TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Definisi
Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-beda,
tergantung kepada orientasi teoritis “pendefinisi” yaitu dengan menggunakan
menjelaskan yang penulis dari untuk menghubungkan keluarga. Burgess dkk (2009)
membuat definisi yang berorientasi pada tradisi dan dingunakan sebagai referensi secara
luas :
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan
ikatan adopsi
b. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah
tangga, atau jika mereka hidup secra berpisah, mereka tetap menggangap rumah
tangga tersebut sebagai rumah mereka
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran peran
sosial keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan,
saudara dan saudari
d. Keluarga sama-sma menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang di ambil dari
masyarakat dengan beberpa ciri unik tersendiri
Meskipun definisi-definisi ini sering digunakan, namun terbatas kepada kemapuan
aplikasinya dan sifat komprehensifnya definisi apa saja tentang keluarga harus
menggambarkan bentuk-bentuk keluarga yang ada sekarang, dan definis tradisional
seperti diats bisa memberikan gambaran tentang definisi yang dimaksud.
Whall (2011) dalam analisa konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat
dalam perawatan, ia mendefiniskan keluarga sebagai ”kelompok yang mendefinisikan
diri” dengan anggota sendiri terdiri dua individu atau lebih, yang asosiasinya dicirikan
oleh istilah istilah khusus, yang boleh jadi tidak di ikat oleh hubungan darah atau hukum,
tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menggagap diri meraka sebagai
sebuah keluarga. Mengingat siapakah individu-individu yang diindetifikasikan sebagai
anggota keluarga merupakan sebuah komponen yang sangat penting dari definisi ini.
2. Tipe keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang yang
mengelompokan. Secara tradisional keluarga dikelompokan menjadi dua, yaitu :
a. Keluarga inti (nuclear family)
adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari
keturunannya atau adopsi atau keduanya
b. Keluarga besar (extended family)
adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek/nenek, paman/bibi) Tipe-tipe keluarga secara umum yang
dikemukakan untuk mempermudah pemahaman terhadap literatur tentang kelurga.
(friedman, 2005)
c. Keluarga inti (konjugal)
merupakan keluarga yang menikah, sebagai orang tua, atau pemberian nafkah.
Keluarga inti terdiri dari sumi, istri, dn ank mereka-anak kandung, anak adopsi atau
keduanya
d. Keluarga orientasi (keluarga asal)
merupakan unit keluarga yang di dalamnya seseorang dilahirkan
e. Keluarga besar
merupakan keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh darah) yang paling
lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah satu teman keluarga inti, berikut
ini termasuk “sanak keluarga” seperti kakek atau nenek, tante, paman, dan sepupu
Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme,
pengelompokan tipe keluarga selain tipe diatas berkembang menjadi :
a. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan
pasangannya. Keadaan ini di indonesia juga menjadi tren karena adanya pengaruh
gaya hidup barat yang pada zaman dahulu jarang sekali ditemui sehingga seorang
yang telah cerai atau ditinggal pasangan cenderung hidup sendiri untuk membesarkan
anak-anaknya
b. Orang tua tunggal (single parent family)
adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat
perceraian atau ditinggal pasangannya
c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah
(the single adult living alone). Kecenderungan di indonesia juga meningkat dengan
dalih tidak mau direpotkan oleh pasangan atau anaknya kelak jika telah menikah
d. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non-marital heterosexual
cohabiting family). Biasanya dapat dijumpai pada daerah kumuh perkotaan (besar),
tetapi pada akhirnya mereka dinikahkan oleh pemerintah daerah (kabupaten atau kota)
meskipun usia pasangan tersebut telah tua demi status anak-anaknya
e. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian
family)
3. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi
ekonomi, fungsi perawatan kesehatan.
a. Fungsi afektif
Berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga yaitu sebagai perlindungan
dan dukungan psikososial bagi para anggotanya.Keluarga melakukan tugas-tugas
yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi anggotanya
dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosioemosional anggotanya, Mulai dari
tahun-tahun awal kehidupan individu dan terus berlangsung sepanjang hidupnya.
Pemenuhan fungsi afektif merupakan basis sentral bagi pembentukan dna kelanjutan
dari unit keluarga.
Komponen fungsi afektif meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan
kebutuhan- kebutuhan psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini,
maka keluarga menjalankan tujuan-tujuan psikososial yang utama, yaitu membentuk
sifat-sifat kemanusiaan dalam diri mereka, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku,
kemampuan menjalin berhubungan secara lebih akrab dan harga diri
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement
function)
Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar
rumah
c. Fungsi reproduksi (the reproductive function)
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dn menjaga kelangsungan keluarga
d. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
e. Fungsi perawatan kesehatan (the health care function)
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di
bidang kesehata
Dimensi struktur dasar keluarga Struktur keluarga dapat menggambar bagaimana
keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Parad dan caplan
(2005) yang diadopsi oleh friedman mengatakan ada empat struktur keluarga yaitu :
a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga
dalam keluarga sendiri dan perannya dilingkungan masyarakat atau peran formal dan
informal
b. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan
diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan
c. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi
ayah- ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota
keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti
d. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga
yang mendukung kesehatan
Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan
psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya dan aktualisasi keluarga dimasyarakat,
serta memperhatikan perkembangan negara indonesia menuju negara industri, indonesia
menginginkan keluarga dikelompokan menjadi lima tahap yaitu sebagai berikut :
a. Keluarga prasejahtera
adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal yaitu
kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan atau keluarga
yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indicator Keluarga Sejahtera
Tahap I
b. Keluarga Sejahtera Tahap I (KS I)
adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi
belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya, yaitu kebutuhan
pendidikan, keluarga berencana (KB), interaksi dalam keluarga, interaksi dengan
liungkungan tempat tinggal, dan transportasi
c. Keluarga Sejahtera Tahap II (KS II)
adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal serta
telah memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan pengembangan, yaitu kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi
d. Keluarga Sejahtera Tahap III (KS III)
adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan
sosial psikologisnya, dan kebutuhan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan
sumbangan (konstribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur(dalam
waktu tertentu) dalam bentuk material dan keuangan untuk sosial kemasyarkatan,
juga berperan serta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan
atau yayasasn sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, pendidikan dan lain
sebagaianya
e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus (KS III Plus)
adalah keluarga yang telah dapat memenuhhi seluruh kebutuhannya, baik yang
bersifat dasar, sosial psikologis, maupun pengembangan, serta telah mampu
memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat
4. Peran perawat keluarga
Perawatan kesehatan masyarakat, sejak dahulu sampai sekarang, keluarga sudah dianggap
sebagai kesatuan dari pemeliharaan kesehatan.Perananan perawat keluarga membantu
keluarga untuk mengatasi dengan baik masalah-masalah kesehatan dengan
meningkatkan kesanggupan mereka untuk melaksanakan tugas-tugs kesehatan. Proses
membantu keluarga meningkatkan kesanggupan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan, perawat dapat berperan sebagai :
a. Pengenal kesehatan (health monitor)
b. Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
c. Koordinator pelayanan kesehatan keluarga
d. Facilitator
e. Educator
f. Advocat
Masalah potensial/kesejateraan :
Potensial berkembangnya koping keluarga
Potensial pemeliharaan kesehatan
3. Pengskoringan
Tabel : skala prioritas masalah keluarga
1. Sifat masalah
a. Aktual 3
(tidak/kurang
sehat) 1
b. Ancaman 2
kesehatan
c. Keadaan 1
sejahtera
2. Kemungkinan 2
masalah dapat di
ubah
a. Mudah 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Potensi masalah
untuk dicegah
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Intervensi keperawatan
a. Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi
bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas
perasaan peka terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa
mendatang.
b. Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang
berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran
pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
2. Tujuan jangka menengah
3. Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai
tujuan
c. Menentukan kriteria dan standar evaluasi.
Kriteria yang akan dicapai adalah respon verbal, afektif dan psikomotor
keluarga mengenai penjelasan tentang masalah kesehatan (Friedman:1998:71)
5. Evaluasi
Evaluasi didasarakan pada tujuan yang hendalk dicapai mengacu pada kriteria hasil
yang telah ditetapkan.Perawat selalu memberi kesempatan pada keluarga untuk
menilai keberhasilannya kemudian arahkan sesuai dengan tugas perkembangan
keluarga dibidang kesehatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
2. Nama Kepala keluarga (KK) : Tn. S
3. Usia : 46 tahun
4. Pendidikan : perguruan tinggi
5. Pekerjaan : Guru
6. Alamat : kampong baru
a. Komposisi kelurga
b. genogram
Keterangan:
Laki- laki :Meninggal
Perempuan :tinggal serumah
klien
c. Tipe keluarga
Keluarga TN. S termasuk tipe keluarga pasangan suami dan istri bekerja dimana
bekerja sebagai guru dan jarang berkumpul dengan keluarga selama periode tertentu
dalam siklus kehidupan berkeluarga.
d. Suku bangsa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa luwu. Tn. S adalah penduduk luwu asli dan
berasal dari suku toraja. Dalam keluarganya tidak terdapat adat istiadat yang
mengikat, dan tidak ada pantangan atau hal–hal yang lain asalkan tidak bertentangan
dengan budaya dan agama tertentu menurut kebiasaan atau budaya yang berhubungan
dengan kesehatan dirasakan tidak ada.
e. Agama
Semua anggota keluarga beragama islam, taat menjalankan shalat 5 waktu. Sering
kali tidak melakukan shalat berjamaah dikarenakan jarang sekali terdapat waktu
untuk kumpul.
f. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. S bekerja sebagai guru, dengan penghasilan rata–rata tiap bulan Rp. 2.000.000,00.
Sedangkan Ny. T sebagai seorang Ibu RT yang berpenghasilan sama dengan suami.
Dari pengasilan tersebut akan dibagi untuk kebutuhan sehari – hari dan sisanya
ditabung untuk mengantisipasi jika ada kebutuhan yang tidak terduga.
g. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga melakukan rekreasi satu tahun hanya satu kali yaitu pada saat lebaran.
Untuk rekreasi sehari–hari yaitu dengan menonton TV bersama keluarga.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
- Memperluas pengetahuan untuk menghadapi anak dewasa awal
- Membantu anak untuk mandiri
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Berdasarkan hasil wawancara dengan Tn.S, beliau mengatakan tugas
perkembangan menghadapi anak usia dewasa awal belum terpenuhi semua, Tn.S
belum bisa menyiapkan anak–anaknya untuk mandiri dan tanggung jawab karena
kesibukan.
c. Riwayat keluarga inti
Tn. S mengatakan semua anggota keluarganya sehat dan tidak mempunyai
penyakit keturunan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga dari pihak bapak dan ibu saat ini hubungannya baik, dan
saudara–saudaranya tinggal berjauhan dengan keluarga, tidak ada konflik dalam
berhubungan.
3. Lingkunngan
a. Dena rumah
b. Karakteristik rumah
Rumah Tn. S merupakan rumah permanen dengan ukuran panjang ± 17 meter dan
lebar 9 meter. Di rumah tersebut terdapat :
Kamar tidur (terdapat 3 kamar tidur, 2 kamar tidur berada di depan ruang tamu,
kamar tidur berada di samping ruang makan).
Ruang tamu berukuran 2 x 2,5 meter, Ruang tamu rapih dan bersih, terdapat
kursi dan meja tamu, serta foto-foto keluarga yang terpajang di dinding
Ruang makan Tn. S biasanya bergabung dengan ruang keluarga atau ruang
menonton TV.
Kamar mandi bergabung dengan WC berjumlah 2.
Lantai rumah Tn. S terbuat dari tehel. Atap rumah dari seng. Ventilasi ada
beberapa yaitu : di ruang tamu ada 3 jendela, di kamar tidur masing-masing 1
jendela, serta dapur 2 jendela. Kamar tamu ada 1 buah lampu 10 watt, masing–
masing kamar teradapat satu buah lampu 8 watt dan dapur terdapat lampu
15watt.
Sumber air keluarga berasal dari PDAM. Untuk pembuangan sampah
dilakukan penampungan dulu di ember sampah kemudian di pindah di tempat
pembuangan sampah yang telah disediakan pemerintah.
c. Karakteristik tetangga dan komunitas
Lingkungan rumah tangga banyak yang berasal dari jawa jadi mempunyai
adat kebiasaan yang sama. Pergaulan dengan lingkungan cukup baik, meskipun
Tn. S dan Ny. T sibuk bekerja dan jarang sekali ngobrol dengan tetangganya.
d. Mobilitas Geografis keluarga
Keluarga Tn. S Keluarga terkadang bepergian ke tempat-tempat yang jauh untuk
bersilaturahmi dengan keluarga.Kegiatan rutin Tn. S adalah beraktivitas sebagai
pedagang coklat yang berada di belakang rumah, karena di belakang rumah
merupkan pasar tradisional, aktivitas lainnya menonton TV dan mengikuti kegiatan
keagamaan.Tempat tinggal keluarga juga tidak berpindah – pindah.
e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. S mengatakan setiap hari raya semua anak-anak dan keluarga Tn. S
berkumpul di rumah.Saudara-saudara Tn. S yang berada di sekitar rumah sering
datang berkunjung.Istri Tn. S rutin mengikuti kegiatan, seperti pengajian.
f. Sistem pendukung keluarga
Tn. S memiliki tetangga yang baik yang berada di sekitar rumahnya sehingga
sewaktu-waktu dapat dimintai bantuan. Tn. S memiliki BPJS.Jika sakit biasanya
keluarga Tn. S dibawa ke Dokter
4. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota
keluarga bebas menyampaikan keluhan ataupun anggapan, hal ini dapat terlihat dari
pembicaraan anggota keluarga saat perawat berkunjung.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga Tn.S, sebagai pengambil kepetusan karena Tn.S sebagai kepala
keluarga. Dan kalau ada pendapat dari anggota keluarga maka akan dibicarakan
bersama. Dalam menyelesaikan masalah atau memutuskan sesuatu harus
berdasarkan hasil keputusan bersama.
3. Stuktur Peran
Tn. S sebagai kepala keluarga yang memenuhi semua kebutuhan ekonomi
keluarga dan Ny.S sebagai ibu rumah tangga yang mengerjakan dan mengatur semua
pekerjaan rumah seperti: memasak, mengurus anak, menyapu, memenej keuangan
dan semua pekerjaan rumah.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. S mengatakan berusaha memelihara keharmonisan antar anggota
keluarga, saling menyayangi, dan menghormati.Keluarga Tn. S sangat harmonis,
rukun dan tentram. Apabila ada anggota yang membutuhkan atau sakit maka
keluarga yang lain berusaha membantu.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn. S mengatakan interaksi antar anggota keluarga berjalan dengan baik.Keluarga
Tn. S berusaha untuk tetap memenuhi aturan yang ada keluarga, misalnya saling
menghormati dan menghargai. Keluarga juga mengatakan mengikuti norma yang ada
di masyarakat sekitar, sehingga dapat menyesuiakan dan berhubungan baik dengan
para tetangga atau masyarakat sekitar.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan mengetahui penyakit di keluarganya tetapi tidak
mengetahui sama sekali apa penyebabnya. Keluarga Tn. S mengatakan hanya
sedikit mengetahui tentang tanda dan gejala, serta tidak mengetahui apa-apa saja
yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya penyakit pada Tn. S.
Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan.
Keluarga terus mengingatkan kepada Tn. S untuk tidak banyak melakukan
aktivitas dan beristirahat saja jika merasa tidak enak badan.
Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Jika keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah mengecek tekanan
darah dan mengkaji penyebab dari penyakit tersebut.Jika sakitnya berlarut segera
dibawa ke Dokter.
Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Keluarga mengatakan tiap hari selalu membersihkan lingkungan rumahnya
(menyapu, mengepel). Untuk pembuangan sampah dilakukan penampungan dulu
di ember sampah kemudian di pindah di tempat pembuangan sampah yang telah
disediakan pemerintah.
Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan
setempat
Keluarga Tn. S mengatakan jika ada keluarga yang sakit segera dibawa ke
Dokter, dan jika perlu rujukan dibawa ke Puskesmas terdekat.Tn. S seringkali
tidak mau dibawa ke pelayanan kesehatan kecuali benar-benar dirasa parah.
d. Fungsi Reproduksi
Tn. S dan istri memiliki 2 orang anak, Ny. T mengatakan belum terlalu mengetahui
tentang KB.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. S termasuk keluarga mampu, hal ini dapat dilihat dari penghasilan
keluarga tiap bulannya sekitar Rp.1.200.000/perbulan.Keluarga Tn. S dapat
memenuhi setiap kebutuhan sandang, pangan dan papan walaupun dengan kapasitas
seadanya
5. Stres Dan koping Keluarga
a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
Stresor jangka panjang
Keluarga Tn. S mengatakan hampir tidak pernah mengalami stres baik itu stres
jangka panjang ( > 3 bulan ) maupun jangka pendek.
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor
Pemecahan masalah dalam keluarga Tn. S biasanya dengan cara musyawarah antar
anggota keluarga, kadang juga melibatkan istri dan anaknya. Dalam menentukan
pengobatan yang harus dijalani salah satu anggota keluarga, An.H pengambil
keputusan karena An. S yang dianggap mampu dan memiliki fisik yang kuat serta
tahu masalah kesehatan karena berkuliah di kampus kesehatan.
c. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. S biasanya
mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Sehingga
keluarga tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan keseharian.
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
No Tn. S Ny. T An. H An. N
Fisik
S : 360C S : 36 0C
R: 20x/m R: 20x/m
8. Harapan Keluarga
Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi kesehatan sehingga
anggota keluarga dapat memelihara kesehatannya.
B. Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Prioritas Masalah
a. Kecemasan orang tua terhadap pelepasan anak dewasa awal b.d kurangnya
kemandirian anak
Total 4
b. Ketakutan orang tua b.d perpisahan dengan anaknya
No
Tujuan Kriteria Intervensi
Dx
1. Setelah dilakukan Non verbal Identifikasi factor
pendidikan kesehata penyebab kecemasan
dan penjelasan, pada keluarga
keluarga dapat Jelaskan pada keluarga
mengatasi masalah tentang pelepasan anak
dengan kriteria : dewasa awal
Keluarga Berikan penyuluhan
mengetahui cra tentang pelepasan
untuk mencegah anak usia dewasa awal
kecemasan Berikan penyuluhan
tentang cara mengatasi
kecemasan
Berikan penyuluhan
kemandirian pada anak