Anda di halaman 1dari 20

KARANTINA KESEHATAN

(SARS)

OLEH

WA FARINA J1A1 16 139

WA ODE SUKMAWATI. S J1A1 16 145


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kendari, November 2019

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Virus SARS

2.2 Penyebab Virus SARS

2.3 Riwayat Alamiah Penyakit Virus SARS

2.4 Cara Penularan Virus SARS

2.5 Persebaran Epidemiologi Virus SARS

2.6 Pencegahan Five Level Prevention Virus SARS

2.7 Perlakuan Karantina Virus SARS

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

SARS atau SARS adalah penyakit pernapasan virus yang disebabkan


oleh corona virus yang dapat mengancam hidup. Creatinine adalah kelompok
virus yang memiliki halo atau penampilan mahkota-seperti (korona) ketika
dilihat di bawah mikroskop dan umum penyebab ringan untuk moderat
pernapasan atas penyakit pada manusia dan dapat menyebabkan penyakit
parah pada hewan di mana mereka dapat menyebabkan penyakit pernapasan,
pencernaan, hati dan neorologis. Creatinine juga kadang-kadang telah
dikaitkan dengan radang paru-paru pada manusia, terutama orang-orang
dengan sistem kekebalan yang lemah.

Pada tanggal 12 Maret 2003, Badan Kesehatan Dunia (WHO)


mengeluarkan suatu peringatan ke seluruh dunia tentang adanya suatu
penyakit yang disebutnya sebagai sindrom penapasan akut parah (SARS)
diman Penyakit ini digambarkan sebagai radang paru (pneumonia) yang
berkembang secara sangat cepat, progresif dan seringkali bersifat fatal, dan
diduga berawal dari suatu propinsi di Cina Utara yaitu propinsi Guangdong
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), selama wabah SARS pada
tahun 2003 total 8.098 orang di seluruh dunia adalah muak dengan SARS dan
774 meninggal diamna secara keseluruhan kasus tingkat kematian sekitar
10% dan persentase tertinggi yaitu 50% pada mereka yang memiliki usia
lebih dari 60 tahun.

Di kawasan Asia SARS telah menyebar di beberapa negara, yaitu Cina,


Hongkong, Thailand, Vietnam, dan Singapura. Khusus di Singapura terdapat
91 kasus dengan korban meninggal. Di Indonesia dikabarkan terdapat 4 kasus
dengan korban meninggal 3 orang dan 1 orang dinyatakan kabur dari rumah
sakit. Penularan penyakit SARS dapat terjadi melalui udara, kontak langsung
dengan penderita, dan melalui orang yang bepergian dari atau ke negara yang

4
terjangkit. Masa inkubasi penyakit SARS ialah antara 2-8 hari [3]. Pada bulan
Desember 2004, laporan menyebutkan bahwa para peneliti Tiongkok telah
menemukan sebuah vaksin SARS yang telah diujicoba pada 36 sukarelawan
dan 24 diantaranya menghasilkan antibodi virus SARS.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dari Penyakit SARS ?

2. Bagaimana Penyebab Penyakit SARS ?

3. Bagaimana Riwayat alamiah penyakit Penyakit SARS ?

4. Bagaimana Cara penularannya Penyakit SARS ?

5. Bagaimana Persebaran epidemiologi Penyakit SARS ?

6. Bagaimana Pencegahan five level prevention Penyakit SARS ?

7. Bagaimana Perlakuan karantina Penyakit SARS ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian dari Penyakit SARS

2. Untuk mengetahui Penyebab Penyakit SARS

3. Untuk mengetahui Riwayat alamiah penyakit Penyakit SARS

4. Untuk mengetahui Cara penularannya Penyakit SARS

5. Untuk mengetahui Persebaran epidemiologi Penyakit SARS

6. Untuk mengetahui Pencegahan five level prevention Penyakit SARS

7. Untuk mengetahui Perlakuan karantina Penyakit SARS

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Severe acute respiratory syndrome (SARS) atau sindrom pernafasan akut
berat adalah sindrom akibat infeksi virus pada paru yang bersifat mendadak dan
menunjukkan gejala gangguan pernafasan pada pasien yang mempunyai riwayat
kontak dengan pasien SARS.[2] Pada awalnya virus penyebab SARS diduga
merupakan Paramxyovirus. Dalam perkembangan selanjutnya, WHO kemudian
menetapkan penyebab SARS adalah Coronavirus. Pemeriksaan penunjang untuk
mendeteksi virus ini adalah :
1. pemeriksaan tes antibody (Igg/IgM)
2. pemerksaan molekuler (PCR)
3. pemeriksaan kultur.
Kata “Corona” berasal dari bahasa Latin yang artinya “crown” atau mahkota.
Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau dilihat dengan
mikroskop nampak seperti mahkota (Gambar bawah). Bentuk mahkota ini
ditandai oleh adanya “Protein S” yang berupa sepatu, sehingga dinamakan “spike

6
protein”, yang tersebar disekeliling permukaan virus (tanda panah). “Protein S”
inilah yang berperan penting dalam proses infeksi virus terhadap manusia.

Gejala-gejala SARS antara lain sakit kepala, batuk, sesak napas seperti asma,
bersin, demam dengan suhu badan tinggi lebih dari 38 derajat Celcius, nyeri otot
dan persendian serta sakit di dada terutama saat bernapas. Gejala lainnya otot
terasa kaku, diare yang tak kunjung henti, timbul bintik-bintik merah pada kulit,
dan badan lemas beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang kasat mata bisa
dirasakan langsung oleh orang yang diduga menderita SARS itu. Tapi gejala itu
tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan pasien.

2.2 Penyebab

SARS disebabkan oleh coronavirus yang pada pemeriksaan dengan


mikroskop elektron sama dengan coronavirus pada binatang. Virus ini stabil pada
tinja dan urine pada suhu kamar selama 1 – 2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4
hari pada penderita diare.
Virus SARS kehilangan infektivitasnya terhadap berbagai disinfektan dan
bahanbahan fiksasi. Pada pemanasan dengan suhu 540C (132.80F) akan
membunuh coronavirus SARS dengan kecepatan sekitar 10.000 unit per 15 menit.

7
Coronavirus adalah anggota dari family Coronaviridae, suatu virus yang
besar, dan mempunyai selubung (envelope). Selubung virus ini dipenuhi dengan
tonjolan-tonjolan yang panjang berbentuk daun bunga (petal). Genom RNA
coronavirus ini mempunyai ukuran 27-32 kb dan merupakan genom yang terbesar
di antara semua virus yang ada. Genom virus ini beruntai tunggal (single-
stranded) dan membentuk suatu nukleokapsid helikal yang fleksibel dan panjang.
Nukleokapsid ini terletak di dalam suatu selubung lipoprotein yang terbentuk dari
penggembungan membran intraseluler.
Ada 3 kelompok serologis coronavirus yang telah dikenali dan untuk setiap
serogrup, virus diidentifikasi sesuai dengan pejamu alamiahnya, dengan cara
urutan (sekuens) nukleotidanya dannhubungannya masing-masing secara
serologis.
Secara alamiah, kebanyakan coronavirusmenginfeksi satu jenis spesies saja
atau beberapa spesies yang terkait erat. Replikasi virus in vivo dapat terjadi secara
tersebar (disseminated) sehingga menyebabkan infeksi sistemik atau dapat
terbatas pada beberapa tipe sel (seringkali sel epitel saluran pernapasan atau
saluran cerna dan makrofag) dan menyebabkan infeksi lokal. Seperti halnya
dengan kebanyakan virus-virus RNA,coronavirus memiliki frekuensi mutasi yang
sangat besar.
Dengan melihat panjangnya genom dan frekuensi kesalahan polymerase RNA
dari virusvirus lain, genom RNA coronavirus agaknya memiliki kumpulan titik
mutasi pada setiap replikasi RNA-nya. Analisis urutan (sekuens) nukleotida dari
berbagai isolate coronavirus menunjukkan suatu variabilitas sekuens yang dapat
mempengaruhi replikasi virus dan patogenesisnya. Contoh yang paling mencolok
dalam hal mutasi dan secara biologis mempunyai arti penting adalah munculnya
porcine respiratory coronavirus (PRCV) dari porcine transmissible
gastroenteritis virus (TGEV). TGEV menyebabkan infeksi enterik zoonotik pada
babi. Pada awal tahun 1980-an, PRCV muncul di Eropa sebagai virus baru yang
menyebar secara luas pada hewan babi, dengan menyebabkan penyakit saluran
pernapasan epizootik yang berat.

8
Ada anggapan bahwa penyakit SARS yang disebabkan oleh coronavirus dan
menyerang manusia merupakan keadaan di mana coronavirus yang infektif
terhadap beberapa hewan mengalami mutasi dan berevolusi untuk kemudian
menjadi patogen terhadap beberapa kelompok hewan lainnya dan juga pada
manusia.

Gambar 1. Model struktur coronavirus

N = protein nukleokapsid

M = glikoprotein membran

S = glikoprotein tonjolan

HE = glikoprotein (hanya pada beberapa coronavirus grup II)

2.3 Riwayat Alamiah Penyakit (RAP)

Masa inkubasi (selang waktu antara virus masuk ke tubuh sampai


menimbulkan gejala) SARS berkisar antara 2-10 hari dengan rata-rata 6 hari.
Gejala yang khas pada SARS adalah batuk, sesak nafas atau sulit bernafas, nafas
pendek, dan demam lebih dari 38⁰C.
Penyakit SARS memiliki 3 fase perkembangan gejala yaitu:

9
1. Pada fase pertama (terjadi dalam minggu pertama setelah infeksi), pasien
akan merasakan gejala seperti influenza, antara lain demam, badan terasa
lemah, nyeri otot, kaku pada seluruh tubuh atau menggigil, dan sakit
kepala.Penyakit SARS akan semakin berkembang sehingga pada minggu
kedua pasien mulai merasakan gejala yang lebih hebat .
2. Gejala yang dirasakan adalah batuk (umumnya kering tanpa dahak),
sesak nafas, dan diare. Diare yang diderita pasien adalah diare dengan
jumlah yang banyak dan cair tanpa lendir dan darah. Pada minggu kedua
tingkat oksigen yang terlarut dalam darah (saturasi oksigen) mulai
menurun.
3. Pada fase ketiga, terjadi gangguan pernafasan yang berat sehingga pasien
memerlukan bantuan pernafasan melalui alat ventilator. Pada fase ini,
umumnya terjadi komplikasi berupa sepsis (infeksi dimana kuman
penyebab beredar dalam aliran darah), kerusakan organ tubuh, dan
kematian.
4. Pada orang tua yang terkena SARS, akan muncul gejala-gejala yang tidak
khas seperti demam dan penyakit sekunder (disebabkan infeksi dari
kuman lain) seperti radang jaringan paru-paru (pneumonia). Gejala
tidak khas juga muncul pada pasien dengan penyakit lain, seperti
diabetes mellitus (kencing manis), tekanan darah tinggi (hipertensi),
penyakit jantung iskemik (penyakit jantung akibat jantung kekurangan
oksigen), dan penyakit penyerta lainnya.
5. Pasien anak-anak yang terkena penyakit SARS, umumnya lebih jarang
dibandingkan dewasa. Gejala SARS yang timbul pada anak-anak juga
lebih ringan dibanding pasien dewasa. Selain itu, anak-anak lebih cepat
sembuh dibandingkan orang dewasa. Namun, saat ini belum diketahui
alasan SARS lebih ringan pada anak-anak dibandingkan dewasa.
6. Penyakit SARS yang mengenai wanita hamil meningkatkan risiko
kehilangan atau kematian janin pada awal kehamilan. Bila infeksi SARS
terjadi pada akhir kehamilan, maka risiko kematian ibu lebih tinggi
dibandingkan tanpa infeksi SARS. Untuk mengetahui penyakit SARS,

10
seseorang dengan gejala di atas akan menjalani beberapa pemeriksaan,
seperti pemeriksaan foto rontgen thorax (rontgen dada), pemeriksaan
darah, dan pemeriksaan virus. Tidak ada satu tes pun yang dapat
langsung mendeteksi SARS dengan ketepatan yang tinggi. Komplikasi
yang terjadi akibat SARS adalah sepsis, gagal nafas, gagal jantung, gagal
hati, dan kematian.

Sedangkan masa inkubasi SARS secara tipikal adalah 2-7 hari,


meskipun demikian, beberapa laporan menunjukkan bahwa masa inkubasi
ini bisa lebih panjang sampai 10 hari. Setelah periode ini timbullah gejala-
gejala.
Masa penularan dari orang ke orang belum teridentifikasi dengan
jelas. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam
atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan
sembuh.
Periode aman dari kemungkinan terjadinya penularan pada unit
pelayanan atau pada kelompok masyarakat yang terjangkit KLB SARS
adalah setelah lebih dari 14 hari sejak kasus terakhir dinyatakan sembuh.

2.4 Cara Penularannya

Proses terjadinya penyakit (penularan) SARS terjadi melalui droplet (batuk,


bersin, atau bicara) dari pasien yang telah terinfeksi virus. Selain itu, kontak erat
dengan pasien juga dapat menularkan penyakit dengan mekanisme yang belum
diketahui secara pasti. Kontak erat menurut WHO adalah mereka yang merawat,
hidup bersama dengan pasien, atau kontak langsung dengan secret pernafasan dan
cairan tubuh pasien. Penularan melalui droplet dapat terjadi bila jarak dengan
pasien sekitar dua meter. Virus diketahui senang berada pada mukosa saluran
pernafasan.

11
Rantai penularan penyakit:
1) Penyebab penyakit : SARS disebabkan oleh coronavirus yang pada
pemeriksaan dengan mikroskop elektron sama dengan coronavirus pada
binatang. Virus ini stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1
– 2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Virus
SARS kehilangan infektivitasnya terhadap berbagai disinfektan dan
bahanbahan fiksasi. Pada pemanasan dengan suhu 540C (132.80F) akan
membunuh coronavirus SARS dengan kecepatan sekitar 10.000 unit per
15 menit.
2) Distribusi penyakit : KLB SARS yang cukup besar terjadi antara bulan
November 2002 sampai dengan bulan Juli 2003 di Kanada, Cina
(termasuk Hongkong dan Taiwan), Singapura dan Vietnam. Pada saat itu
virus diketahui menyebar ke lebih dari 20 lokasi didunia yaitu di
beberapa tempat di Afrika, Amerika, Asia, Australia, Eropa, Timur
tengah dan daerah Pasifik. Pada tanggal 5 Juli 2003, WHO melaporkan
bahwa tidak ditemukan lagi penularan dari orang ke orang diseluruh
wilayah KLB SARS, namun WHO menyarankan agar kegiatan
surveilans yang intensif harus dilanjutkan. Dengan kegiatan surveilans
yang tetap intensif akan diketahui apakah SARS menjadi endemis disuatu
wilayah ataukah tidak, apabila SARS muncul kembali didaerah tersebut
akan dengan mudah dan cepat diketahui. Pada bulan September 2003, di
Singapura ditemukan petugas laboratorium positif SARS dengan
pemeriksaan PCR. Tiga bulan kemudian kejadian yang sama menimpa
petugas laboratorium di Tiapeh (Cina Taiwan). Pada kedua kejadian
diatas tidak terjadi penularan yang menimbulkan penderita sekunder.
Kejadian ketiga terjadi di Beijing pada bulan April 2004 menimpa dua
orang petugas laboratorium. Seorang petugas laboratorium tersebut
sempat menularkan kepada anggota keluarganya dan petugas kesehatan
lain sehingga menimbulkan KLB kecil generasi ketiga. Namun KLB ini
dapat diatasi oleh otoritas kesehatan Cina.

12
3) Reservoir : sampai saat ini reservoir virus SARS belum diketahui dengan
jelas. Penelitian yang sering dilakukan di Provinsi Guangdong, Cina,
coronavirus yang sama ditemukan pada spesies binatang tertentu yang
dijual dipasar. Penelitian terus dilakukan.
4) Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada
waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau
kontak langsung dengan sekret/cairan tubuh dari penderita suspect atau
probable. Diduga cara penyebaran utamanya adalah melalui percikan
(droplets) dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang
terkontaminasi. Dilain kesempatan virus diduga ditularkan melalui media
lingkungan yaitu dari saluran limbah (comberan) yang tercemar bahan
infeksius; dengan aerosolisasi mencemari udara atau secara mekanis
dibawa oleh vector. Cara penularan melalui saluran limbah tercemar ini
sedang diteliti secara retrospective.
5) Masa inkubasi : 1 – 10 hari.
6) Masa penularan. Masa penularan belum diketahui secara pasti. Dari
penelitian awal yang pernah dilakukan tidak terjadi penularan sebelum
muncul tanda dan gejala klinis, dan diduga masa penularan berlangsung
kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan
penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada
petugas yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti
melakukan intubasi atau nebulasi.
7) Kerentanan : siapa sajakah yang rentan terhadap infeksi virus SARS
belum diketahui dengan jelas, namun semua orang diduga rentan
tertulari. Nampaknya ras dan jenis kelamin tidak ada hubungannya
dengan kerentanan. Oleh karena sedikit sekali penderita SARS pada anak
yang dilaporkan, maka saat ini belum bisa dilakukan penilaian terhadap
pengaruh umur terhadap tingkat kerentanan seseorang.

2.5 Persebaran Epidemiologi

13
Penyakit SARS pertama kali ditemukan di kota Guangzhou, provinsi
Guangdong, RRC, pada bulan November 2002. Setelah berjangkit di Hong
Kong pada bulan Februari lalu, virus SARS kemudian merambah ke lebih 20
negara di empat benua dengan jumlah penderita 2400 orang sedang korban
yang tewas mencapi 800an orang. Sumber penularan global ini bermula
ketika seorang dokter asal Guangzhou bernama Prof. dr. Liu Jianlun
menginap di Hotel Metropole, Hongkong, setelah sebelumnya menangani
sejumlah pasien SARS di rumah sakit kotanya. Di hotel inilah kemudian virus
SARS menulari delapan tamu hotel yang menginap di lantai yang sama
dengan Prof. Liu, dua tamu di lantai lainnya dan seorang pengunjung melalui
perantara lift hotel. Jadi ketika mereka pulang atau pergi ke negara tujuan
masing-masing, yakni Singapura, Hanoi, Kanada, AS dan Irlandia, tanpa
disadari virus SARS sudah menyerang tubuh mereka. Selanjutnya penyakit
ini menulari para kerabat keluarga dan petugas kesehatan di rumah sakit
mereka menginap hingga kemudian menyebar ke ribuan tubuh manusia di
seluruh dunia.

SARS juga menjangkit Indonesia dan daerah sekitarnya . Pemerintah


mengatakan belum ada penularan SARS secara lokal. Kasus yang ada saat itu
merupakan orang-orang yang pulang dari negara terjangkit SARS
(Hongkong, Singapura, Taiwan ). Seorang warga negara Inggris diduga
sangat kuat (probable), dua warga negara Indonesia (WNI) yang baru pulang
dari Singapura diduga kuat (suspect) serta 3 orang WNI diduga SARS dirawat
di RS Penyakit Infeksi Prof Sulianti Saroso. Juga dilaporkan 6 TKW yang
baru pulang dari Hongkong dirawat di RSUD Kendal dengan katagori
observasi dan seorang dirawat di RSUD Banyumas karena diduga kuat
(suspect) SARS. Seorang TKW yang baru pulang dari Singapura asal
Lampung juga diobservasi kemungkinan SARS dan dirawat di RS Abdul
Muluk, Bandar Lampung. Sampai dengan 23 Juni 2003 belum ada yang
meninggal karena SARS. Sejak redanya berita tentang SARS pertengahan
tahun lalu, sampai sekarang belum pernah dilaporkan lagi adanya kasus baru.
Walaupun demikian perlu diantisipasi pulangnya para Tenaga Kerja

14
Indonesia (TKI) secara besar-besaran dari Malaysia atau negara tetangga
lainnya.

2.6 Pencegahan ( five level prevention )

Five Level Prevention (5 tingkatan pencegahan) SARS:


1. Peningkatan Kesehatan (Health Promotion)
Pada tingkatan ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga
keseimbangan proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan, sehingga dapat
menguntungkan manusia dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh
dan memperbaiki lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada tindakan yang
sehat.
Contohnya:
 Menjaga kebersihan
 Menjaga daya tahan tubuh yakni dengan makan teratur, istirahat
yang cukup
 Berhenti merokok dan hidup secara sehat
 mencuci tangan dengan menggunakan sabuh setelah melakukan
aktivitas

2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu


(General And Specific Protection)
Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah
penyakit, menghentikan proses interaksi bibi-penyakit-lingkungan dan
tahap prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu.
Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko
terkena penyakit tertentu.
Contohnya:
 Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya penyakit
SARS ditempatkan diruangan isolasi

15
 Tidak mengunjungi wilayah yang sudah terjangkit SARS, seperti
Negara yang terkena wabah dan rumah sakit jika perlu, karena
sebagian besar infeksi terjadi disini
 Sebisa mungkin hindari berdekatan dengan penderita SARS atau
penderita bergejala sama dan apabila tidak memungkinkan
gunakan selalu masker serta sarung tangan

3. Penegakan Diagnosa Secara Dini Dan Pengobatan Yang Cepat Dan


Tepat ( Early Diagnosa And Prampt Treatment)
Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan
melakukan penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat.
Contoh:
 Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan.
Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru
 Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita
penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila
penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan
 Melaksanakan skrining untuk mendeteksi dini

4. Pembatasan Kecatatan (Disability Limitation)


……Tidak ada kemungkinan kecatatan secara fisik pada infeksi paru
5. pemulihan kesehatan (Rehabilitation)
Merupakan tindakan yang dimaksud untuk mengembalikan pasien
kemasyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau
agar tidak menjadi beban orang lain.
Contoh:
 Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan
seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

16
2.7 Perlakuan Karantina Virus SARS

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai