LAPORAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Metabolisme Tumbuhan
yang dibimbing oleh Dr. Betty Lukiati, M.Si
Oleh Kelompok 4:
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kadar total fenol pada tumbuhan Temu Giring
(Curcuma heyneana) menggunakan pelarut metanol dengan metode
spektrofotometri.
2. Untuk mengetahui kadar total fenol pada tumbuhan Temu Giring
(Curcuma heyneana) menggunakan pelarut etanol dengan metode
spektrofotometri.
3. Untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut dalam pengukuran kadar total
fenol pada temu giring Curcuma Heyneana) dengan metode
spektrofotometri.
4. Untuk mengetahui alasan menggunakan panjang gelombang 765 nm pada
pengukuran absorbansi asam galat dan sampel (ektraks rimpang temu
giring)
D. HIPOTESIS
1. Kadar total fenol pada tumbuhan Temu Giring (Curcuma heyneana)
menggunakan pelarut metanol dengan metode spektrofotometri berbeda
dengan kadar total fenol pada tumbuhan Temu Giring (Curcuma
heyneana) menggunakan pelarut etanol.
2. Jenis pelarut berpengaruh terhadap pengukuran kadar total fenol pada
temu giring Curcuma Heyneana) dengan metode spektrofotometri.
3. Kadar total fenol pada tumbuhan Temu Giring (Curcuma heyneana)
menggunakan pelarut metanol dengan metode spektrofotometri lebih besar
daripada kadar total fenol pada tumbuhan Temu Giring (Curcuma
heyneana) menggunakan pelarut etanol.
4. Panjang gelombang yang digunakan pada penetapan kadar senyawa
fenolat total yaitu 765 nm karena serapan maksimum asam galat diperoleh
pada panjang gelombang 765 nm. Asam galat digunakan sebagai larutan
standar.
E. DASAR TEORI
Temugiring (Curcuma heyneana) adalah sejenis tumbuhan yang
digunakan sebagai bahan obat-obatan tradisional. Tumbuhan ini banyak
ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan kecil atau peladangan dekat rumah
penduduk, terutama di kawasan Jawa Timur. Rimpang temu giring (Curcuma
heyneana) mengandung senyawa kurkumin yang dapat memberi warna
kuning, minyak atsiri 0,8-3%, amilum, damar, lemak, tanin, saponin, dan
flavonoid (Santoso, 2008).
Temu giring (Curcuma heyneana Val.) banyak ditemukan tumbuh liar
di hutan-hutan kecil atau peladangan dekat rumah penduduk, terutama di
kawasan Jawa Timur.Temu giring merupakan tanaman berbatang semu
dengan ketinggian mencapai 1 m. Rimpang temu giring berwarna kuning serta
beraroma khas. Daunnya berbentuk runcing dengan tepi rata, berwarna hijau,
serta berpelepah yang saling melekat satu dengan yang lain hingga
membentuk batang semu (Santoso, 2008).
F. PROSEDUR KERJA
Penentuan Kadar Total Fenol Ektrak Temu Giring Pelarut Metanol dan Etanol
Metode Spektrofotomrtri
H. DATA PENGAMATAN
a. Hasil Pengukuran Absorbansi Asam Galat
I. ANALISIS DATA
1. Pembuatan Kurva Larutan Standart Asam Galat :
1
0.8 Hasil Absorbansi
0.6
Linear (Hasil
0.4
Absorbansi)
0.2
0
0 50 100 150
Konsentrasi (%)
4(156,33) − (250)(3,989)
𝑎=
4(18750)(250x250)
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
-2,3259 = -0,029x
80,203 = x
𝑚𝑔
80,203 ( ) 𝑚𝑔
𝑙
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 = g = 802,03
0,1(L) 𝑔
Ulangan 2
-2,2149 = -0,029x
76,375 = x
𝑚𝑔
76,375 ( ) 𝑚𝑔
𝑙
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 = g = 763,75
0,1(L) 𝑔
= (802,03 + 763,75) : 2
𝑚𝑔
= 1565,78 :2
𝑔
𝑚𝑔
= 782, 89 𝑔
Ulangan 2
1,022 = −0,029𝑥 + 2,8569
1,022 – 2,8569 = -0,029x
-1,8349 = -0,029x
63,272 = x
𝑚𝑔
63,272 ( ) 𝑚𝑔
𝑙
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 = g = 632,72
0,1(L) 𝑔
J. PEMBAHASAN
Temu giring memiliki kandungan senyawa kimia fenolik. Untuk
menghitung kadar total fenol biasanya menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu.
Prinsip metode Folin-Ciocalteu adalah oksidasi gugus fenolik hidroksil. Pereaksi
ini dapat mengoksidasi (garam alkali), mereduksi asam heteropoli menjadi suatu
kompleks molibdenum-tungsten (Mo-W). Fenolat hanya terdapat pada larutan
basa, tetapi pereaksi Folin-Ciocalteu dan produknyatidak stabil pada kondisi yang
basa. Selama prosesreaksi belangsung,gugus fenolik-hidroksil dapat bereaksi
dengan pereaksi Folin-Ciocalteu, membentuk kompleks fosfotungstat-
fosfomolibdat berwarna biru dengan struktur yang belum diketahui dan dapat
dideteksi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 765 nm. Menurut
Afrinaldi,dkk (2015), panjang gelombang yang digunakan pada penetapan kadar
senyawa fenolat total yaitu 765 nm karena serapan maksimum asam galat
diperoleh pada panjang gelombang 765 nm. Asam galat digunakan sebagai larutan
standar. Larutan standar atau larutan baku adalah suatu larutan yang mengandung
konsentrasi yang diketahui secara tepat dari unsur atau zat. Warna biru yang
terbentuk akan semakin pekat setara dengan konsentrasi ion fenolat yang
terbentuk, artinya semakin besar konsentrasi senyawa fenolik maka semakin
banyak ion fenolat yang akan mereduksi asam heteropoli, sehingga warna biru
yang dihasilkan semakin pekat (Singleton dan Rossi, 1965).
K. KESIMPULAN
1. Kadar total fenol rimpang temu giring dengan pelarut metanol ulangan ke-
1 sebesar 802,03 mg/g ekivalen asam galat, sedangkan pada ulangan ke-2
diperoleh kadar total fenol sebesar 763,75 mg/g ekivalen asam galat,
sehingga didapatkan rerata kadar total fenol temu giring dengan pelarut
metanol sebesar 782,89 mg/g ekivalen asam galat.
2. Kadar total fenol rimpang temu giring dengan pelarut etanol ulangan ke-1
sebesar 860,66 mg/g ekivalen asam galat, sedangkan pada ulangan ke-2
diperoleh kadar total fenol sebesar 632,72 mg/g ekivalen asam galat,
sehingga didapatkan rerata kadar total fenol temu giring dengan pelarut
etanol sebesar 746,69 mg/g ekivalen asam galat.
3. Tingginya total fenol pada ektrak temu giring dengan pelarut metanol
menjelaskan bahwa karakteristik senyawa fenol pada ektrak rimpang temu
giring mempunyai kepolaran yang sama dengan metanol, sehingga ekstrak
rimpang temu giring dengan pelarut metanol menghasilkan kandungan
senyawa fenol tertinggi.
4. Panjang gelombang yang digunakan pada penetapan kadar senyawa
fenolat total yaitu 765 nm karena serapan maksimum asam galat diperoleh
pada panjang gelombang 765 nm. Asam galat digunakan sebagai larutan
standar. Larutan standar atau larutan baku adalah suatu larutan yang
mengandung konsentrasi yang diketahui secara tepat dari unsur atau zat
DAFTAR RUJUKAN
Afrinaldi, dkk. 2015. Kandungan Total Fenol Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Air Daun Kersen (Muntingia calabura L.). JURNAL KEDOKTERAN
YARSI 23 (3) : 187-196 (2015)
Apsari, Pramudita Dwi., & Susanti, H. 2011. Penetapan kadar fenolik total ekstrak
metanol kelopak bunga rosella merah (Hibiscus sabdariffa Linn) dengan
variasi tempat tumbuh secara spektrofotometri. Jurnal Ilmiah
Kefarmasian, 2(1), 73-80.
BPS. 2013. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri. Jakarta : Badan Pusat
Statistik Jakarta-Indonesia.
Endah, R. D., Sperisa, D., Adrian, N., Paryanto, 2007. Pengaruh kondisi
Fermentasi terhadap Yield Etanol Pada Pembuatan Bioetanol Dari Pati
Garut. Jakarta : Gema Teknik.
Gandjar, I. G. & Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis 323-346. Yogyakarta
: Pustaka Pelajar.
Harbone J.B. 1987. Metode Fitokimia. Edisi ke-2. Padmawinata K, Soediro I,
penerjemah. Bandung : ITB. Terjemahan dari : Phytochemical Methods.
John, B., Sulaiman C.T., Satheesh George., And V.R.K Reddy. 2014. Total
Phenolics And Flavonoids In Selected Medicinal Plants From Kerala.
International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences.
Pangestuty, A. 2016. Uji aktivitas antioksidan dan penetapan kadar fenolik total
fraksi etil asetat ekstrak etanol buah buni (Antidesmabunius L. (Spreng))
dengan metode folin-ciocalteu. Universitas Sanata Dharma.
Primadini, R.,D. 2010. Uji aktivitas pengkhelatan besi pada ekstrak metanol
tanaman obat pegagan (Centella asiatica), Bunga Merak (Caesalpinia
pulcherimma) dan Sendilaw Udang (Commersonia batramia). Skripsi.
Bengkulu : Universitas Bengkulu.
Salimi, Y.K. 2012. Peranan ektrak dan tepung sorgum (Sorghum bicolor L) dalam
penghambatan kanker secara in vitro dan in vivo pada mencit balb/c. Bogor
: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Santoso, H.B. 2008. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Yogyakarta : Agro
Media Indonesia.
Singleton VL dan Rossi JA. 1965. Colorimetry Of Total Phenolic With
Phosphomolybdic–Phosphotungstic Acid Reagent. Am. J. Enol. Vitic. 16:
147.
Siregar, M. 1988. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Jakarta
Sjahid, L.R. 2008. Isolasi dan identifikasi flavonoid dari daun dewandaru
(Eugenia uniflora L). Surakarta : Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Viranda. 2009. Pengujian Kandungan Fenol Total Tomat (Lycopersicum
esculentum) Secara In Vitro. Skripsi.Jakarta: Universitas Indonesia
Wirawan, E. Y. 2016. Uji Antioksidan Ektrak Tumbuhan Sisik Naga (Pyrrosia
piloselloides (L) M.G Price) Pada Pohon Inang Jambu Air (Syzygium
aqueum) dengan Metode 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl (DPPH) dan
Penetapan Karakter Ekstrak. Yogyakarta : Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma
Yahyasripatundita. JURNAL SPEKTROFOTOMETER-UV-VIS. Diakses tanggal 3
April 2019 pukul 21.00