A. Pengertian
Scale adalah suatu problema yang umum dijumpai pada operasi lapangan migas
maupun panas bumi. Scale merupakan kristalisasi dan pengendapan mineral berdeposit keras
yang berasal dari hasil reaksi ion-ion yang terkandung dalam air Pengendapan scale dapat
terjadi di dalam pori-pori batuan formasi, lubang sumur bahkan peralatan permukaan.
Penurunan tekanan
Pada saat air formasi mengalir dari reservoir menuju lubang sumur maka
akan terjadi penurunan tekanan. Penurunan tekanan ini dapat pula terjadi dari dasar
sumur ke permukaan dari well head ke tanki pengumpul. Penurunan tekanan ini
akan menyebabkan terlepasnya CO2 dan ion bikarbonat (HCO3-) dari larutan.
Dengan terbebaskannya gas CO2 , sehingga akan menyebabkan
berkurangnya kelarutan CaCO3. Hal ini berarti penurunan tekanan pada suatu
sistem akan menyebabkan meningkatnya kemungkinan terbentuknya scale CaCO3.
Perubahan temperatur
Pada saat terjadi perubahan (kenaikan) temperatur, maka akan terjadi
penguapan, sehingga terjadi perubahan kelarutan, dan hal ini akan mengakibatkan
terjadinya pembentukan scale. Temperatur mempunyai pengaruh pada
pembentukan semua tipe scale karena kelarutan suatu senyawa kimia sangat
tergantung pada temperatur. Misalnya kelarutan CaCO3 akan berkurang dengan
kenaikan temperatur dan kemungkinan terbentuknya scale CaCO3 semakin besar.
Scale Inhibitor
Pencegahan Scale menggunakan Scale Inhibitor adalah bahan kimia yang
menghentikan atau mencegah terbentuknya scale bila ditambahkan pada
konsentrasi yang kecil pada air. Penggunaan bahwa kimia ini sangat menarik,
karena dengan dosis yang sangat rendah dapat mencukupi untuk mencegah scale
dalam periode waktu yang lama. Mekanisme kerja scale inhibitor ada dua,
yaitu:
1. Scale inhibitor dapat teradsorpsi pada permukaan kristal scale pada saat
mulai terbentuk. Inhibitor merupakan kristal yang besar yang dapat menutupi
kristal yang kecil dan menghalangi pertumbuhan selanjutnya.
2. Dalam banyak hal bahan kimia dapat dengan mudah mencegah
menempelnya suatu partikel-partikel pada permukaan padatan.
Dalam operasi produksi minyak bumi sering ditemui mineral scale seperti CaSO4,
FeCO3, CaCO3, dan MgSO4. Senyawa-senyawa ini dapat larut dalam air. Scale CaCO3
paling sering ditemui pada operasi produksi minyak bumi. Akibat dari pembentukan scale
pada operasi produksi minyak bumi adalah berkurangnya produktivitas sumur akibat
tersumbatnya perforasi, pompa, valve, dan fitting serta aliran.
Scaling umumnya dapat dijumpai pada pipa antara daerah wellhead dengan
separator, flasher, pipa liquid setelah separator (yang kemudian dibuang ke kolam
penampungan) dan sumur reinjeksi sehingga dapat mengganggu proses operasional
pemanfaatan geothermal pada pipelines, turbin maupun sumur injeksi. Hal tersebut terjadi
karena Scaling dapat mengakibatkan penyumbatan pipa, sehingga mengurangi laju aliran dan
dampak jangka panjangnya harus dilakukan pengantian. Oleh karena itu kajian tentang potensi
scaling sangat diperlukan pada operasi lapangan panas bumi.
Pada sistem geothermal, scale terbentuk dari fluida geotermal yang
berfase liquid (air). Terdapat 3 kelas mineral pada fluida geothermal yang dapat menyebabkan
terjadinya scaling, yakni:
Tingkatan dari scaling mineral pada air tidak sepenuhnya tergantung pada komposisi
kimia air itu sendiri atau mineral yang larut, melainkan disebabkan oleh derajat saturasi dari
air terhadap mineral yang nilainya berbeda-beda, perubahan temperature, perubahan tekanan,
perubahan potensial redoks, perubahan konsentrasi relatif terhadap mineral lainnya, dan
perubahan pH.
Scaling mineral kalsit (CaCO3) atau Silika (SiO2) merupakan permasalahan utama
dalam banyak sistem geotermal. Pada sistem geothermal bertemperatur rendah dan
menengah, beberapa peneliti melaporkan bahwa terbentuk scale kalsit. Kristmanndottir
(1989) juga mencatat bahwa scale kalsit dijumpai pada sistem geotermal bertemperatur
rendah di Iceland. Metode pencegahan dari pengendapan scale pada sistem geothermal
bertemperatur rendah dikendalikan oleh tingkat pelepasan gas (degassing) CO2 dan
perubahan pH yang menyebabkan perubahan nilai hasil kali konsentrasi ion-ion mineral.
Arnorsson mereview secara teoritis mengenai pengendapan mineral kalsit dari air
geotermal. Hasil studi tersebut menjelaskan bahwa fluida geothermal di reservoir berbagai
tempat didunia adalah jenuh dengan kalsit. Kalsit dibawah jenuh (undersaturated) mungkin
ada dibeberapa tempat dikarenakan rendahnya kadar karbon dioksida.
Kelarutan dari kalsit secara signifikan diakibatkan oleh pH dan kelarutan karbon
dioksida di air geotermal. Pada beberapa nilai temperatur yang diberikan, kelarutan dari kalsit
berada dalam kesetimbangan dengan meningkatnya fase vapour dan dengan meningkatnya
konsentrasi karbon dioksida mencapai 1 mol karbon dioksida per kg. Pada berbagai macam
tekanan karbon dioksida, kelarutan dari kalsit menurun dengan meningkatnya temperatur.
Endapan kalsium karbonat dapat terbentuk dari air geotermal oleh Adanya karbon
dioksida di di kondisi tekanan menengah dan tinggi di reservoir geothermal meningkatkan
kelarutan kalsit. Reaksi penguraian/pelarutan digambarkan sebagai berikut:
CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g) Ca2+ (aq) + 2HCO3– (aq)
Hampir dari semua sistem geotermal berisi karbon dioksida yang larut. Fakta
terpenting dari pengendapan kalsit adalah :