Anda di halaman 1dari 20

14 LEMBARAN DAERAH

Agustus KABUPATEN LAMONGAN 9/E


2006 SERI E
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN
NOMOR : 12 TAHUN 2006

TENTANG

TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN


PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMONGAN,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 Peraturan


Pemerintahan Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka guna
mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa agar berdaya
guna dan berhasil guna serta dalam rangka mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat dipandang perlu
menetapkan Tata cara Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan
dan Pemberhentian Perangkat Desa dalam Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan
Propinsi Jawa Timur (diundangkan pada Berita Negara
tanggal 08 Agustus 1950) ;
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang- undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagai mana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undan-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan
atas Undang-Undang 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang di
tetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4548);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
4587);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Repiblik Indonesia Nomor 4593).

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN LAMONGAN
dan
BUPATI LAMONGAN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN TENTANG


TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN,
PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah, adalah Kabupaten Lamongan ;
2. Pemerintah Daerah, adalah Bupati dan Perangkat Daerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah ;
3. Kepala Daerah, adalah Bupati Lamongan ;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Lamongan;
5. Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan
yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Lamongan dengan persetujuan bersama Kepala
Daerah;
6. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat
daerah di Kabupaten Lamongan;
7. Camat adalah Perangkat Daerah yang memimpin
Kecamatan dalam Kabupaten Lamongan;
8. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah, yang berwenag untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sisitem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
9. Pemerintah Desa adalah penyelenggara urusan penerintah
oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat
yang diakui dan di hormati dalm sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa;
11. Perangkat desa adalah unsure pemerintah desa yang terdiri
dari sekretaris Desa dan perangkat desa lainnya.
12. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disingkat
BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan
demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah desa
sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa ;
13. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang di bentuk
oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan
mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan
masyarakat ;
14. Anggaran Perndapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya
di singkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintahan desa yang di bahas dan di setujui bersama
oleh Pemerintah Desa dan BPD yang di tetapkan dengan
peraturan Desa ;
15. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-Undangan
yang di buat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama
dengan Kepala Desa;
16. Dusun adalah bagian dari wilayah kerja Desa;
17. Putra Desa adalah seseorang yang dilahirkan oleh
penduduk desa setempat.
BAB II
PERANGKAT DESA

Pasal 2

(1) Perangkat Desa terdiri atas Sekretaris Desa dan Perangkat


Desa lainya;
(2) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
adalah pimpinan Sekretariat Desa yang merupakan unsur
staf di dalam penyelenggaan pemerintahan desa ;
(3) Perangkat Desa lainya sebagaimana dimaksid pada ayat
(1), adalah unsur pemerintah desa yang terdiri atas:
a. Sekretariat Desa, merupakan unsur staf didalam
penyelenggaraan desa, yang terdiri atas:
1. Urusan Umum ;
2. Urusan Keuangan.
b. Pelaksana Teknis Lapangan, merupakan unsur
pelaksanaan teknis di dalam penyelenggaraan
pemerintahan,yang terdiri atas:
1. Seksi Pemerintahan;
2. Seksi Ekonomi dan Pembangunan;
3. Seksi Kesejahteraan Mayarakat;
4. Seksi Ketentraman dan Ketertiban;
5. Seksi Pemberdayaan Perempuan.
c. Unsur Kewilayahan, merupakan unsur yang membantu
Kepala Desa dalam penyeleggaraan pemerintahan
desa di setiap bagian dari wilayah kerja desa, yang
terdiri atas Kepala Dusun-Kepala Dusun
(4) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
adalah unsur pemerintah desa yang membantu Kepala
Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenang Kepala
Desa, yang bertanggungjawab kepada Kepala Desa.

BAB III
PENCALONAN DAN PENGANGKATAN
PERANGKAT DESA

Bagian Kesatu
Sekretaris Desa

Pasal 3

(1) Pengisian Sekretaris Desa dilaksanakan apabila terjadi


kekosongan jabatan Sekretaris Desa ;
(2) Pengisian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diisi dari
Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan ;
(3) Persyaratan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) adalah:
a. berpendidikan paling rendah lulusan SMU atau
sederajat ;
b. mempunyai pengetahuan teknis pemerintahan ;
c. mempunyai kemampuan di bidang administrasi
perkantoran;
d. mempunyai pengalaman di bidang administrasi
keuangan dan di bidang perencanaa.
e. memahami sosial budaya masyarakat setempat.
f. Bersedia tinggal di desa yang bersangkutan.
(4) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diangkat oleh Sekretaris Daerah atas nama Kepala Daerah;
(5) Sekretaris Desa yang ada selama ini yang bukan Pegawai
Negeri Sipil secara bertahap diangkat menjadi Pegawai
Negeri Sipil.

Bagian Kedua
Perangkat Desa Lainya

Paragraf 1
Pengangkatan

Pasal 4

(1) Perangkat Desa lainya sebagaimana dimaksud dalam pasal


2 ayat (3) diangkat oleh Kepala Desa dengan keputusan
Kepala Desa dari penduduk desa ;
(2) Pengankatan Perangkat Desa sebagimana dimaksud pada
ayat (1), dilaksanakan apabila terjadi kekosongan jabatan.

Pasal 5

(1) Pengangkatan Perangkat Desa lainya sebagaimana


dimaksud dalam pasal 4 ayat (1), dilaksanakan melalui
seleksi dengan sistim ujian tertulis ;
(2) Ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan
oleh Panitia Peneliti dan Penguji.
Paragraf 2
Pembentukan Panitia Peneliti dan Penguji

Pasal 6

(1) Panitia Peneliti dan Penguji dibentuk dengan Keputusan


Kepala Desa ;
(2) Panitia Peneliti dan Penguji sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berasal dari perangkat desa, anggota BPD dan tokoh
masyarakat desa setempat;
(3) Susunan keanggotaan Panitia Peneliti dan Penguji
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Anggota, berjumlah ganjil dan sebanyak-
banyaknya 5 (lima) orang.

Pasal 7

(1) Sebelum melaksanakan tugas, Panitia Peneliti dan Penguji


diambil sumpah/janji dan dilantik oleh Kepala Desa yang
dituangkan dalam berita acara pengambilan sumpah/janji dan
pelantikan ;
(2) Panitia Peneliti dan Penguji mempunyai tugas :
a. mengumumkan dan menerima pendaftaran calon
perangkat desa lainnya;
b. melakukan penelitian berkas persyaratan administrasi
pendaftaran calon;
c. mengumumkan calon yang memenuhi persyaratan dan
yang berhak mengikuti ujian ;
d. menyusun materi ujian dan melaksanakan ujian ;
e. melaksanakan penilaian hasil ujian.
f. membuat dan menandatangani berita acara hasil
Pelaksanaan Ujian dan Berita Acara Hasil Penilaian ujian.
g. mengumumkan hasil penilaian ujian kepada peserta
calon;
h. melaporkan hasil ujian calon kepada Kepala Desa.
(3) Panitia Peneliti dan Penguji dalam melaksanakan tugasnya
bertanggungjawab kepada Kepala Desa.
Pasal 8

(1) Masa kerja Panitia Peneliti dan Penguji berakhir setelah


perangkat desa lainnya dilantik oleh Kepala Desa ;
(2) Kepala Desa bertanggung jawab atas jalannya proses ujian.

Perangkat 3
Persyaratan Pendaftaran

Pasal 9

(1) Yang dapat mendaftarkan sebagai Kepala Seksi, Kepala


Urusan dan Kepala Dusun adalah Penduduk desa Warga
Negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan :
a. bertaqwa kepadaTuhan Yang Maha Esa;
b. setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945, dan
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
Pemerintah ;
c. berpendidikan paling rendah tamat sekolah lanjutan
tingkat pertama dan/atau sederajat ;
d. berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan paling
tinggi 50 (lima puluh) tahun ;
e. terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat
tinggal tetap di Desa yang bersangkutan sekurang-
kurangnya 1 (satu) tahun terakhir dengan tidak
terputus-putus, kecuali putra Desa yang berada di luar
Desa ;
f. tidak pernah dihukum karena tidak pidana kejahatan
paling singkat 5 (lima) tahun ;
g. tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap ;
h. sehat jasmani dan rohani
i. berkelakuan baik, jujur dan adil ;
j. mengenal desanya dan dikenal oleh masyarakat di Desa
setempat.
(2) Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI)
aktif dan POLRI aktif tidak dapat mencalonkan sebagai Kepala
Seksi, Kepala Urusan dan Kepala Dusun ;
(3) Bagi Putra Desa yang diangkat sebagai Perangkat Desa
lainnya, terhitung sejak tanggal pelantikan, harus menetap dan
bertempat tinggal di Desa yang bersangkutan
Paragraf 4
Pengumuman Pendaftaran

Pasal 10

(1) Panitia Peneliti dan Penguji Perangkat Desa lainnya


melaksanakan penyaringan dengan membuka pengumuman
pendaftaran ;
(2) Pengumuman pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan 1 (satu) kali untuk jangka waktu 2 (dua)
minggu ;
(3) Bakal calon yang mendaftarkan diri, mengajukan permohonan
pencalonan Perangkat Desa lainnya secara tertulis kepada
Kepala Desa melalui Panitia Peneliti dan Penguji dengan
dilampiri berkas persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1).

Pasal 11

Panitia Peneliti dan Penguji melaksanakan penyaringan dengan


melakukan penelitian kelengkapan berkas persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), yang hasilnya ditetapkan dalam
berita acara hasil penelitian.

Pasal 12

(1) Pengumuman pendaftaran kedua dan ketiga dilaksanakan apabila


tidak ada calon yang mendaftar atau jumlah calon pendaftar hanya 1
(satu) orang yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ;
(2) Pengumuman pendaftaran kedua dan ketiga sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilaksanakan dalam jangka waktu masing-masing 7
(tujuh) hari.

Paragraf 5
Penetapan Calon Yang Berhak Mengikuti Ujian

Pasal 13

Bakal calon yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 11, ditetapkan sebagai calon yang berhak mengikuti ujian.
Paragraf 6
Ujian Perangkat Desa Lainnya

Pasal 14

(1) Ujian dilaksanakan secara tertulis dengan materi :


a. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ;
b. Pengetahuan tentang Pemerintahan dan atau Pemerintahan
Desa;
c. Pengetahuan Agama ;
d. Administrasi Perkantoran ;
e. Pengetahuan Umum.
(2) Dalam pelaksanaan ujian, para peserta calon harus hadir untuk
mengikuti ujian dengan mengisi daftar hadir ;
(3) Calon yang tidak dapat mengikuti ujian, dinyatakan gugur dan tidak
lulus;
(4) Dalam pelaksanaan ujian, Panitia Peneliti dan Penguji Perangkat
Desa lainnya harus mengundang Camat, Kepala Desa dan Ketua
BPD sebagai Pengawas pelaksanaan Ujian ;
(5) Hasil pelaksanaan Ujian perangkat desa dituangkan dalam Berita
Acara yang ditandatangani oleh seluruh Panitia Peneliti dan Penguji
dan Pengawas Pelaksanaan Ujian.

Paragraf 7
Penilaian Hasil Ujian

Pasal 15

(1) Penilaian hasil ujian dilaksanakan pada hari itu juga oleh Panitia
Peneliti dan Penguji setelah pelaksanaan ujian selesai dan ditutup ;
(2) Penilaian hasil ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dituangkan dalam Berita Acara Penilaian Hasil Ujian yang ditanda
tangani oleh seluruh Panitia Peneliti dan Penguji dan Pengawas
Pelaksanaan Ujian serta diumumkan pada para calon.
Pasal 16

(1) Calon yang dinyatakan lulus adalah calon Perangkat Desa lainnya
yang memperoleh nilai rata-rata minimal 60 (enam puluh) dengan
syarat untuk tiap-tiap mata ujian dengan nilai serendah-rendahnya 50
(lima puluh), kecuali untuk mata ujian Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pengetahuan
Agama dengan nilai serendah-rendahnya 60 (enam puluh) ;
(2) Dalam hal tidak terdapat calon yang dinyatakan lulus, selambat-
lambatnya 5 (lima) hari setelah dilakanakan ujian, Panitia Peneliti dan
Penguji segera melaksanakan ujian ulang ;
(3) Dalam hal tidak terdapat calon yang dinyatakan lulus dalam
pelaksanaan ujian ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka
proses pencalonan dan pengangkatan perangkat desa dinyatakan
batal dan dilaksanakan proses penjaringan dan penyaringan ulang.

Pasal 17

(1) Yang berhak ditetapkan sebagai Perangkat Desa lainnya adalah


Calon yang dinyatakan lulus dan memiliki nilai rata-rata tertinggi ;
(2) Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih calon yang dinyatakan lulus dan
mendapatkan nilai rata-rata tertinggi yang sama, maka atas
persetujuan Pengawas Pelaksana Ujian, Panitia Peneliti dan Penguji
mengadakan ujian ulang bagi peserta calon yang memiliki nilai yang
sama.

Pasal 18

(1) Selambat-Iambatnya 7 (tujuh) hari setelah dilaksanakannya ujian calon


perangkat Desa lainnya, Panitia Peneliti dan Penguji menyampaikan
laporan hasil pelaksanaan ujian calon perangkat desa lainnya kepada
Kepala Desa ;
(2) Selambat-Iambatnya 7 (tujuh) hari setelah menerima laporan hasil
pelaksanaan ujian, Kepala Desa menetapkan Pengangkatan
Perangkat Desa lainnya dengan Keputusan Kepala Desa.
BAB IV
PENETAPAN DAN PELANTIKAN PERANGKAT DESA

Pasal 19

(1) Penetapan Sekretaris Desa dilakukan oleh Sekretaris Daerah atas


nama Kepala Daerah ;
(2) Sebelum memangku jabatan, Sekretaris Desa diambil sumpah/janji
jabatan dan dilantik oleh Sekretaris Daerah.

Pasal 20

(1) Kepala Desa menetapkan Keputusan Kepala Desa ten tang


Pengangkatan Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal4 ayat (1) ;
(2) Sebelum memangku jabatan, Perangkat Desa lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilantik- dan diambil sumpah/janji jabatan oleh
Kepala Desa.

Pasal 21

(1) Pengambilan sumpah/janji dan pelantikan Perangkat Desa


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dan Pasal 20, dilaksanakan di
Pusat Pemerintahan Desa yang bersangkutan, atau di Pusat
Pemerintahan Kecamatan atau di Pusat Pemerintahan Daerah pada
hari kerja ;
(2) Susunan kata-kata sumpah/janji adalah sebagai berikut :
" DEMI ALLAH (TUHAN), SAYA .BERSUMPAH/BERJANJI
BAHWA SAYA AKAN MEMENUHI KEWAJIBAN SAYA
SELAKU SEKRETARIS DESA/KEPALA SEKSI/KEPALA
URUSAN/KEPALA DUSUN DENGAN SEBAIK-BAIKNYA,
SEJUJUR-JUJURNYA, DAN SEADIL-ADILNYA ;
BAHWA SAYA AKAN SELALU TAAT DALAM
MENGAMALKAN DAN MEMPERTAHANKAN PANCASILA
SEBAGAI DASAR NEGARA ;
DAN BAHWA SAYA AKAN MENEGAKKAN KEHIDUPAN
DEMOKRASI DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945
SERTA MELAKSANAKAN SEGALA PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN SELURUS-
LURUSNYA YANG BERLAKU BAGI DESA, DAERAH DAN
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA "
Pasal 22

(1) Pengambilan sumpah/janji jabatan dan pelantikan perangkat desa


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dihadiri oleh anggota
BPD, perangkat desa dan masyarakat desa setempat ;
(2) Pengambilan sumpah/janji dan pelantikan perangkat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1), dilaksanakan dalam bentuk
upacara Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Perangkat Desa ;
(3) Urutan acara untuk upacara Pengambilan Sumpah/janji dan
Pelantikan Perangkat Desa adalah :
a. Pembukaan;
b. Pembacaan Keputusan Kepala Daerah untuk jabatan Sekretaris
Desa dan Keputusan Kepala Desa untuk jabatan Perangkat
Desa lainnya ;
c. Pengambilan sumpah/janji jabatan Sekretaris Desa oleh Kepala
Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dan Perangkat Desa lainnya
oleh Kepala Desa ;
d. Pelantikan Sekretaris Desa oleh Kepala Daerah atau Pejabat
yang ditunjuk dan Perangkat lainnya oleh Kepala Desa ;
e. Penandatanganan Berita Acara Pengambilan sumpah dan
Pelantikan Perangkat Desa ;
f. Sambutan Kepala Daerah atau Kepala Desa ;
g. Do'a, dan
h. Penutup.

BAB V
MASA JABATAN PERANGKAT DESA

Pasal 23

(1) Masa jabatan Sekretaris Desa didasarkan pada penilaian atas prestasi
kerja yang dimiliki oleh PNS yang bersangkutan ;
(2) Masa jabatan Perangkat Desa lainnya dibatasi usia sampai dengan 60
(enam puluh) tahun

BAB VI
BIAYA PROSES PENGISIAN PERANGKAT DESA LAINNYA

Pasal 24

Besarnya biaya proses pengisian Perangkat Desa lainnya dibebankan


pada APB Desa.
BAB VII
PEMBERHENTIAN DAN PEMBERHENTIAN SEMENTARA
PERANGKAT DESA

Bagian Kesatu
Sekretaris Desa

Pasal 25

(1) Sekretaris Desa berhenti karena :


a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri;
c. diberhentikan.
(2) Sekretaris Desa, diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, karena :
a. berakhir masa jabatannya ;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai perangkat desa ;
d. dinyatakan melanggar sumpah/janji perangkat desa ;
e. tidak melaksanakan kewajiban sebagai perangkat desa;
dan/atau
f. melanggar larangan bagi perangkat Desa.

Pasal 26

(1) Pemberhentian Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal


25, ditetapkan oleh Sekretaris Daerah atas nama Kepala Daerah ;
(2) Pemberhentian Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), diusulkan oleh Kepala Desa dengan persetujuan BPD.

Pasal 27

(1) Sekretaris desa dikenakan tindakan administrasi berupa teguran oleh


Kepala Desa apabila :
a. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan selama 6
(enam) bulan;
b. tidak lagi memenuhi syarat sebagai perangkat desa ;
c. dinyatakan melanggar sumpah/janji perangkat desa ;
d. tidak melaksanakan kewajiban sebagai perangkat desa ;
dan/atau
e. melanggar larangan bagi perangkat desa.
(2) Dalam hal tindakan administrasi berupa teguran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), telah diberikan 3 (tiga) kali secara berturut-
turut dalam tenggang waktu masing-masing 1 (satu) bulan tidak
diindahkan, maka atas pesetujuan BPD, Kepala Desa menetapkan
usulan pemberhentian Sekretaris Desa kepada Kepala Daerah.

Pasal 28

(1) Sekretaris Desa dapat diberhentikan semen tara oleh Sekretaris


Daerah atas nama Kepala tanpa melalui usulan Kepala Desa
apabila dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan
pengadilan yang belum memperoleh kekuatan hukum tetap ;
(2) Sekretaris Desa diberhentikan oleh Sekretaris Daerah atas nama
Kepala Daerahi tanpa melalui usulan Kepala Desa apabila terbukti
melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.

Pasal 29

Sekretaris Desa diberhentikan sementara oleh Sekretaris Daerah atas


nama Kepala Daerah tanpa melalui usulan Kepala Desa karena
berstatus sebagai tersangka melakukan tindak pidana korupsi, tindak
pidana terorisme, makar dan atau tindak pidana terhadap keamanan
negara.

Pasal 30

(1) Sekretaris Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 30, setelah melalui
proses peradilan, ternyata terbukti tidak bersalah berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkan putusan
pengadilan, Kepala Daerah harus merehabilitasi dan/atau
mengaktifkan kembali Sekretaris Desa yang bersangkutan sampai
dengan akhir masa jabatan ;
(2) Dalam hal Sekretaris Desa yang diberhentikan semen tara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), telah berakhir masa
jabatannya Kepala Daerah hanya merehabilitasi Sekretaris Desa
yang bersangkutan.

Bagian Kedua
Perangkat Desa lainnya

Pasal 31

(1) Perangkat Desa lainnya berhenti karena :


a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri; c. diberhentikan.
(2) Perangkat Desa lainnya diberhentikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c, karena :
a. berakhir masa jabatannya ;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai perangkat desa lainnya ;
d. dinyatakan melanggar sumpah/janji perangkat desa lainnya ;
e. tidak melaksanakan kewajiban sebagai perangkat desa lainnya;
dan/atau
f. melanggar larangan bagi perangkat Desa lainnya ;
(3) Perangkat Desa lainnya yang mejakukan pelanggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f dikenakan tindakan
administrasi berupa teguran oleh Kepala Desa ;
(4) Dalam hal tindakan administrasi berupa teguran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), telah diberikan 3 (tiga) kali secara berturut-
turut dalam tenggang waktu masing-masing 1 (satu) bulan tidak
diindahkan, maka atas pesetujuan BPD, Kepala Desa menetapkan
pemberhentian.

Pasal 32

(1) Perangkat Desa lainnya dapat diberhentikan sementara oleh


Kepala Desa atas persetujuan BPD apabila dinyatakan melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang belum
memperoleh kekuatan hukum tetap ;
(2) Perangkat Desa lainnya diberhentikan oleh Kepala Desa dengan
persetujuan BPD apabila terbukti melakukan tindak pidana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 33

Perangkat Desa lainnya diberhentikan sementara oleh Kepala Desa atas


persetujuan BPD karena berstatus sebagai tersangka melakukan tindak
pidana korupsi, tindak pidana terorisme, makar dan atau tindak pidana
terhadap keamanan negara.

Pasal 34

(1) Perangkat Desa lainnya yang diberhentikan sementara


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, setelah melalui proses
peradilan, ternyata terbukti tidak bersalah berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, paling
lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkan putusan pengadilan,
Kepala Desa harus merehabilitasi dan/atau mengaktifkan kembali
sampai dengan akhir masa jabatan ;
(2) Dalam hal Kepala Perangkat Desa lainnya yang diberhentikan
sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), telah berakhir
masa jabatannya, Kepala Desa hanya merehabilitasi yang
bersangkutan.

BAB VIII
LARANGAN PERANGKAT DESA

Pasal 35

Perangkat Desa dilarang :


a Menjadi pengurus partai politik ;
b Merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota Badan
Permusyawaratan Desa, dan lembaga kemasyarakatan di desa
yang bersangkutan ;
c Merangkap jabatan sebagai anggota DPRD ;
d Terlibat dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan presiden,
pemilihan Kepala Daerah dan pemilihan Kepala Desa.
e Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok
masyarakat, dan mendiskriminasikan warga atau golongan
masyarakat lain;
f Melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang, barang
dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan
atau tindakan yang dilakukan ;
g. Menyalahgunakan wewenang ;
h. Melanggar sumpah/janji jabatan.

BAB IX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 36

(1) Pembinaan dan Pengawasan terhadap pelaksanaanpengisian


lowongan jabatan perangkat desa dilakukan oleh Kepala Daerah
atau pejabat yang ditunjuk ;
(2) Kepala Desa dan Ketua BPD mempunyai kewajiban untuk
mengawasi pelaksanaan pengisian lowongan jabatan Perangkat
Desa dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Daerah melalui
Camat.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 37

(1) Sekretaris Desa yang ada selama ini yang bukan Pegawai Negeri
Sipil secara bertahap diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah tersendiri ;
(2) Perangkat Desa yang ada pada saat mulai berlakunya Peraturan
Daerah ini, tetap menjalankan tugas sampai habis masa jabatannya,
kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi.
BAB XII
KETENTUANPENUTUP

Pasal 38

(1) Semua Peraturan Desa yang berkaitan dengan tata cara


pencalonan, pengangkatan, pelantikan dan pemberhentian
Perangkat Desa, wajib mendasarkan dan menyesuaikan
pengaturannya pada Peraturan Daerah ini ;
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh
Kepala Daerah.

Pasal 39

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Peraturan Daerah Nomor 33


Tahun 2000 tentang Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan, Pemilihan,
Pelantikan dan Pemberhentian Perangkat Desa dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

Pasal 40

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan menempatkannya
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lamongan.

Ditetapkan di : Lamongan
Pada tanggal : 14 Agustus 2006

BUPATI LAMONGAN
Ttd,
MASFUK
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN
NOMOR : 12 Tahun 2006

TENTANG

TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN


PEMBERHENTIAN PERANGKA T DESA

I. PENJELASAN UMUM.

Bahwa dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 33 Tahun 2000
tentang Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian
Perangkat Desa yang pembentukannya didasarkan pada ketentuan Pasal 111 Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 26 Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai
Desa perlu dilakukan peninjauan kembali.
Selanjutnya untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2005 tentang Desa, maka guna mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa agar
berdaya guna dan berhasil guna serta dalam rangka mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat dipandang perlu menetapkan Tata cara Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan
dan Pemberhentian Perangkat Desa dalam Peraturan Daerah.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1 : Pasal ini dimaksudkan untuk menyamakan pengertian atau


menyamakan arti dalam penggunaan beberapa istilah yang
dipergunakan dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 2 : Cukup jelas.

Pasal 3 ayat (2) : Pengisian Sekretaris Desa dilakukan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 4 sId 8 : Cukup jelas.

Pasal 9 ayat (1) huruf a : Yang dimaksud dengan bertaqwa dalam ketentuan ini adalah
taat menjalankan kewajiban agamanya.
huruf b : Yang dimaksud dengan setia adalah tidak pernah terlibat
gerakan sparatis, tidak pernah melakukan gerakan secara
inkonstitusional atau dengan kekerasan untuk mengubah
Dasar Negara serta tidak pernah melanggar Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sedangkan
yang dimaksud dengan setiap kepada pemerintah adalah
yang mengakui pemerintahan yang sah menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
huruf c : Yang dimaksud dengan berpendidikan paling rendah tamat
sekolah lanjutan tingkat pertama dan/atau sederajat adalah
termasuk Kejar Paket B dan C.

Pasal10 sId 40 : Cukup jelas.

Anda mungkin juga menyukai