Kasus Depresi
Kasus Depresi
DEPRESI
Kasus
Klien Ny. N 40 th, datang ke emergensi dengan keluhan merasa dirinya sudah tidak
berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tuhuan hidup, putus asa dan cenderung ingin
bunuh diri. Klien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi,
anoreksia, konstipasi, tensidan nadi menurun, ekspresi wajah murung, sukar tidur dan
sering menangis. Menurut psikolog klien memiliki corak kepribadian klien depresif.
Perawat menyusun diagnosa keperawatan dan memberi terapi rekreasi audiovisual.
Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
Nama klien : Ny. N
Umur : 40 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku bangsa : Bugis
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Raya warna biru No. 369 Cirebon
Jaminan : BPJS
Diagosa medis : Depresi (gangguan alam perasaan)
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. H
Status : saudara klien
Pekerjaan : Guru SD
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Raya warna biru No. 369 Cirebon
b. Keluhan Sekarang
1) Keluhan utama
Sering melamun, emosi meledak-ledak, tertawa dan menangis
seketika, sering melempar-lempar barang.
2) Keluhan waku didata
Klien mengamuk dan meronta-ronta tidak menerima dirinya dibawa ke
RSJ, dia meributkan dan memarah-marahin anggota keluarga dan
petugas sekitar
4. Data Biologis
a. Pola Makan dan Minum
Di rumah
Menurut keluarganya, klien 3x/sehari dengan menu nasi lauk pauk
dan porsi habis. Klien tidak memiliki pantangan dan alergi pada
makanan.
Klien mengatakan minum air putih 3-4 gelas/hari
Di RS
Klien makan 3 kali/sehari dengan porsi tidak habis dengan menu
dari rumah sakit. Klien tidak suka bubur. Minum 6-7 gelas/hari.
b. Pola Eliminasi
Di rumah
BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek. BAK 4-5 kali/hari dan
tidak ada hambatan.
Di RS
Klien BAB 1x dalam 2 hari, dengan konsistensi lembek. BAK 3-4x/
hari.
e. Pola Aktivitas
Di rumah
Klien sebagai ibu rumah tangga yang baik, mengasuh 2 anaknya.
Klien sangat perhatian dan sayang dengan keluarganya.
Di RS
Klien banyak menolak sewaktu diberi obat. Klien suka menyendiri
dan melamun. Klien juga sering terrawa, menangis dan menjerit.
5. Data Sosial
a. Pendidikan dan Pekerjaan
Klien tamatan D2 PGSD, klien sebagai guru SD di salah satu SD di
kampungnya.
b. Hubungan sosial
Sebelum klien mengalami gangguan jiwa, hubungan dengan keluarga,
tetangga dan masyarakat sekitar cukup harmonis. Tapi setelah musibah
menimpa dirinya, justru sebaliknya, banyak orang menjauh,
hubungannya tidak rukun, dan banyak warga sekitar yang takut
kepadanya.
c. Faktor sosial budaya
Keluarga klien mengatakan bahwa jika ada yang sakit jiwa seperti ini,
warga sekitar banyak yang membawanya ke orang pintar (dukun kyai
dsb). Keluarga klien sudah mencoba, tapi selama + 2 bulan berobat ke
orang pintar tersebut, ternyata tidak ada perkembangan yang berarti.
6. Data Spiritual
Klien beragama Islam, dan menurut keluarga klien, sebelum klien
mengalami gangguan jiwa seperti ini, ia rajin sholat dan tidak pernah
meninggalkannnya, tetapi setelah kejadian ini ia malah tidak pernah sholat.
Analisa Data
DS :
- Klien mengatakan bahwa dia benar-
benar terpukul atas kejadian ini.
- Klien selalu mengatakan males
mengikuti kegiatan seperti ini.
NO. DATA MASALAH PENYEBAB
3 DO : Gangguan Berduka
- Klien sering membohongi perawat pemenuhan disfungsional
sewaku perawat menanyakan nutrisi : kurang
tentang makan. dari kebutuhan
- Terlihat banyak makanan tercecer
di luar jendela.
- Porsi makan klien tidak habis.
DS :
- Klien mengatakan tidak mau
makan karena masih kenyang.
- Klien mengatakan bahwa
makannya tidak habis karena
tidak selera/tidak mood.
Diagnosa Keperawatan
1. Berduka disfungsional b/d kehilangan
2. Keputusasaan b/d berduka disfungsional
3. Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d berduka
disfungsional
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1 Berduka Tupan :
disfungsional b/d Pasien mampu menyatakan secara verbal * Tentukan pada tahap berduka manakah pasien terfiksasi.
kehilangan. perilaku2 yang berhubungan dengan tahap- Dan identifikasi perilaku yang berhubungan dengan
tahap tahap ini.
Berduka * Kembangkan hub. Saling percaya dengan pasien.
Tupen : Perlihatkan empati dan perhatian
Pasien akan mengekspresikan kemarahan * Bantu pasien untuk mengeluarkan kemarahan yang
terhadap kehilangan dalam 1 minggu. terpendam melalui berpartisipasi dalam aktivitas
motorik besar.
* Bantu pasien dalam pemecahan masalahnya sebagai
usaha unuk menentukan metode koping yang lebih
adaptif terhadap pengalaman kehilangan.
2 Keputusasaan b/d Tupan :
berduka Pasien akan responsif secara emosional dan * Gunakan pendekatan yang hangat, menerima dan
disfungsional kembali pada tingkat fungsi sebelum sakit. empatik.
Tupen : * Bantu pasien untuk pindah ke lingkungan yang baru jika
1) pasien akan menjalin hub. Teraupetik memungkinkan.
dengan perawat * Bantu pasien memenuhi kebutuhan perawatan diri,
2) Lingkungan pasien aman dan terutama nutrisi, tidur dan hygiene personal. Dan berikan
terlindungi medikasi dan pengobatan somatik.
3) Pasien akan stabil secara fisiologis dan
mampu memenuhi kebutuhan
perawatan diri
3 Gangguan Tupan :
pemenuhan nutrisi : Pasien tidak akan memperlihatkan tanda * Pastikan bahwa dietnya meliputi makanan yang
kurang dari atau gejala malnutrisi mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
kebutuhan b/d Tupen : * Timbang berat badan pasien setiap hari.
berduka Pasien akan mencapai pertambahan BB * Pastikan bahwa pasien menerima makanan dengan porsi
disfungsional sebanyak 0,9 kg setiap minggu dalam 3 sediki tapi sering termasuk makananan kecil sebelum
minggu. tidur, daripada makan 3 kali sehari dalam porsi yang
lebih besar.
* Temani pasien selama makan
P : Lanjutkan intervensi.
3. - Memberi makanan yang mengandung tinggi serat unuk S : Klien mengatakan keinginan makannya sudah ada.
mencegah konstipasi. O:
- Menimbang BB setiap hari. - Klien menerima makanan yang diberikan.
- Memberi makanan kepada pasien dengan porsi sedikit tapi - Porsi makan klien habis setengah.
sering. A : masalah teratasi sebagian.
- Menemani pasien selama makan. P : Tingkatkan dan lanjutkan intervensi.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
Alam perasaan adalah suasana hati yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi
kehidupan individu. Gangguan alam perasaan adalah respon emosi maladaptif yang dialami oleh
sindrom depresi atau manik.
Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan Perasaan sedih
yang berlebihan dan berkepanjangan. Depresi adalah suatu perasaan berduka abortif, yang
menggunakan mekanisme represi, supresi, denial dan disosiasi. (Gail Wiscarz Stuart and Sandra
J., 1998).
Ada beberapa faktor resiko timbulnya depresi, yaitu diantaranya : Episode depresi
sebelumnya, Riwayat keluarga tentang depresi, Percobaan bunuh diri sebelumnya, Jenis kelamin
wanita, Usia awitan depresi kurang dari 40 tahun, Masa postpartum, Komorbiditas medik,
Kurang dukungan sosial, Peristiwa kehidupan yang penuh stres, Riwayat personal tentang
penganiyaan seksual, Penyalahgunaan zat terakhir.
DAFTAR PUSTAKA
Gail Wiscarz Stuart and Sandra J, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, 1998.
Townsend, Mary C., Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.
Bagian Keperawatan Jiwa Komunitas, FKUI, Kumpulan Proses Keperawatan Masalah
Keperawatan Jiwa, Jakarta, 1999.