Anda di halaman 1dari 10

The 6th University Research Colloquium 2017

Universitas Muhammadiyah Magelang

Sibling Rivalry Pada Anak Usia Todler


Indanah1*, Dewi Hartinah2
1
Stikes Muhammadiyah Kudus
2
Stikes Muhammadiyah Kudus
*Email: indanah@stikesmuhkudus.ac.id)

Abstrak
Keywords: Perkembangan merupakan proses unik yang dilalui oleh semua anak,
Sibling Rivalry, Todler termasuk anak usia toddler. Pada tahap anak usia Todler, keberadaan
saudara kandung menjadi pengalaman yang unik. Persaingan yang terjadi
dengan keberadaan saudara kandung atau yang biasa di sebut dengan
sibling rivalry, terkadang membuat anak merasa kehilangan perhatian dan
kasih saying dari orang tua. Reaksi anak terhadap keberadaan saudara
sebagai anggota keluarga baru dipengaruhi oleh banyak factor antara lain
jenis kelamin, jumlah saudara, urutan kelahiran, perbedaan usia anak serta
pengetahuan orang tua tentang cara menghadapi respon anak terhadap
kehadiaran saudara barunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
factor yang berhubungan dengan respon sibling rivalry pada anak usia
toddler di PAUD Wilayah Desa Demaan Kecamatan Kudus Kota
Kabupaten Kudus Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
anak usia 1-3 tahun di PAUD Wilayah Desa Demaan Kecamatan Kudus
Kota Kabupaten Kudus dan berjumlah 55 anak. Penelitian ini menggunakan
total sampling sehingga semua populasi menjadi responden penelitian.
Hasil Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara factor anak yang
terdiri dari jenis kelamin, jumlah saudara, urutan kelahiran, jarak kelahiran
dengan respon sibling rivalry, dan dengan nilai p value masing masing
<0,05. Sedangkan pada faktor orang tua (pola asuh dan pengetahuan orang
tua) juga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan nilai p value
masing masing p value menunjukkan < 0,05 yaitu 0,035 san 0,002.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, baik faktor anak maupun factor
orangtua berhubungan dengan respon sibling rivalry pada anak usia toddler

1. PENDAHULUAN kebutuhan yang berbeda satu dengan yang


Anak adalah individu yang unik. lain sesuai dengan usia tumbuh kembang..
Anak memiliki pola pertumbuhan dan Tumbuh kembang pada masa anak sudah
perkembangan, Aspek perkembangan anak dimulai sejak dalam kandungan sampai
meliputi aspek fisik, kognitif, usia 18 tahun. Tahun-tahun pertama
sosioemosional, kreativitas, bahasa dan kehidupan seorang anak merupakan fase-
komunikasi. Anak sebagai individu yang fase yang sangat kritis dan penting dalam
unik mempunyai kebutuhan sesuai dengan hal tumbuh kembang fisik,mental dan
tahap perkembangan. Sebagai individu psikologis yang berjalan sedemikian
yang unik anak memiliki berbagai cepatnya sehingga keberhasilan tahun-

ISSN 2407-9189 257


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

tahun pertama untuk sebagian besar Pada keluarga yang memiliki anak
menentukan masa depan anak sebagai lebih dari satu, tentunya semua anak
penerus bangsa. Usia toddler merupakan memiliki peran menurut urutan
usia emas dalam tahap perkembangan [11]. kelahirannya. Jika anak tersebut menyukai
Anak di usia toddler ini mengalami perannya masing-masing, tentunya
pertumbuhan dan perkembangan yang semuanya akan berjalan dengan baik,
sangat cepat. Perkembangan anak usia 1-3 tetapi sebaliknya jika peran yang
tahun meliputi perkembangan kemampuan didapatkan anak bukan peran yang
bahasa, kreativitas, kesadaran social, dan diinginkan dan disukainya, memungkinkan
emosional. Salah Satu tahapan dalm terjadinya perselisihan antar saudara. Hal
perkembangan toddler yang harus inilah yang menyebabkan memburuknya
diantisipasi orang tua adalah respon hubungan anak dengan orangtua maupun
terhadap kehadiran anggota keluarga baru hubungan anak dengan saudara
atau yang disebut “sibling rivalry”. kandungnya.
Sibling rivalry merupakan , Jarak kelahiran anak dengan
persaingan yang terjadi pada hubungan saudaranya juga berpengaruh terhadap cara
kakak dan beradik. Sibling rivalry terjadi anak berinteraksi dengan saudara
jika anak mulai merasa kehilangan kandungnya dan orang tuanya. Bila jarak
perhatian dan kasih sayang orang tuanya, kelahirannya terpaut jauh, biasanya
hal tersebut salah satunya terjadi karena hubungan antar saudara terjalin lebih baik
adanya perbedaan perlakuan yang dan lebih ramah, karena sang kakak
diberikan orang tua kepada anak-anak biasanya sudah dapat menempatkan diri
mereka. Sibling rivalry ini rentan terjadi atau posisi sebagai kakak yang seharusnya
pada anak usia dini, karena kebutuhan ngemong adiknya. Lain hal, jika jarak usia
kasih sayang dan perhatingga tinggi, yang terpaut lebih sedikit, interaksi antar
sedangkan dalam proses tersebut ia harus saudara kandung akan cenderung lebih
membaginya pada sosok baru yang disebut meningkatkan perselisihan, karena hawa
adik. Umumnya, sibling rivalry terjadi perselisihan dan persaingan masih sangat
pada saudara yang memiliki perbedaan kental disana [9].
usia yang berdekatan dan memiliki jenis Sibling rivalry terjadi dikarenakan
kelamin yang sama, tetapi tidak menutup oleh rasa cemburu yang sering kali berasal
kemungkinan jika terjadi pada saudara dari rasa takut yang dikombinasikan
yang berlainan jenis kelamin. Dampak dengan rasa marah. Reaksi tersebut terjadi
yang biasanya timbul, anak cenderung karena adanya ancaman terhadap harga diri
menunjukkan perilaku yang cenderung seseorang dan terhadap hubungan itu
maladaptive, seperti suka memukul, sendiri. Pola asuh yang diterapkan orang
rewel, mudah marah, lebih sering berulah tua di rumah berpengaruh besar terhadap
untuk mencari perhatian orang tuanya, dan kecenderungan anak untuk bersaing
lain sebagainya. dengan saudara kandungnya. Sibling
Beberapa faktor yang mempengaruhi rivalry juga muncul ketika hanya ada salah
perilaku sibling rivalry yaitu sikap orang satu anak kesayangan atau anak emas dari
tua, urutan kelahiran anak dalam orang tua, hal ini yang akan menimbulkan
keluarganya, jenis kelamin, jarak usia, masalah jangka panjang dalam hubungan
jumlah saudara, pola asuh dan pengaruh kakak beradik.
dari orang luar [9]. Permasalahan sibling rivalry berakar
saat anak pertama lahir, semua perhatian

258 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

akan tercurah kepadanya. Akan tetapi anaknya muncul karena sikap orangtua itu
setelah sang adik lahir, sang kakak merasa sendiri. Tanpa sadar, dalam kehidupan
tersisih karena dalam pandangannya, sehari-hari banyak orang tua yang secara
kedua orang tua mengabaikan dirinya tidak langsung membanding-bandingkan
karena kehadiran sang adik. Persaingan anaknya. Pengetahuan orangtua dan pola
antara saudara kandung (sibling rivalry) pengasuhan yang tidak tepat juga
salah satunya muncul ketika selisih usia memberikan dampak terhadap reaksi
saudara kandung terlalu dekat, hal ini toddler terdapat kehadiran saudara
dikarenakan kehadiran adik dianggap kandung barunya.
terlalu banyak menyita waktu dan Pengetahuan orangtua terutama ibu
perhatian orang tua. Jarak usia yang lazim tentang sibling rivalry merupakan hal
memicu muculnya sibling rivalry adalah yang sangat penting dalam perkembangan
jarak usia antara satu sampai tiga tahun kepribadian bayi. Secara teori sibling
dan muncul pada usia tiga sampai lima rivalry merupakan hal yang biasa terjadi
tahun. Jarak usia anak menjadi pengaruh dalam keluarga namun bila ibu tidak
yang paling besar yang tidak terhindarkan mampu mencegah maka persaingan yang
yang mempengaruhi hubungan kakak terjadi antar anak akan membekas dan
beradik. Seberapa baik mereka dapat terbawa sampai dewasa. Sangat penting
bermain bersama akan dipengaruhi pengetahuan ibu tentang sibling rivalry
seberapa dekat jarak usia mereka [10]. dan cara pencegahan dan penangannnya,
Urutan anak dalam keluarga juga sehingga persaingan yang terjadi menjadi
berpengaruh terhadap respon sibling hal yang positif, dan membantu
rivalry. Anak pertama biasanya cenderung kematangan kehidupan sosial anak dan
menjadi anak yang paling cerdas di dalam mampu memecahkan masalah dalam
keluarganya dan biasanya cenderung persaingan yang ketat, namun bila
bersifat serius. Hal ini diakrenakan anak persaingan (sibling rivalry) berubah
pertama telah mendapatkan perhatian yang menjadi negatif maka akibat yang
penuh dan tidak terbagi selama bertahun- ditimbulkan menjadi saling merusak
yahun hingga kelahiran adik barunya. diantara anak-anak dalam keluarga [8].
Sedangkan anak kedua cenderung bersikap Banyak Faktor yang berhubungan
santai, yang kadang tidak terlalu dengan reaksi “sibling rivalry” pada usia
memikirkan prestasi dan pendidikan, tetapi toddler. Berdasarkan fenomena tersebut,
sebalikanya, anak kedua adalah orang yang maka tujuan penelitian ini adalah untuk
sangat bersahabat dan suka bermain. mengetahui faktor apa saja yang
Berbeda dengan anak ketiga yang berhubungan dengan respon “sibling
cenderung percaya diri dan mempu rivalry” pada anak usia todler.
memecahkan masalahnya sendiri, karena ia
berpikir tidak baik jika terlalu bergantung 2. METODE
dan merepotkan orang lain. Hal ini Penelitian ini merupakan penelitian
memungkinkan terjadinya perselisihan kuantitatif dengan menggunakan deskripsi
antar satu sama lain, karena mungkin analitik dengan desain penelitian cross
adanya perbedaan pendapat dan mereka sectional Penelitian dilakukan selama 1
merasa terganggu dengan kegiatannya bulan yaitu bulan Maret 2016.
masing-masing [5]. Populasi dalam penelitian ini adalah
Seringkali para orang tua tidak sadar anak usia toddler yang memiliki saudara
bahwa rasa iri yang dimiliki oleh salah satu kandung di PAUD Desa Demaan

ISSN 2407-9189 259


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

Kecamatan Kota Kabupaten Kudus kelamin perempuan (35 orang/63,6%), 29


sejumlah 55 anak beserta orang tuanya. anak (52,7%) merupakan anak pertama,
Teknik pengambilan sampel pada 24 anak (43,6%) baru memiliki 1 saudara
penelitian ini menggunakan tekhnik total kandung dan 28 anak (50,9%) memiliki
sampling. Sehingga semua populasi jarak lahir 2-4 tahun dengan saudara
menjadi sampel dalam penelitian . kandung lainnya.
Penelitian ini menggunakan Orangtua (Ibu) dari responden
kuisioner yang berisi daftar pertanyaan penelitian ini rata rata berusia 32 tahun,
tentang data demografi, faktor anak yang dengan usia termuda 26 tahun dan tertua
terdiri dari jenis kelamin anak, jumlah 34 tahun. Sebanyak 30 (54,5%) ibu
saudara, urutan kelahiran, jarak kelahiran responden berpendidikan SMA dan 19
dan faktor orangtua yang terdiri dari (34,5%) bekerja sebagai karyawan.
pengetahuan dan pola asuh orangtua serta Berdasarkan pengetahuan dan pola asuh
Sibling Rivalry yang sudah dilakukan uji orangtua, didapatkan hasil 37 (67,3)
validitas dan reliabilitas dengan dengan responden ibu menunjukkan pengetahuan
menggunakan korelasi Pearson product yang baik tentang respon sibling rivalry
moment. dan 30 (54,5%) menunjukkan pola asuh
Data pada penelitian ini dianalisis yang permisif.
menggunakan satu program komputer. Analisis Univariat terhadap variable
Data dianalisis dengan menggunakan sibling Rivalry didapatkan hasil bahwa
analisis univariat, bivariat, dan multivariat. 31 (56,4%) anak menunjukkan respon
Analisis univariat dilakukan pada variabel adaptif terhadap Sibling Rivalry.
jenis kelamin anak, jumlah saudara, urutan (Gambar 1.)
kelahiran, jarak kelahiran, pengetahuan
dan pola asuh orangtua serta Sibling
Rivalry. Analisis bivariat yang digunakan
adalah analisis chi square.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini membuktikan dan
menjawab pertanyaan penelitian yaitu
apakah ada hubungan antara jenis kelamin
anak, jumlah saudara, urutan kelahiran
anak, pola asuh dan pengetahuan orangtua
dengan respon sibling rivalry pada anak
usia toddler di PAUD Desa Demaan Gambar 1.
Kecamatan Kudus Kota Kabupaten Kudus. Distribusi Responden Berdasarkan perilaku
Sibling Rivalry
3.1. Analisis Univariat
Responden dalam penelitian ini
adalah anak toddler beserta orangtuanya. 3.2. Analisis Bivariat
Dari 55 responden yang diteliti Berdasarkan analisis bivariat
merupakan anak dengan rata rata usia 32 variabel bebas terhadap variabel Sibling
bulan atau (2 tahun 8 bulan) dengan usia rivalry didapatkan hasil yang dapat
termuda 27 bulan dan tertua 36 bulan. dilihat pada tabel 1. Berdasarkan tabel 1
Sebagian besar responden berjenis didapatkan bahwa terdapat hubungan

260 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

yang signifikan antara faktor anak yang Kompetisi antar saudara kandung
terdiri dari jenis kelamin, jumlah saudara, yang ditonjolkan dalam persaingan pada
urutan kelahiran, jarak kelahiran dengan prinsipnya adanya perasaan ingin
respon sibling rivalry, dan dengan nilai p mendapatkan hal yang sama baik laki
value masing masing <0,05. Sedangkan laki mapun perempuan. Rasa cemburu
pada factor orang tua ( pola asuh dan yang berasal dari rasa takut sering kali
pengetahuan orang tua) juga dikombinasikan dengan rasa marah
menunjuukan hubungan yang signifikan karena adanya ancaman terhadap harga
dengan nilai p value masing masing p diri seorang anak atau hubungannya
value menunjukkan < 0,05 yaitu 0,035 dengan orang tua anak [1].
san 0,002. Jumlah saudara yang kecil
Terdapat hubungan yang signifikan cenderung menghasilkan hubungan yang
antara jenis kelamin anak dengan respon lebih banyak perselisihan daripada
Sibling Rivalry. Jenis kelamin anak jumlah saudara yang besar. Bila hanya
punya peran yang dominan dalam ada dua orang atau tiga anak dalam
keluarga sebagai pembentuk karakter, keluarga, mereka lebih sering bersama
sifat dan kepribadian seorang anak. daripada jika jumlahnya besar. Keluarga
Kehadiran sibling dalam kehidupan anak yang mempunyai keluarga berukuran
dapat diartikan sebagai saudara laki-laki sedang, yaitu dengan anak lebih dari tiga
atau perempuan yang tinggal bersama anak atau lima anak, tentunya akan
dalam satu pengasuhan orang tua yang menunjukkan perilaku yang berbeda
sama, (2007). Perbedaan jenis kelamin terhadap masing masing anggota
mempengaruhi kualitas hubungan antar keluarga jika dibandingkan dengan
saudara kandung Saudara kandung keluarga yang berukuran besar yaitu
berjenis kelamin sama menunjukan keluarga dengan yang memiliki lebih dari
kedekatan dan konflik yang lebih besar lima anak [6].
dibanding dengan saudara kandung yang Menurut penuturan (2011), anak
berbeda jenis kelamin (2009). Peran atau pertama seringkali sangat sensitif
tugas anak laki-laki dan perempuan terhadap kritik sebagai anak-anak. Anak
sangat berbeda. Anak laki-laki dituntut pertama kerap terbebani dengan harapan
untuk menjadi lebih aktif dan tegas, ini dan keinginan orang tua, ia sangat
menjadikan anak laki-laki merasa penting bagi ego orang tuanya. Itu
mendapat beban atau tugas yang berat sebabnya, si sulung didorong untuk
sedangkan anak perempuan lebih pasif mencapai standart sangat tinggi sebagai
dan tergantung, hal ini yang sangat representasi orangtua. Anak pertama
memicu terjadinya sibling rivalry atau biasanya seorang high achiever
kecemburuan pada saudara yang berbeda (memiliki keinginan berprestasi tangga).
jenis (2008). Saudara kandung bisa Tetapi saat kehadiran adik, ia mempunyai
sangat peka terhadap pemikiran ‘siapa tempat kehormatan bagi adik. Meski
mendapatkan apa’ dan kerap kali mereka begitu, saat pusat perhatiannya terganggu
merasa tidak mendapatkan bagian yang oleh adik, ia bisa iri dan merasa tidak
sama, walaupun orang tua merasa bahwa aman.
ia telah memperlakukan anak anaknya Pada kelahiran anak tengah,
dengan seadil adilnya tetapi seorang anak tentunya di dalam keluarga sudah
justru berpikir sebaliknya (2007). terdapat yang lebih tua. Pada tahap ini,
anak pertama umumnya lebih vokal

ISSN 2407-9189 261


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

dalam meberitahu adiknya atas apa yang menyibukkan diri sendiri saat orang tua
harus dikerjakan serta bagaimana harus memperhatikan adiknya. Selain itu,
mengerjakannya. Di sisi lain, anak tengah karena usia yang tepaut cukup jauh,
cenderung mengamati anak pertama. Ia kakak dan adik ini memiliki masa
merasa harus berkompetisi untuk perkembangan yang berbeda, minat dan
mendapat perhatian dan kasih sayang. kebutuhan mereka pun berbeda, misalnya
Anak tengah biasanya lebih mandiri saat kakak sedang asik menyusun lego,
sehingga dapat membentuk karakternya adik lebih asik memakannya [3].
sendiri. Misalnya, sang ibu menggendong Faktor yang paling dominan
adik dan bapak mengawasi kakak, ia terjadinya sibling rivalrypada anak yaitu
tidak tahu harus bergantung pada siapa. sikap orang tua (Priatna & Yulia, 2006).
Hal inilah yang menjadikan anak tengah Sikap orang tua membagi perhatian
cenderung lebih mandiri [7]. dengan orang lain, mengidolakan anak
Anak yang lahir terakhir biasanya tertentu, perasaan kesal orang tua, dan
sering dianggap bayi keluarga, dan hidup membanding-bandingkan anak dapat
sebagai peran ini. Kadang-kadang sulit memicu terjadinya sibling rivalrypada
bagi anak yang lahir terakhir untuk anak (2007). Hal ini mengakibatkan anak
menemukan tempat di keluarga, sebagai merasa mendapatkan perlakuan dan
anak pertama dan menengah telah perhatian yang tidak sama dari orang
meninggalkan jejak kaki untuk diikuti, tuanya. Selain itu, kurang pengetahuan
dan mengukir mereka sendiri di dalam dan pemahaman diri tentang sibling
keluarga [7]. rivalrypada anak juga dapat memicu
Pada anak dengan jarak usia 3 – 4 terjadinya sibling rivalry pada anak
tahun biasanya lebih banyak muncul (2007). Dengan demikian, pengetahuan
permasalahan antara kakak dan adik. orang tua yang salah dapat memicu
Kakak akan merasa terganggu terhadap terjadinya sibling rivalry pada anak.
hadirnya adik baru. Adik akan memiliki Pengetahuan ibu tentang sibling
lebih banyak waktu diperhatikan oranng rivalry anak usia toddler sangat penting
tua dari pada sang kakak. Dalam hal ini dalam menghadapi masalah pada anak
ada kemungkinan bahwa orang tua ingin yaitu kehadiran anggota baru (adik) atau
mempercepat segala titik perkembangan gangguan dari kakaknya. Ibu yang
pada kakak supaya lebih banyak dan bisa memiliki anak harus menyediakan
membantu memperhatikan si adik [3]. banyak waktu dan tenaga untuk
Anak dengan jarak usia ≤ 2 tahun meluangkan waktu bersama anak-
biasanya lebih mudah dalam menerima anaknya. Banyak permasalahan yang
kehadiran saudara baru. Berdasarkan timbul disebabkan karena ibu
penelitian dari Universitas Masyland memberikan perhatian yang lebih pada
Amerika menyimpulkan hal tersebut salah satu anaknya atau seorang anak
disebabkan anak seusia tersebut masih cemburu ketika akan memiliki adik baru,
belum menyadari posisinya “tergantikan” sehingga akan menimbulkan reaksi
seperti anak-anak usia lebih besar [3]. sibling rivalry.
Lain hal nya pada anak dengan jarak Pengetahuan ibu tentang sibling
usia ≥ 5 tahun, anak 5 tahun yang rivalry merupakan hal yang sangat
mendapatkan adik, umumnya akan penting dalam perkembangan
merasa menjadi bagian penting dalam kepribadian bayi. Secara teori sibling
keluarga. Ia jadi lebih maklum dan akan rivalrymerupakan hal yang biasa terjadi

262 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

dalam keluarga namun bila ibu tidak pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
mampu mencegah maka persaingan yang kualitas karakter anak.
terjadi antar anak akan membekas dan “Pola asuh permisif ini orang tua
terbawa sampai dewasa. Sangat penting justru merasa tidak peduli dan cenderung
pengetahuan ibu tentang sibling memberi kesempatan serta kebebasan
rivalrydan cara pencegahan dan secara luas kepada anaknya (2011).
penangannnya, sehingga persaingan yang ”Biasanya pola asuh permisif tidak
terjadi menjadi hal yang positif, dan membimbing anak ke pola perilaku yang
membantu kematangan kehidupan sosial disetujui secara sosial dan tidak
anak dan mampu memecahkan masalah menggunakan hukuman.Orang tua
dalam persaingan yang ketat, namun bila membiarkan anak-anak meraba-raba
persaingan (sibling rivalry) berubah dalam situasi yang terlalu sulit untuk
menjadi negatifmaka akibat yang ditanggulangi oleh mereka sendiri tanpa
ditimbulkan menjadi saling merusak bimbingan atau pengendalian. Anak
diantara anak-anak dalam keluarga[8]. sering tidak diberi batas-batas atau
Pola asuh demokratis cenderung kendali yang mengatur apa saja yang
orang tua ingin yang terbaik untuk boleh dilakukan. Mereka diijinkan untuk
anaknya dan memberikan asuhan, mengambil keputusan sendiri dan berbuat
pendididkan, kebutuhan yang terbaik. sekehendak mereka sendiri[6].
Pola asuh ini dapat menyebabkan anak Hasil penelitian diatas selaras
mandiri, mempunyai kontrol diri, dengan yang menyatakan bahwa Pola
mempunyai kepercayaan diri yang kuat, asuh orang tua terhadap anak dipengaruhi
dapat berinteraksi dengan teman sejauh mana anak mendekati
sebayanya dengan baik, mampu keinginannya (2014). Pola asuh orang tua
menghadapi stress, mempunyai minat juga dipengaruhi oleh perilaku anak
terhadap hal – hal yang baru, penurut, terhadap saudaranya yang lain. Oleh
patuh dan berorientasi pada prestasi. karena itu orangtua yang tampak
Anak dengan pola asuh orang tua yang menyukai salah satu anak dari pada yang
demokratis dapat meminimalkan perilaku lain dapat menimbulkan perasaan bahwa
sibling rivalry anak usia toddler. orangtua pilih kasih dan hal itu membuat
Pola asuh otoriter cenderung perasaan benci terhadap saudara
membatasi perilaku kasih sayang, kandung. Pola asuh tersebut dapat
sentuhan, dan kedekatan emosi orang tua menimbulkan rasa iri hati dan
dengan anak sehingga antara orang tua permusuhan terhadap saudaranya.
dengan anak seakan memiliki dinding
pembatas. Studi yang dilakukan oleh
(2011) menunjukkan bahwa ada 4. KESIMPULAN
keterkaitan antara faktor keluarga dan Hasil Penelitian menunjukkan adanya
tingkat kenakanan seorang anak.Keluarga hubungan antara faktor anak yang terdiri
yang tidak harmonis dapat dari jenis kelamin, jumlah saudara, urutan
mengakibatkan kekurangnya kelahiran, jarak kelahiran dengan respon
kebersamaan dan interaksi antar keluarga sibling rivalry, dan dengan nilai p value
ditambah lagi dengan orangtua yang masing masing <0,05. Sedangkan pada
otoriter. Hal tersebut cenderung factor orang tua (pola asuh dan
menghasilkan anak yang bermasalah dan pengetahuan orang tua juga menunjukkan
hubungan yang signifikan dengan nilai p

ISSN 2407-9189 263


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

value masing masing p value menunjukkan [7] Jahja, Y. (2011). Psikologi


< 0,05 yaitu 0,035 san 0,002. Perkembangan. Jakarta: Kencana.
[8] Melinda, 2011. Art Therapy as an
REFERENSI Intervention for Autism. Journal of the
[1] Cholid, N. S. (2009). Mengenali Stress American Art Therapy Association,
Anak dan Reaksinya. Jakarta: Buku 21(3). Lake Forest, California. Halaman
Populer Nirmala. 143-147
[2] Fida dan Maya.2012. Pengantar Ilmu [9] Novairi, A., & Bayu, A. (2012). Bila
Kesehatan Anak. Yogyakarta: Divapres Kakak-Adik Saling Berselisih. Jakarta:
[3] Gunarsa, & Gunarsa. (2008). Psikologi PT. Buku Kita.
Praktis: Anak, Remaja, Keluarga. [10] Novijar. (2012). Sibling Rivalry pada
Cetakan 8. Jakarta: PT BPK Gunung Anak Kembar yang Berbeda Jenis
Mulia. Kelamin. Jakarta: Fakultas Psikologi
[4] Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Guna Darma.
Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK [11] Nursalam (2005), Asuhan Keperawatan
Gunung Mulia. Bayi dan Anak, Salemba Medika , Jakarta
[5] Hargianto. (2008). Sibling dan
Pencegahan. Jakarta: Renika Cipta.
[6] Hurlock, E. (2011). Psikologi
Perkembangan Edisi ke-5. Jakarta:
Erlangga.

264 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

LAMPIRAN

Tabel 3.1
Distribusi Responden Berdasarkan Sibling Rivalry pada anak usia Todler

No Variabel Sibling Rivalry Total OR P Value


(95%CI)

Adaptif Mal Adaptif


n % n % n %
1 Jenis Kelamin
Laki Laki 7 35 13 65 20 100 0,247 0, 033
Perempuan 24 68,6 11 31,4 35 100 0,077 -0,790
2 Jumlah Saudara
Satu 10 35,7 18 64,3 28 100 0,001
Dua 13 100 0 0 13
Tiga 48 57,1 42,8 6 14 100
3 Urutan Kelahiran
Pertama 22 75,9 7 24,1 29 100 0,007*
Kedua 5 29,4 12 70,8 17 100
Ketiga 5 44,5 5 55,6 9 100

4 Jarak Lahir
≤ 2 th 15 93,8 1 6,2 16 100 0,0002
2-4 th 12 42,9 16 57,1 28 100
≥ 4 th 4 36,4 7 63,6 11 100

6 Pengetahuan
Orangtua
Kurang Baik 6 33,3 12 66,7 18 100 0,240 0,035
Baik 25 67,6 12 32,4 37 100 0,240 – 0,795

7 Pola Asuh
Otoriter 12 70,6 5 29,4 17 100 0,002
Demokratis 8 100 0 0 8 100
Permisif 11 36,7 19 63,3 30 100

ISSN 2407-9189 265


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

266 ISSN 2407-9189

Anda mungkin juga menyukai