Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahhirrabil a’lamin puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat


Allah SWT, serta shalawat dan salam saya junjungkan kepada nabi besar
Muhammad SAW karena berkat rahmat dan hidayahnya saya dapat
menyelesaikan pembuatan laporan akhir tentang Analisis Fragmentasi Hasil
Peledakan ini.
Saya ucapkan juga terima kasih kepada orang tua saya yang senantiasa
selalu mendukung dan mendoakan saya sehingga saya mampu menyelesaikan
setiap permasalahan, saya ucapkan juga terimakasih kepada asisten
Laboratorium Tambang yang telah membimbing saya selama proses pembuatan
laporan ini, serta saya ucapkan juga terimakasih kepada teman-teman saya yang
telah memberikan inspirasi dalam pembuatan laporan ini.
Semoga laporan ini bisa bermanfaat untuk semua orang dan bisa
menunjang pengetahuan tentang Fragmentasi Hasil Peledakan untuk mahasiswa
lain. Penulis mengucapkan terimakasih banyak untuk semuanya dan mohon
maaf jika ada kesalahan kata ataupun informasi yang tercantum dalam laporan
ini. Karena penulis tidak luput dari kesalahan karena kesempurnaan hanya milik
Allah SWT.

Bandung, 30 November 2016

Abdillah Fikri

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1 Latar Belakang..............................................................................3
1.2 Maksud dan Tujuan.......................................................................3
1.2.1 Maksud..............................................................................3
1.2.2 Tujuan................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................3
2.1 Fragmentasi Batuan......................................................................3
2.2 Ukuran Fragmen Batuan...............................................................3
2.3 Mekanisme Fragmentasi Batuan...................................................3
2.4 Model Perkiraan Ukuran Fragmentasi...........................................3
2.5 Perhitungan Fragmentasi Hasil Peledakan....................................4
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN.................................................................6
3.1 Tugas............................................................................................6
3.2 Pembahasan.................................................................................8
BAB IV ANALISA...............................................................................................15
BAB V KESIMPULAN........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada kegiatan peledakan, terdapat beberapa perancangan peledakan


yang harus dilakukan agar kegiatan peledakan dapat berlangsung dengan baik
dan sesuai kebutuhan. Perancangan ini dilakukan untuk untuk mendapatkan
hasil peledakan yang sesuai dengan kebutuhan, misalnya fragmentasi hasil
peledakan. Fragmentasi hasil peledakan ini sangat dipengaruhi oleh arah
pengeboran, pola pengeboran serta jenis bahan peledak yang dipakai. Sehingga
analisis terhadap fragmentasi hasil peledakan sangat penting untuk dilakukan
sebelum dilakukannya kegiatan peledakan agar fragmentasi yang dihasilkan
sesuai keinginan.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari praktikum kali ini adalah agar praktikan dapat menganalisis
fragmentasi hasil peledakan dari suatu kegiatan peledakan.
1.2.2 Tujuan

 Mengetahui dan memahami fragmentasi hasil peledakan


 Mengetahui metode perhitungan prediksi fragmentasi secara teoritis
 Mengetahui pengambilan dan pengolahan data fragmentasi batuan dari
hasil peledakan secara aktual dan teoritis

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Fragmentasi Batuan

Fragmentasi batuan merupakan ukuran setiap bongkah batuan hasil


peledakan. Ukuran fragmentasi direncanakan sesuai kebutuhan pada proses
selanjutnya, misalnya untuk ukuran fragmentasi yang besar biasanya digunakan
sebagai penghalang di tepi jalan tambang, namun biasanya faragmentasi yang
umum diinginkan adalah berukuran kecil sebab penangannanya lebih mudah.
Tingkat fragmentasi batuan hasil peledakan merupakan salah satu parameter
untuk menilai keberhasilan dari suatu kegiatan peledakan yaitu dari tingkat
keseragaman fragmen batuan hasil peledakan.

2.2 Ukuran Fragmen Batuan

Ukuran fragmen batuan merupakan salah satu parameter yang


mempengaruhi efisiensi alat muat, alat gali dan proses selanjutnya. Material yang
terlalu besar membutuhkan proses secondary blasting sedangkan material yang
terlalu halus dapat menyebabkan mudahnya pengaliran material tanpa harus
melewati proses crushing sehingga menyebabkan choke pada secondary sircut
yang mempengaruhi keekonomisan pada efisiensi processing. Ukuran
fragmentasi diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu:
1. Oversize, merupakan ukuran-ukuran batuan yang relatif besar (melebihi
standart yang ditentukan) atau sering disebut sebagai boulder yang
membutuhkan pemecahan sekunder sebelum dilakukan penanganan
selanjutnya. Pada tambang bawah tanah ukuran boulder adalah lebih dari
300 mm dan pada tambang terbuka ukuran boulder adalah lebih besar
dari 100 mm.
2. Fine, merupakan ukurna partikel yang sulit ditangani dengan proses kimia
misalnya menggunakan proses flotasi.
3. Medium, merupakan ukuran fragmentasi yang signifikan bernilai
ekobomis, namun tidak terlalu penting sebagai syarat fragmentasi.

2
3

Fragmentasi batuan yang terbentuk dari hasil suatu kegiatan peledakan


dapat berasal dari:
1. Pecahan yang terbentuk dari rekahan batuan yang disebabkan oleh
proses detonasi bahan peledak
2. Rekahan atau blok batuan yang terdorong oleh energy peledakan
3. Kombinasi dari rekahan akibat kegiatan peledakan dan rekahan alami

2.3 Mekanisme Fragmentasi Batuan

Beberapa proses dalam mekanisme fragmentasi batuan adalah sebagai


berikut:
1. Gelombang tekan dan tekanan gas berpern penting dalam fragmentasi
batuan akibat peledakan
2. Pembentukan rekahan radial pada dinding lubang ledak merupakan
pengkondisian awal akibat gelombang tekan
3. Pengembangan gas dari detonator bahan peledak menekan rekahan
radial untuk terus berekspansi
4. Dalam kondisi tegang rekahan yang ada akan terus berkembang.

2.4 Model Perkiraan Ukuran Fragmentasi

Tingkat fragmentasi batuan yang diinginkan dapat diperoleh dari


percobaan di lapangan dengan mengevaluasi terhadap perubahan variable-
variabel peledakan, seperti sifat-sifat batuan, pola peledakan dan jumlah
pengisian bahan peledak.
Sebuah model yang banyak digunakan oleh para ahli untuk
memperkirakan fragmentasi hasil peledakan adalah model Kum-Ram. Kuznetsov
(1973) telah melakukan penelitian untuk mengukur fragmentasi batuan hasil
peledakan dengan menggunakan TNT yang dikenal sebagai persamaan
Kuznetsov:

Vo 0,8 1/6
X=A( ) Q
q

Dimana: X = Rata-rata ukuran fragmentasi (cm)


A = Faktor batuan
4

1 : lunak
7 : Agak lunak
10 : Keras dengan banyak rekahan
13 : Keras dengan sedikit rekahan
Vo = Volume batuan (m3)
Q = Jumlah bahan peledak (kg)
Cunningham (1987) memodifikasi persamaan Kuznetsov untuk bahan
peledak ANFO menjadi:

115 19/30
Xm = A (PF)-0,8 Qe1/6 ( )
E

Dimana: Xm = Rata-rata ukuran fragmentasi (cm)


A = Faktor batuan
1 : lunak
7 : Agak lunak
10 : Keras dengan banyak rekahan
13 : Keras dengan sedikit rekahan
Qe = Massa bahan peledak per lubang ledak (kg)
PF = Powder factor (kg/m3)
E = Relative Weight Strength (RWS) bahan peledak
ANFO = 100
TNT = 115

2.5 Perhitungan Fragmentasi Hasil Peledakan

Banyak teknik yang dapat yang dapat dilakukan untuk pengukuran


fragmentasi batuan hasil peledakan di lapangan. Salah satunya adalah teknik
yang paling mudah dilakukan yaitu dengan cara membuat daerah pengamatan
dengan membentangkan tali berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10 m x 10
m, kemudian ditung fragmentasi batuan setiap jarak 1 m. namun metode ini
benyak memiliki kelemahan seperti pengamatan dan pengukuran distribusi
fragmnetasi di lapangan hanya dilakukan pada bagian atas dari tumpukan
batuan sedangkan bagian bawah tumpukan batuan sulit untuk diamati, sehingga
5

hasil pengamatannya kurang representatif. Namun teknik ini secara hasil masih
cukup baik untuk digunakan.
Perhitungan fragmentasi hasil peledakan dapat dilakukan seperti
diagram alir berikut ini:

Mengamati daerah peledakan

Menentukan selang fragmentasi standard <20 cm, 21-40 cm, 41-60


cm, 61-80 cm, >80 cm

Membagi daerah pengamatan dengan membentuk


kotak bujur sangkar berukuran
10 m x 10 m

Bentang tali pada kotak tersebut tiap jarak 1 m lalu


hitung jumlah fragmentasinya

Hitung persentase fragmentasi pada setiap kotak

Hitung persentase fragmentasi pada daerah


pengamatan dengan membagi jumlah persentase
fragmentasi pada setiap kotak dengan jumlah kotak
yang diambil

Gambar 2.1
Diagram Alir Cara Perhitungan Fragmentasi
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
PT UUS merupakan salah satu perusahaan tambang andesit di Jawa
Barat yang diketahui memiliki banyak rekahan, jarak antar kekar 0,1 m – 1 m dan
kekerasan 6 (Skala mohs) dengan spesifikasi batuannya dengan nilai SGr 2,55
gr/cc dan SGrstd 2,7 gr/cc. Perusahaan ini menggunakan metode peledakan
dalam penmbongkaran/penggaliannya dengan menggunakan ANFO sebagai
bahan peledak utamanya yang memiliki spesifikasi SGe 0,85 ton/m3, SGestd
0,85 gr/cc, VOD 11803 fps dan VODstd 12000 fps. Geometri peledakan yang
digunakan perusahaan tersebut adalah sbb:
Burden (B) =3m
Spasi (S) = 3,5 m
Kedalaman (H) = 12 m
Diameter (De) = 3 inch
Stemming (T) =3m
Tinggi Jenjang (L) = 12 m
Subdrilling (J) =0m
Jika dalam perhitungan di lapangan didapatkan hasil pengambilan data
distribusi ukuran fragmentasi hasil peledakan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Hasil Pengamatan Lapangan Fragmentasi Blok 1
Section
Ukuran (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
<20 8 7 6 5 7 6 8 7 6 10
21-40 15 20 14 22 21 24 15 23 6 12
41-60 8 5 5 4 4 8 5 6 5 4
61-80 9 5 7 7 8 4 4 5 4 5
>80 3 4 3 2 3 2 2 2 3 3
Sumber: Asistensi Shift II, Peledakan, 2016

6
7

Tabel 3.2
Hasil Pengamatan Lapangan Fragmentasi Blok 2
Section
Ukuran (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
<20 9 10 8 7 7 5 7 6 8 8
21-40 25 22 30 18 20 20 21 18 19 19
41-60 7 6 6 5 3 7 5 6 6 5
61-80 7 4 8 9 5 6 6 7 5 7
>80 1 1 2 1 3 1 1 2 1 1
Sumber: Asistensi Shift II, Peledakan, 2016
Tabel 3.3
Hasil Pengamatan Lapangan Fragmentasi Blok 3
Section
Ukuran (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
<20 12 15 20 14 14 12 15 17 17 15
21-40 22 22 25 17 19 19 20 23 19 24
41-60 8 5 5 4 4 7 6 6 4 4
61-80 9 5 7 6 5 4 4 6 4 5
>80 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1
Sumber: Asistensi Shift II, Peledakan, 2016
Tabel 3.4
Hasil Pengamatan Lapangan Fragmentasi Blok 4
Section
Ukuran (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
<20 25 18 17 17 16 19 19 16 16 15
21-40 21 20 22 24 28 25 25 24 26 25
41-60 10 12 8 7 9 9 7 7 6 7
61-80 7 5 5 6 3 6 7 8 7 7
>80 1 3 2 1 1 1 3 1 1 1
Sumber: Asistensi Shift II, Peledakan, 2016
Tabel 3.5
Hasil Pengamatan Lapangan Fragmentasi Blok 5
Section
Ukuran (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
<20 15 15 13 16 18 12 12 14 15 15
21-40 21 22 22 21 21 22 21 24 27 25
41-60 15 14 14 14 14 14 16 14 15 18
61-80 10 9 9 9 8 8 9 9 8 8
>80 2 2 5 1 2 1 3 1 3 1
Sumber: Asistensi Shift II, Peledakan, 2016

1. Hitung geometri peledakan perusahaan tersebut secara teoritis (R.L Ash


dan C.J Konya)
8

2. Analisa mengapa perusahaan tersebut lebih menggunakan geometri


peledakan actual
3. Hitung perkiraan fragmentasi yang akan didapat dari masing-masing
metode geometri peledakan (aktual, R.L Ash dan C.J Konya) jika
diketahui A=10
4. Hitung dristibusi fragmentasi hasil peledakan di lapangan
5. Jika ukuran mulut jaw crusher hanya berukuran 80 cm, berapa
presentase batuan yang dapat masuk
(Note: KBstd = 30 ; KSstd = 1,5 ; KTstd = 0,8 ; KJstd =0,3)

3.2 Pembahasan
1. Dari hasil perhitungan dapat diketahui geometri peledakan secara teoritis
dan actual adalah:
Tabel 3.6
Data Geometri Peledakan
Geometri R.L Ash C.J Konya Aktual
Burden (m) 2,285 1,97 3
Spasi (m) 1,4994 2,759 3,5
Subdrilling (m) 0,685 0,788 0
Stemming (m) 1,827 1,97 3
Powder Column (m) 10,858 10,818 9
Loading Density (kg/m) 3,74 3,74 3,89
Berat Handak (kg) 40,609 40,46 35,01
Volume (m3) 93,941 65,199 126
Tonase (ton) 239,549 166,258 321,3
Powder Factor (kg/m3) 0,432 0,62 0,28
X (cm) 36,26 27,14
21-40
Xm (cm) 23,72 17,76

Konya:
1) Burden (B)

B= 3,15 x De x

3 SGe
SGr

B= 3,15 x 3 inch x

3 0,82
2,55
B= 6,47 ft ≈ 1,97 meter
2) Spacing (S), menggunakan L > 4B
9

S= 1,4 x B
S= 1,4 x 1,97 m = 2,75 meter
3) Subdrilling (J)
J= Kj x B
J= 0,4 x 1,97 m = 0,788 meter
4) Stemming (T), T = B sebab andesit tergolong batuan keras
T= 1,97 meter
5) Powder Coloumn (PC)
PC= L + T + J
PC= 12 m + 0,788 m – 1,97 m
PC= 10,81 meter
6) Loading Density (LD)
LD= 0,508 x De2 x ρe
LD= 0,508 x 32 x 0,82
LD= 3,74 Kg/m
7) W
W= LD x PC
W= 3,74 Kg/m x 10,81 m
W= 40,42 Kg
8) Volume
V= B x S x L
V= 1,97 m x 2,758 m x 12 m
V= 65,01 m3
9) Tonase
= Volume x ρr
= 65,199 m3 x 2,55 ton/m3
=165,77 ton
10) Powder Factor (PF)
W 40,46 Kg
PF= = = 0,62 Kg/m3
V 65,199 m3
R.L Ash:
1) Burden (B)

AF1 =

3 SGe x VODhandak 2
SGestd x VODstd2
=

3 0,82 x 118032
0,85 x 120002
= 0,98
10

AF2 =

3 ρ r std
ρr
=

3 2,7
2,55
= 1,019

B = Kbstd x AF1 x AF2x De


= 30 x 0,97 x 1,019 x 3 = 7,4 ft
= 2,26 m
2) Spacing (S)
S= Kskor x B
S= Ks std x AF1 x AF2 x B
S= 1,5 x 0,98 x 1,02 x 2,285 m
S= 3,35 meter
3) Subdrilling (J)
J= Kjkor x B
J= Kj std x AF1 x AF2 x B
J= 0,3 x 0,98 x 1,02 x 2,285 m
J= 0,67 meter
4) Stemming (T)
T= Ktkor x B
T= Kt std x AF1 x AF2 x B
T= 0,8 x 0,98 x 1,02 x 2,285
T= 1,78 meter
5) Powder Coloumn (PC)
PC= L + J – T
PC= 12 + 0,685 – 1,827
PC= 10,89 meter
6) Loading Density (LD)
LD= 0,508 x De2 x ρe
LD= 0,508 x 32 x 0,82
LD= 3,74 Kg/m
7) W
W= LD x PC
W= 3,74 Kg/m x 10,89 m
W= 40,72 Kg
8) Volume
V= B x S x L
11

V= 2,285 m x 3,426 m x 12 m
V= 90,85 m3
9) Tonase
= Volume x ρr
= 93,941 m3 x 2,55 ton/m3 = 231,66 ton
10) Powder Factor (PF)
W 40, 72 Kg
PF= = = 0,44 Kg/m3
V 90,85 m3

2. Penggunaan geometri aktual dipilih oleh perusahaan dikarenakan lebih


menguntungkan dibandingkan dengan geometri secara teoritis. Hal ini
dapat dilihat dari beberapa parameter yaitu, nilai PF dan berat handak
pada geometri aktual lebih kecil dari pada teoritis. Sehingga pada
geometri aktual lebih hemat dalam penggunaan bahan peledak dan biaya
yang dikeluarkan lebih murah. Dilihat dari hasil volume peledakannya
pada geometri aktual menghasilkan lebih banyak volume dari pada
geometri teoritis. Sehingga dapat mempercepat waktu proses peledakan
andesit di perusahaan tambang tersebut. Meskipun fragmentasi hasil
peledakan geometri aktual dengan teoritis relatif sama ukurannya, akan
tetapi berdasarkan penjelasan diatas geometeri aktual lebih ekonomis
dalam segi biaya dan lebih efisien dalam segi waktu proses
peledakannya.

3. Perdiksi fragmentasi:
 Blasting Indesks = 0,5 x (RMD + JPS + JPO + SGI + H)
= 0,5 x (20 + 20 + 40 +13,5 + 6)
BI = 49,875
 Rock factor (RF) = 0,12 x BI
= 0,12 x 49,875 = 5,985
a. R.L Ash
 Kuznetsov

Vo 0,8 1/6 90,85 0,8


X=A( ) Q = 10 ( ) 43,291/6 = 35,246 cm
q 40,72
 Cunningham
12

115 19/30
Xm = A (PF)-0,8 Qe1/6 ( )
E
115 19/30
= 10 (0,27)-0,8 40,721/6 ( )
110
= 23,390 cm
b. C.J Konya
 Kuznetsov

Vo 0,8 1/6 65,01 0,8


X=A( ) Q = 10 ( ) 40,211/6 = 27,094 cm
q 40,42
 Cunningham
115 19/30
Xm = A (PF)-0,8 Qe1/6 ( )
E
115 19/30
= 10 (0,621)-0,8 40,42/6 ( )
110
= 17,756 cm
c. Aktual
 Kuznetsov

Vo 0,8 1/6 126


X=A( ) Q = 10 ( )0,8 33,741/6 = 51,57 cm
q 33,74
 Cunningham
115 19/30
Xm = A (PF)-0,8 Qe1/6 ( )
E
115 19/30
= 10 (0,26)-0,8 33,741/6 ( )
110
= 33,805 cm
Tabel 3.7
Perbandingan Metode Prediksi Fragmentasi
Metode Kuznetsov Cunningham
C.J. Konya 27,094 17,756
R. L. Ash 35,246 23,390
Aktual 51,57 33,805
Sumber: Asistensi Shift II, Peledakan, 2016

4. Distribusi fragmentasi hasil peledakan di lapangan


Tabel 3.8
DIstribusi Fragmentasi Blok 1
Ukuran (cm) Section Jumlah (%)
13

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
<20 8 7 6 5 7 6 8 7 6 10 70 18.373
21-40 15 20 14 22 21 24 15 23 6 12 172 45.144
41-60 8 5 5 4 4 8 5 6 5 4 54 14.173
61-80 9 5 7 7 8 4 4 5 4 5 58 15.223
>80 3 4 3 2 3 2 2 2 3 3 27 7.089
Total 381 100.00
Sumber: Asistensi Shift II, Peledakan, 2016
Tabel 3.9
DIstribusi Fragmentasi Blok 2
Section
Ukuran (cm) Jumlah (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
<20 9 10 8 7 7 5 7 6 8 8 75 17.815
21-40 25 22 30 18 20 20 21 18 19 19 212 50.356
41-60 7 6 6 5 3 7 5 6 6 5 56 13.302
61-80 7 4 8 9 5 6 6 7 5 7 64 15.202
>80 1 1 2 1 3 1 1 2 1 1 14 3.325
Total 421 100.00
Sumber: Asistensi Shift II, Peledakan, 2016
Tabel 3.10
DIstribusi Fragmentasi Blok 3
Section Jumlah (%)
Ukuran (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
<20 12 15 20 14 14 12 15 17 17 15 151 31.393
21-40 22 22 25 17 19 19 20 23 19 24 210 43.659
41-60 8 5 5 4 4 7 6 6 4 4 53 11.019
61-80 9 5 7 6 5 4 4 6 4 5 55 11.435
>80 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 12 2.494
Total 481 100.00
Sumber: Asistensi Shift II, Peledakan, 2016
Tabel 3.11
DIstribusi Fragmentasi Blok 4
Section Jumlah (%)
Ukuran (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
<20 25 18 17 17 16 19 19 16 16 15 178 30.903
21-40 21 20 22 24 28 25 25 24 26 25 240 41.667
41-60 10 12 8 7 9 9 7 7 6 7 82 14.239
61-80 7 5 5 6 3 6 7 8 7 7 61 10.590
>80 1 3 2 1 1 1 3 1 1 1 15 2.604
Total 576 100.00
Sumber: Asistensi Shift II, Peledakan, 2016
Tabel 3.12
DIstribusi Fragmentasi Blok 5
Ukuran (cm) Section Jumlah (%)
14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
<20 15 15 13 16 18 12 12 14 15 15 145 23.189
21-40 21 22 22 21 21 22 21 24 27 25 226 35.987
41-60 15 14 14 14 14 14 16 14 15 18 148 23.567
61-80 10 9 9 9 8 8 9 9 8 8 87 14.012
>80 2 2 5 1 2 1 3 1 3 1 21 3.344
Total 627 100.00
Sumber: Asistensi Shift II, Peledakan, 2016
Tabel 3.13
Persentase Fragmentasi Rata-Rata di Lapangan
No < 20 cm 21-40 cm 41-60 cm 61-80 cm >80 cm
1 18.37 45.14 14.17 15.22 7.09
2 17.81 50.36 13.30 15.20 3.33
3 31.39 43.66 11.02 11.43 2.49
4 30.90 41.67 14.24 10.59 2.60
5 23.13 36.04 23.60 13.88 3.35
Rata-rata 24.32 43.37 15.27 13.27 3.77
Sumber: Asistensi Shift II, Peledakan, 2016

5. Persentase batuan yang dapat masuk jaw crusher:


Fragmentasi ukuran <20 cm, 21-40 cm, 41-60 cm, dan 61-80 cm
= 24,31% + 43,35% + 15,26% + 13,29%
= 96,21%
BAB IV
ANALISA

Salah sati parameter yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu Pada
perhitungan geometri peledakan, PF (Powder factor) menyatakan kekuatan daya
ledak untuk memberai batuan dari bahan peledak pada lubang ledak. Semakin
besar nilai PF maka semakin kuat ledakan yang dihasilkan dan fragmentasi
batuan yang terbentuk semakin baik juga. Berdasarkan geometri aktual, nilai PF
yang didapat adalah 0,26 kg/m3 dan geometri teoritis adalah 0,62 kg/m 3 (Konya)
dan 0,44 kg/m3 (R.L Ash). Namun, geometri aktual cenderung untuk dipilih
meskipun nilai PF aktual lebih kecil dari PF teoritis sebab volume batuan yang
didapat pada geometri aktual lebih besar dari geometri teoritis. Pengaturan
burden dan spacing pada geometri aktual lebih menguntungkan untuk
mendapatkan volume batuan yang besar guna mencapai target produksi
perusahaan. Dengan burden dan spacing aktual yang besar (3 x 3,5 meter),
maka lubang ledak yang dibutuhkan tidak banyak sehingga penggunaan bahan
peledak dan cost peledakan dapat diminimalisir. Berdasarkan geometri
peledakan aktual, didapat perkiraan fragmentasi batuan yang dihasilkan adalah
21-40 cm. Hal tersebut berkaitan dengan banyaknya bahan peledak yang
digunakan pada tiap lubang ledak. Terdapat dua kriteria fragmentasi batuan yang
dianggap baik, yaitu ukuran fragmentasi batuan yang dapat masuk jaw crusher
dan maksimal berukuran bucket alat mekanis. Bila tidak memenuhi dua kriteria
tersebut, maka fragmentasi batuan yang dihasilkan melebihi kriteria yang
ditentukan dan diperlukan proses pengecilan ukuran guna mencapai ukuran
yang ditentukan. Proses pengecilan ukuran tersebut dapat menggunakan
breaker atau secondary blasting dan menyebabkan penambahan dalam cost
peledakan.

12
BAB V
KESIMPULAN

Fragmentasi menyatakan ukuran bongkah hasil kegiatan peledakan


batuan induk. Fragmentasi batuan memiliki ukuran yang beragam, tergantung
dari kebutuhan ukuran bongkah pada proses selanjutnya. Fragmentasi yang baik
dapat menjadi faktor penentu keberhasilan suatu kegiatan peledakan dimana
untuk mendapatkan ukuran yang sesuai kriteria, diperlukan perencanaan
peledakan yang sesuai dengan kebutuhan peledakan.
Fragmentasi hasil peledakan dapat diprediksi melalui perhitungan secara
teoritis. Terdapat tiga variabel yang menentukan ukuran dari fragmentasi batuan,
yaitu sifat batuan, pola peledakan, dan jumlah bahan peledak. Prediksi ukuran
fragmentasi hasil peledakan dapat menggunakan dua model, Kuz-ram yaitu

Vo 0,8 1/6
dengan menggunkana persamaan X = A ( ) Q , dan cara Cunningham
q

115 19/30
dengan persamaan Xm = A (PF)-0,8 Qe1/6 ( ) .
E
Fragmentasi hasil peledakan dapat diprediksi secara teoritis, namun pada
kenyataan perlu diketahui fragmentasi hasil peledakan yang didapat untuk
membandingkan perhitungan secara teoritis terhadap aktual. Untuk menghitung
fragmentasi hasil peledakan secara aktual, hasil peledakan ditempatkan pada
tempat berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10x10 meter. Fragmentasi hasil
peledakan dihitung tiap jarak 1 meter untuk kemudian dihitung fragmentasi total
yang didapat. Hasil tersebut kemudian digunakan untuk perhitungan persen
fragmentasi pada daerah pengamatan.
Berdasarkan studi kasus yang ada, fragmentasi aktual 21-40 cm
menghasilkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan fragmentasi teoritis
26-37 cm (Kuz-ram) dan 16-24 cm (Cunningham). Hal tersebut berhubungan
dengan geometri peledakan yang digunakan. Semakin banyak bahan peledak
yang digunakan maka fragmentasi batuan semakin kecil dan begitu pula
sebaliknya

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad Deni, Suwandi. 2013. “Ukuran Fragmentasi pada Hasil


Peledakan”. redgenmining.blogspot.co.id. Diakses pada 30
November 2016. Pukul 19.00 WIB.

2. Shoope, Kaisan. 2014. “Analisis Fragmentasi Batuan Hasil Peledakan”.


dokumen.tips. Diakses pada 30 November 2016. Pukul 20.56
WIB.

3. Staff Asisten Laboratorium Tambang. 2016. “ Diktat Penuntun Praktikum


Teknik Peledakan”. Bandung: Universitas Islam Bandung.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai