Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI DIII ANALISIS FARMASI & MAKANAN FMIPA


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KOSMETIK DAN ALAT KESEHATAN

PERCOBAAN I
IDENTIFIKASI PRODUK DAN KLAIM KOSMETIK

Disusun Oleh:
Tazkia Rahmida
1701011320050
Kelompok VIII

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2019
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
PROGRAM STUDI DIII ANALISIS FARMASI & MAKANAN FMIPA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERCOBAAN I
IDENTIFIKASI PRODUK DAN KLAIM KOSMETIK

Asisten Nilai Laporan Awal Nilai Laporan Akhir

(Rusdiana) Tanggal Praktikum : Tanggal Dikumpul :

19 Februari 2019 26 Februari 2019

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2019
PERCOBAAN I
IDENTIFIKASI PRODUK DAN KLAIM KOSMETIK

I. TUJUAN
 Mahasiswa mampu melakukan identifikasi produk dan klaim kosmetik
 Mampu membedakan antara produk obat dengan kosmetik

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Dasar Teori
Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19,
pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga
untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara
besar- besaran pada abad ke-20. Kosmetik menjadi salah satu bagian dunia usaha.
Bahkan sekarang teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara
kosmetik dan Obat (pharmaceutical) atau yang disebut kosmetik medik
(cosmeceuticals). Tidak dapat disangkal lagi bahwa produk kosmetik sangat diperlukan
oleh manusia, baik laki-laki maupun perempuan, sejak lahir hingga Saat meninggalkan
dunia ini. produk-produk itu dipakai secara berulang setiap hari dan di seluruh tubuh,
mulai dari rambut sampai ujung kaki, sehingga diperlukan persyaratan aman untuk
dipakai
Istilah kosmetik telah dipakai oleh banyak kelompok profesi yang berbeda,
sehingga pengertian kosmetik itu sendiri menjadi begitu luas dan tidak jelas. Istilah
kosmetologi sudah digunakan sejak tahun 1940 di Inggris, Prancis, dan Jerman. Istilah
itu tidak sama artinya bagi tiap profesi yang menggunakannya. Kosmetologi diartikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum-hukum kimia, fisika, biologi
maupun mikrobiologi tentang pembuatan, penyimpanan, dan penggunaan (aplikasi)
kosmetik. Selanjutnya, Mitsui (1997) menyebut kosmetologi sebagai ilmu kosmetik
(Cosmetic Science) yang baru, yang lebih mendalam, clan menyeluruh.
Sejak 40 tahun terakhir, kosmetik berkembang pesat. Industri bahan kimia
memberi industri kosmetik banyak bahan dasar dan bahan aktif sementara setiap tahun
perkembangan-perkembangan baru terus terjadi. Kuantitas dan kualitas bahan biologis
untuk digunakan pada kulit pun semakin meningkat. Mereka yang terjun dalam profesi
kedokteran semakin meningkatkan perhatian pada ilmu kosmetik kulit
(Cosmetodermatoloo) serta membangun kerjasama yang saling menguntungkan
dengan para ilmuwan kosmetik maupun para ahli kecantikan, misalnya dalam hal
pengetesan bahan baku atau bahan jadi, dan penyusunan formula berdasarkan konsepsi
dermatologi atau kesehatan.
kosmetik adalah bahan-bahan yang digunakan wanita yang berhubungan
dengan kecantikan atau untuk mempercantik diri (wajah, kulit, rambut dan sebagai
berikut). kosmetik adalah alat-alat kecantikan seperti bedak, krem, dan lotion untuk
memperindah wajah kulit, rambut, dan lainnya ( Heryani & Herwanto, 2015 ). Obat
adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk
bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah, meringankan, maupun
menyembuhkan penyakit. Menurut undang-undang, yang dimaksud dengan obat
adalah suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis,
mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan
(Syamsuni, 2005 ). Kosmetik berdasarkan sifat, bahan, cara pembuatan dan fungsinya
dapat digolongkan menjadi beberapa macam. Penggolongan kosmetik antara lain
adalah sebagai berikut:Peraturan Menteri Kesehatan RI
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi ke dalam 13 preparat :

1.Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain.
2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dan lain-lain.
3. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye-shadow, dan lain-lain.
4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dan lain-lain.
5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dan lain-lain.
6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dan lain-lain.
7. Preparat make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dan lain-lain.
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dan lain-lain.
9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dan lain-lain.
10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku, dan lain-lain.
11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung, dan lain-lain.
12. Preperat cukur, misalnya sabun cukur, dan lain-lain.
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dan lain-lain
(Tranggono, 2004)
Penggolongan kosmetik menurut cara pembuatan
Penggolongan kosmetik menurut cara pembuatan sebagai berikut:
Kosmetik Modern
Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk di
antaranya adalah cosmedic).
Kosmetik tradisional

1.Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan
diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun.
2.Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan lama.
Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar tradisional dan
diberi warna yang menyerupai bahan tradisional.

Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya


Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit:
Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetic)
Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk di dalamnya:

1. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing cream, cleansing


milk, dan penyegar kulit (freshener).
2. Kosmetik untuk melembabkan kulit (mosturizer), misalnya mosturizer cream, night
cream, anti wrinkel cream.
3. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen foundation,
sun block cream/lotion.
4. Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya scrub
ceram yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengamplas
(abrasiver).
Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang
baik, seperti percaya diri (self confident). Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan
pewangi sangat besar.
Kosmetik dekoratif terbagi menjadi 2 golongan (Tranggono, 2004), yaitu:

1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan


pemakaian sebentar, misalnya lipstik, bedak, pemerah pipi, eyes shadow, dan
lain-lain.
Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam baru lama baru luntur,
misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut, dan preparat
penghilang rambut (Tranggono, 2004).
Penggolongan kosmetik bahan dan penggunaannya
Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta maksud evaluasi produk kosmetik dibagi
menjadi 2 golongan
Kosmetik golongan I adalah:

1. Kosmetik yang digunakan untuk bayi


2. Kosmetik yang digunakan disekitar mata, rongga mulut dan mukosa lainnya
3. Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan penandaan
4. Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta belum
diketahui keamanan dan kemanfaatannya (Ditjen POM, 2004).
III. ALAT DAN BAHAN
III.1 Alat
Alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Panduan identifikasi produk dan klaim kosmetik ( seperti Peratutan BPOM RI
NOMOR HK.30.1.23.12.10.12459 TAHUN 2010, HK.00.05.42.1018 )
III.2 Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Bedak gatal
2. Foundation wajah
3. Pewarna rambut
4. Lipstik
5. Sabun kewanitaan
6. Cream jerawat
V. CARA KERJA

KOSMETIK

 Dianalisis komposisinya sesuai dengan ketentuan yang


dipersyaratkan tidak boleh mengandung bahan yang dilarang
atau melebihi batas kadar
 Dianalisus area penggunaan yang dimaksudkan hanya untuk
bagian luar tubuh manusua ( epidermis, rambut, kuku,bibir, dan
organ genital begian luar ) atau gigi dan rongga mulut
 Dianalisis fungsi utamanya untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan, memperbaiki bau badan, dan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik
 Dianalisis peruntukan produk agar tidak digunnakan untuk
mengobati atau mencegah penyakit
 Dianalisis efek fisiologi yang tidak permanen

HASIL
DAFTAR PUSTAKA (15)

Tranggono, R.I., & F. Latifah., 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Syamsuni. A, 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Heryani. I. & J. Harwanto, 2015. Hubungan Konformitas dan Kontrol Diri Dengan
Perilaku Konsumtif Terhadap Produk Kosmetik pada Mahasiswi. Jurnal Psikologi.
5(1): 5 - 11

Anda mungkin juga menyukai