BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penyakit infeksi cacing masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, terutama
infeksi cacing usus. Cacing usus umumnya termasuk golongan nematoda dan
penularannya dengan perantaraan tanah (STH/Soil Transmitted Helminths). Cacing usus
golongan STH yang masih menjadi persoalan kesehatan masyarakat di Indonesia yaitu
Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus dan Ancylostoma
duodenale.1
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kecacingan antara lain :
faktor sosial ekonomi, status gizi, penataan kesehatan lingkungan, higenitas, sanitasi
serta pendidikan dan perilaku individu.2 Dalam penelitiannya di Penang, Malaysia,
Abdul Rahman melaporkan bahwa tingginya transmisi infeksi cacing usus dari tanah ke
manusia bergantung pada faktor yang lebih bersifat sosio ekonomi, misalnya kepadatan
penduduk, buta huruf, sanitasi yang buruk dan beberapa kebiasaan yang berhubungan
dengan kebudayaan masyarakat.3 Pada suatu penelitian di Ethiopia sosial ekonomi yang
rendah dan sanitasi yang jelek merupakan penyebab utama infeksi cacing usus.4
Prevalensi dan intensitas tertinggi didapatkan di kalangan anak usia sekolah dasar.5
Pemantauan secara terus menerus pada kelompok anak usia sekolah dasar di Jakarta
menunjukkan tingginya prevalensi cacingan pada kelompok ini, yang rata-ratanya
mencapai 60-70 %.6
Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan berupaya untuk menurunkan
prevalensi kecacingan melalui program Pengendalian Penyakit Cacingan yang salah satu
tujuan khususnya menurunkan prevalensi kecacingan hingga berada pada nagka dibawah
10% pada tahun 2013. Dengan menurunnya prevalesi kecacingan ini diharapkan dapat
menunjang peningkatan mutu sumber daya manusia guna mewujudkan Indonesia yang
sehat.1
Dari uraian di atas, kita lihat bahwa faktor sosial ekonomi menjadi salah satu faktor
terjadinya kecacingan, oleh karena itu dirasa perlu diadakannya penelitian tentang
hubungan antara status sosial ekonomi dengan infeksi cacing Soil Transmitted Helminths
di SDN Cawang 08 Pagi Kecamatan Kramat Jati.
1
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Untuk mengetahui infeksi Soil Transmitted Helmiths pada siswa SDN 08 Pagi
Kecamatan Kramat Jati.
1.3.2. Untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi dengan infeksi Soil
Transmitted Helminths yang terjadi di SDN Cawang 08 Pagi Kecamatan Kramat
Jati.
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat bagi peneliti
1.4.1.1. Sebagai sarana bagi peneiti untuk mengaplikasikan teori yang telah
dipelajari pada blok 12 Metodologi penelitian Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia dan juga menambah pengetahuan tentang
hubungan antara status sosial ekonomi dengan infeksi Soil Transmitted
Helminths di SDN Cawang 08 Pagi Kecamatan Kramat Jati.
1.4.2. Manfaat bagi masyarakat
1.4.2.1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat luas, khususnya
masyarakat Kecamatan Kramat Jati mengenai faktor dan dampak yang
dapat disebabkan oleh infeksi Soil Transmitted Helmiths.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Infeksi Kecacingan
Helminthiasis atau kecacingan adalah satu atau lebih cacing parasit usus yang
terdiri dari cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura)
dan cacing tambang ( Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) (WHO 2015).
3
cacing dewasa mengembara ke saluran empedu, apendiks, atau ke bronkus
sehingga kadang-kadang perlu tindakan operatif.
2.1.1.4 Diagnosis
Cara menegakkan diagnosis penyakit adalah dengan pemeriksaan tinja
secara langsung. Adanya telur dalam tinja mematiskan diagnosis askariasis.
Selain itu diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri baik
melalu mulut atau hidung karena muntah maupun melalui tinja.
2.1.1.5 Epidemiologi
Di Indonesia prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak.
Frekuensinya 60-90%. Kurangnya pemakaian jamban keluarga
menimbulkan pencemaran tanah dengan tinja di sekitar halam rumah, di
bawah pohon, di tempat mencuci dan di tempat pembuangan sampah. Di
negara-negara tertentu terdapat kebiasaan memakai tinja sebagai pupuk.
Tanah liat, kelembapan tinggi dan suhu 250 -300 C merupakan kondisi
yang sangat baik untuk berkembangnya telur A. lumbricoides menjadi
bentuk infektif.
4
2.1.2.4 Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur di dalam tinja.
2.1.2.5 Epidemiologi
Faktor penting untuk penyebaran penyakit adalah kontaminasi tanah
dengan tinja. Telur tumbuh di tanah liat, lembab dan teduh dengan suhu
optimum 300 C. Pemakaian tinja sebagai pupuk kebun merupakan sumber
infeksi. Frekuens di Indonesia tinggi. Di beberapa daerah pedesaan di
Indonesia frekuensinya berkisar 30-90%.
5
2.1.3.4 Diagnosis
Diagnosis ditegakan dengan menemukan telur dalam tinja segar.
Dalam tinja yang lama mungkin ditemukan larva. Untuk membedakan
spesies N. americanus dan A. duodenale dapat dilakukan biakan misalnya
dengan cara harada-mori.
2.1.3.5 Epidemiologi
Insidensi tinggi ditemukan pada penduduk di Indonesia, terutama di
daerah pedesaan, khususnya di perkebunan. Seringkali pekerja perkebunan
yang langsung berhubungan dengan tanah mendapat infeksi lebih dari 70%.
Kebiasaan defekasi di tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun
(di berbagai daerah tertentu) penting dalam penyebaran infeksi. Tanah yang
baik untuk pertumbuhan larva ialah tanah gembur (pasir, humus) dengan
suhu optimum untuk N. americanus 280 -320 C, sedangkan untuk A.
duodenale lebih rendah (230 - 250 C). Pada umumnya A. duodenale lebih
kuat. Untuk menghindari infeksi, antara lain dengan memakai sandal atau
sepatu.
6
penduduk di suatu daerah tertentu menyebabkan distribusi kebutuhan
umum pun terbatas, misalnya air bersih. Dan juga penyakit-penyakit
menular bisa menjadi sangat cepat tersebar di wilayah yang penduduknya
padat.
2.2.3.2 Pendidikan
Pendidikan dianggap sebagai faktor penting untuk meningkatkan
kesejahteraan bangsa. endidikan secara umum adalah upaya persuasi atau
pembelajaran yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik
individu, kelompok atau masyarakat sehingga mau melakukan tindakan-
tindakan (praktik) untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah), dan
meningkatkan kesehatannya.
Status gizi
Infeksi Soil Transmitted
Helminths
Status sosial
ekonomi
Keterangan :
: Mempengaruhi
: Variabel yang diamati dalam penelitian (independen dan dependen)
7
2.4 Kerangka Konsep
Variabel Dependen Variabel Independen
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Desain penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan
menggunakan rancangan cross sectional, yaiyu dengan mengkorelasikan faktor resiko
status sosial ekonomi siswa SDN Cawang 08 pagi terhadap terinfeksinya mereka oleh
Soil Transmitted Helminths
9
Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang dibuat menurut
indikator kemiskinan dari BKKBN. Kuesioner dibagikan kepada siswa
bersamaan dengan pembagian bungkusan untuk mengumpulkan tinja.
Oleh siswa, kuesioner diberikan kepada orang tua mereka untuk diisi
sesuai dengan keadaan keluarga mereka yang sebenarnya. Kuesioner
digunakan untuk mengetahui status sosial ekonomi keluarga siswa.
Kuesioner dikumpulkan kembali bersamaan dengan pengumpulan pot
plastik berisi tinja pada hari yang telah ditentukan.
2. Bahan
Sampel feses 10 gr
Eosin 2%
10
3.5.Rencana pengolahan dan analisis data
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan uji statistik menggunakan program SPSS.
3.6.Anggaran dana
Keterangan Jumlah
Pemasukan
Dana mandiri Rp 5.000.000,00
Total masukan -
Pengeluaran
Alat dan bahan pemeriksaan Rp 2.300.000,00
laboratorium
Foto kopi kuesioner Rp 80.000,00
2 lembar x 200 set x Rp 200,00
Transportasi, dll Rp 2.000.0000,00
11
DAFTAR PUSTAKA
Auzi Rt, Oki P, Yulinda F. 2013. Hubungan Kecacingan Dengan Status Gizi Siswa Sekolah
Dasar Di Kecamatan Pelayangan Jambi. Juke Unja.
12
LAMPIRAN :
1. Nama siswa :
2. Kelas :
3. Sekolah :
C. Soal-soal
1. Apakah orangtua anda menempuh pendidikan formal ?
a) ayah dan ibu
b) hanya ayah
c) hanya ibu
d) keduanya tidak berpendidikan formal
13
d) pengurus rumah tangga
14
14.Status rumah yang ditempati bersama keluarga ...
a) rumah sendiri
b) rumah dinas
c) rumah kontrakan
d) menumpang orangtua
15.Status tanah yang dimiliki keluarga (tanah tinggal dan lahan pertanian) ...
a) milik sendiri
b) milik keluarga (belum diwaris)
c) sewa
d) tidak punya
20.Selain listrik dan air beban langganan apa yang di tanggung keluarga ...
a) Internet
b) telepon / tv
c) Koran / majalah
d) tidak ada
15
22.Berapa jumlah alat transportasi bermesin yang dimiliki keluarga ...
a) lebih dari 2
b) 2
c) 1
d) Tidak punya
16