Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum II

REGISTRASI DAN REKTIFIKASI DATA RASTER

OLEH :
Nama : David Rantetana

Nim : L 111 16 313

Kelas : GIS Kelautan_A

LABORATORIUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK KELAUTAN

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018
Registrasi dan Rektifikasi Data Raster

Registrasi merupakan adalah proses penempatan objek berupa raster atau


image yang belum mempunyai acuan system koordinat ke dalam system
koordinat dan proyeksi tertentu. Adapun pengertian lain Registrasi yaitu
merupakan proses memasukkan data referensi geografi kedalam peta Raster
yang akan didigitasi. Sedangkan, Rektifikasi adalah suatu proses yang dilakukan
untuk mentransformasi data dari suatu system grid (piksel) menggunakan suatu
transformasi geometric. Selain itu, rektifikasi dapat diartikan sebagai istilah yang
digunakan bila data citra dikoreksi dengan peta dasar sebagai acuannya.
Berikut ini merupakan langkah-langkah registrasi dan rektifikasi data raster
yang dilakukan dalam praktikum ini :
1. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuka aplikasi ArcGIS
ArcMap yang telah diinstal sebelumnya pada laptop ataupun pc yang
dimiliki. Berikut merupakan tampilan yang menggambarkan proses
membuka aplikasi :

2 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
2. Setelah aplikasi terbuka maka akan muncul blank map, atau layer baru
yang akan digunakan untuk meregistrasi dan meretifikasi data raster yang
akan dikerjakan. Berikut merupakan tampilan dari blank map :

3. Setelah itu, untuk menginput peta yang telah disimpan sebelumnya pada
folder raster menjadi bentuk data raster, maka yang dilakukan adalah
mengklik tools add data, kemudian setelah muncul tampilan pilihan pada
add data, maka yang dipilih adalah folder Raster_David_2018 seperti
pada gambar berikut ini :

3 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
4. Selanjutnya, akan muncul tampilan untuk meginput data raster (peta )
yang akan diregistrasi dan diretifikasi seperti pada gambar berikut ini.
Untuk memfinalisasi penginputan maka dilakukan dengan mengklik
pilihan add pada bagian kanan bawah tampilan .

5. Setelah itu, peta yang diinput tadi akan ditampilkan pada layer seperti
pada tampilan berikut ini :

4 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
6. Untuk memulai pengerjaan registrasi dan rektifikasi peta, maka pertama-
tama yang dilakukan adalah mengaktifkan tools georeferencing dengan
cara mengklik kanan pada daerah sebelah kanan tools Help. Berikut
merupakan tampilan tools georeferencing :

7. Selanjutnya, ketika tools Georeferencing telah diaktifkan, maka memulai


rektifikasi peta dengan memilih 4 (empat) titik acuan. Caranya adalah
dengan mengklik tools Zoom In lalu menzoom mulai dari sisi/sudut kiri
atas peta seperti gambar berikut ini :

5 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
8. Pemilihan titik dilakukan tepat pada pertemuan paling awal dari garis
lintang dan bujur dengan formasi berurutan 1 2 3 4. setelah masing-
masing titik telah dipilih, maka selanjutnya mengklik tolls Add Control
Points pada menugeoreferensing. Setelah itu, kursor diletakkan pada titik
yang telah ditentukan, lalu diklik kanan untuk menginput nilai X dan Y.
nilai ini diperoleh dari konversi data DMS pada peta menjadi Decimal
Degree (nilai decimal). Setelah itu mengklik ok untuk menetaapkan nilai
titik acuan (GCP). Hal ini dilakukan sebanyak 4 kali di 4 titik yang berbeda
yang dapat merepresentasikan peta, misalnya pada keempat sudut peta.
Berikut merupakan proses penetapan GCP :
a. Titik I : 119º27’ DAN 0º45’.

Titik tersebut kemudian dikonversi ke dalam nilai decimal dengan cara :


DMS = ((nilai derajat) +(nilai menit/60) + (nilai detik/3600), sehingga diperoleh :

Decimal degree = 119+27/60


=119 + 0.45
= 119.45
Decimal degree = 0 + 45/60
= 0 + 0.75
= 0.75
Kedua rumus ini berlaku untuk ketiga titik berikutnya.
Setelah itu, ketika nilai telah diinput maka titik acuan I telah ditandai dipeta.
Berikut merupakan tampilan proses penginputan titik I :

6 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
7 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
Hal yang sama dilakukan dengan ketiga titik lainnya, dengan konversi :

• Titik II.
Dms : 119º45’ dan 0º45’.
Sehingga diperoleh decimal degree = 119.75 dan 0.75
• Titik III.
Dms : 119º45’ dan 1º00’.
Sehingga diperoleh Decimal degree = 119. 75 dan 1.00
• Titik IV.
Dms : 119º27’ dan 1º00’.
Sehingga diperoleh decimal degree = 119.45 dan 1.00
Sebagai catatan, pemginputan nilai Y selalu diberi/ ditambahkan tanda negative
di depan angkanya.

9. Setelah keempat titik telah terinput, maka pada layer akan ditampilkan
gambar peta dengan titik acuan seperti tampilan berikut ini :

8 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
10. Untuk memastikan apakah nilai decimal degree yang telah diinput tadi
pada masing-masing titik telah benar, maka dilakukan dengan
menampilkan pilihan View Link Table pada menu Georeferencing seperti
berikut ini :

11. Untuk menyimpan data pengolahan peta yang telah dilakukan, maka
dilakukan dengan cara mengklik tools Georeferencing dengan ikon
berbentuk panah kebawah untuk menampilkan pilihan dari tolls ini.
Setelah itu memilih Rectify, dengan tampilan sebagai berikut :

9 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
12. Selanjutnya, maka akan muncul tampilan untuk format penyimpanan
dengan tampilan seperti berikut ini :

13. Selanjutnya, melakukan pengubahan format penyimpanan dengan


menyimpan file pada folder raster. Tipe file pada kolom file geodatabase
juga diganti dengan format Tiff, dan peta diberi nama Watatu tiff. Berikut
merupakan proses penyimpanan peta :

10 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
14. Untuk memfinalisasi enimpanan peta tiff, maka dilakukan dengan
mengklik pilihan save pada kolom save as, seperti tampilan berikut ini :

11 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
15. Setelah itu, maka akan kembali muncul tampilan layer seperti berikut ini :

16. Untuk memastikan data peta dengan format tiff tadi telah tersimpan
dengan baik, dan dapat dipanggil lagi/diinput, maka dilakukan remove
peta dengan cara mengklik nama file peta (jpeg) yang ada pada kolom
table of contens, lalu klik kanan untuk memilih pilihan remove seperti
tampilan berikut ini :

12 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
17. Selanjutnya, akan kembali muncul layer kosong seperti gambar berikut
ini:

18. Untuk menginput peta tiff tadi, dilakukan dengan memilih/mengklik tools
Add data lalu ketika file raster telah terbuka otomatis, maka yang dipilih
adalah peta berformat tiff (Watatu tiff) dengan tampilan sebagai berikut :

13 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
19. Setelah itu akan mincul tampilan Unknown Spacial Reference, pada
kotak dialog ini yang dipilih adalah pilihan Ok pada bagian kiri bawah,
maka peta akan ditampilkan pada layer kembali.

14 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
20. Untuk memastikan data peta sudah mempunyai koordinat atau member
proyeksi pada peta, maka yang dilakukan adalah memilih Tools Catalog
seperti tampilan berikut :

21. Setelah itu, akan muncul tampilan menu catalog, yang berada pada
bagian kiri dari layer. Berikut merupakan tampilan menu pada tools
Catalog :

15 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
22. Kemudian, memilih menu Folder conection , lalu memilih folder
Semester 5, kemudian membuka folder Raster. Pada folder ini, data
yang dipilih adalah peta dengan format tif seperti tampilan berikut :

16 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
23. Selanjutnya, pada peta yang telah dipilih tadi, di klik kanan lalu memilih
properties, maka akan muncul kotak data raster dataset properties
seperti pada tampilan berikut ini :

24. Pada kotak dialog raster dataset properties tersebut, untuk melakukan
proyeksi ke wgs-1984, dilakukan dengan mengklik pilihan edit pada
bagian raster information, lalu klik ok, maka akan muncul tampilan spasial
reference properties seperti pada gambar dibawah ini. Pada kotak dialog
tersebut, menu yang dipilih adalah Geographic coordinate system, lalu
klik ok.

17 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
25. Selanjutnya, akan muncul beberapa pilihan pada menu Geographic
Coordinate system. Pada menu ini, yang kemudian dipilih untuk
melanjutkan proses adalah pilihan folder world, lalu mengklik ok. Berikut
merupakan ilustrasi dari proses ini :

18 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
26. Kemudian, akan muncul kotak dialog Geographic Coordinate System
Properties. Pada kotak dialog ini, pada kolom datum, yang dipilih pada
isian name adalah D_WGS_1984, kemudian klik ok untuk menginput data
yang dimasukan. Berikut merupakan tampilan dari kotak dialog
Geographic Coordinate System Properties :

27. Selanjutnya, akan muncul kembali kotak dialog Spasial Reference


Properties, dengan GCS_WGS_1984 yang sudah terinput didalamnya
sebagai proyeksi koordinat peta. Setelah itu, mengklik ok. Berikut
merupakan ilustrasi proses ini :

19 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A
28. Kemudian, kotak dialog Raster Dataset Properties akan kembali muncul
dengan perubahan pada kolom Spasial Reference yang sudah terisi
dengan GCS_WGS_1984. Untuk memfinalisasi proses ini dilakukan
dengan mengklik ok lalu pilih Apply pada bagian kiri bawah kotak dialog
tersebut.

29. Setelah itu, maka tampilan akhir peta adalah sebagai berikut :

20 Laporan Praktikum II
David Rantetana_L 111 16 313
Laboratorium SIG untuk Kelautan_A

Anda mungkin juga menyukai