BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10. Pembelajaran/Penyebab
11
Diagnosa keperawatan II
15
Diagnosa keperawatan IV
1. Mengkaji pemahaman klien tentang hubungan langsung antara hipertensi
dengan kegemukan.
2. Membicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan membatasi
masukan lemak, garam, dan gula sesuai indikasi.
3. Memberi motivasi kepada klien untuk menurunkan berat badan.
4. Mengkaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet.
5. Membantu menetapkan rencana penurunan BB yang realistic dengan
klien, Misalnya : penurunan berat badan 0,5 kg per minggu.
6. Mendorong klien untuk mempertahankan masukan makanan harian
termasuk kapan dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan
perasaan sekitar saat makanan dimakan.
7. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi. (Memberikan
konseling dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet individual).
Diagnosa keperawatan V
1. Memantau atau menghitung pemasukan dan pengeluaran cairan selama
24 jam.
2. Menganjurkan agar mempertahankan duduk atau tirah baring dengan
posisi semi fowler selama fase akut.
3. Melakukan auskultasi bunyi nafas, catat penurunan dan atau bunyi
tambahan seperti krekel dan mengi.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat sesuai
indikasi misalnya diuretik contohnya furosemide
Diagnosa keperawatan VI
1. Menjelaskan tentang penyakit hipertensi dan pentingnya kerjasama
dalam regimen pengobatan dan mempertahankan perjanjian tindak lanjut.
2. Menjelaskan tentang obat yang diresep bersamaan dengan rasional
3. Menyarankan untuk sering mengubah posisi, olaraga kaki saat baring
23
5 ) Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir proses keperawatan dengan cara menilai
sejauh mana tujuan diri rencana keperawatan tercapai atau tidak. (Aziz
Alimul. 2009 : hi 12) Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan
klien dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan
mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil
keputusan:
1. Mengakhiri tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang
ditetapkan)
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu
yang lebih lama untuk mencapai tujuan (lyer, at al, 1996)
Adapun evaluasi keperawatan pada pasien dengan hipertensi adalah :
Diagnosa I
1. Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang
normal pasien
2. Memperlihatkan tanda vital yang normal
3. Klien dapat beristirahat dengan nyaman dan tenang
4. Pasien mengerti dan bisa melakukan tehnik relaksasi.
5. Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi anti
hipertensi, diuretik
Diagnosa II
1. Berpatisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan
2. Melaporkan tindakan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur
3. Menunjukkan penurunan dalam tanda intoleransi fisiologi
Diagnosa II
1. Melaporkan nyeri / ketidak nyamanan hilang / terkontrol
2. Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan
3. Mengikuti reqman farmokologi yang diresepkan
Diagnosa IV
1. Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan.
24
2. Menunjukkan perubahan pola makan yang baik dan sesuai diit yang
dianjurkan oleh ahli gizi.
3. Melakukan / mempertahankan program olaraga yang tepat secara
individual
Diagnosa V
1. Pemasukan dan pengeluaran cairan selama 24 jam normal
2. Memperlihatkan bunyi nafas normal
3. Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi anti
hipertensi, diuretik
Diagnosa keperawatan VI
1. Mengerti tentang penyakit hipertensi ( penyebab, cara pencegahan, dan
perawatan)dan menyatakan bersedia melakukan kerjasama dalam regimen
pengobatan dan mempertahankan perjanjian tindak lanjut.
2. Menyatakan mengerti tentang obat yang diresep bersamaan dengan rasional
3. Mengerti tentang pentingnya mengubah posisi, olaraga kaki saat baring
B. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
25
a). Gaya hidup modern Kerja keras penuh tekanan yang mendominasi gaya
hidup masa kini menyebabkan stres berkepanjangan. Kondisi ini memicu
berbagai penyakit seperti sakit kepala, sulit tidur, gastritis, jantung dan
hipertensi. Gaya hidup modern cenderung membuat berkurangnya
aktivitas fisik (olah raga).Konsumsi alkohol tinggi, minum kopi,
merokok.Semua perilaku tersebut merupakan memicu naiknya tekanan
darah.
makanan yang segar. Gaya hidup serba cepat menuntut segala sesuatunya
serba instan, termasuk konsumsi makanan.Padahal makanan instan
cenderung menggunakan zat pengawet seperti natrium berzoate dan
penyedap rasa seperti monosodium glutamate (MSG). Jenis makanan yang
mengandung zat tersebut apabila dikonsumsi secara terus menerus akan
menyebabkan peningkatan tekanan darah karena adanya natrium yang
berlebihan di dalam tubuh.
c). Obesitas Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat
membuangnya melalui air seni, tetapi proses ini bisa terhambat, karena
kurang minum air putih, berat badan berlebihan, kurang gerak atau ada
keturunan hipertensi maupun diabetes mellitus. Berat badan yang berlebih
akan membuat aktifitas fisik menjadi berkurang, akibatnya jantung bekerja
lebih keras untuk memompa darah.Obesitas dapat ditentukan dari hasil
indeks massa tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk
memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. Penggunaan IMT hanya berlaku
untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan
pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan (Supariasa, 2012)
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi yang tidak
bisa dikendalikan:
1). Ras : Suku yang berkulit hitam lebih cenderung terkena hipertensi
2). Genetik: hipertensi merupakan penyakit keturunan, apabila salah satu
orang tuanya hipertensi maka keturunannya memiliki resiko 25%
terkena hipertesi, tetapi bila kedua orang tuanya menderita hipertensi
maka 60 % keturunannya menderita hipertensi.
3). Usia : Hipertensi bisa terjadi pada semua usia, tetapi semakin bertambah
usia seseorang maka resiko terkena hipertensi semakin meningkat.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan - perubahan pada elastisitas dinding aorta menurun, katub
jantung menebal dan menjadi kaku,kemampuan jantung memompa darah
menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun. Kemampuan jantung
28
dengan siklus jantung jumlah denyut jantung 70 berarti siklus jantung 70 kali
per menit.
Kecepatan normal denyut nadi per menit(Pearce. 2009 : h 151) :
Pada bayi yang baru lahir 140
Selama tahun pertama 120
Selama tahun kedua 110
Pada umur 5 tahun 96-100
Pada umur 10 tahun 80-90
Pada orang dewasa 60-80
5. Pencegahan
a. Berhenti merokok secara total dan tidak mengkonsumsi alkohol
b. Melakukan aktifitas fisik secara teratur atau berolaraga secara teratur
dapat mengurangi ketegangan pikiran (strees) membantu menurunkan
berat badan, dapat membakar lemak yang berlebihan.
32
8. Komplikasi
Organ-organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain masa berupa
pendarahan vetria, bahkan gangguan pada penglihatan sampai kebutaan,
gagal jantung, pecahnya pembuluh darah otak. (Arif Mansjoer, 2001)
Kreatinin : 210
SGOT : 111,3
SGPT : 360
Albumin : 3,8
Gula Darah Puasa : 97
Ck : 771
CKMB : 100
Radiologi
Hasil/kesan : CTR > 50% (kardiomegali) dan efusi pleura
EKG
Tanggal : 13 - 9 -2017
Hasil/kesan : irama sinus normal
d. Analisa Data
Nama :Ny. F Alamat : Dedai
Umur : 45 Tahun Dx. Medis : Hipertensi
mampu menghabiskan
½ porsi makanan).
- Klien mengatakan edema
di daerah wajah dan kaki
- Klien mengatakan
penglihatanklienkadang
kabur.
- - Klien mengatakan
kurangnya pengetahuan
tentang penyakit dan
informasi yang diterima
Data Objektif:
- Klien tampak lemah
- 20 % kebutuhan pasien
- dibantu oleh keluarga
- Klien tampak meringis
- Klien kelihatan sering
memegang tengkuknya
2. Diagnosa Keperawatan
Nama : Ny. F Alamat : Dedai
Umur : 45 Tahun Dx. Medis : Hipertensi
Tabel2.2 (Diagnosakeperawatan)
Diagnosa keperawatan I
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi pembuluh darah, iskemia miokard,
hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi pembuluh
darah, tidak terjadi iskemia miokard.
Intervensi keperawatan
- Observasi tekanan darah.
- Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
- Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
- Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.
- Catat adanya demam umum / tertentu.
- Berikan lingkungan yang nyaman, tenang, kurangi aktivitas / keributan
lingkungan, batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.
- Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan distraksi.
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi anti hipertensi, diuretik.
Diagnosa keperawatan II
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan cardio output, kelemahan
umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
Tujuan : Klien akan mampu melakukan aktivitas secara mandiri.
Intervensi keperawatan
- Kaji toleransi pasien terhadap aktifitas dengan menggunakan parameter :
frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatan
TD, dipsnea, atau nyeri dada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,
pusig atau pingsan.
- Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan
/ kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian pada aktivitas
dan perawatan diri.
- Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri.
43
Implementasi
Mertahankan tirah baring selama fase akut, memberikan tindakan non
farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya : kompres
hangat, pijat punggung dan leher serta teknik relaksasi, meminimalkan
aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala seperti
mengejan saat BAB, batuk panjang,dan membungkuk, membantu pasien
dalam ambulasi sesuai kebutuhan, memberikan cairan, makanan lunak dan
membiarkan klien istirahat selama 1 jam setelah makan serta melakukan
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti ansietas,
diazepam dll.
Diagnosa keperawatan IV
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi in adekuat, keyakinan budaya, pola hidup monoton.
Implementasi
Memberi makanan dalam porsi sedikit tapi sering, memberi motivasi
kepada pasien untuk menghabiskan makanannya, melakukan higiene oral
sebelum dan sesudah makan, mengawasi pemasukan diit, mengkaji ulang
pola makan, memberi diet makanan ringan tambahan yang disukai
pasien, membantu memilih makanan yang tepat, menghindari makanan
dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging dll )
dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk kalengan, jeroan )
serta mengadakan kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi.
(memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet
individual).
Diagnosa keperawatan V
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan meningkatnya produksi ADH
dan retensi natrium ditandai dengan adanya edema.
Implementasi
Memantau atau hitung pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam,
menganjurkan untuk mempertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi
semi fowler selama fase akut, mendengar bunyi nafas, mencatat penurunan
47
dan atau bunyi tambahan seperti krekel dan mengi, melakukan kolaborasi
agar diberi obat sesuai indikasi misalnya diuretik contohnya furosemide
(fasix) Tiazid dengan agen perlawanan kalium contohnya aldakton.
Diagnosa keperawatan VI
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana
pengobatan dan pengetahuan / daya ingat dan menyatakan masalah,
menerima informasi
Implementasi
Menjelaskan pentingnya kerjasama dalam regimen pengobatan dan
mempertahankan perjanjian tindak lanjut, menjelaskan tentang obat yang
diresep bersamaan dengan rasional.
5) Evaluasi
Diagnosa I
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi pembuluh darah, iskemia miokard,
hipertropi ventricular
- Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal
pasien
- Memperlihatkan tanda vital yang normal
- Klien dapat beristirahat dengan nyaman dan tenang
- Pasien mengerti dan bisa melakukan tehnik relaksasi.
- Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi anti
hipertensi, diuretik
Diagnosa II
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan cardio output, kelemahan
umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
- Berpatisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan
- Melaporkan tindakan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur
48