PENDAHULUAN
Jika semua unsur laporan keuangan telah selesai diperiksa, akuntan telah
sampai pada tahap akhir pemeriksaannya. Sebelum ia meninggalkan perusahaan
klien, ia harus menelaah kertas kerja yang telah dibuatnya dengan cara
membandingkannya dengan kuisioner sistem pengawasan intern dan program
pengujian kepatuhan dan program pengujian substansif, untuk memperoleh keyakinan
bahwa semua informasi yang diperlukannya sebagai dasar penyusunan laporan
akuntan telah terkumpul semua.
BAB II
PEMBAHASAN
1
PERISTIWA KEMUDIAN (SUBSEQUENT EVENT)
Peristiwa kemudiaan adalah peristiwa yang terjadi dalam periode setelah tanggal
neraca sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan.
Peristiwa kemudian yang perlu dijelaskan dalam laporan akuntan adalah:
1) Jumlahnya material
2) Merupakan peristiwa penting dan bersifat luar biasa
3) Terjadi setelah tanggal neraca sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan
lapangan
Peristiwa kemudian yang mempunyai dampak terhadap penyajian informasi dalam
laporan keuangan klien dapat dibagi menjadi dua golongan berikut:
1. Peristiwa kemudiaan yang secara langsung mempengaruhi laporan yang
diperiksa, sehingga akuntan berkewajiban mengusukkan adjustment terhadap
laporan keuangan tersebut kepada klien.
2. Peristiwa kemudian yang tidak memerlukan adjustement terhadap laporan
keuangan yang diperiksa, tetapi memerlukan komentar dalam bentuk catatan
kaki di daalam laporn keuangan klien atau komentar didalam laporan akuntan.
Ada beberapa peristiwa dalam laporan akuntan yaitu:
Peristiwa kemudiaan memerlukan adjustment terhadap laporan keuangan
klien.
Peristiwa atau transaksi ini memberikan informasi tambahan bagi manajemen untuk
menentukan suatu rekening penilaian misalnya (rekening cadangan kerugian piutang)
pada tanggal neraca dan juga kepada akuntan dalam memodivikasi saldo rekening
tersebut.
Contoh peristiwa kemudiaan yang jumlahnya material, yang memerlukan
adjustment terhadap penyajian laporan keuangan klien adalah:
1. Pengumuman kebangkrutan debitur klien karena terjadiya kesulitan keuangan
debitur tersebut , yang jumlah piutang kepada debitur tersbut melebihi jumlah
cadangan kerugian piutang yang telah dibentuk oleh klien.
2. Penyelesaian perkara pengadilan yang jumlahnya berbeda dengan jumlah
yang telah dicatat di dalam buku klien.
3. Penjualan ekuipmen yang sudah tidak dipakai lagi dalam kegiatan usaha klien,
dengan harga dibawah nilai bukunya.
4. Penujalan surat berharga pada harga yang lebih rendah dari harga pokok yang
dicatat di dalam buku klien.
2
Peristiwa kemudian yang tidak berdampak langsung terhadap laporan
keuangan klien, namun perlu dicantumkan untuk penjelasan untuk itu.
Penyebab terjadinya peristiwa kemudiaan dalam golongan ini tidak ada sebelum
tanggal neraca, tetapi peristiwa ini sangat penting sehingga memerlukan penjelasan ,
meskipun tidak memerlukan adjustment rehadap laporan keuangan klien.
Berikut ini adalah contoh peristiwa kemudiaan yang memerlukan penjelasan
didalam laporan keuangan klien sebagai catatan kaki atau penjelasan didalam laporan
akuntan.
1. Penurunan harga pasar surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi
sementara.
2. Pengeluaran obligasi atau saham.
3. Penyelesaiannya perkara pengadilan yang peristiwa penyebabnya terjadi
stelah tanggal neraca.
4. Penurunan nilai pasar pesediaan sebagai akibat larangan pemerintah terhadap
penjualan suatu produk.
5. Kerugian akibat terbakarnya persediaan yang tidak diasuransikan.
3
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN