Anda di halaman 1dari 2

Strategi Promosi Kesehatan: Advokasi

Pembagian peran:
Moderator : Nur Aini
Kepala Puskesmas : Alda Noviyanty
Anggota DPRD : Dewi Kania Oktaviani
Advokator : Indah Novita Sari
Wartawan : Dara Nur Fitri
Naskah Roleplay
Pada tanggal 11 Maret 2019, terdapat sebuah pertemuan di Desa yang membahas tentang
Angka Kematian Balita di Kabupaten Bandung.
Moderator : Assalamualaikum Wr. Wb. Para hadirin yang berbahagia saya Nur Aini berperan
sebagai moderator yang akan memimpin jalannya advokasi pada hari ini. Pertemuan kali ini
akan membahas tentang Angka Kematian Balita di Kabupaten Bandung yang sepertinya
kurang menjadi perhatian pemerintah. Adapun susunan acara kali ini diantaranya sambutan
dari Kepala Puskesmas, sambutan dari perwakilan pemerintah DPRD, penyampaian materi
advokasi dari advokator, wawancara antara wartawan dengan perwakilan pemerintah DPRD
terkait hasil kegiatan advokasi dan di sesi terakhir akan diadakan sesi tanya jawab dari pihak
advokator, pemerintah DPRD, perwakilan DKK, dan Kepala Puskesmas. Sebelum pembahasan
dimulai, saya persilahkan kepada Ibu Alda Noviyanty selaku kepala puskesmas untuk
memberikan sambutannya.
Kepala Puskesmas : Assalamualaikum wr. Wb. Selamat pagi ibu-ibu serta bapak-bapak. Puji
syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena pada hari ini kita semua dapat berkumpul di
Puskesmas ini. Seperti yang sudah saya beritahukan kemarin, bahwa hari ini kita akan
mengadakan pertemuan dengan salah satu anggota DPRD dan beberapa perawat yang bertugas
di Puskesmas ini untuk membahas masalah tentang AKABA atau Angka Kematian Balita di
Kabupaten Grobogan. Sekian yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan pertemuan ini dapat
berjalan dengan lancar. Wassalamualaikum wr. Wb.
Moderator : Selanjutnya saya persilahkan kepada ibu Dewi Anggota DPRD untuk memberikan
sambutannya.
Anggota DPRD : Assalamualaikum wr. Wb. Terima kasih kepada ibu Alda selaku kepala
Puskesmas dan telah memberikan kesempatan pada saya untuk menghadiri pertemuan ini.
Pertama-tama INI MAH DILANJUT SAMA AKU AJA, TAPI MASIH MIKIR WKWKWK
Moderator : Baik terima kasih kepada Ibu Dewi yang telah menyampaikan sambutannya.
Selanjutnya saya persilahkan kepada sdri Indah untuk menyampaikan materinya.
Advokator : Assalamualaikum wr. Wb. Terima kasih kepada moderator telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menyampaikan materi. Pertama-tama saya akan menyampaikan
angka kematian balita di Kabupaten Grobogan yang dilaporkan pada tahun 2014 sebesar
199/445 balita. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah ditemukan 5 daerah dengan
AKABA masih tinggi, dan Kabupaten Grobogan menjadi daerah yang memiliki kasus
kematian balita tertinggi. Berikut adalah beberapa hal yang menyebabkan tingginya angka
kematian balita diantarannya; Gizi buruk. Pada tahun 2013 ditemukan 44 kasus gizi buruk,
sedangkan pada tahun 2014 terjadi peningkatan yakni menjadi 52 kasus. Dari 52 balita gizi
buruk tersebut, 31 diantaranya adalah balita perempuan dan 21 lainnya adalah laki-laki. Yang
kedua adalah sanitasi yang tidak baik akan mempengaruhi derajat kesehatan manusia terutama
pada balita yang kekebalan tubuhnya belum bekerja secara optimal. Selanjutnya adalah
penyakit menular. Penyakit menular seperti diare, DBD, serta malaria pada balita turut menjadi
penyumbang angka kematian balita di Kabupaten Grobogan.
Selanjutnya saya akan memaparkan tentang capaian cakupan program untuk balita di Grobogan
yang pertama adalah cakupan pemberian vitamin A untuk bayi dan balita, cakupan baduta
ditimbang, cakupan pelayanan anak balita, cakupan anak balita ditimbang, cakupan balita gizi
buruk mendapat pelayanan.
Saya lihat di Kabupaten Grobogan ini beberapa upaya telah dilaksanakan untuk menurunkan
AKABA diantaranya SMS Bunda (dari FMM KIA), optimalisasi pelayanan persalinan di
Faskes, pelayanan untuk balita di puskesmas, meningkatkan keterampilan bidan, menambah
jumlah bidan, dan program KIA lainnya namun belum optimal.
Untuk bisa mengoptimalkan upaya yang telah dilakukan, adapun beberapa upaya dari WHO
membuat Strategi Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) dengan menggunakan
program MTBS yakni Manajemen Terpadu Balita Sakit, yaitu sebuah program yang bersifat
menyeluruh dalam menangani balita sakit yang datang ke pelayanan kesehatan dasar. MTBS
merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat
ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif, preventif dan
promotif. Nah, prosedur dari MTBS sendiri diantara yang pertama adalah, menilai dan
mengklasifikasi penyakit, yang kedua menentukan tindakan/pengobatan, yang ketiga
menasehati ibu, dan yang terakhir adalah pemberian tindak lanjut.
Kesimpulannya adalah untuk mengaktifkan MTBS di Kabupaten Grobogan perlu adanya
dukungan dari semua pihak antara lain dengan adanya kerjasama dari pihak DPRD sebagai
perencana APBD yang diharapkan dapat membantu alokasi anggaran untuk MTBS, kemudian
dari pihak dinas kesehatan dan puskesmas diharapkan siap untuk melaksanakan MTBS ini
untuk membantu menekan angka kematian balita (AKABA) di Kabupaten Grobogan ini.

Anda mungkin juga menyukai