Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERATAN KOMUNITAS

DEPRESI

OLEH

KELOMPOK 1 :

APRIYANTI

ANITA

CITRA LESTARI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat, Taufik dan hidayahnya

sehingga proposal yang berjudul “Asuhan Keperawatan Komunitas Depresi” dapat diselesaikan

dengan lancar. Saya sangat menyadari sepenuhnya bahwa didalam proposal ini masih banyak

terdapat kekurangan dan kekeliruan.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Ucapan terima

kasih tak lupa saya sampaikan kepada pihak yang telah ikut berpartisipasi didalam penyelesaian

proposal ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Alam perasaan merujuk pada perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi

seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang . Alam perasaan ini meliputi

perlakuan dan penyerapan emosi seseorang dan mempunyai arti yang sama dengan afek,

keadaan perasaan dan emosi. Emosi atau alam perasaan memberikan suatu peran adaptif

terhadap individu. Terdapat dua pola gejala dasar pada gangguan mood yaitu depresi dan

mania. Jika memandang ekspresi emosi dalam suatu rentang sehat sakit, maka akan

timbul beberapa parameter yang relevan :

1. Respon emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal

dan eksternal seseorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan

perasaannya sendiri

2. Reaksi berduka tak terkomplikasi terjadi sebagai respon terhadap kehilangan dan

tersirat bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilangan yang nyata serta

terbenam dalam proses berduka

3. Supresi emosi mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan

sendiri, pelepasan dari keterikatan dengan emosi, atau penalaran terhadap semua aspek

dari dunia afektif seseorang

4. Penundaan reaksi berkabung adalah ketidakadaan yang persisten respon emosional

terhadap kehilangan. Ini dapat terjadi pada awal proses berkabung, dan menjadi nyata
pada kemunduran proses, mulai terjadi atau keduanya. Pendundaan dan penolakan

proses berduka kadang terjadi bertahun-tahun

5. Depresi, atau malankolia, suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan.

Dapat digunakan untuk menunjukan berbagai fenomena--- tanda , gejala, sindrom,

keadaan emosional, reaksi, penyakit atau klinik

6. Mania ditandai dengan elevasi alam perasaan, berkepanjangan atau mudah tersinggung

B. Rumusan masalah

1. Apa yang di maksud dengan depresi?

2. Factor – factor predisposisi terjadinya depresi ?

3. Factor – factor presipitasi terjadinya depresi ?

4. Bagaimana perilaku dan mekanisme koping depresi?

5. Perilaku apa yang berhubungan dengan depresi

6. Bagaimana criteria episode berat depresi ?

7. Bagaimana criteria untuk penentu keparahan episode depresi berat sekarang?

8. Bagaiaman terapi obat untuk depresi ?

9. Bagaimana diagnose dan intervensi depresi ?

10. Bagaimana pengkajian keperawatan kesehatan jiwa pada Tn. A dengan kasus depresi?

11. Bagaimana diagnose dan intervensi gangguan jiwa pada Tn A dengan kasus depresi ?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui depresi

2. Untuk mengetahui Factor – factor predisposisi terjadinya depresi

3. Untuk mengetahui Factor – factor presipitasi terjadinya depresi

4. Untuk mengetahui perilaku dan mekanisme koping depresi

5. Untuk mengetahui Perilaku yang berhubungan dengan depresi

6. Untuk mengetahui criteria episode berat depresi

7. Untuk mengetahui criteria untuk penentu keparahan episode depresi berat sekarang

8. Untuk mengetahui terapi obat untuk depresi

9. Untuk mengetahui diagnose dan intervensi depresi

10. Untuk mengetahuipengkajian keperawatan kesehatan jiwa pada Tn. A dengan kasus

depresi

11. Untuk mengetahui diagnose dan intervensi gangguan jiwa pada Tn A dengan kasus

depresi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen

psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen

somatik: anoreksia,konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi

sedikit menurun.

Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan

dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada

individu yang bersangkutan.

Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik,

faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor

neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.

Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan,

kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih

sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.

Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang

pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai

dengan faktor pencetusnya.

Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai

lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang

lain.
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi

depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya

maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi.

Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah

aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan

pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.

Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan

sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan

B. Kepekaan Reaksi berduka supresi Penundaan Depresi/Emosional Takterkomplikasi

emosi reaksi berduka mania

Diperkirakan 2/3 pasien terdepresi merenungkan bunuh diri, 10-15 % melakukan

bunuh diri. Tetapi pasien terdepresi kadang-kadang tampak tidak menyadari depresinya

dan tidak mengeluh suatu gangguan mood, walaupun mereka menunjukan penarikan diri

dari keluarga, teman, dan aktifitas sebelumnya menarik diri mereka.

97 % mengeluh penurunan energi yang menyebabkan kesulitan dalam

menyelesaikan tugas, sekolah dan pekerjaan dan penurunan motifasi. 80 % mengeluh

susah tidur, khususnya terbanguna pada dini hari (insomia terminal) dan sering terbangun

pada malam hari .

Pada kenyataannya kecemasan merupakan gejala yang sering pada depresi (90 %

). Kecemasan termasuk serangan panik, penyalahgunaan alcohol, dan keluhan somatic

(konstipasi, dan nyeri kepala) sering kali mempersulit pengobatan depresi. Gejala
kognetif adalah laporan subyektif yang berupa ketidak mampuan berkosentrasi (84 %),

dan gangguan dalam berfikir (67 %)

C. Faktor Predisposisi Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan gangguan

alam perasaan yang parah.

Teori ini menunjukan tentang factor-faktor penyebab yang mungkin bekerja sendiri atau

dalam kombinas

1. Teori biologis

a) Faktor Genetik mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan

melalui garis keturunan. Frekwensi gangguan alam perasaan meningkat pada

kembar monizigot di dizigot. Dari sejumlah penyelidikan yang telah dilakukan

ditemukan bahwa terdapat dukungan keterlibatan herediter dalam penyakit

depresi.luasnya akibat pada pokoknya tampakakan menjadi lebih tinggi diantara

individu – individu yang memiliki hubungan keluarga dalam kelainan tersebut

daripada di antara populasi umum (DSM – III-R, 1987 )

b) Biokimia. Ketidakseimbangn elektrolit tampak memainkan peranan dalam

penyakit depresif. Suatu kesalahan hasil metabolism dalam perubahan natrium dn

kalium di dalam neuron ( Gibbons, 1960 ) Teori biokimia yang lainnya

menyangkut biogenic amin neropinefrin, dopamine dan serotonin. Tingkatan zat –

zat kimia ini mengalami defisiensi dalam individu dengan penyakit depresif (

Janowsky et al, 1998 )


2. Teori psikososial

a) Psikoanalisa

Teori ini melibatkan suatu ketidakpuasan dalam hubungan awal ibu bayi

sebagai suatu predisposisi untukpenyakit depresif. Kebutuhan bayi tidak

terpenuhi, suatu kondi yang digambarkan sebagai suatu kehilangan. Respon

berduka belum terpecahkan, kemarahan dan permusuhan ditunjukan pada diri

sendiri. Ego tetaplemah, sementara superego meluas dan menjadi

menghukum

b) Teori agresi berbalik pada diri sendiri

mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang

dialihkan pada diri sendiri. Frued mengatakan bahwa kehilangan

obyek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat terbalik

menjadi perasaan yang menyalahkan diri sendiri

c) Teori kehilangan

Berhubungan dengan factor perkembangan , misalanya kehilangan orang tua

pada masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis dengan orang yang sangat

dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan

d) Teori kepribadian

mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang

mengalami depresi atau mania

e) Model kognitif
menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi

oleh penilaian negative seseorang terhadap diri sendiri lingkungan dan masa

depan

f) Model belajar ketidakberdayaan

mengemukakan bahwa depresi dimulai dari kehilangan kendali diri, lalu

menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah . Kemudian individu

timbul keyakinan akan ketidak mampuannya mengendalikan kehidupan

sehingga ia tidak berupaya mengembangan respon yang adaptif

g) Model perilaku

mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya pujian

(reinforcement) positif selama berinteraksi dengan lingkungan

D. Faktor presipetasi

1. Stres yang dapat menimbulkan gangguan alam perasaan meliputi factor, biologis,

psikologis, sosiala budaya

2. Faktor biologis meliputi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh obat-obatan atau

berbagai penyakit fisik seperti infeksi,neoplasma , dan ketidakseimbangan metabolism

3. Faktor psikologis meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta

seseorang, dan kehilangan harga diri

4. Faktor sosial budaya kehilangan peran, perceraiam, kehilangan pekerjaan.


E. Perilaku dan mekanisme koping

Perilaku yang berhubungan dengan depresi bervariasi. Pada keadaan depresi

kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi.

Depresi yaitu perasaan berduka yang belum terselesaikan , mekanisme koping

yang digunakan adalah represi, supresi, denael dan disosiasi. Tingkah laku mania

merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan dari kurang

efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan

F. Perilaku yang berhubungan dengan depresi

1. Afektif : Sedih, cemas, apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah, persaan ditolak,

perasaan bersalah, merasa tak berdaya, putus asa , merasa sendirian, rendah diri,

merasa tidak berharga

2. Kognitif : Abivalensi, bingung, ragu-ragu, tidak mampu kosentrasi, hilang perhatian

dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri, rasa tidak menentu,

pesimis

3. Fisik : Sakit perut anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan, konstipasi, lemah,

lesu, nyeri kepala, pusing, insomnia, nyeri dada, over acting, perubahan berat badan,

gangguan selera makan, , gangguan menstruasi, impoten, tidak berrespon terhadap

seksual

4. Tingkah laku : Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktifitas, kemunduran

psikomotor, menarik diri, isolasi sosial, iritebel (mudah marah, nangis, tersinggung),

berkesan menyedihkan, kurang sopan, gangguan kebersihan


G. Kriteria episode Depresi Berat

1. Lima atau lebih gejala berikut telah ditemukan selama periode dua minggu yang sama

dan mewakili perubahan dari fungsi sebelumnya ; sekurangnya satu dari gejala yaitu

mood terdepresi atau hilangnya minat atau kesenangan

a) Mood terdepresi hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, seperti yang ditunjukan

oleh laporan subyektif (misalnya merasa sedih atau kosong) atau pengamatan yang

dilakukan orang lain (tampak sedih). Catatan pada anak-anak dan remaja dapat

berupa mood yang mudah tersinggung

b) Hilangnya minat atau kesenangan secara jelas dalam semua, atau hampir semua,

aktifitas sepanjang hari, hamper setiap hari (seperti yang ditunjukan keterangan

subyektif atau pengamatan yang dilakukan oleh orang lain)

c) Penurunan berat makan yang bermakna jika tidak melakukan diet atau penambahan

berat badan (misalnya perubahan berat badan lebih dari 5 % dalam satu bulan), atau

penurunan atau peningkatan nafsu makan hampir setiap hari. Catatan pada anak-

anak, pertimbangan kegagalan untuk mencapai pertambahan berat badan yang

diharapkan

d) Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

e) Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (dapat dilihat oleh orang lain,

tidak semata-mata perasaan subyektif adanya kegelisahan atau menjadi lamban)

f) Kelelahan atau hilangnya energi hampir setiap hari

g) Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak tepat

(mungkin bersifat waham) hampir setiap hari (tidak semata-mata mecela diri sendiri

atau menyalahkan karena sakit)


h) Hilangnya kemampuan untuk berfikir atau memusatkan perhatian , atau tidak dapat

mengambil keputusan , hampir setiap hari (baik oleh keterangan subyektif atau

seperti yang dilihat oleh orang lain)

i) Pikiran akan kematian yang rekuren (bukan hanya takut mati), ide bunuh diri yang

rekuren tanpa rencana spesifik,atau usaha bunuh diri atau rencana khsus untuk

melakukan bunuh diri.

2. Gejala tidak memenuhi criteria untuk episode campuran

3. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam

funsgi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya

4. Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yang

disalahgunakan , suatu medikasi)atau suatu kondisi medis umum (hipoterodisme)

5. Gejala tidak lebih baik diterangkan oleh duka cita , yaitu setelah kehilangan orang

yang dicintai , gejala menetap lebih dari 2 bulan atau ditandai oleh gangguan

fungsional yang jelas , berokupasi morbid dengan rasa tidak berharga, ide bunuh diri,

gejala psikotik, atau retardasi psikomotor

H. Kriteria untuk penentu Keparahan Episode Depresi Berat Sekarang (atau paling

akhir)

1. Ringan : jika ada gejala yang melebihi dari yang diperlukan untuk membuat diagnosis

dan gejala menyebabkan hanya gangguan ringan dalam fungsi pekerjaan atau dalam

aktifitas sosial yang biasanya hubungan dengan orang lain

2. Sedang : Gejala atau gangguan fungsional berada di antara ringan dan parah
3. Parah tanpa ciri psikotik : beberapa gejala adalah melebihi yang diperlukan untuk

membuat diagnosis, dan gejala dengan jelas menggunggu fungsi pekerjaan atau

aktifitas sosisal yang biasanya atau hubungan dengan orang lain.

Dengan ciri psikotik : waham atau halusinasi, jika mungkin , sejalan dengan mood

atau tidak sejalan dengan mood

Ciri psikotik sejalan dengan mood : waham atau halusinasi yang isi keseluruhannya

adalah konsisten dengan tema depresif tipikal tentang ketidakberdayaan pribadi, rasa

bersalah, penyakit, kematian, nihilisme, atau hukuman yang layak diterima

Ciri psikotik yang tidak sejalan dengan mood : waham atau halusinasi yang isinya

tidak memiliki tema depresif tipikal tentang ketidakberdaayn pribadi, rasa bersalah,

penyakit , nihilisme, atau hukuman yang layak diterima. (tidak secara langsung

berhubungan dengan tema depresif, sisip pikir , siar pikir, dan waham yang

dikendalikan

I. Terapi Obat

1. Terapi elektokonvulsif ( ECT )

2. Antidepresan

Kelompok – kelompok yang umum digunakan :

Kelas Kimia Nama Generik (Dagang) Dosis Harian

Unisiklik Bupropion (wellbutrin) 200 – 450 mg

Trisiklik Amitrilitin ( elavil ) 75 – 300 mg

Amoksapin (asendin ) 100 – 600 mg

Klomipramin ( anafranil ) 75 – 150 mg


Desipramin ( norpramin ) 75 – 300 mg

Doksepin 30 – 300 mg

Imipramin ( tafranil ) 75 – 300 mg

Nortritilin 75 – 150 mg

Proptritilin 15 -160 mg

Trimipramin (surmontil ) 75 – 300 mg

Tetrasiklik Mapratilin ( ludiomil ) 75 – 225 mg

Penghambat Fenelzin ( nardil ) 45 – 90 mg

Monoamine Isakarboksazid (marplan) 10 – 30 mg

Oksidase Tranilkipromin ( parnate ) 10 – 60 mg

Penghambat Fluoksetin ( procaz ) 20 – 80 mg

ambilan Sertralin ( Zoloft ) 50 – 200 mg

ulang Paroksetin ( paxil) 20 – 50 mg

serotonin

Lainnya Trazodon ( desyrel ) 150 – 600 mg

Efek samping dan implikasi keperawatn :

1. Efek – efek antikolinergik

2. Sedasi

3. Hipotensi ortostatik

4. Reduksi ambang kejang

5. Takikardi

6. Fotosensitivitas
7. Krisis hipertens

8. Priapisme

9. Penurunan berat badan

J. Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap kekerasan yang diarahkan pada diri b/d alam perasan tertekan,

perasaan bahwa dirinya tidak berharga, keputusaan, kemarahan yang ditujukan ke

dalam dirinya, perasaan yang ditinggalkan oleh orang yang berkana, halusinasi

Tujuan :

a) Pasien akan mencari staf saat rasa dorongan unruk membahayakan diri sendiri

b) Pasien tidak membahayakan dirinya sendiri selama berada di rumah sakit

Kritera hasil :

a) Pasien mengatakan secara verbal tidak adanya pikiran – pikiran bunuh diri

b) Pasien berjanji tidak ada tindakan – tindakan merusak diri

c) Pasien mampu mrnyatakan secara verbal nama – nam sumber di luar rumah sakit

yang darinya ia dapat meminta pertolongan jika perasaan ingin biunuh diri terjadi

Intervensi :

a) Tanyakan pada pasien secara langsung: pernakah anda berpikir untuk membunuh

diri anda sendiri ? jika iya, apa uyang anda rencanakan? R/ resiko bunuh diri akan

sangat meningkat jika pasien telah mengembangkan suatu perencanaan dan

khususnya jika ada cara – cara dari pasien untuk melaksanakan perencaan tersebut
b) Ciptakan lingkungan yang aman unruk pasien. Singkirkan benda – benda yang

memiliki potensi untuk membahayakan R/ keamanan pasien merupakan prioritas

keperawatan

c) Rumuskan suatu kontrak verbal jangka pendek dengan pasien bahwa ia tidaka akan

membahayakan dirinya sendiri selama periode waktu yang spesifik

d) Jaminn janji pasien bahwa ia akan cari staf jika pikiran bunuh diri muncul R/ pasien

– pasien bunuh diri seringkali ambivalen tentang ;perasaan mereka. Mendiskusikan

perasaan dengan individu yang dipercayai dapat memberikan bantuan sebelum

pasien mengalami suatu situasi krisis

e) Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa maranhya dalam batasan yang sesuai R/

perilaku depresi dan bunuh diri dapat digambarkan sebagai kemarahan yang

ditujukan kepada diri sendiri. Jika kemerahan ini dapat dinyatakan secara verbal

dalamsuatu lingkungan yang tidak mengancam, pasien akan mampu untuk

menyesuaikan perasaan in, tanpa menghiraukan ketidaknyamanan yang ada

f) Identifikasi sumber – sumber di masayarakat yang dapat digunakan oleh pasien

sebagai sistem pendukung dan yang darinya dapat memnta pertolongan jika

mengalami kembali perasaan ingin bunuh diri R/ dengan memiliki perencanaan

yang nayata untuk mencari bantuan selama krisis dapat mengurangi untuk

mencegah perilaku untuk merusak diri

g) Paling penting, meluangkan waktu bersama dengan pasien R/ hal ini memberikan

suatu perasaan aman dan nyaman


2. Berduka disfungsional b/d kehilangan yang nyata atu dirasakan dari beberapa konsep

nilai untuk individu, kehilangan yang terlalu berat, perasaan bersalah yang disebabkan

oleh hubungan ambivalen dengan konsep kehilangan

Tujuan :

a) Pasien akan mengekspresikan kemarahan terhadap konsepkehilangan dalam 1

minggu

b) Pasien akan mampu secara verbal perilaku – perilaku yang berhubungan dengan

tahap – tahap berduka yang normal

Criteria hasil :

a) Pasien mampu untuk menyatakan secara verbal tahap- tahap proses berduka yang

normal dan perilaku yang berhubungan dengan tiap – tiap tahap

b) Pasien mampu menidentifikasi posisinya sendiri dalam proses berduka dan

mengekspresikan perasaannya yang berhubungan dengan konsepkehilangan secara

jujur

c) Pasien tidak terlalu lama mengekspresikan emosi dan perilaku yang berlebihan

yang berhubungan dengan disfungsi berduka dan mampu melaksanakan aktivitas

hidup sehari – hari secara mandiri

Intervensi :

a) Tentukan pada tahap berduka mana pasien terfiksasi.

R/ pengkajian data dasar yang akurat adalah penting unutk perencanaan

keperawatan yang efektif bagi pasien yang berduka Kembangkan hubungan


saling percaya dengan pasien R/ rasa percaya merupakan dasar untuk suatu

hubungan yang terapeutik

b) Perlihatkan sikap saling menerima dan membolehkan pasien untuk

mengekspresikan perasaannya secara terbuka R/ sikap menerima menunjukan

kepada pasien yakin bahwa ia merupakan seorang pribadi yang bermakna.rasa

percaya meningkat

c) Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa marah R/ pengungkapan secar verbal

perasaan dalamsuatu lingkungan yang tidak mengancam dapat membantu pasien

sampai kepada hubungan dengan persoalan – persoalan yang belum terpecahkan

d) Bantu pasien untuk mengeluarkan rasa marah yang terpendam melalui

berpartisipasi dalam aktivitas motorik besar ( berjalan cepat, jogging, memukul

karung pasir, sepeda latihan) R/ latihan fisik memberikan suatu metode yang aman

dan efektif untukmengeluarkan kemarahan yang terpendam

e) Ajarkan tahap – tahap berduka yang normal dan perilaku yang berhubungan dengan

setiap tahap R/ pengetahuan tentangi perasaan – perasaan yang wajar yang

berhubungan dengan berduka yang normal dapat menolong mengurangi beberapa

perasaan bersalah menyebabkan timbilya respon – respon ini

f) Dorong pasien untuk meninjau hubungan dengan konsep kehilangan. R/ pasien

harus menghentikan ;persepsi idealisnya dan mampu menerima baik aspek positif

maupun negative dari konsep kehilangan sebelum proses berduka selesai

seluruhnya

g) Komunikasikan pada pasien bahwa menangis merupakan hal yang dapat diterima
h) Bantu pasien dalam pemecahan masalahnya sebagai usaha untukmenentukan

metode – metode koping yang lebih adaptif terhadap pengalaman kehilangan R/

umpan balik positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan perilaku

yang diharapkan

3. Gangguan harga diri b/d kurangnya umpan balik positif,perasaan ditolak oleh

orang terdekat, sejumlah kegagalan

Tujuan :

a) Pasien mendiskusikan rasa takut gagalnya kepada perawat dalam 3 hari

b) Pasien menyatakan secara verbal hal – hal yang disukai dari dirinya dalam 5 hari

c) Pasien memperlihatkan peningkatan harga diri yang dibuktikan dengan

mengekspresikan secara verbalaspek – aspek positif dirinya

Criteria hasil :

a) Pasien mampu menyatakan secara verbal aspek aspek positif dirinya

b) Pasien mampu berkomunikasi secara asertif dengan orang lain

c) Pasien mengekspresikan beberapa optimism dan harapan untuk masa depan

d) Pasien menata tujuan – tujuan yang realities untuk dirinya dan mendemonstrasikan

keinginan untuk pencapaiannya

Intervensi :

a) Bersikap menerima pasien dan negativisnya R/ sikap menerima meningkatkan

perasaan makna diri


b) Luangkan waktu bersama pasien R/ untuk memperlihatkan penerimaan dan

menambah harga diri

c) Bantu pasien untuk mengakui dan berfokus pada kekuatan dan pencapaiannya R/

kurangnya perhatian dapat menolong untuk melenyapkan perenungan yang

negative

d) Dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas – aktivitas kelompok R/ pasien dapat

menerima umpan balik positif dan dukungan dari teman sebaya

e) Bantu pasien mengidentifikasi bagian – bagian diri yang ingin diubahnya dan bantu

dengan pemecahan masalah terhadap usaha ini R/ harga diri yang rendah dapat

mengganggu persepsi pasien tentang kemampuannya menyelesaikan masalah

f) Pastikan bahwa pasien tidak menjadi semakin tergantung dan bahwa ia menerima

tanggung jawab untuk perilakunya sendiri R/ pasien harus mampu untuk berfungsi

secara mandiri jiki ingin menjadi berhasil dalam lingkungan masyarakat yang

kurang terstruktur

g) Ajarkan teknik – teknik asertif R/ harga diri ditingkatkan melalui kemampuan

berinteraksi dengan orang lain dalam suatu cara yang asertif

h) Bantu pasien untuk melakukan aspek – aspek perawatan diri saat dibutuhkan R/

umpan balik positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan perilaku

yang diharapakan

4. Isolasi social b/d regresi perkembangan, perilaku- perilaku egoisentris, kerusakan

proses piker, waham, takut akan penolakan atau kegagalan dalam berinteraksi, proses
berduka yang belum terselesaikan, tidak adanya orang yang bermakana bagi klien atau

teman sebaya

Tujuan :

a) Pasien akan mengembangkan hubungan saling percaya dengan staf dalam 5 hari

b) Pasien akan dengan suka rela meluangkan waktu bersama dengan pasien – pasien

lain dan staf dalam aktivitas kelompok d bangsal

c) Pasien menahan diri dari menggunakan perilaku egosentris yang menyinggung

orang lain dan tidak mendukung suatu hubungan

Criteria hasil :

a) Pasien mendemonstrasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi dengan orang

lain

b) Pasien secara sukarela menghadiri aktivitas kelompok

c) Pasien mendekati orang lain dengan cara yang tepat untuk interaksi satu per satu

Intervensi :

a) Luangkan waktu dengan pasien R/ kehadiran anda dapat menolong meningkatkan

persepsi dari pasien sebagai seorang pribadi yang berharga

b) Kembangkan hubungan perawat pasien yang terapeutik melalui kontak yang sering,

singkat dan sikap menerima R/ kehadiran, penerimaan dan penyampaian

penghargaan positif
c) Setelah pasien merasa nyaman dalam suatu hubungan satu per satu dorong untuk

hadir dalam aktivitas – aktivitas kelompok. R/ kehadiran individu yang dipercayai

memberikan rasa aman secara emosianal untuk pasien

d) Secara verbal akui ketidakhadiran pasien dari beberapa aktivitas – aktivitas

kelompok R/ mengetahui bahwa ketidakhadirannya diperhatikan dapat menguatkan

perasaan harga diri pasien

e) Ajarkan teknik asertif R/ pengetahuan tentang penggunaan teknik – teknik asertif

dapat meningkatkan hubungan pasien dengan orang lain

f) Berikan penguatan positif untuk pasien yang secara sukarela berinteraksi denagn

orang lain R/ penguatan positif meningkatkan harga diri dan mendorong

pengulangan perilaku yang diharapkan

5. Perubahan proses pikir b/d menarik diri, ego yang belum berkembang, kelainan

kognitif

Tujuan :

a) Paisen mengakui dan menyatakan secara verbal saat interpretasi terhadap

lingkungan tidak akurat dalam 1minggu

b) Pasien tidak akan mengalami delusi atau distrofi pikiran

Criteria hasil :

a) Proses berpikir pasien merefleksikan interprets lingkungan yang akurat

b) Pasien mampu mengakui pikiran- pikiran yang negative atau irasional


Intervensi :

a) Perlihatkan penerimaan terhadap kebutuhan pasien untuk keyakinan yang salah R/

suatu respon positif akan memperlihatkan kepada pasien bahwa anda menerima

delusi sebagai realita

b) Jangan mendebat atau menyangkali keyakinan tersebut R/ berdebat dengan pasien

atau menyangkali keyakinan tersebut memberikan tujuan yang tidak berguna, ide –

ide delusi tidak dapat dilenyapkan dengan pendekatan ini, dan perkembahan

hubungan saling percaya dapat terganggu

c) Gunakan teknik – teknik validasi konsensual dan meminta klarifikasi saat

komunikasi menggambarkan perubahan dalam berpikir.

R/ teknik – teknik ini menyatakan kepada pasien betapa ia diterima oleh orang lain,

sementara tanggung jawab untuk tidak memahami diterima oleh pasien

d) Berikan penguatan positif kapada pasien karena mampu memisahkan antara pikiran

beradasarkan realita dan yang tidak realita R/ penguatan positif meningkatkan harga

diri dan mendorong pengulangan perilaku yang diharapkan

e) Ajarkan pasien untuk menghalangu menggunakan teknik berhenti berpikir, saat

pikiran melibatkan penggunaan kata perintah R/ kebisingan atau perintah

mengalihkan individu dari berpikir yang tidak diinginkan yang seringkali

mendahului emosi atau perilaku yang tidak diharapkan

f) Gunakan sentuhan secara hati –hati ,khusunya jika pikiran – pikirannya

menyatakan ide – ide panganiayaan R/ pasien yang curiga dapat menerima sentuhan

sebagai ancaman dan dapat berespon menyerang


6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d perasaan depresi, kurangnya

nafsu makan

Tujuan :

a) Pasien akan mencapai pertambahan berate badan sebanayak 0,9 kg setiap minggu

dalam 3 minggu

b) Pasien tidak akan memperlihatkan tanda atau gejala malnutrisi

Criteri hasil :

a) Pasien memperlihatkan pencapaian berat badan yang perlahan, kemajuan selama

dirawat di rumah sakit

b) TTV dan hasil laboratorium serum berada dalam batas normal

c) Pasien mampu menyatakan secara verbal pentingnya nutrisi dan masukan cairan

yang adekuat

Intervensi :

a) Pastikan bahwa dietnya meliputi makanan yang mengandung tinggi serta untuk

mencegah konstipasi.

R/ pasien – pasien depresi ,khususnys mudah untuk mengalami konstipasi

sehubungan retardasi psikomotori. Konstipasi juga merupakan efek samping yang

umum unruk banyak obat – obatan antidepresan

b) Buat dokumentasi yang ketat tentang masukan, haluaran dan jumlah kalori R/

informasi ini penting untuk membuat suatu pengkajian nutrisi yang akurat dan

mempertahankan keamanan pasien


c) Timbang berat badan pasien setiap hari R/ penurunan atau penambahan berat badan

meruapakn informasi pengkajian yang paling penting

d) Tentukan makanan yang disukai dan makanan yang tidak disukai oleh pasien dan

kolaborasi denagn ahli diet untuk menyediakan makanan kesukaan pasien R/ pasien

akan lebih suka makan makanan yang khusus disukainya

e) Temani pasien selama makan R/ untuk membantu sesuai kebutuhan dan untuk

memberikan dukungan dan dorongan

f) Pantau hasil laboratorium dan laporka perubahan yang bermakna kepada dokter R/

hasil laboratorium memberikan data objektif berkenan dengan status nutrisi

g) Jelaskan pentingnya nutrisi dan masukan cairan yang adekuat R/ pasien mungkin

tidak memiliki pengetahuan yang adekuat dan akurat dengan peran nutrisi yang

baik untuk kesehatan secara


K. Pohon Masalah

RESIKO TINGGI BUNUH DIRI

PERUBAHAN PROSES PKIR

ISOLASI SOSIAL

GANGGUAN HARGA DIRI

NUTRISI < KEB BERDUKA DISFUNGSIONAL GANGGUAN POLA TIDUR


B A B III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen

psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen

somatik: anoreksia,konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi

sedikit

B. Saran

Di harapkan kepada semua pembaca khususnya bagi perawat tyang professional

agar dapat memahami tentang depresi baik definisi, factor predisposisi, factor presipitasi,

terapi sampai pada diagnose yang mungkin terjadi dan intervensi yang akan dilakukan
DAFTAR PUSTAKA

Annisaacs. Panduan Belajar keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik.edisi 3.

EGC.Jakarta. 2005 Iyus yosep S.Kep. M.Si. keperawatan jiwa.rafika aditama. Bandung.

2009. IM, Ingram. Catatan Kuliah Psikiatri. Edisi 6. Buku kedokteran. EGC. Jakarta.

1995 Mary C Townsend. Diagnose Keperawatan Pada Keperatan psikiatri. Buku

kedokteran. EGC. Jakarta. 1998. Mary E Muscari. PB Keperawatan pediatric edisi 3.

EGC. Jakarta. 2005. Niven, Neil. Psikologi Kesehatan pengantar Untuk Keperawatan

Dan Profesional Kesehatan Lain. Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.2002

Anda mungkin juga menyukai