Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
Jika semua unsur laporan keuangan telah selesai diperiksa, akuntan telah
sampai pada tahap akhir pemeriksaannya. Sebelum ia meninggalkan perusahaan
klien, ia harus menelaah kertas kerja yang telah dibuatnya dengan cara
membandingkannya dengan kuisioner sistem pengawasan intern dan program
pengujian kepatuhan dan program pengujian substansif, untuk memperoleh keyakinan
bahwa semua informasi yang diperlukannya sebagai dasar penyusunan laporan
akuntan telah terkumpul semua.

BAB II
PEMBAHASAN

PENYELESAIAN PEKERJAAN LAPANGAN


Selama pemeriksaannya, akuntan membuat dan mengumpulkan daftar
pendukung (supporting scheduls) untuk mencatat hasil pengujian kepatuhan dan hasil
pengujian substansif yang dilaksanakannya. Akuntan juga memcatat jurnal adjusment
yang akan diususlkannya kepada klien didalam daftar pendukung.
Informasi yang tercantum di dalam daftar pendukung tersebut kemudiaan
diringkas di dalam daftar utama (lead schedule) , sedangkan jurnal adjustment serta
penjelasannya di dalam daftar pendukung disalin ke dalam kertas kerja yang disebut
daftar ringkasan jurnal adjustment (summary off adjusing journal entries).
Informasi yang tercantum didalam daftar utama kemudian diringkas dalm trial
balance, yang terdiri dari working balance sheet dan working profiit and loss.
Working balance sheet berisi rekening-rekening neraca, working profiit and loss
berisi rekening-rekening rugi laba. Working trial balance ini digunakan oleh akuntan
untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan yang telah dipeiksa oleh akuntan
(audited financial statement).
Akuntan harus menelaah dan meneliti semua jurnal adjustment yang
tercantum di dalam daftar ringkas jurnal adjustment sebelum dia meninggalkan
perusahaan klien. Yang perlu di perhatikan oleh akuntan dalam menelaah jurnal
adjustment tersebut adalah:
1. Kebenaran rekening yang didebit dan dikredit serta ketelitian perhitungan
jurnal adjustment yang akan diusulkan tersbut.
2. Kelengkapan penjelasan jurnal adjustment.
3. Reaksi klien yang mungkin timbul atas adjustment yang akan diusulkan
tersebut.

1
PERISTIWA KEMUDIAN (SUBSEQUENT EVENT)

Peristiwa kemudiaan adalah peristiwa yang terjadi dalam periode setelah tanggal
neraca sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan.
Peristiwa kemudian yang perlu dijelaskan dalam laporan akuntan adalah:
1) Jumlahnya material
2) Merupakan peristiwa penting dan bersifat luar biasa
3) Terjadi setelah tanggal neraca sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan
lapangan
Peristiwa kemudian yang mempunyai dampak terhadap penyajian informasi dalam
laporan keuangan klien dapat dibagi menjadi dua golongan berikut:
1. Peristiwa kemudiaan yang secara langsung mempengaruhi laporan yang
diperiksa, sehingga akuntan berkewajiban mengusukkan adjustment terhadap
laporan keuangan tersebut kepada klien.
2. Peristiwa kemudian yang tidak memerlukan adjustement terhadap laporan
keuangan yang diperiksa, tetapi memerlukan komentar dalam bentuk catatan
kaki di daalam laporn keuangan klien atau komentar didalam laporan akuntan.
Ada beberapa peristiwa dalam laporan akuntan yaitu:
Peristiwa kemudiaan memerlukan adjustment terhadap laporan keuangan
klien.
Peristiwa atau transaksi ini memberikan informasi tambahan bagi manajemen untuk
menentukan suatu rekening penilaian misalnya (rekening cadangan kerugian piutang)
pada tanggal neraca dan juga kepada akuntan dalam memodivikasi saldo rekening
tersebut.
Contoh peristiwa kemudiaan yang jumlahnya material, yang memerlukan
adjustment terhadap penyajian laporan keuangan klien adalah:
1. Pengumuman kebangkrutan debitur klien karena terjadiya kesulitan keuangan
debitur tersebut , yang jumlah piutang kepada debitur tersbut melebihi jumlah
cadangan kerugian piutang yang telah dibentuk oleh klien.
2. Penyelesaian perkara pengadilan yang jumlahnya berbeda dengan jumlah
yang telah dicatat di dalam buku klien.
3. Penjualan ekuipmen yang sudah tidak dipakai lagi dalam kegiatan usaha klien,
dengan harga dibawah nilai bukunya.
4. Penujalan surat berharga pada harga yang lebih rendah dari harga pokok yang
dicatat di dalam buku klien.

2
Peristiwa kemudian yang tidak berdampak langsung terhadap laporan
keuangan klien, namun perlu dicantumkan untuk penjelasan untuk itu.
Penyebab terjadinya peristiwa kemudiaan dalam golongan ini tidak ada sebelum
tanggal neraca, tetapi peristiwa ini sangat penting sehingga memerlukan penjelasan ,
meskipun tidak memerlukan adjustment rehadap laporan keuangan klien.
Berikut ini adalah contoh peristiwa kemudiaan yang memerlukan penjelasan
didalam laporan keuangan klien sebagai catatan kaki atau penjelasan didalam laporan
akuntan.
1. Penurunan harga pasar surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi
sementara.
2. Pengeluaran obligasi atau saham.
3. Penyelesaiannya perkara pengadilan yang peristiwa penyebabnya terjadi
stelah tanggal neraca.
4. Penurunan nilai pasar pesediaan sebagai akibat larangan pemerintah terhadap
penjualan suatu produk.
5. Kerugian akibat terbakarnya persediaan yang tidak diasuransikan.

Prosedur pemeriksaan terhadap peristiwa kemudiaan yaitu:


 Pelajari notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris , dan komisi-komisi
yang dibentuk dalam periode setelah tanggal neraca.
 Telaah laporan klien yang dibuat
 Adakan wawancara dengan pimpinan perusahaan
 Lakukan wawancara dengan penasihat hukum klien
 Telaah penagihan piutang yang terjadi setelah tanggal neraca
 Telaah jurnal penerimaan kas terutama yang mengenai transaksi penerimaan
kas dari penarikan kredit atau dari penjualan aktiva tetap.
 Telaah transaksi yang material jumlahnya yang dicatat dalm buku jurnal
memorial.

3
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Langkah akhir suatu proses pemeriksaan akuntan adalah penerbitan laporan


akuntan. Untuk itu akuntan perlu menyusun laporan keuangan setelah diperiksa
(audited financial statement), penjelasan laporan keuangan (notes to financial
statements), dan pernyataan pendapat akuntan.
Penyusunan laporan keuangan yang telah diperiksa dilakukan oleh akuntan
melalui lima tahap: membuat daftar pendukung, membuat daftar utama, membuat
working trial balance, membuat ringkasan jurnal adjusment, dan membuat laporan
keuangan yang telah diperiksa. Berdasarkan informasi yang disusun dalam ringkasan
jurnal adjusment, laporan keuangan yang diperiksa, dan penjelasan laporan keuangan,
akuntan kemudian membicarakan berbagai jurnal adjusment dan penjelasan laporan
keuangan tersebut dengan klien, untuk diusulkan bagi adjusment terhadap catatan
akuntansi dan penjelasan laporan keuangan klien.
Dalam langkah akhir proses pemeriksannya, akuntan perlu memperhatikan
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam periode kemudian. Meskipun akuntan
menerima tugas pemeriksaan akuntan terhada laporan keuangan tahun tertentu namun
tanggung jawab akuntan atas informasi tidak hanya terbatas pada tahun tersebut,
namun akuntan masih bertanggung jawab atas peristiwa-peristiwa yang terjadi
sesudahnya, yang jika peristiwa ini tidak diungkapkan, akan mempengaruhi
keputusan yang akan diambil oleh pemakai laporan akuntan.
Peristiwa kemudian yang mempunyai dampak terhadap penyajian informasi di
dalam laporan keuangan klien dapat dibagi menjadi dua golongan: peristiwa
kemudian yang secara langsung mempengaruhi laporan keuangan yang diperiksa,
sehingga akuntan berkewajiban mengusulkan adjusment terhadap laporan keuangan
tersebut kepada klien dan peristiwa kemudian yang tidak memerlukan adjusment
terhadap laporan keungan yang diperiksa, tetapi memerlukan komentar dalam bentuk
catatan kaki di dalam laporan keuangan klien atau komentar didalam laporan akuntan.

Anda mungkin juga menyukai