sehingga suasana kelas gaduh.

Untuk melihat lebih jauh keefektivan strategi shopping card

games dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat

Ishopping list, maka diadakan test 1 (t-1), dengan hasil sebagai berikut:

siswa yang nilainya meningkat berjumlah 16 dari 25 siswa (64%).

Setelah dibandingkan dengan data nilai tes awal, ternyata rata-rata

kenaikan nilai kemampuan menulis siswa sebesar 0,45.

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 5 orang siswa

sebagai sampel responden, dapat disimpulkan bahwa siswa sangat


30

menyukai permainan shopping card gamesdan gairah siswa dalam

belajar bahasa Inggris meningkat.

d. Refleksi

Selama siklus pertama secara umum dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Aktivitas belajar siswa meningkat.

2) Sebagian siswa masih bingung dengan permainan ini

3) Situasi kelas gaduh, banyak siswa berteriak ketika teman satu

kelompoknya salah dalam menyusun shopping list. Hal ini karena

sebagian anak penguasaan kosakatanya maih rendah.

Untuk mengurangi masalah-masalah tersebut, pada siklus

kedua dilakukan tindakan, antara lain: memberikan pengertian pada

siswa bahwa mereka bermain dalam rangka belajar, menyusun tempat

bermain lebih baik, menuliskan aturan permainan di papan tulis, dan

menambah waktu untuk pembahasan selama permainan berlangsung,

serta memberi tugas kepada siswa untuk menyusun shopping list di

rumah dari berbagai resep masakan. Hal ini dilakukan untuk

meningkatkan penguasaan kosakata siswa.

Selain itu, agar kesalahan pada siklus II tidak terulang lagi

diupayakan dengan cara: mengacak kelompok bermain siswa, siswa

yang suka ribut digabungkan dengan kelompok siswa yang pendiam;

siswa yang cakap dikelompokkan dengan kelompok yang kurang

cakap.
31

2. Siklus II

a. Perencanaan

Sebelum siklus kedua dilaksanakan, ada beberapa hal yang perlu

disiapkan, antara lain: Rencana Pengajaran, LKS, alat bantu

pengajaran, kartu Chain Card Game, lembar observasi, lembar tes 2.

b. Pelaksanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, maka pada siklus kedua

diberikan pengertian pada siswa untuk bermain dengan tenang,

menyusun tempat bermain lebih baik dengan cara menyusun kursi

yang sesuai untuk bermain, menuliskan langkah-langkah permainan di

papan tulis, serta melakukan kegiatan pembelajaran seperti yang telah

disusun dalam Rencana Pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran

dimulai dengan membagikan LKS mini pada siswa, dilakukan kegiatan

menyimak (listening), dilanjutkan dengan kegiatan berbicara

(speaking), kegiatan membaca (reading), dan

kegiatan menulis (writing). Pada saat memasuki kegiatan menulis,

strategi shopping card gamesditerapkan dengan langkah-langkah

berikut ini:

1) Guru memberikan pengertian pada siswa bahwa mereka bermain

dalam rangka belajar sehingga harus tetap menjaga sportivitas dan

ketenangan kelas selama bermain.


32

2) Guru membantu siswa menyusun kursi sehingga permainan

berjalan dengan baik. Kemudian guru menuliskan aturan-aturan

bermain di papan tulis supaya siswa tidak membuat kesalahan lagi

dalam bermain.

3) Karena harus menambah waktu untuk pembahasan shopping list

yang terbentuk selama permainan, maka waktu untuk bermain

siswa dikurangi.

4) Setelah menghentikan permainan, guru meminta wakil dari

kelompok untuk membacakan shopping list yang terbentuk dalam

permainan. Kemudian guru membahas shopping list itu secara

klasikal untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi.

5) Guru meminta siswa megerjakan tugas-tugas yang terdapat dalam

LKS mini secara individual. Lima menit sebelum selesai, guru

menghentikan kegiatan siswa, dan melakukan pembahasan hasil

latihan-latihan secara klasikal. Siswa menukarkan pekerjaannya

dengan siswa lain.

Siklus kedua ini dilakukan untuk 2 kali perternuan.Selanjutnya

setelah 2 kali pertemuan, maka diadakan tes 2 untuk dibandingkan

dengan hasil test 1 (t-1) sehingga didapatkan kepastian apakah

perlakuan pada siklus kedua dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam menyusun shopping list.

c. Pengamatan
33

Dari hasil observasi selama siklus kedua,

menunjukkanbahwa :

1) Siswa semakin bersemangat

2) Kegaduhan sudah mulai berkurang

3) Kemampuan kosakata semakin meningkat, hal ini ditunjukkan dari

kecilnya kesalahan yang dibuat siswa.

Untuk melihat lebih jauh keefektivan strategi shopping card

games dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam menyusun

shopping list, maka diadakan tes 2 (t-2), dan dapatkan data, berikut

ini: Siswa yang nilainya meningkat berjumlah 22 (88%). Bila data

tersebut dibandingkan dengan nilai tes 1, maka rata-rata nilai

kemampuan membuat kalimat bahasa Inggris siswa meningkat sebesar

0,42. Hasil wawancara dengan 5 orang siswa sebagai sampel

responden yang berbeda dengan siklus pertama, dapat disimpulkan

bahwa siswa menyukai strategi shopping card games, dan yang lebih

menggembirakan dengan permainan ini adalah siswa dapat belajar

menyusun shopping list dalam waktu yang relative singkat. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa gairah belajar siswa meningkat.

d. Refleksi

Dalam siklus kedua ini masih ada hal-hal lain yang dapat

dicatat oleh kolaborator, antara lain: pembelajaran berjalan lebih

menyenangkan dan lebih variatif, siswa semakin antusias dalam

permainan, terjadinya tutor sebaya, siswa lebih tertarik mempelajari


34

kosakata bahasa Inggris. Hal-hal negative yang berhasil direkam

antara lain: suasana kelas masih agak ribut.

B. Pembahasan

Peningkatan keterampilan siswa dalam menulis shopping list jelas

terlihat dari deskripsi data kuantitatif. Hasil pembelajaran menulis shopping

list pada siklus I masih di bawah KKM dan hasilnya belum memuaskan

walaupun telah dioptimalkan penerapannya dengan refleksi dan analisa hasil

kegiatan di akhir pembelajaran. Keadaan tersebut disebabkan masih

banyaknya siswa yang penguasaan kosakatanya masih rendah, siswa belum

bertindak sportif dalam bermain dan mengabaikan kegiatan belajar

Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II dengan tema yang

berbeda serta membahas kesulitan-kesulitan siswa dalam menulis shopping

list pada siklus I, ternyata kesulitan tersebut dapat diatasi. Hasil siklus II

mengalami peningkatan dari hasil hasil tes siklus I seperti tersaji pada tabel 3

berikut ini.

Tabel 3. Perbandingan Hasil Tes Siklus I dan Siklus II

No. Item Prasiklus Siklus I Siklus II Peningkatan

1. Nilai Rata-rata 69,73 72.88 76,88 7,15

kelas

2. Ketuntasan 48% 72% 88% 40%

Klasikal
35

Peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal sebagaimana tabel diatas

dapat dilihat pada grafik berikut ini.

88
90 72.88 76.88 72
80 69.73
70
48
60
50
40
30
20
10
0
Nilai Rata-rata ketuntasan Klasikal

Prasiklus Siklus I Siklus II

Grafik 1Peningkatan Siklus I dan Siklus II

Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan media kartu

belanja (shopping card) dapat meningkatkan keterampilan menulis shopping

list siswa kelas VIIA SMP Negeri 3 Parang Kabupaten Magetan.


36

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa penggunaan media kartu kata (shopping card) dapat digunakan untuk

meningkatkan keterampilan siswa dalam menyusun shopping list pada siswa

kelas VIIA SMP Negeri 3 Parang Kabupaten Magetan. Di samping itu trategi

ini juga dapat meningkatkan semangat belajar bahasa Inggris siswa.

Peningkatan ini dapat dilihat pada peningkatan nilai rata-rata siswa

yaitu dari 69,73 sebelum siklus menjadi 72.88 pada siklus I dan naik menjadi

76,88 pada siklus II. Kenaikan ini juga diikuti oleh naiknya ketuntasan belajar

klasikal yaitu dari 12 siswa (48%) pada pra siklus menjadi 18 siswa (72%)

dan pada siklus III menjadi 22 siswa (88%).

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini, terdapat saran yang

peneliti sampaikan, yaitu:

1. Bagi guru bahasa Inggris hendaknya dapat ,menerapkan strategi dan

model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan semangat belajar dan

prestasi belajar siswa.


37

2. Bagi peneliti hendaknya terus mengembangkan strategi dan model

pembelajaran khususnya dalam pengajaran bahasa Inggris, sehingga

bahasa Inggris yang selama ini dianggap monster bagi siswa terkikis dan

siswa dapat menikmati pembelajaran


36 bahasa Inggris dengan semangat.

3. kepada Kepala Sekolah hendaknya dapat memberikan fasilitas bagi

pengembangan strategi dan model pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.


38

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Anwar. 2010. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif

Henry Guntur Tarigan. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa

I.G.A.K Wardani, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press

Muslih, Masnur, Suyono. 2010. Aneka Model Pembelajaran Membaca dan


Menulis

Nana Sudjana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar
Baru Algesindo.

Nana Syaodikh Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

The Liang Gie. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
39
40

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN FLANEL DAN KARTU KATA


UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
SHOPPING LIST PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II
SMPN 3 PARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH:

SRI RAHAYU, S.Pd.


NIP. 19710327 200012 2 002

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 3 PARANG
TAHUN 2013
41

HALAMANPUBLIKASI DAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan dengan sebenarnya

bahwa Penelitian Tindakan Kelas ;

1. Identitas Peneliti :
Nama : Sri Rahayu, S.Pd
NIP : 19710327 200012 2 002
Pangkat/Gol : Pembina, IV/a
Jabatan : Guru Madya
Unit Kerja : SMP Negeri 3 Parang
2. Lokasi Penelitian : SMP Negeri 3 Parang

3. Lama Penelitian : 3 Bulan (Maret s/d April 2017)

4. Biaya Penelitian : Mandiri

Dengan Judul :

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN FLANEL DAN KARTU KATA


UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
SHOPPING LIST PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II
SMPN 3 PARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Magetan, 28 April 2017


Mengetahui,
KepalaSMP Negeri 3 Parang Penulis
KabupatenMagetan

Harum Subagyo, S.Pd., M.Pd. Sri Rahayu, S.Pd


NIP. 19650527 198703 1 006 NIP. 19710327 200012 2 002
42

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya

dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan

Penelitian Tindakan Kelas dengan judul PENGGUNAAN MEDIA PAPAN

FLANEL DAN KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENULIS SHOPPING LIST PADA SISWA KELAS VII

SEMESTER II SMPN 3 PARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

. Dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis banyak

mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih kami ucapkan

dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada :

1. Yth. Kepala SMP Negeri 3 Parang Kecamatan Parang Kabupaten Magetan

2. Yth. Rekan-rekan Guru di SMP Negeri 3 Parang Kecamatan Parang

Kabupaten Magetan.

3. Serta kepada semua pihak yang telah banyak membantu, sehingga

penyusunan PTK ini dapat selesai.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini jauh

dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua

pihak selalu penulis harapkan.

Magetan, Juni 2013

Penulis

iii
43

ABSTRAK

Sri Rahayu, S.Pd, 2013, Penggunaan Media Papan Flanel dan Kartu Kata
untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Shopping Listpada Siswa Kelas
VII Semester II SMPN 3 Parang Tahun Pelajaran 2012/2013

Kata Kunci : menulis, kartu kata

Dari pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil pembelajaran


bahasa Inggris khususnya untuk keterampilan menulis selama ini masih rendah.
Hasil evaluasi pada akhir pembelajaran, siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM yang telah ditentukan oleh sekolah masih banyak. Nilai KKM yang telah
ditentukan 75, sementara diantara 25 siswa, yang mendapat nilai di bawah 75
masih 14 anak (56%). Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis siswa
kelas VII.A SMP Negeri 3 Parang masih belum tuntas/ belum berhasil.
Kekurangberhasilan pembelajaran menulis tersebut disebabkan oleh banyak
faktor, khususnya yang menyangkut siswa dan guru. Sebagian guru menganggap
bahwa proses pembelajaran yang efektif ditandai dengan suasana kelas yang
tenang. Para siswa dengan tertib duduk di kursinya masing-masing, perhatian
terpusat pada guru, dan guru menjelaskan (berceramah) di depan kelas. Siswa
akan semakin tenggelam dalam kepasifan, belajar tidak lebih dari suatu rutinitas
sehingga kurang tertantang terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana penggunaan
media kartu kata dan papan flanel dapat meningkatkan keterampilan menulis
Shopping list siswa siswa kelas VII.A SMP Negeri 3 Parang?Sedangkan tujuan
dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bahwa penggunaan media kartu kata
dan papan flanel dapat meningkatkan keterampilan menulis Shopping list siswa
siswa kelas VII.A SMP Negeri 3 Parang
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Data observasi siswa danguru
dianalisa secara kualitatif dengan lembar observasi keaktifan siswa dan guru.
Adapun hasilmenulis puisi bebas siswa dianalisis secara kuantitatif dengan
menggunakan analisis deskriptif.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media kartu kata (shopping card) dapat digunakan untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam menyusun shopping list pada siswa kelas
VIIA SMP Negeri 3 Parang Kabupaten Magetan. Di samping itu trategi ini juga
dapat meningkatkan semangat belajar bahasa Inggris siswa.
Peningkatan ini dapat dilihat pada peningkatan nilai rata-rata siswa yaitu
dari 69,73 sebelum siklus menjadi 72.88 pada siklus I dan naik menjadi 76,88
pada siklus II. Kenaikan ini juga diikuti oleh naiknya ketuntasan belajar klasikal
yaitu dari 12 siswa (48%) pada pra siklus menjadi 18 siswa (72%) dan pada siklus
III menjadi 22 siswa (88%).

ii
44

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Pengkajian Teoritis ..................................................................... 8

1. Hakikat Keterampilan Menulis ........................................... 8

2. Penggunaan Media Pembelajaran ......................................... 13

3. Pembelajaran Menulis menggunakan media papan flanel dan

kartu kata............................................................................... 18

B. Kerangka Berpikir ..................................................................... 19

C. Pengajuan Hipotesis .................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempatdan Waktu Penelitian .................................................... 21

B. Subjek Penelitian ...................................................................... 21

iv
45

C. Sumber Penelitian ..................................................................... 22

D. Prosedur Penelitian ................................................................... 22

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ......................................... 24

F. Teknik Analisis Data ................................................................ 25

G. Indikator Kinerja ....................................................................... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 27

1. Hasil Penelitian Siklus I ..................................................... 27

2. Hasil Penelitian Siklus II ................................................... 31

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 34

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................... 36

B. Saran ......................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 38

Anda mungkin juga menyukai