Anda di halaman 1dari 15

PRESENTASI KASUS BANYUMAS

SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA

“OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER”

Pembimbing
dr. Hilma Paramita, Sp. KJ

Disusun Oleh :
Intan Mawaridhatul Ulla G4A017078
Ambar Kholida Zahra G4A017070
Fikry Barran G4A017068
Densy Nurtita Fitriani G4A017076
Tiara Asri Nurillah G4A018082
Farhan Ichsan G4A018047

SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA


RSUD BANYUMAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS BANYUMAS
SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA

“OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER”

1
Disusun untuk memenuhi salah satu ujian
Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
RSUD Banyumas

Disusun Oleh :
Intan Mawaridhatul Ulla G4A017078
Ambar Kholida Zahra G4A017070
Fikry Barran G4A017068
Densy Nurtita Fitriani G4A017076
Tiara Asri Nurillah G4A018082
Farhan Ichsan G4A018047

Telah dipresentasikan dan disetujui oleh pembimbing


Pada tanggal, Juli 2019
Pembimbing,

dr. Hilma Paramita, Sp. KJ

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
Nama : Nn. N H
Usia : 21 tahun 3 bulan 22 hari
No RM : 00725938
Tempat, TanggalLahir : Cilacap, 20 Maret 1998
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa

2
Alamat : Ciporos RT03/RW03, Pucung, Majenang, Cilacap
Pekerjaan : -
Pendidikan : SMP
Status Perkawinan : Belum menikah
TanggalMasuk RS : 11 Juli 2019

B. Anamnesis (Metode Alloanamnesis dan Autoanamnesis)


1. Alloanamnesis
Telah dilakukan alloanamnesis kepada keluarga pasien yang dilakukan
di Poliklinik Jiwa RSUD Banyumas pada Kamis, 11 Juli 2019 dengan
identitas narasumber:
Narasumber
Nama Ny. P
Usia 37 tahun
Jenis kelamin Perempuan
Pekerjaan Pedagang
Pendidikan SMA
Alamat Ciporos, Pucung, Majenang
Lama Kenal 21 tahun
Hubungan dengan Pasien Tante

Berikut ini hasil alloanamnesis dengan rincian sebagai berikut:


a. Keluhan Utama
Pasien melakukan cuci tangan berulang-ulang
b. Keluhan Tambahan
1) Pasien sering kram perut setelah makan yang pedas
2) Pasien sering marah dan kesal apabila hasil pekerjaannya dikritik
orang lain termasuk saudaranya
3) Pasien sering memikirkan hal-hal yang melukai hatinya
4) Pasien sulit tidur
5) Pasien merasa tidak nyaman apabila ditanya kapan bekerja dan
menikah
c. Riwayat Penyakit Sekarang

3
1 bulan SMRS HMRS
Pasien masih Pada pukul 09.00 am pasien datang ke poliklinik jiwa
mengeluhkan cuci
tangan berulang-ulang RSUD Banyumas untuk kontrol terkait penyakitnya.
sebanyak 3 kali, sulit Keluhan yang dirasakan pasien yaitu masih cuci tangan
tidur, perut terasa kram berulang-ulang sebanyak 3 kali dan sejak 1 bulan
dan nyeri setelah
makan-makanan yang sebelumnya sulit tidur dan perut terasa kram dan sakit
pedas setelah makan-makanan pedas. Pasien sering marah
dan kesal apabila hasil pekerjaannya dikritik orang
lain termasuk saudaranya, pasien sering memikirkan
hal-hal yang melukai hatinya dan merasa tidak
nyaman apabila ditanya kapan bekerja dan menikah.
Pasien sudah dapat beraktivitas mandiri seperti mencuci
baju, memasak, dan membantu membersihkan rumah

Menurut tante pasien, sejak 1 bulan yang lalu pasien


mengeluhkan masih cuci tangan berulang-ulang sebanyak 3 kali
karena merasa tangan pasien masih kotor. Pasien juga mengeluhkan
sulit tidur tanpa disertai adanya halusinasi dan perut terasa kram dan
nyeri setelah makan-makanan yang pedas karena pasien mempunyai
riwayat maag kronis sejak SMP. Pasien juga sering marah dan kesal
apabila hasil pekerjaannya dikritik orang lain termasuk saudaranya,
pasien sering memikirkan hal-hal yang melukai hatinya dan merasa
tidak nyaman apabila ditanya kapan bekerja dan menikah. Keluhan
tersebut pasien sampaikan pada saat kontrol terkait penyakitnya di
Poliklinik Jiwa RSUD Banyumas pada tanggal 11 Juli 2019. Menurut
tante pasien, sekarang pasien sudah dapat beraktivitas seperti orang
sehat lainnya yaitu mencuci baju, mencuci piring, memasak, dan
membersihkan rumah. Pasien sekarang sudah tidak lagi melamun
maupun menyendiri serta sudah tidak lagi berhalusinasi.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
1) Psikiatri

4
Pasien sejak kelas 3 SD sudah ditinggal orang tuanya bekerja di
Jakarta dan tinggal bersama tantenya. Pada saat pasien kelas 6 SD
mulai mengalami perubahan perilaku seperti cuci tangan yang
berulang-ulang sebanyak lebih dari 10 kali, tidak mau memakai baju
karena merasa bajunya kotor, tidak mau bermain pasir maupun tanah.
Pada saat pasien kelas 3 SMP, pasien pernah dirawat 1x di
RSUD Banjar pada tahun 2013 karena mengalami perubahan perilaku
sering cuci tangan lebih dari 10 kali, tidak mau memakai baju,
melamun, menyendiri di kamar, sering berhalusinasi mendengar suara
orang menyuruh bunuh diri dan tidak sholat. Pasien tidak mengenal
suara tersebut dan tidak merasa takut tetapi merasa tidak nyaman.
Selain itu, pasien juga sering berhalusinasi melihat pocong atau
melihat orang-orang yang sudah meninggal, hingga pasien merasa
sangat ketakutan, berteriak, dan mengompol tanpa disadari oleh
pasien. Keluhan tersebut pasien rasakan hingga tahun 2017. Kemudian
tahun 2016 pasien juga pernah di rawat 1x di RS yang ada di Jakarta
dengan keluhan yang sama. Pasien di rawat di Jakarta karena orang
tua pasien bekerja di Jakarta.
Menurut tante pasien, pasien tipe yang mudah tersinggung,
memikirkan hal-hal yang menyakitinya, menata barang harus rapi dan
marah apabila hasil pekerjaanya dikritik oleh orang lain, pasien juga
sering menceritakan masalahnya kepada ibu, tante, dan teman
akrabnya sejak SMP. Pasien tidak akrab dengan kakak-kakaknya serta
mau diajak bermain bersama tetangga maupun reunian dengan teman
SD SMP.
2) Penyalahgunaan Obat-obatan,Alkohol dan Zat Adiktif
Penggunaan obat-obatan terlarang, minuman keras, dan rokok
disangkal
3) Yang mendahului penyakit
a) Faktor organik : HT (-), DM (-), Gastritis Kronis (+)
b) Faktor predisposisi: perempuan, kurangnya perhatian dan kasih
sayang orang tua
c) Kepribadian anankastik
e. Riwayat Penyakit Keluarga

5
Pada keluarga besar tidak ada yang mengalami gejala yang serupa
dengan gejala pasien.
f. Silsilah Keluarga

Keterangan :

g. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal bersama tante, om, dan 3 sepupu. Ayahnya bekerja
sebagai pegawai kantor di Jakarta, sedangkan ibunya bekerja dengan
membuka warteg di tempat suaminya bekerja. Hubungan pasien dengan
ayah, ibu dan kakaknya baik. Pasien menceritakan masalahnya kepada
ibu dan tantenya. Pasien berasal dari keluarga golongan menengah ke
bawah.
h. Riwayat Pribadi
1) Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir di Cilacap, umur ibu saat melahirkan 27 tahun,
merupakan kehamilan yang dikehendaki. Kesehatan fisik ibu waktu

6
mengandung sehat dan tidak terdapat kelainan. Kesehatan jiwa ibu
saat mengandung bahagia. Umur kehamilan 9 bulan, melalui
persalinan normal dibantu oleh bidan dan dukun beranak.
2) Riwayat Perkembangan
a) Masa Kanak-Kanak
Tidak diketahui adanya gangguan perkembangan motorik
kasar, halus, bahasa, maupun sosial saat balita. Pasien
merupakan anak yang cenderung pendiam namun masih dapat
bergaul dengan teman seusianya. Pasien dengan kakaknya
tidak begitu dekat dan jarang bercerita
b) Masa Remaja
Pasien dibesarkan oleh tante dan omnya sejak kelas 3 SD.
Semenjak kelas 6 SD, pasien mulai terbiasa untuk mencuci
tangannya berulang kali hingga 10x. Bahkan pada saat pasien
lulus SMP, pasien sempat tidak ingin memakai pakaian karena
semua pakaiannya dianggap kotor dan pasien merasa jijik
untuk memakainya.
3) Riwayat Perkembangan Jiwa
Pasien tinggal bersama dengan tante, om, dan sepupunya
sejak 3 SD. Pasien diasuh oleh om dan tantenya dengan penuh
kasih sayang. Kedua orang tua pasien juga sering menelpon pasien
untuk mengetahui kondisi pasien dan sering mengirimkan uang
untuk keperluan pasien sehari-hari. Pasien sangat dekat dengan ibu
dan tantenya. Pasien sering bercerita tentang masalahnya kepada
ibu dan tantenya.
4) Riwayat Perkembangan Seksual
Pasien tidak mengalami gangguan dalam perkembangan
seksualnya.
5) Kegiatan Moral Spiritual
Menurut keluarga pasien, pasien masih rajin dalam
beribadah. Setiap sore, pasien rutin mengikuti pengajian di masjid
dekat rumahnya.
6) Riwayat Pendidikan
Pasien mulai bersekolah ke tingkat SD saat umur 7 tahun, dan
lulus SD di usia 13 tahun. Lulus SMP usia 15 tahun, namun pasien
tidak tamat SMA. Terakhir pasien sekolah hingga kelas 2 SMA.

7
7) Riwayat Pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja.
8) Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah.
9) Aktivitas Sosial
a) Dalam keluarga
Pasien rajin bersih-bersih dan merapihkan kamarnya.
Pasien sering bermain dengan tetangga dan sepupunya namun
pasien tidak terlalu dekat dengan kaka kandung pasien. Pasien
sering bercerita dengan ibunya.
b) Dengan tetangga
Pasien sering bermain dengan tetangga yang seusianya
namun pasien tidak suka bermain di tanah. Menurut keluarga,
pasien tidak ada konflik antara pasien dengan tetangganya.
c) Sikap keluarga terhadap penderita
Keluarga pasien peduli pada pasien. Kaka dan tantenya
lebih banyak menghabiskan waktu untuk menemani pasien
berobat dan ingin pasien segera sembuh.

2. Autoanamnesis
Keluhan utama : kebiasaan mencuci tangan berulang-ulang.
Keluhan tambahan : sering merasa harus menata segala sesuatunya
dengan rapi, sering merasakan kram perut setelah makan makanan pedas,
kesal apabila dikritik, sering memikirkan hal yang melukai perasaan
pasien, terkadang sulit tidur, merasa tidak nyaman jika ditanya kapan
menikah dan apa pekerjaan pasien.
RPS :
Saat ini pasien mengeluhkan memiliki kebiasaan mencuci tangan
berulang-ulang sebanyak 3 kali setiap kali cuci tangan. Menurut pasien, ia
merasa harus mencuci tangan berulang-ulang yakni karena pasien sering
merasa jijik dan ingin memastikan bahwa tangannya benar-benar bersih.
Kebiasaan ini diakui pasien sudah terjadi sejak kelas 6 SD, namun dengan
frekuensi hingga 10 kali setiap cuci tangan. Saat usia SMP pasien juga
mengaku sering tidak ingin menggunakan baju yang sama karena merasa

8
baju tersebut kotor jika digunakan berulang kali, pasien juga tidak suka
apabila diminta untuk mencuci pakaiannya sendiri dan merasa bahwa
tangannya akan kotor apabila terkena deterjen serta baju yang
mengandung keringat.
Saat ini pasien sudah mau menggunakan baju yang sama dan pernah
dipakai sebelumnya, mau apabila diminta mencuci pakaian dan mencuci
piring, namun setiap selesai melakukan pekerjaan tersebut pasien masih
sering mencuci tangan berulang-ulang. Pasien menyangkal adanya luka
dan lecet setelah melakukan cuci tangan berulang.
Pasien memiliki kebiasaan untuk menata segala sesuatunya dengan
rapi dan teratur, terutama barang-barang yang berada di kamar pasien.
Pasien seringkali merasa kesal apabila barangnya diacak-acak. Saat ini
pasien senang untuk melakukan pekerjaan rumah seperti melipat baju,
memasak, dan membereskan rumah, akan tetapi pasien mengau terkadang
kakaknya mengatakan perkerjaannya kurang rapi dan pasien merasa
kurang senang atas kritik tersebut.
Pasien seringkali merasa kesal apabila ditanya sudah menikah atau
belum dan ditanya mengenai pekerjaannya saat ini, karena pasien tidak
kuliah, belum menikah, dan belum bekerja. Adik sepupu pasien juga sering
bercanda mengatakan bahwa pasien “tidak laku” karena berparas kurang
menarik, sehinga pasien sering merasa sakit hati dan terus memikirkan
kata-kata yang menyinggung perasaannya. Saat ini pasien juga sering
merasakan kram perut setelah makan makanan pedas.

C. Pemeriksaan Fisik
KeadaanUmum : Perempuan ,sesuai usia, tak tampak sakit jiwa
Kesadaran : Compos mentis
1. Tanda vital dan Antropometri
a. Tekanan darah : 120/90mmHg
b. Nadi : 81 x/min
c. Respirasi : 19 x/min
d. Suhu : 37 C

9
e. Berat badan : 53 kg
f. Tinggi badan : 147 cm
2. Status Generalis
a. Kepala : Mesocephal
b. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil
bulat isokor, 3mm/3mm, reflek pupil +/+
c. Hidung : Tidak ada discharge, tidak ada deviasi septum
d. Mulut : Tidak sianosis, tidak ada discharge
e. Telinga : Serumen (+/+) discharge -/-
f. Leher : Tidak ada deviasi trachea, pembesaran tiroid (-)
g. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas kiri atas SIC II LPSS,batas kiri bawah SIC V
LMCS, batas kana natas SIC II LPSD, batas
kanan bawah SIC IV LPSD
Auskultasi : S1>S2 reguler, murmur -, gallop –
h. Pulmo
Inspeksi : Jejas (-), simetris kanan-kiri
Palpasi : Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : SD vesikuler +/+, tidak ada suara tambahan.
i. Abdomen
Inspeksi : datar, venektasi (-), sikatrik (-)
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada defans muskular,
tidak teraba masa.
j. Ekstremitas : Akral hangat (+/+/+/+), edema (-/-/-/-)

D. Pemeriksaan Psikiatri
1. Kesan umum

10
a) Penampilan : Tak tampak sakit jiwa
b) Tatapan mata : Hidup
2. Kesadaran : Kompos mentis
3. Orientasi
a) Orang : Baik
b) Waktu : Baik
c) Tempat : Baik
d) Situasi : Baik
4. Sikap : Kooperatif
5. Tingkah Laku : Normoaktif
6. Proses Pikir
a) Bentuk pikir : Realistis
b) Isi pikir : Obsesi
c) Progresi pikir : Relevan
7. Gangguan Presepsi
a) Halusinasi: Dengar (-), Perabaan (-), Pengecepan (-), dan Visual (-)
b) Ilusi (-)
8. Roman Muka : Normomimik
9. Afek : Appropriate
10. Perhatian : Mudah ditarik, mudah dicantum
12. Hubungan Jiwa : Mudah
13. Insight : 6 (Tilikan Sehat)

E. Sindrom
1. Sindrom 1
a) Mengulang-ulang sesuatu (seperti cuci tangan)
b) Cemas
c) Perfeksionis
d) Tidak suka di kritik

F. Diagnosis Banding
1. F42.2 Campuran Pikiran dan Tindakan Obsesif
2. F42.0 Predominan Pikiran Obsesif atau Pengulangan
3. F42.1 Predominan Tindaan Kompulsif (Obsessional Rituals)

11
H. Diagnosis Multi Aksial
Axis I : F42.2 Campuran Pikiran dan Tindakan Obsesif
Axis II : F60.5 Gangguan Kepribadian Anankastik
Axis III : Gastritis
Axis IV : Masalah dengan ‘Primary Support Group” (Keluarga)
Axis V : GAF 70-61
I. Penatalaksanaan
1. Perawatan Rawat Jalan
2. Terapi Farmakologis
a. PO Risperidone 2 mg/24 jam
b. PO Trihexyphenidyl 2 mg/24 jam
c. PO Chlorpromazine 100 mg/24 jam
d. PO Clozapine 2 mg/ 24 jam
3. Terapi Non-Farmakologis
a. Terapi perilaku
Terapi perilaku dengan melakukan pendekatan perilaku,
dilakukan dengan cara terapis awalnya membantu pasien menelusuri
lebih jauh mengenai hal-hal yang ditakuti pasien seperti kuman, Pasien
dilatih untuk dihadapkan dengan barang-barang yang dihindarinya
seperti menyentuh tanah, bersalaman dengan orang lain, berbagi
minuman dengan orang lain.Tujuannya yakni untuk membantu pasien
melawan rasa takutnya.
b. Psikoterapi edukatif
1) Terhadap pasien
Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai
penyakitnya, kondisinya, faktor pencetus, serta rencana pengobatan
selanjutnya.
2) Terhadap keluarga
a) Memberikan informasi dan edukasi mengenai penyakit pasien,
gejala, faktor penyebab dan pencetus, komplikasi, pengobatan,
dan prognosis.

12
b) Meminta keluarga pasien untuk selalu mendukung proses
pengobatan, mengontrol minum obat (sesuai petunjuk dokter,
tidak menghentikan minum obat tanpa seizin dokter),
mendampingi pasien dan menjaga kondisi stabil pasien.
c. Sosioterapi
Meminta keluarga untuk memberikan penjelasan kepada
lingkungan sekitar rumah ataupun teman-temannya agar menganggap
pasien gangguan jiwa adalah sama seperti penyakit medis lainnya, tidak
perlu dikucilkan dan pasien membutuhkan dukungan sosial dari orang-
orang di sekitar pasien untuk membantu proses penyembuhannya.

J. Prognosis
1. Premorbid
Faktor yang mempengaruhi Prognosis
Riwayat penyakit keluarga Tidak Ada Baik
Stressor psikososial Ada Buruk
Sosial ekonomi Tidak Ada Baik
Riwayat penyakit yang sama Ada Buruk

2. Morbid
Faktor yang mempengaruhi Prognosis
Onset usia 12 tahun Buruk
Jenis penyakit Obsesive-Compulsive Baik
Disorder
Perjalanan penyakit Kronis Buruk
Kelainan organik Tidak ada Baik

13
Kesimpulan

1. Pasien seorang perempuan, berusia 21 tahun, belum menikah, beragama


Islam, suku Sunda, saat ini tidak sekolah ataupun bekerja.
2. Pasien dibawa keluarganya ke Poliklinik Jiwa RSUD Banyumas tanggal
11 Juli 2019 untuk kontrol. Pasien didiagnosa OCD dengan gejala yang
muncul adalah sering mencuci tangan berulang, sering marah dan kesal
bila hasil pekerjaannya dikritik, sulit tidur, merasa tidak nyaman ketika
ditanya kapan menikah dan bekerja.
3. Keluhan dimulai sejak 1 bulan yang lalu.
4. Pasien memiliki riwayat dirawat 1 kali di RSUD Banjar Patroman pada
tahun 2013, karena mengalami perubahan perilaku sering halusinasi
mendengar suara yang menyuruh bunuh diri, tidak sholat. Suara muncul
saat pasien sedang malas. Pasien merasa risih namun tidak takut dengan
suara tersebut. Sebelumnya, sejak kecil pasien tidak mau main tanah atau
pasir. Saat usia 12 tahun (kelas 6 SD), pasien mulai sering mencuci
tangan berulang hingga 10 kali, tidak mau pakai baju karena jijik
menggunakan baju berulang. Pasien tidak mau berbagi minuman dari
botol yang sama.
5. Pasien tinggal bersama tante dan keponakannya. Pasien ditinggal orang
tua untuk bekerja di Jakarta sejak kelas 3 SD. Meskipun sering dikirim
uang dan sering telepon atau video call, pasien merasa kurang perhatian
dan kasih sayang dari orang tua.
6. Pasien memiliki kecenderungan kepribadian anankastik, pasien
menceritakan tentang masalah dan kehidupan pribadinya kepada
keluarga. Pasien sering marah dan kesal apabila dikritik. Pasien senang
menata barang-barangnya dengan rapi dan kesal apabila ada yang

14
mengacak-acak.
7. Faktor predisposisi: perempuan, kepribadian anankastik, kurang
perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tua.
8. Diagnosis Multiaxial pada pasien adalah:
Axis I : F42.2 Campuran Pikiran dan tindakan obsesif
Axis II : F60.5 Gangguan Kepribadian Anankastik,
Axis III : Gastritis
Axis IV : Masalah dengan Primary Support Grup (Keluarga)
Axis V : GAF 70-61
9. Penatalaksanaan pada pasien yaitu dilakukan perawatan Rawat Jalan di
rumah, diberikan pengobatan farmakologi dan nonfarmakologi. Adapun
terapi nonfarmakologi seperti terapi perilaku, psikoterapi edukatif, dan
sosioterapi.

15

Anda mungkin juga menyukai