Anda di halaman 1dari 9

PENGAMATAN PEWARNAAN KAPSULA BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi

yang diampu oleh Ibu Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.Si.

Oleh:
Kelompok 6
Offering I

Anggiklarita 160342606275
Benedektio Jose C. 160342606285
Dhita Humaira E. 160342606283
Emilda Firdiana A. 160342606272
Imroatun Nafi’ah 160342606231

The Learning University

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FEBRUARI 2018
A. TANGGAL PRAKTIKUM
08 Februari 2018

A. TOPIK:
1. Pewarnaan kapsula bakteri secara langsung.
2. Pewarnaan kapsula bakteri secara tidak langsung.

B. TUJUAN :
1. Untuk memperoleh keterampilan melakukan pewarnaan kapsula bakteri.
2. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya kapsula bakteri.

C. DASAR TEORI
Sebagian besar sel bakteri itu memiliki lapisan pembungkus sel, berupa
membran plasma, dinding sel yang mengandung protein dan polisakarida. Sejumlah
bakteri dapat membentuk kapsul dan lendir (Kusnadi, 2003). Kapsul merupakan
substansia yang bersifat viscous sehingga membentuk suatu selubung yang
mengelilingi dinding sel, memiliki fungsi lain yakni melindungi tubuh bakteri dari
kekeringan, sementara dengan mengikat molekul-molekul air serta memudahkan
melekatkan bakteri pada permukaan atau substrat (Tarigan, 1988). Kapsul pada bakteri
dapat diamati dengan mikroskop dengan teknik pewarnaan, baik secara langsung
maupun tidak langsung (Hadiutomo, 1990). Contoh bakteri yang berkapsul adalah
Klebsiella pneumonia yang dapat menyebabkan pneumonia. (Elfidasari, 2013).
Pada sebagian bakteri, terutama yang hidup di lingkungan alami, dikelilingi
oleh suatu lapisan lendir (gelatinous) yang disebut kapsul dan slime. Sebagian besar
bakteri mensekresikan suatu lapisan berlendir yang mengakumulasi mengelilingi
permukaan luar sel dan menyelubungi dinding sel (Fadilah, 2011).
Sebagian ahli berpendapat lapisan lendir merupakan modifikasi dinding sel terluar
yang berasal dari penggembungan dan gelatinisasi konstituennya. Sebagian lagi
berpendapat bahwa lapisan lendir adalah produk sekretori yang mempunyai komposisi
kimia berbeda dengan dinding sel.
Adanya kapsul yang tebal pada berbagai bakteri patogen merupakan indikasi
umum tingginya virulensi mikroorganisme. Hal ini disebabkan karena kapsul mampu
melindungi bakteri pathogen dari fagositosis oleh makrofag dan leukosit
polimorfonuklear hewan tingkat tinggi (Fadilah, 2011). Istilah slime diberikan untuk
lapisan lendir yang menyelubungi satu koloni bakteri. Slime dibedakan dari kapsul
berdasarkan berdasarkan ketebalan dan viskositasnya.
Kapsul memiliki struktur yang lebih lebar dan definit serta mudah diamati.
Slime bersifat lebih mudah larut dan kurang kental dibanding kapsul. Kapsul adalah
bagian dari sel, sedangkan slime adalah hasil sekresi. Kapsul memiliki bentuk yang
jelas, baik densitas dan kerangkanya, sementara slime berbentuk amorf dan dapat
dilepaskan sehingga menjadi struktur yang bentuknya bermacam-macam.
Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup itu sangat sulit, karena
selain bakteri itu tidak berwarna, dan juga transparan serta berukuran sangat kecil.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri
yang merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian- penelitian
mikrobiologi (Dwidjoseputro, 1998).
Dalam kondisi pH mendekati netral, pada bakteri dengan pewarnaan tidak
langsung (negatif), dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif sehingga pewarna
asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel. Oleh karena itu sel
menjadi tidak berwarna. Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran
sel. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina (Hadiutomo,1990).
Menurut Tarigan (1988), pewarnaan tidak langsung (negatif) bertujuan untuk
mewarnai latar belakang atau bidang pandang di bawah mikroskop dan bukan untuk
mewarnai sel-sel mikroba yang diperiksa. Pewarnaan ini dapat digunakan untuk
melihat kapsul yang menyelubungi tubuh bakteri dengan hanya menggunakan satu
macam cat saja. Sedangkan pewarnaan kapsul (pewarnaan positif) pertama
dikemukakan oleh Tyler. Pewarnaan langsung (positif) ini menggunakan senyawa
kristal violet.

D. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT 2. BAHAN

- Mikroskop
- Biakan campuran / biakan murni
- Kaca benda
bakteri
- Lampu spiritus
- Tinta cina merk “pelikan”
- Mangkuk pewarna
- Aquades steril
- Kawat penyangga
- Larutan kristal violet 0,5%
- Jarum inokulasi berkolong
- Larutan CuSO4, 5H2O 20%
- Pinset
- Alkohol
- Korek api
- Lisol
- Sabun cuci
- Kertas penghisap
- Lap
E. PROSEDUR KERJA
1. PERWARNAAN LANGSUNG/POSITIF

secara aseptik
melakukan
menyediakan inokulasi bakteri
fiksasi dengan
kaca benda meneteskan yang akan
cara
bersih, lalu satu ose diperiksa di atas
melewatkan
melewatkan aquades streil di tetesan aquades
sediaan tersebut
kaca benda di atas kaca benda itu, lalu ratakan
di atas nyala api
atas nyala api itu perlahan-lahan
lampu spritus
lampu spritus dan menunggu
dengan ceapt
sampai kering

meneteskan
kristal violet di
atas sediaan ini, mengeringkan
kaca benda membasahi sediaan sediaan dengan
mengamati
sediaan dengan laluran CuSO4 kertas hisap
sediaan di atas
diletakan di atas dan 5H2 O dengan hati-hati
mikroskop
mangkuk agar sediaan
pewrna. tidak rusak
menunggu 1
menit

2. PERWARNAAN TAK LANGSUNG/NEGATIF

secara apsetik
mengambil
menyiapkan biakan inokulum yang
menyediakan kaca campuran aatau akan diperiksa, lalu
benda yang bersih, biakan murni meneteskan satu ratakan perlahan-
lalu melewatkan bakteri, lalu ose aquades steril lahan di atas
dia atas nyala api tentukan koloni di atas kaca benda tetesan aquades
lampu spritus bakteri yang akan itu. membiarkan
diperiksa kapsulnya sampai sediaan itu
mengering tanpa
difiksasi

membiarkan sediaan mengering,


lalu mengamati dibawah
meneteskan setetes tinta mikroskop (tanpa kaca penutup).
cina dengan merek sel-sel bakteri akan tampak
"pelikan" di atas sediaan trasnfaran dengan latar belakang
tersebut lalu meratakan berwarna hitam, sedangkan
perlahan-lahan kapsula (bila ada) berawarna
coklat muda di sekeliling sel
bakteri
F. HASIL PENGAMATAN

No.
JENIS PERWARNAAN WARNA SEL VEGETATIF WARNA KAPSULA
koloni
Langsung Unggu Tidak berkapsul
1
Tidak langsung Transparan Tidak berkapsul
Langsung Unggu Tidak berkapsul
2
Tidak langsung Transparan Tidak berkapsul

G. ANALISIS DATA

Percobaan pertama menggunakan koloni satu. Percobaan pewarnaan langsung


dihasilkan sel berwarna ungu dan tidak ada warna biru pada pinggirannya. Hasil dari
pengamatan tersebut menunjukkan bahwa koloni satu tidak memiliki kapsul. Percobaan
selanjutnya pewarnaan tidak langsung, koloni satu diberi tinta cina dan terlihat bahwa bakteri
tidak bewarna, tidak terlihat juga warna coklat pada pinggir sel bakteri dan bagian kaca benda
yang berada di sekeliling bakteri berwarna hitam. Hasil pengamatan pewarnaan tak langsung
menunjukkan bahwa koloni bakteri satu tidak memiliki kapsul.

Percobaan selanjutnya, menggunakan koloni bakteri dua. Percobaan pewarnaan


langsung pada koloni dua menghasilkan sel berwarna ungu dan tidak tampak warna biru pada
daerah pinggirannya. Hasil dari pengamatan tersebut menunjukkan bahwa koloni dua tidak
memiliki kapsul. Selanjutnya pewarnaan tidak langsung, kolonia dua diberi tinta cinta dan
terlihat bahwa bakteri tidak bewarna, tidak terlihat juga warna coklat pada pinggir sel bakteri
dan bagian kaca benda yang berada di sekeliling bakter berwarna hitam. Hasil pengamatan
pewarnaan tidak langsung menunjukan bahwa koloni bakteri dua tidak memiliki kapsul.

Dari hasil percobaan yang telah diamati, maka ditarik kesimpulan bahwa pada koloni
satu dan dua sama-sama tidak memiliki kapsul.

H. PEMBAHASAN

Metode pewarnaan bakteri yang dipakai adalah pewarnaan tak langsung dan
pewarnaan langsung. Pewarnaan tak langsung sering disebut juga pewarnaan negatif, artinya
yang diwarnai bukan sel bakterinya melainkan latar belakang dari sediaan bakteri. Sedangkan
pewarnaan langsung disebut juga pewarnaan positif, artinya yang diwarnai adalah langsung
dikenai bakterinya (Suarsini dkk, 2000)
Beberapa jenis bakteri dan amoeba hijau-biru mengeluarkan bahan-bahan yang amat
berlendir dan lengket pada permukaan selnya, melengkungi dinding sel. Bila bahan berlendir
tersebut kompak dan tampak sebagai suatu bentuk yang pasti (bundar/lonjong) maka disebut
kapsul, tetapi bila tidak teratur bentuknya dan menempelnya pada sel kurang erat maka
disebut selaput lendir (Ratih, 2010)

Kapsul dan lendir tidak esensial bagi kehidupan sel, tapi dapat berfungsi sebagai
makanan cadangan, perlindungan terhadap fagositosis (baik dalam tubuh inang maupun
dialam bebas) atau perlindungan terhadap dehidrasi. Kemampuan menghasilkan kapsul
merupakan sifat genetis, tetapi produksinya sangat dipengaruhi oleh komposisi medium
tempat ditumbuhkannya sel-sel yang bersangkutan. Komposisi medium juga dapat
mempengaruhi ukuran kapsul. Ukuran kapsul berbeda-beda menurut jenis bakterinya dan juga
dapat berbeda diantara jalur-jalur yang berlainan dalam satu spesies (Ratih, 2010)

Pada beberapa jenis bakteri adanya kapsul sebagai petunjuk virulensi. Semua kapsul
bakteri tampaknya dapat larut dalam air. Komposisi kimiawi kapsul ada yang berupa glukosa
(misalnya dektrosa pada Leokonostoc mesendteroides), polimer gula amino (misalnya asam
hialuronat pada Staphylococcus piogenik), polipeptida (misalnya polimer asam D-glutamat
pada Bacillus antraksis) atau kompleks polisakarida protein (misalnya B. disentri) (Ratih,
2010)

Adanya perbedaan struktur dinding sel pada masing-masing bakteri inilah yang akan
menyebabkan perbedaan reaksi pewarnaan dari bahan-bahan kimia yang diberikan sehingga
warna yang dihasilkan pun berbeda. Bakteri yang termasuk kedalam Gram negatif
mempunyai struktur dan komposisi dinding sel yang berbeda dengan bakteri Gram positif.
Dinding sel bakteri Gram negatif umumnya dindingnya lebih tipis dari dinding sel Gram
positif. Bakteri Gram negatif mengandung persentase lipid atau lemak pada dinding selnya
lebih banyak dari dinding sel bakteri gram positif (Kusnadi, 2003). Selama perlakuan dengan
alcohol 95%, lipid tersebut tertarik keluar sehingga menaikan permeabilitas dinding sel.
Akibatnya, kristal violet tertarik keluar sehingga bakterinya kehilangan warna awal (warna
ungu). Sedangkan pada bakteri Gram positif, dinding selnya lebih sedikit mengandung lipid
sehingga akan mengalami dehidrasi karena perlakuan dengan alkohol 95%, sehingga ukuran
pori-pori dan permeabilitas dinding sel menjadi berkurang dan Kristal Violet tidak tercuci
atau keluar dari dalam dinding sel, inilah yang menyebabkan bakteri Gram positif tetap
berwarna ungu, dinding berwarna kebiruan dan tidak terpengaruh.
I. KESIMPULAN
1. Pewarnaan kapsulaa pada bakteri dapat dilakukan dengan 2 cara yatu teknik
pewarnaan secara langsung (positif) menggunakan larutan Kristal violet dan
CuSO4.5H2O sedangkan cara kedua yaitu dengan teknik pewarnaan tidak langsung
(negatif) dengan menggunakan tinta cina.
2. Pada pewarnaan secara langsung, sel bakteri dari koloni 1 dan koloni 2 berwarna
ungu dan terdapat warna biru muda pada bagian luar dinding selnnya. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan pewarnaan langsung, kedua koloni bakteri terdapat
kapsula.
3. Pada pewarnaan secara tidak langsung, sel bakteri dari koloni 1 dan koloni 2
berwarna transparan dengan warna coklat muda pada bagian tepinya. Hal ini
menunjukkan dengan pewarnaan tidak langsung, kedua koloni bakteri terdapat
kapsula.
DAFTAR RUJUKAN

Dwijoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.


Elfidasari, Dewi. 2013. Deteksi Kapsul Klebsiella pneumonia pada beberapa jenis rokok
Konsumsi Masyarakat. Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi,Vol.2,
No.1, pp.41-47.
Fadilah, Muhyiatul. 2011. Deteksi Kapsul dan Slime pada Bakteri Patogen yang Diisolasi
dari Benih Lele Dumbo. Jurnal Saintek, Vol.III, No.2, pp. 124 – 128.
Hadioetomo & Ratna, S. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan Prosedur
Laboratorium. Jakarta: Gramedia.
Hastuti, Sri Utami. 2015. Penuntun Kegiatan Mikrobiologi. Malang: UM Press.
Kusnadi. 2003. Mikrobiologi. Bandung: JICA IMSTEP.
Ratih, 2010. Pewarnaan Kapsul Bakteri (www.scribd.com/pewarnaan-kapsul-bakteri)
(diakses pada tanggal 7 Februari 2018).

Tarigan, Jeneng. 1988. PengantarMikrobiologi. Jakarta: DIRJEN DIKTI, Proyek


Pengembangan.
LAMPIRAN

Pewarnaan Langsung / positif

Koloni I dan II untuk pewarnaan


langsung / positif

Pewarnaan tidak langsung /


negatif

Anda mungkin juga menyukai