Anda di halaman 1dari 17

Askep Teoritis DPD pada Lansia

Oleh :
Kelompok III
Anisha rahimi (183110202)
Dwi rahayu (183110210)
Latifa putrid agusti (1831102188)
Nuraini (183110225)
Sonia vaindri (183110234)

DosenPembimbing:
Ns. Lola FelnandaAmri, M, Kep
AsuhanKeperawatan Pada Lansia Dengan Defisit
Perawatan Diri
Anamnesa

Identitas
Untuk identitaspasien yang mempengaruh iadalah umur dimana
umur,jenis kelamin,dan pekerjaan.

Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit atau masalah keperawatan sekarang pada lansia
mengalami lelah,badan bau,rambut kotor dan pemalas.

Riwayat penyakit atau masalah kesehatan dahulu


Apakah pernah sebelumnya mengalami deficit perawatan diri,dan apa-
apa saja cara yang digunakan untuk mengatasi masalah ini.

Riwayat kesehatan keluarga


Adakah keluarga mengalami deficit perawatan diri sebelumnya.
Pola sehari-sehari

Nutrisi :pada lansia biasanya nafsu makan menurun, pola makan tidak
teratur, pors imakan dan minum tidak sesuai, mual muntah, disfagia,
dan perubahan berat badan (penurunan/pertambahan.)

Bab &Bak :Ketidak mampuan BAB dan BAK secara mandiri, ditandai
dengan BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri
dengan baik setelah BAB atau BAK

Pola tidur : pada lansia biasanya akan mengeluhkan kurang tidur

Personal Hygine :pada lansia sering juga mengalami deficit


perawatan :mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi.

Aktivitas : Kaji kemandirian klien dalam melakukan aktivitas ,pada


lansia yang mengalami deficit perawatan diri tidak bisa melakukan
aktivitas sehari-hari khususnya personal hygine secara mandiri karena
factor penuaan,seperti kelemahan, adanya gangguan intelketual
dimensia. Penurunan status kognitifdan lain-lainnya.
PemeriksaanFisik

Keadaan umum
Tanda tanda vital meliputi RR, Nadi, TD, Suhu
Tingkat Kesadaran pasien
Ukur berat badan pasien,ukur lila pasien

Kepala
Pada lansia dengan deficit perawatan diri akan ditandai dengan kulit
kepala dan rambut kotor,rambut acak-acakan dan tidak rapi

Mata
Pada lansia periksa kejernihan lensa px, konjungtiva pada pasien
dengan anemia biasanya anemis, periksa pupil px.

Hidung
Ada/tidak ada pernafasan cuping hidung, ada/tidak adasecret,
ada/tidak ada, pemberian O2 melalui nasal/masker.
Lanjutan…

Mulut
Pada lansia dengan Defisit perawatan diri akan ditandai dengan gigi kotor
disertai mulut bau.

Leher
Bentuk leher normal dan simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
massa.tidak ada pembesaran kelenjer tiroid

Paru
Ada/tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan, pergerakan dada
simetris, bentuk dada normal. Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada kelainan
pada dinding thorax. Vocal fremius teraba sama bunyi paru sonor pada
seluruh lapang paru,suara nafas vesikuler.

Jantung
Ictus cordis tidak tampak, tidak ada pembesaran ictus cordis, adanya bunyi
redup pada batas jantung dan tidak terjadi pelebaran atau pengecilan ,bunyi
jantung tunggal.
Lanjutan…

Abdomen
Ada/tidak terdapat pembesaran abdomen (distensi abdomen),adakah
peningkatan bising usus,hipertympani/timpani, dilakukan perabaan apakah
ada massa,nyeri tekan atau nyeri lepas.

Integument
Warna kulit, adalesi, tidak, tidakelastis , turgor kulit menurun(kering)

Ekstermitas
Tidak ada sianosis dan clubbing finger,suhu akral hangat

Genetalia
Kebersihan, ada/tidak edema, ada/tidak nyeri tekan disekitar area genitalia

Neurologis
Pada beberapa lansia biasanya mengalami gangguan pada uji nervus
nervusol fakturius, akustikus dan vagus
Diagnosa
Diagnose yang mungkin muncul adalah :
Deficit perawatan diri mandi
Deficit perawatan diri berpakaian
Deficit perawata diri makan
Deficit perawatan diri eliminasi
Intervensi
Deficit perawatan diri mandi
NOC:
Activity intolerance
Mobility :Physical impaired
Self Care Defisit Hygiene
Sensory perception, Auditory disturbed
Kriteria hasil :
Perawatan diri ostonomi : tindakan pribadi mempertahankan
ostonomi untuk eliminasi
Perawat diri :aktivitas kehidupan sehari-sehari (ADL) mampu
untuk membersihkan aktifitas perawatan fisik dan pribadi secara
mandiri atau alat bantu.
Perawatan diri mandi :mampu untuk membersihkan tubuh
sendiri secara mandiri dengan atau alat bantu.
Perwatan diri hygine : mampu untuk mempertahankan
kebersihankan dan penampilan yang rapi secara mandiri dengan
atau tanpa alat bantu
NIC
Pertimbangkan budaya pasien ketika
mempromosikan aktivitas perawatan diri
Pertimbangkan usia pasien ketika mempromosikan
aktivitas perawatan diri
Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang
dibutuhkan
Tempat handuk, sabun, deodorant, alat pencukur,
dan aksesoris lainnya yang dibutuh kan disamping
tempat tidur atau dikamar mandi.
Menfasilitasi diri mandi pasien
Memantau integritas kulit pasien
Memantau pembersih kuku, menurut kemampuan
perawatan diri pasien
Deficit perawatan diri berpakaian
NOC
Self Care Status
Self Care : Dressing
Activity Tolerance
Fatigue level

Kriteria hasil :
Mampu melakukan tugas fisik yang paling mendasar dan
aktivitas perawatan pribadi secara mandiri dengan atau
tanpa alat bantu
Mampu untuk mengenakan pakaian dan berhias sendiri
secara mandiri atau tanpa alat bantu.
Dapat memilih pakaian dan mengambilnya dari materi atau
laci baju
Menggunakan pakaian secara rapi dan bersih
NIC
Pantau tingkat kekuatan dan toleransi aktivitas
Bantu pasien memilih pakaian yang mudah
dipakai dan dilepas
Sediakan pakaian pasien pada tempat yang mudah
dijangkau (disamping tempat tidur)
Fasilitasi pasien untuk menyisir rambut,bila
memungkinkan
Dukung kemandirian dalam berpakaian
berhias,bantu pasien jika diperlukan
Bantu pasien untuk menaikkan , mengancingkan
dan meresleting pakaian jika diperlukan.
Beri pujian atas usaha untuk berpakaian sendiri
Deficit perawatan Diri Makan
NOC
Activity intolerance
Mobility :psysical impaired
Self care Defisit Hygiene
Self care Defisit Feeding

Kriteria Hasil :
Status nutrisi : ketersediaan zat gizi untuk memenuhi
kebutuhan metabolic
Perawatan Diri : Makan : Aktivitas kehidupan sehari-hari
(ADL) mampu untuk melakukan aktivitas perawatan fisik
dan pribadi secara mandiri atau dengan alat bantu
Status menelan :perjalanan makanan atau cairan secara
mandari mulut ke lambung.
Mampu makan secara mandiri
NIC
Memonitor pasien kemampuan untuk menelan
Identifikasi diet yang diresepkan
Ciptakan lingkungan yang aman selama makan
Pastikan posisi pasien yang tepat untuk
menfasilitasi mengunyah dan menelan
Menyediakan kesehatan mulut sebelum makan
Menyediakan untuk menghilangkan rasa sakit
yang memadai sebelum makan
Menyediakan makanan dan minuman yang disukai
Memantau berat badan pasien
Deficit perawatan diri eliminasi
NOC
Activity Intolrance
Mobility : Pysical impaired
Fatigue level
Anxiety self control
Self CareDefisit Toileting

Kriteria Hasil :
Perawatan diri Hygine : mampu untuk mempertahankan
kebersihan dan penampilan yang rapi secara mandiri dengan
atau tanpa alat bantu
Perawatan diri Eliminasi :mampu untuk melakukan aktivitas
eliminasi secara mandiri atau tanpa alat bantu
Mampududuk dan turun dari kloset
Membersihkan diri setelah eliminasi
NIC
Membantu pasien ke toilet/ commode/ fraktur pan
pada selang waktu tertentu.
Menyediakan privasi selama eliminasi
Menfasilitasi kebersihan toilet setelah selesai
eliminasi
Ganti pakaian pasien setelah eliminasi
Menyiram toilet atau membersihkan penghapusan
alat (pispot)
Menyediakan alat bantu (misalnya kateterksternal
atau urinal)
Implementasi
Serangkaian kegiatan mengikuti tindakan/
intervensi baik yang direncanakan maupun tidak
disesuaikan dengan kebutuhan klien.

Evaluasi
Tahap akhir dalam proses keperawatan, dimana
melalui evaluasi kita bisa mengetahui
kemajuan/perubahan penyakit klien. Evaluasi ini
biasanya diterapkan dengan teori SOAP
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai