Anda di halaman 1dari 20

Kasus:

Ny. M 32 thn datang ke RS bersama suaminya untuk memeriksakan


kandungannya, riwayat obstruksi G2P1A0 hamil 28 minggu dengan keluhan
trauma melahirkan karena pernah melahirkan anak dengan berat lebih dari 4.000
gram, Ny. M juga mengeluhkan penglihatan menjadi kabur, selalu merasa haus,
selalu merasa lapar, sering buang air kecil, selalu merasa lelah. Pada hasil
pemeriksaan saat ini insulin ibu mengalami peningkatan, juga mengalami
Hyperglaisimia dan keadaan janin besar (makrosomia) dan pada hasil
pemeriksaan LAB Ny. M mengalami Glaikosuria.

A. KONSEP MEDIS
1. Defenisi:
Diabetes Melitus Gestasional (DMG) adalah diabetes yang dialami sang
ibu selama masa kehamilan. Seorang wanita yang mengalami diabetes melitius
gestasional akan cenderung terkena diabetes tipe 2 dikemudian hari. Diabetes tipe
ini biasanya dialami setelah 28 minggu atau pada trimester ketiga.

2. Etiologi
Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan
karena kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan
untuk membawa glukosa melewati membran sel.

3. Patofisiologi
Metabolisme karbohidrat selama kehamilan karena insulin yang berlebih
masih banyak dibutuhkan sejalan dengan perkembangan kehamilan. Progesteron
dan HPL menyebabkan jaringan ibu resistensi terhadap insulin dan menghasilkan
enzim yang disebut dengan insulinase yang dihasilkan oleh plasenta, sehingga
mepercepat terjadinya insulin.
Bila pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat, maka akan
timbul suatu keadaan yang disebut hiperglikemia, sehingga dapat menimbulkan
kondisi kompensasi tubuh seperti meningkatkan rasa haus (polidipsi),
mengekskresikan cairan (poliuri), dan mudah lapar (polifagia).
4. Manifiestasi klinis
Tanda dan gejala DMG:
 Selalu merasa haus (polydipsia)
 Selalu merasa lapar (polyfagia)
 Selalu merasa lelah atau kekurangan energi
 Penglihatan menjadi kabur
 Hyperglaisimia (peningkatan abnormal kandungan gula dalam darah)
 Glaikosuria (glukosa dalam urine)
 Pruritus vulva
 Mata kabur
 Ketonemia
 BB menurun
 Gula darah 2 jam pp>200 mg/dl
 Gula darah sewaktu>200 mg/dl
 Gula darah puasa>126 mg/dl

Kemungkinan atau dugaan penyakit makin tinggi terjadi pada:


 Umur penderita makin tua.
 Pada multiparitas
 Penderita gemuk.
 Kelainan anak lebih besar dari 4000gr.
 Riwayat kehamilan yang mengalami sering meninggal dalam rahim, sering
mengalami lahir mati, sering mengalami keguguran.
 Bersifat keturunan.
 Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urin.
5. Faktor resiko
Faktor risiko ibu hamil dengan diabetes melitus adalah :
1. Riwayat keluarga dengan diabetes melitus
2. Glukosuria dua kali berturut-turut
3. Obesitas
4. Keguguran kehamilan yang tidak bisa dijelaskan (abortus spontan)
5. Adanya hidramnion
6. Kelahiran anak sebelumnya besar
7. Umur mulai tua
8. Herediter

6. Komplikasi
- Komplikasi pada ibu
1. Hhipoglikemia, terjadi pada enam bulan pertama
2. Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-30 minggu akibat
resistensi insulin
3. Infeksi saluran kemih
4. Preeklampsia
5. Hidramnion
6. Retinopati
7. Trauma persalinan akibat bayi besar
- Masalah pada anak
1. Abortus
2. Kelainan kongenital seperti sacral agenesis, neural tube defek
3. Respiratory distress
4. Neonatal hiperglikemia
5. Hipocalcemia
6. Kematian perinatal akibat diabetic ketoasidosis
7. Makrosomia
8. Hiperbillirubinemia
7. penata laksanaan
1. Terapi Diet
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk
mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik.
Jika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari
hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada
ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi
dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.

Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus
adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
 J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
 J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
 J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).

Diet pada penderita diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian
antara lain :
Diet A : terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat 50 %, lemak
30 %, protein 20 %.
Diet B : terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %, protein 12 %.
Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 60 %, lemak 20 %, protein 20 %.
Diet B1 dan B2 diberikan untuk nefropati diabetik dengan gangguan faal
ginjal.
NO Tipe Diet Indikasi Diet

1. Diet A Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada


umumnya.
2. Diet B Diberikan pada penderita diabetes terutama yang :

1. Kurang tahan lapan dengan dietnya.


2. Mempunyai hyperkolestonemia.
3. Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya pernah
mengalami cerobrovaskuler accident (cva) penyakit
jantung koroner.
4. Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat
retinopati diabetik tetapi belum ada nefropati yang nyata.
5. Telah menderita diabetes dari 15 tahun

3. Diet B1 Diberikan pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein


tinggi, yaitu penderita diabetes terutama yang :

1. Mampu atau kebiasaan makan tinggi protein tetapi


normalip idemia.
2. Kurus (underweight) dengan relatif body weight kurang
dari 90 %.
3. Masih muda perlu pertumbuhan.
4. Mengalami patah tulang.
5. Hamil dan menyusui.
6. Menderita hepatitis kronis atau sirosis hepatitis.
7. Menderita tuberkulosis paru.
8. Menderita penyakit graves (morbus basedou).
9. Menderita selulitis.
10. Dalam keadaan pasca bedah. Indikasi tersebut di atas
selama tidak ada kontra indikasi penggunaan protein
kadar tinggi.
4. Diet B1 Diet B2 (Diberikan pada penderita nefropati dengan gagal ginjal
dan B2 kronik yang klirens kreatininnya masih lebar dari 25 ml/mt).
Sifat-sifat diet B:

1. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari tetapi mengandung


protein kurang.
2. Komposisi sama dengan diet B, (68 % hidrat arang, 12 %
protein dan 20 % lemak) hanya saja diet B2 kaya asam
amino esensial.
3. Dalam praktek hanya terdapat diet B2 dengan diet 2100 –
2300 kalori / hari. Karena bila tidak maka jumlah perhari
akan berubah.

Diet B3 (Diberikan pada penderita nefropati diabetik dengan


gagal ginjal kronik yang klibers kreatininnya kurang dari 25
MI/mt)
Sifat diet B:

1. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari).


2. Rendah protein tinggi asam amino esensial, jumlah protein
40 gram/hari.
3. Karena alasan No 2 maka hanya dapat disusun diet B3
2100 kalori dan 2300 / hari. (bila tidak akan merubah
jumlah protein).
4. Tinggi karbohidrat dan rendah lemak.
5. Dipilih lemak yang tidak jenuh. Semua penderita diabetes
mellitus dianjurkan untuk latihan ringan yang dilaksanakan
secara teratur tiap hari pada saat setengah jam sesudah
makan. Juga dianjurkan untuk melakukan latihan ringan
setiap hari, pagi dan sore hari dengan maksud untuk
menurunkan BB.
2. Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut : Daya tahan
terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan
oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan sudah
memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan
sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi. Perubahan-
perubahan dalam kehamilan memudahkan terjadinya hiperglikemia dan asidosis
tapi juga menimbulkan reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu
ditambah/dirubah menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman pada 140
mg/dl.
Insulin yang dapat digunakan untuk terapi diantaranya:
a). Humulin
Komposisi : Humulin R Reguler soluble human insulin (rekombinant
DNA origin). Humulin N isophane human insulin (rekombinant DNA origin).
Humulin 30/70 reguler soluble human insulin 30% & human insulin suspensi
70% (rekombinant DNA origin).
Indikasi : IDDM
Dosis : Dosis disesuaikan dengan kebutuhan individu. Diberikan secara
injeksi SK, IM, Humulin R dapat diberikan secara IV. Humulin R mulai kerja
½ jam, lamanya 6-8 jam, puncaknya 2-4 jam. Humulin N mulai kerja 1-2 jam,
lamanya 18-24 jam, puncaknya 6-12 jam. Humulin 30/70 mulai kerja ½ jam,
lamanya 14-15 jam, puncaknya 1-8 jam.
Kontraindikasi : Hipoglikemik.
Peringatan : Pemindahan dari insulin lain, sakit atau gangguan emosi,
diberikan bersama obat hiperglokemik aktif.
Efek sampinng : Jarang, lipodistropi, resisten terhadap insulin, reaksi
alergi local atau sistemik.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
b). Insulatard Hm/ Insulatard Hm Penfill
Komposisi : Suspensi netral isophane dari monokomponen insulin
manusia. Rekombinan DNA asli.
Indikasi : DM yang memerlukan insulin
Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya diberikan 1-
2x/hari (SK). Onset: ½ jam. Puncak: 4-12 jam. Terminasi: setelah 24 jam.
Penfill harus digunakan dengan Novo pen 3 dengan jarum Novofine 30 G x
8mm.
Kontraindikasi : Hipoglikemia.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
c. Actrapid Hm/Actrapid Hm Penfill
Komposisi : Larutan netral dari monokomponen insulin manusia.
Rekombinan DNA asli
Indikasi : DM
Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal, biasanya diberikan 3 x atau
lebih sehari. Penfill SK, IV, IM. Harus digunakan dengan Novo Pen 3 &
jarum Novofine 30 G x 8 mm. Tidak dianjurkan untuk pompa insulin. Durasi
daya kerja setelah injeksi SK: ½ jam, puncak: 1-3 jam. Terminasi setelah 8
jam.
Kontraindikasi : hipoglikemia, insulinoma. Pengunaan pada pompa
insulin.
Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit lain yang meningkatkan
kebutuhan insulin. Hamil.
Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.
Interaksi obat : MAOI, alcohol, bloker meningkatkan efek hipoglikemik.
Kortikosteroid, hormon tiroid, kontrasepsi oral, diuretic meningkatkan
kebutuhan insulin.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
d. Humalog/Humalog Mix 25
Komposisi : Per Humalog insulin lispro. Per Humalog Mix 25 insulin
lispro 25%, insulin lispro protamine suspensi 75%.
Indikasi : Untuk pasien DM yang memerlukan insulin untuk memelihara
homeostasis normal glukosa. Humalog stabil awal untuk DM, dapat
digunakan bersama insulin manusia kerja lama untuk pemberian pra-prandial
Dosis : Dosis bersifat individual. Injeksi SK aktivitas kerja cepat dari obat
ini, membuat obat ini dapat diberikan mendekati waktu makan (15 menit
sebelum makan)
Kontraindikasi : hipoglikemia. Humalog mix 25 tidak untuk pemberian
IV.
Peringatan : Pemindahan dari terapi insulin lain. Penyakit atau gangguan
emosional. Gagal ginjal atau gagal hati. Perubahan aktivitas fisik atau diet.
Hamil.
Efek samping : Hipoglikemia, lipodisatrofi, reaksi alergi local & sistemik.
Interaksi obat : Kontrasepsi oral,kortikosteroid, atau terapi sulih tiroid
dapat menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin meningkat. Obat
hipoglikemik oral, salisilat, antibiotik sulfa, dapat menyebabkan kebutuhan
tubuh akan insulin menurun.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
e. Mixtard 30 Hm/Mixtard Hm Penfill
Komposisi : Produk campuran netral berisi 30% soluble HM insulin &
70% isophane HM insulin (monokomponen manusia). Rekombinan DNA
asli.
Indikasi : DM yang memerlukan terapi insulin.
Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya diberikan 1-2
x/hari. Onset: ½ jam. Puncak 2-8 jam. Terminasi setelah 24 jam. Penfill harus
digunakan dalam Novo Pen 2 dengan jarum Novofine 30 G x 8 mm.
Kontraindikasi : Hipoglikemia, insulinoma.
Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit yang dapat meningkatkan
kebutuhan insulin. Hamil.
Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.
Interaksi obat : MAOI, alkohol, ? bloker meningkatkan efek
hipoglikemik. Kortikosteroid, hormon tiroid, kontrasepsi oral, diuretic
meningkatkan kebutuhan insulin.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B.
3. Olahraga
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan
untuk memperbaiki sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi
glukosa. Olahraga juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang dan
memelihara berat badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake
kalori.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas
Nama: Ny. M
Umur: 32 thn
b. RKD (Riwayat Kesehatan Dahulu)
- Riwayat anak lahir besar
c. RKK (Riwayat Kesehaatan Keluarga)
- Adanya keluarga yang menderita diabetes
d. RKS (Riwayat Kesehatan Sekarang)
- ditemui adanya tanda-tanda DM, seperti:
 polidipsi,
 polifagi,
 poliuri, lelah,
 pandangan kabur,
 makrosomia,
 hasil LAB: glaikosuria.
e. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan sistematis
- Rambut : Untuk mengetahui apakah rambutnya bersih, rontok dan berkotombe
- Muka : Keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan, adakah edema
- Mata : Adakah pucat pada kelopak mata bawah, adakah kuning/ Iterus pada
sclera
- Hidung : Adakah pernafasan cuping hidung, adakah pengeluaran secret
- Telinga : Untuk mengetahui apakah didalamnya ada serumen
- Mulut, gigi, gusi : Untuk mengetahui mulutnya bersih atau tidak, ada caries dan
karang gigi atau tidak serta ada stomactitis atau tidak
- Leher : Adakah pembesaran kelenjar gondok atau tiroid, tumor dan pembesaran
getah bening
- Dada : Mammae ada pembesaran atau tidak, ada tumor atau tidak, simetris atau
tidak, aerola hiperpikmentasi atau tidak, puting susu menonjol atau tidak,
colostrums sudah keluar atau belum.
- Axila : Adakah tumor dan nyeri tekan
- Perut- Abdomen : Bagaimana status lokasinya dan bagaimana status obstretsi
- Eksternitas : Bagaimana keadaannya edema atau tidak, farises atau tidak, reflex
patella positif atau negative

F.Pemeriksaan Tanda-tanda Vital


- Tensi : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi, batas normal 110/60 sampai
140/90 mmHg
- Suhu : Untuk mengetahui suhu badan apakah meningkat atau tidak, jika lebih
dari 38 celcius kemungkinan terjadi infeksi.
- Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung selama 1 menit, batas
normal 60-80 x/menit
- Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan asien yang dihitung selama 1
menit, normal 12-20 x/mnt
- Berat badan : Untuk mengetahui faktor resiko obesitas, kenaikan normal ibu
hamil adalah 12kg
- Tiggi badan : Untuk mengetahui faktor resiko kesempitan panggul tinggi badan
wanita normal diatas 150 cm

G. Pemeriksaan khusus Obstetri


- Abdomen
a. Inspeksi : Bagaimana keadaannya, pembesarannya, letaknya, adakah luka bekas
operasi, lokasi jenisnya
b. Palpasi :
Leopold I : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian janin pada
fundus
Leopold II : Untuk mengetahui bagian janin pada perut bagian kanan dan
kiri ibu
Leopold III : Untuk mengetahui bagian terbawah janin
Leopold IV : Untuk mengetahui bagian terbawah janin apakah sudah
masuk pintu atas panggul atau tidak

c. Auskultasi : Untuk mendengar detak jantung janin.

- Genetalia : Adakah luka, farises, edema, kandiloma atau kelainannya


yang lain juga perineum elastis atau tidak

H. Data Penunjang
1. Pemeriksan laboratorium
a. Pemeriksaan darah : Untuk mendeteksi apakah ada kandungan dalam darah atau
tidak pada kasus diabetes mellitus gestasional atau GDS lebih dari 140mg/dl

2. Pemeriksaan urine : Untuk mengetahui apakah ada kandungan gula dalam


urine sehingga menunjang untuk menegakkan diagnose DMG pada ibu
hamil. Pada kasus DMG hasil reduksi urine positif

3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Intervensi Implementasi Eval


uasi
1. Ketidakseimbangan Mempertahan 1. Memulai
nutrisi : kurang dari kan kadar dengan
kebutuhan tubuh gula darah makanan
(2,2,00002) puasa antara kecil dan
berhubungan dengan 60-100 mg/dl tingkatkan
ketidakmampuan dalam 2 jam sesuai
mencerna dan sesudah dengan
mengabsorpsi nutrient. makan toleransi
Hasil yang diharapkan : tidaklebih 2. Memberika
a. Nutrisi ibu akan dari 140 n diet
meningkatkan 24-30 mg/dl nutrisi
lebih pada masa seimbang.
prenatal atau yang tepat 3. Memfasilita
berat badan sebelum si pasien
kehamilan diet sesuai
b. Ibu akan dengan
mempertahankan indikasi dan
glukosa darah puasa anjurkan
antara 60-100 mg/dl. menghindar
c. Ibu akan sering i paparan
mengungkapkan dari agen
pemahaman tentang iritan.
aturan individu dan 4. Berkolabora
kebutuhan pematangan si dengan
diri ahli gizi
dalam
2. Resiko ketidakstabilan pemberian
kadar glukosa darah diet.
(2,4,00179) faktor
resiko yaitu, kurang
kepatuhan pada rencana
manajemen diabetes.
Hasil yang diharapkan :
a. Ibu akan menunjukkan
reaksi NST secara
normal dan oxytocin
challenge test dan atau
test stress kontraksi
negative

3. Risiko cedera janin


yang berhubungan
dengan peningkatan
kadar glukosa maternal
akibat perubahan pada
sirkulasi
Hasil yang diharapkan :
a. Ibu akan
menunjukkan reaksi
NST secara normal
dan oxytocin
challenge test dan
atau test stress
kontraksi negative

4. Risiko tinggi cedera


materal yang
berhubungan dengan
perubahan pada control
diabetic, profil darah
abnormal atau anemia
hipoksia jaringan, dan
perubahan imun.
Hasil yang diharapkan :
a. Ibu tetap normotensif
b. Ibu tetap
mempertahankan
normoglikomia
c. Ibu bebas dari
komplikasi

5. Gangguan eliminasi
urine (3,1,00016).
Berhubungan dengan
gangguan sensori
motorik

6. Risiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah
(2,4,00179).
Faktor resikonya yaitu,
kurang kepatuhan pada
rencana manajemen
diabetes

3. Intervensi
1. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari dari kebutuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi
kurang tepat.
No Intervensi rasional
1. Timbang berat badan setiap Penambahan berat badan adalah kunci
kunjungan prenatal. petunjuk untuk memutuskan
penyesuaian kebutuhan kalori.

2. Kaji masukan kalori dan pola Membantu dalam mengevaluasi


makan dalam 24 jam. pemahaman pasien tentang aturan diet.
3. Tinjau tulang dan berikan Kebutuhan metabolisme dari janin dan
informasi mengenai perubahan ibu membutuhkan perubahan besar
yang diperlukan pada selama getasi memerlukan
penatalaksanaan diabetes. pemantauan ketat dan adaptasi.

4. Tinjau ulang tentang pentingnya Makan sedikit dan sering menghindari


makanan yang teratur bila hiperglikemia, sesudah makan dan
memakai insulin. kelaparan.

5. Perhatikan adanya mual dan Mual dan muntah dapat mengakibtkan


muntah khususnya pada trimester defenisi karbohidrat yang dapat
pertama. mengakibatkan metabolisme lemak
dan terjadinya ketosis.

6. Kaji pemahaman stress pada Stress dapat mengakibatkan


diabetic. peningkatan kadar glukosa,
menciptakan fluktuasi kebutuhan
insulin.

7. Ajarkan pasien tentang metode Kebutuhan insulin dapat dinilai


fingerstick untuk memantau berdasarkan temuan glukosa darah
glukosa sendiri. serum secara periodic.

8. Tinjau ulang dan diskusikan Hipoglikemia dapat terjadi seccara


tanda gejala serta kepentingan cepat dan berat pada trimester pertama
hipo atau hiperglikemia. karena peningkatan penggunaan
glukosa dan glikogen oelh ibu dan
perkembangan janin. Hiperglikemia
berefek terjadinya hidramnion.
9. Instruksi untuk mengatasi Penggunaan jumlah besar
hipoglikemia asimtomatik. berkarbohidrat sederhana untuk
mengatasi hipoglikemia menyebabkan
nilai glukosa darah meningkat.

10. Anjurkan pemantauan keton Ketidakcukupan masukan kalori


urine. ditunjukkan dengan ketonuria,
menandakan kebutahan terhadap
peningkatan karbohidrat.

11. Diskusi tentang dosis, jadwal dan Pembagian dosis insulin


tipe insulin. mempertimbangkan kebutuhan basal
maternal dan rasio waktu makan.

12. Sesuaikan diet dan regimen Kebutuhan metabolisme prenatal


insulin untuk memenuhi berubah selama trimester pertama.
kebutuhan individu.

2. Risiko tinggi cedera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa


maternal, perubahan pada sirkulasi.
No. Intervensi rasional
1. Kaji kontrol diabetic sebelum Pengontrolan secara ketat sebelum
konsepsi. konsepspi, membantu menurunkan
resiko mortalitas janin dan abnormal
konginental.

2. Kaji gerakan janin dan denyut Terjadi insufisiensi plasenta dan


janin setiap kunjungan. ketosis maternal mungkin secara
negatif mempengaruhi gerakan janin
dan denyut jantung janin.

3. Observasi tinggi fundus uteri Untuk mengidentifikasi pola


setiap kunjungan. pertumbuhan abnormal.

4. Observasi urine terhadap keton. Benda keton dapat mengakibatkan


kerusakan susuna syaraf pusat yang
tidak dapat diperbaiki.

5. Berikan informasi dan buatkan Penurunan mortalitas dan komplikasi


prosedur untuk pemantauan morbiditas janin bayi baru lahir dan
glukosa dan penatalaksanaan anomali congenital dihubungkan
diabetes di rumah. dengan kenaikan kadar glukosa darah.

3. Risiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan perubahan


kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan
perubahan respon imun.
No. Intervensi rasional
1. Kaji derajat kontrol diabetik Klien dengan klasifikasi D, E atau F
adalah berisiko tinggi terhadap
komplikasi kehamilan

2. Kaji perdarahan pervaginaan dan Perubahan vaskuler yang dihubungkan


nyeri tekan abdomen dengan diabetes menandakan resiko
abrupsi plasenta

3. Pantau terhadap tanda dan gejala Distensi uterus berlebihan karena


persalinan preterm makrosomia atau hidramnion dapat
mempresdisposisikan pada persalinan
awal

4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes, prognisi dan kebutuhan


tindakan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan informasi dan
tidak mengenal sumber informasi.

NO. Intervensi Rasional


1. Kaji pengetahuan tentang proses Diabetes mellitus gestasional berisiko
dan tindakan terhadap penyakit terhadap ambilan glukosa yang tidak
termasuk hubungan dengan diet, efektif dalam sel, penggunaan lemak
latihan, stress dan kebutuhan dan protein untuk energi secara
insulin berlebihan dan dehidrasi seluler saat
air dialirkan dari sel oleh konsentrasi
hipertonik glukosa dan serum

2. Jelaskan penambahan berat Pembatasan kalori dengan akibat


badan normal ketonemia dapat menyebabkan
kerusakan janin dan menghambat
penggunaan protein optimal

3. Diskusikan mengenali tanda Penting untuk mencari pertolongan


infeksi medis awal untuk menghindari
komplikasi

5. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin


berhubungan dengan ketidakadekuatan control diabetic maternal,
makrosomnia atau retradasi pertumbuhan untra uterin

NO. Intervensi Rasional


1. Tinjau ulang riwayat prenatal Hiperglikemia maternal pada periode
dan control maternal prenatal meningkatkan makrosomnia,
membuat janin berisiko terhadap
cedera kelahiran karena distosia atau
disporsia
2. Periksa adanya glukosa atau
keton dan albumin urin ibu dan Peningkatan glukosa dan kadar keton
pantau tekanan darah menandakan ketoasidosis yang dapat
mengakibatkan asidosis janin dan
potensial cedera susunan syaraf pusat
3. Observasi tanda vital
Peningkatan infeksi asenden, dapat
mengakibatkan sepsis neonatal

6. Gangguan psikologis : ansietas berhubungan dengan situasi kritis atau


mengancam pada status kesehatan (maternal atau janin)

NO. Intervensi Rasional


1. Atur keberadaan perawat secara Meningkatkan kontuinitas asuhan.
kontinu selama persalinan

2. ajarkan teknik relaksasi dan Memberikan perasaan control


distraksi terhadap situasi

3. pastikan respon yang ada pada Memberikan pengkajian dasar untuk


persalinan dan penatalaksanaan perbandingan selanjutnya,
medis. mengidentifikasi kekuatan da masalah
yang potensial

Anda mungkin juga menyukai