Tinjauan Pustaka
A. Hak-hak Pasien
Kesadaran akan hak-hak asasi manusia khususnya dalam bidang
kesehatan dan semakin tingginya pengetahuan pasien terhadap berbagai
masalah kesehatan, mengakibatkan dokter tidak dapat secara leluasa
mengobati pasien tanpa memperhatikan keadaan pasien. Hak Asasi
Manusia, dalam kepustakaan sering diartikan identik dengan Hak Asasi
Manusia dalam hukum positif. Dengan demikian maka Hak Asasi
diartikan dalam arti yang luas, yaitu menyangkut Hak Asasi Sosial.
Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 1, Hak Asasi Manusia
didefinisikan sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Secara oprasional peraturan kesehatan diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
dalam Undang-undang tersebut, hubungan bagi setiap masyarakat pada
umumnya dan pasien khususnya untuk mendapatkan derajat kesehatan
yang sama diatur dalam Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan yaitu : “setiap orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau”.
Dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
menyebutkan bahwa sebagai berikut: “setiap orang berhak untuk
mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan
tanggung jawab.”
Perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan
martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki
oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan atau
sebagai kumpulan peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu
hal dari hal lainnya.
Sama seperti halnya pada dunia kesehatan, setiap orang memiliki
hak termasuk pasien dimana jika hal ini tidak terjadi makan akan
mengakibatkan benturan yang tidak sesuai dengan undang-undang atau
peraturan yang ada. Dalam hubungan anatar tenaga medis dan pasien
saling berkaitan dimana masing-masing mempunyai hak dan kewajiban
pribadi untuk mencapai hubungan yang harmonis maka dari itu perlunya
salong meghargai hak setiap orang. Pada tahun 1948 deklarasi hak-hak
manusia (declaration of humans rights) dari PBB mengatakan , setiap
orang berhak mendapat pelayanan dan perawatan kesehatan bagi dirinya
dan keluarganya , juga jaminan ketika sakit, menganggur, cacat, menjadi
janda, usia lanjut atau kekurangan nafkah atau ekonomi yang disebabkan
oleh hal-hal di luar kekuasaannya.
a. Legalaid,
b. Legal assistance,
Barry Metzger, 2009 mengatakan tujuan lain dari program bantuan hukum
di Negara berkembang, antara lain:
c) Untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab yang lebih besar dari pejabat
pemerintah atau birokrasi kepada masyarakat.
Bantuan hukum tentang hak dan martabat manusia ada banyak ,antara lain:
a. Pasal 27 (1) berbunyi “Segala warga negara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
b. Pasal 1 butir 1 UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah- Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindung oleh negara, hukum
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.
c. UU No.16 tahun 2011 mengatur tentang bantuan hukum yang
sudah disediakan oleh pemerintah secara gratis. Tujuan dari UU ini adalah
supaya hak-hak rakyat miskin dapat terpenuhi serta didampingi oleh jasa
hukum. Ada beberapa ketentuan agar masyarakat miskin mendapat
bantuan hukum secara gratis yaitu tidak dapat memenuhi dasar secara
layak dan mandiri seperti hak atas pangan, sandang, layanan kesehatan,
layanan pedidikan, pekerjaan dan perumahan.
a. Pengawasan
Tujuan dari pengawasan adalah untuk menilai aktifitas organisasi bantuan
hukum didalam melaksanakan pemberian bantuan hukum. Ada 2 cara
dalam melakukan pegawasan, yaitu:
b. Pemantauan
c.Evaluasi