Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

“Pengenalan Cooler Blanket dan Warmer Blanket”

Oleh:

Tingkat 2B

Anisha Rahimi Serli Yusuf

Dwi Rahayu Taufal Hidayat

Revina Agustina

Dosen Pembimbing:

Ns. Yosi Suryarinilsih, M.Kep, Sp.Kep. MB

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2019
Cooler Blanket

A. Pengertian Cooler Blanket


Tindakan keperawatan yang digunakan untuk meredakan perdarahan dengan cara
mengkonstriksi pembuluh darah, meredakan inflamasi dengan vasokonstriksi, dan meredakan
nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja
sebagai pencegah iritasi.
B. Tujuan :
1. Membantu menurunkan suhu tubuh
2. Mengurangi rasa sakit atau nyeri
3. Membantu mengurangi perdarahan
4. Membatasi peradangan
C. Indikasi :
1. Pasien yang suhunya tinggi
2. Pasien perdarahan hebat
3. Pasien yang kesakitan
D. Kontraindikasi :
1. Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena mengurangi aliran ke
luka terbuka
2. Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan lebih lanjut dan
menyebabkan kerusakan jaringan.
3. Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa klien memiliki alergi terhadap
dingin yang dimanisfestasikan dengan respon inflamasi (mis, eritema, hive, bengkak,
nyeri sendi, dan kadang-kadang spasme otot), yang dapat membahayakan jika orang
tersebut hipersensitif.
E. Persiapan Alat :

Alat

1. Bengkok
2. Kantong es
3. Sarung pelindung

Bahan
1. Potongan es secukupnya dalam wadah
2. Kassa gulung
3. Plester
4. Larutan klorin 0,5%

Perlengkapan

1. Baki dan alas


2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas
3. Tempat cuci tangan
4. Sarung tangan
5. Alat tulis dan buku catatan
6. Tempat sampah basah
7. Tempat sampah kering
8. Baskom
F. Prosedur Tindakan
1. Tahap Pra Interaksi
Kaji
1) Kemampuan klien untuk mengenali kapan rasa dapat menyebabkan cedera. Kaji
apaan klien menyadari rasa dingin serta dapat membedakan suhu yang terlalu dingin
untuk jaringan tubuh
2) Tingkat kesadaran dan kondisi fisik umum klien. Klien yang sangat muda, sangat tua,
tidak sadar,atau yang lemah tidak dapat menoleransi dingin dengan baik
3) Area yang dikompres dengan memeriksa :
a. Perubahan integritas kulit, seperti adanya edema, memar, kemerahan, lesi
terbuka, adanya rabas, dan perdarahan.
b. Status sirkulasi (warna, suhu, dan sensasi). Jaringan yang terasa dingin, berwarna
pucat atau kebiruan, dan kurangnya sensasi atau mati rasa mengindikasikan
kerusakan sirkulasi
4) Tingkat ketidaknyamanan dan rentang pergerakan sendi jika spasme otot atau nyeri
sedang dikompres.
5) Denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah. Faktor ini penting dikaji sebelum
kompres diberikan pada area tubuh yang luas
2. Tahap Orientasi
1) Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan.
2) Berikan kesempatan pasien untuk bertanya/
3) Ajak pasien berdoa bersama sebelum melakukan tindakan.

3. Tahap Kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es, potongan es dicelupkan dulu ke dalam air
untuk menghilangkan ujung- ujungnya yang runcing.
3) Isi alat dengan keping es sebanyak stengah hingga dua pertiga kantong.
4) Keluarkan udara yang berlebihan dengan menekuk atau memelintir alat.
5) Pasang tutup kantong atau kolar es dengan kuat, atau buat sebauh simpul pada sarung
tangan di bagian ujung yang terbuka. Hal ini dilakukan untuk mencegah kebocoran
cairan jika es meleleh.
6) Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada kebocoran.
7) Bungkus alat dengan sarung penutup yang lembut, jika alat tersebut belum dibungkus.
8) Pertahankan alat tersebut pada tempatnya dengan menggunakan kasa gulung,
pengikat,atau handuk. Fiksasi dengan plester se suai kebutuhan.
9) Mencuci tangan di bawah ait mengalir.
10) Memasang perlak dan alasnya.
11) Mendekatkan alat dan bahan.
12) Memakai sarung tangan.
13) Memasang kompres pada bagian tubuh yang memerlukan dan hanya pada jangka
waktu yang telah ditentukan guna menghindari efek yang mebahayakan dari kompres
dingin yang berkepanjangan.
14) Mengucap hamdallah dengan pasien dan berpamitan.
15) Membereskan alat- alat.
16) Merendam sarung tangan dalam larutan klorin.
17) Mencuci tangan.

4. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
a. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang telah dilakukan.
b. Mengevaluasi kenyamanan pasien setelah dilakukan tindakan selimut
dingin/cooler blanket.
2) Dokumentasi
a. Mencatat respon klien terhadap pemindahan yang telah dilakukan
b. Mencatat kenyamanan posisi pasien setelah dilakukan pemberian selimut pendingin /
cooler blanket

Warmer Blanket

A. Pengertian

Blanket warmer adalah sistem sekaligus tahan lama terjangkau dirancang untuk
memberikan kehangatan dan kenyamanan bagi mereka yang sakit, memulihkan, atau terluka.
Hal ini sering digunakan oleh para profesional dalam perawatan jangka panjang, EMS ,
Kebakaran dan penyelamatan, dokter hewan, radiologi, rumah sakit, dan oleh militer. Hal ini
portabel, kompak, tahan lama, dipasang ke stop kontak 110 volt, tidak menimbulkan bahaya
listrik atau tersandung seperti selimut listrik tradisional, dan dapat digunakan dengan hampir
semua selimut tanpa hiasan.

B. Manfaat
Ketika pasien tidak dapat menghasilkan cukup panas metabolik untuk menghangatkan
diri maka selimut mungkin hanya apa yang mereka butuhkan. Pasien dingin akan lebih
hangat dengan selimut bahkan meskipun efek termal sebenarnya warmed blanket berlangsung
tidak lebih dari 10 menit. Jelas, selimut tidak mengalihkan signifikan-panas kepada pasien.
Manusia sensitive untuk perpindahan panas melalui kulit, serta suhu, yang dapat menjelaskan
com- forting efek selimut hangat. Dan selimut hangat menghindari ketidaknyamanan
kehilangan panas yang disebabkan ketika seorang pasien dibungkus dengan selimut dingin
dari kulit mereka.

Warmer blanket juga bermanfaat dalam mengelola trauma klien, Northern Territory
konteks remote Kesehatan umumnya tidak menunjukkan bahwa kehangatan tambahan akan
menjadi pertimbangan penting dalam manajemen klinis.

C. Prosedur Klinis Praktek : ( Active self - warming blanket )

Efektif, pemanasan pasien terus menerus mengurangi risiko yang terkait dengan
hipotermia. Komplikasi hipotermia meliputi; koagulopati, tertundanya pemulihan luka,
penurunan pengiriman oksigen dan penurunan metabolisme. Penelitian telah menunjukkan
bahwa hipotermia terjadi di 50-60% dari semua pasien trauma.
The BARRIER “EasyWarn” adalah selimut pemanas diri yang aktif yang sekali dibuka dan
dilipat, akan panas sampai 44 ° C dalam waktu 30 menit dan memelihara suhu konstan
hingga 10 jam.

 Indikasi :

Hipotermia berhubungan dengan :


1. Trauma
2. Paparan lingkungan

 Kontraindikasi :

1. Pasien < 18 tahun


2. Digunakan dalam operasi aeromedical (evakuasi di udara dalam dunia penerbangan)

 Komplikasi :

1. Selimut bisa memakan waktu hingga 30 menit untuk pemanasan. Petugas harus
memastikan selimut dibuka dan siap sesegera mungkin.
2. Selimut tidak harus diposisikan di bawah pasien.
3. Selimut langsung kontak dengan kulit di daerah dengan memar, pembengkakan dan
radang dingin harus dihindari.
4. Pada pasien dengan gangguan sensibilitas, reaktivitas atau komunikasi, respon kulit
harus secara teratur dimonitor selama tanda-tanda over exposure.
5. Selimut tidak harus dilipat itu sendiri.
6. Petugas harus menghindari menutupi bantalan dengan sabuk atau tali fiksasi.

D. Prosedur Active self-warming blanket

1. Buka kemasan dengan merobek pre-cut yang terletak di pojok kiri atas kemasan
2. Pindahkan selimut dari kemasan yang lama dan yang tidak tahan air.

3. Buka dan lengkapi kembali selimut yang sudah terbuka atau yang sudah terbuka
segelnya.

4. Pakaikan selimut pada pasien dengan alasnya.


5. Yang harus di pertimbangkan adalah buka penghalang selimut yang berbahan katun
yang tertulis “ penghangat ringan “ untuk tambahan.

6. Kontrol tanda-tanda merah pada pasien sampai pembukaan.


DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/225397413/Blanket-Warmer

http://documents.tips/documents/blanket-warmer.html

Anda mungkin juga menyukai