Disusun Oleh:
2019
Anatomi dan Fisiologi
Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai funsi yang
berbeda dan saling mempengaruhi. Satu fungsi saraf terganggu secara fisiologi akan
berpengaruh terhadap fungsi tubuh yang lain.
Sistem saraf dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu Susunan Saraf Pusat/
Central Nervous Sytem (CNS) dan Susunan Saraf Perifer/ Peripheral Nervous System
(PNS). Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan medua spinalis, sedangkan saraf
perifer terdiri atas saraf- saraf yang keluar dari otak (12 pasang) dan saraf- saraf yang
keluar dari medula spinalis (31 pasang). Menurut fungsinya saraf perifer dibagi atas
saraf Afferent (sensorik) dan Efferent (motorik). Saraf Aferent ( sensorik)
menghantarkan informasi dari reseptor- reseptor khusus yang berbeda pada organ
permukaan atau bagian dalam ke otak. Saraf Eferen (motorik) menyampaikan
informasi dari otak dan medula spinal ke organ- organ tubuh seperti otot rangka, otot
jantung, otot- otot bagian dalam dan kelenjar- kelenjar. Saraf motorik kemudian dibagi
menjadi dua sistem yaitu sistem saraf somatik dan sistem saraf otonomik. Sistem
saraf somatik berperan dalam interaksi antara tubuh dengan lingkungan luar. Serabut
sarafnya berada pada sel- sel otot rangka. Sistem saraf otonomik dibagi atas simpatis
dan parasimpatis yang erperan dalaminteraksi dengan lingkungan internal seperti
pada otot jantung kelenjar, dll.
Sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari atas otak dan medula spinalis. Berdasarkan
fungsinya sistem saraf pusat dibagi atas tiga bagian besar yaitu: otak bagian atas atau
korteks serebri, otak bagian bawah (basal ganglia, thalamus hypothalamus, batang
otak, medula oblongata, cerebelum) dan medula spinalis.
Otak
Otak berada pada ruang kranial dan dilindungi oleh tulang- tulang tengkorak yang
disebut kranium.
Meningen
Meningen adalah jaringan membran penghubung yang melapisi otak dan medulu
spinalis. Ada tiga lapisan meningen yaitu: durameter, arachnoid dan piameter.
Durameter adalah lapisan luar meninges, merupakan lapisan yang liat, kasar dan
mempunyai dua lapisan membran. Arachnoid adalah membran bagian tengah, tipis
dan berbentuk seperti laba- laba. Sedangan piameter merupakan lapisan paling
dalam, tipis, merupakan membran vaskuler yang membungkus seluruh permukaan
otak. Antara lapisan satu dengan yang lainnya terdapat ruang meningeal yaitu: Ruang
epidural merupakan ruang antara lapisan dalam durameter dengan membran
arachnoid, ruang subarachnoid yaitu ruang antara arachnoid dengan piameter. Pada
ruang subarachoid ini terdapat cairan serebrospinalis (CSF).
Gambar Lapisan Meningen Otak
Korteks Serebri
Merupakan lapisan bagian atas dari cerebrum yang tebalnya 2-5 mm dan tersusun
sebagian besar oleh gray matter dan hampir 75% sel bodi saraf dan dendrit berada
pada korteks serebri. Semua aktivitas tubuh dikendalikan oleh korteks serebri sesuai
dengan areanya. Pada korteks serebri terdapat area- area tertentu yang dipetakan
menggunakan angka oleh Brodmann (1909). Menurut Brodmann permukaan korteks
dapat dibagi menjadi sebagian besar daerah- daerah artitektural sel- sel. Masing-
masing area mempunyai arti fungsional yang jelas dan spesifik. Misalnya area 4
merupakan area korteks motorik, area 5 dan 7 merupakan area asosiasi
somatosensorik, area 6 korteks area premotorik.
Cerebrum adalah bagian otak yang paling besar, kira-kira 80% dari berat
otak.Cerebrum mempunyai dua hemisfer yang dihubungkan oleh korpus kallosum
yaitu hemisfer kanan dan hemisfer kiri. Baik hemisfer kanan dan kiri menginterpretasi
data sensori yang masuk, menyimpan memori, belajar. Namun kemudian masing-
masing hemisfer mempunyai dominasi tertentu, seperti pada hemisfer kanan lebih
dominan dalam mengasimilasi pengalaman sensori seperti visual, informasi, aktivitas
musik, seni, menari. Pada hemisfer kiri lebih domain pada kemampuan analisis,
bahasa, bicara, matematik, dan berpikir abstrak. Setiap hemisfer terbagi atas empat
lobus yaitu lobus frontal, parietal, temporal dan oksipital.
Lobus frontal berfungsi sebagai aktivitas motorik, fungsi intelektual, emosi dan fungsi
fisik. Pada bagian frontal bagian kiri terdapat areabroca (area 44 dan 45) yang
berfungsi sebagai pusat motorik bahasa. Kerusakan area broca dapat mengakibatkan
aphasia motorik (ekspresif) yang ditandai ketidakmampuan pasien untuk
mengungkapkan pikiran- pikiran yang dapat dimengerti dalam bentuk bicara.
Lobus parietal terdapat sensori primer dan korteks, berfungsi sebagai proses input
sensori, sensori posisi, sensasi raba, tekan dan perubahan suhu ringan. Pada lobus
parietal terdapat area Brodmann 1,2 dan 3 yang merupakan area korteks
somatosensori. Area ini menerima impuls- impuls sensori spesifik dari hypotalamus.
Jika terjadi kerusakan unilateral pada area ini maka pasien tidak dapat mengenali dan
menilai rangsangan raba ringan, diskriminasi dan menentukan lokasi rasa raba.
Lokasi temporal mengandung area auditorius, tempat tujuan sensasi yang datang dari
telinga. Berfungsi sebagai input perasa pendengaran, pengecap, penciuman dan
proses memori. Pada lobus temporal terdapat area Brodmann 41 dan 43 yang
merupakan korteks area pendengaran primer dan area Brodmann 22 yang merupakan
area korteks asosiasi pendengaran. Kerusakan pada area ini dapat mengakibatkan
gangguan bicara atau menulis karena ketidakmampuan menangkap suara dari luar.
Pada lobus temporal bagian medial terdapat hipocampus yang berperan dalam proses
memori.
Lobus oksipital mengandung area visual otak, berfungsi sebagai penerima informasi
dan menafsirkan warna, reflek visual. Pada lobus ini terdapat korteks area
pengliahatan primer (area Brodmann 17). Impuls penglihatan akan dihantarkan ke
area 17 kemudian akan dihantarkan ke area Brodmann 18 dan 19 yang merupakan
koteks area asosiasi penglihatan untuk diasosiasikan.
Dienchepalon
Diancephalon terletak di atas batang otak dan terdiri atas thalamus, hypothalamus,
epithalamus, dan subthalamus.
Thalamus adalah massa sel saraf besar yang berbentuk telor, terletak pada substansi
alba. Thalamus berfungsi sebagai stasiun relay dan integrasi dari medula spinalis ke
korteks serebri dan bagian lain dari otak.
Batang Otak
Batang otak terdiri atas otak tengah (mesencephalon), pons dan medula oblongata.
Batang otak berfungsi pengaturan refleks untuk fungsi vital tubuh. Otak tengah
mempunyai fungsi utama sebagai relay stimulus pergerakan otot dari dan ke otak.
Misalnya kontrol refleks pergerakan mata akibat adanya stimulus pada nerves kranial
III dan IV. Pons menghubungan otak tengah dengan medula oblongata, berfungsi
sebagai pusat- pusat refleks pernapasan dan mempengaruhi tingkat karbon dioksida,
aktivitas vasomotor. Medula oblongata didalamnya terdapat pusat refleks
pernapasan, bersin, menelan, batuk, muntah, sekresi saliva dan vasokontriksi. Saraf
kranial IX, X, XI dan XII keluar dari medula oblongata. Pada batang otak terdapat juga
sistem retikularis yaitu sistem sel saraf dan serat penghubungnya dalam otak yang
menghubungkan semua traktus ascendens dan decendes dengan semua bagian lain
dari sistem saraf pusat. Sistem ini berfungsi sebagai integrator seluruh sistem saraf
seperti terlihat dalam tidur, kesadaran, regulasi suhu, respirasi dan metabolisme.
Retikular Formation
Merupakan tempat kumpulan jaringan kompleks dari gray matter, yang meliputi jalur
asending dan desending retikular yang menghubungkan jalur medula spinalis, ke
diencephalon, basal ganglia, cerebrum dan serebelum. Retikular Formation berperan
dalam membantu pengaturan pergerakan otot rangka dan refleks spinal. Salah satu
komponen retikular formation adalah retikular activiting system yang berperan dalam
pengaturan tidur dan tingkat kesadaran.
Cerebellum
Cerebellum besarnya kira- kira seperampat dari cerebrum. Antara cerebellum dan
cerebrum dibatasi oleh tentorium serebri. Tersusun atas subtansia abu- abu dan putih.
Fungsi utama cerebellum adalah koordinasi aktivitas muskular, kontrol tonus otot,
mempertahankan postur dan keseimbangan.
Sistem Ventrikular
Sistem ventrikular adalah rongga dalam otak yang saling berhubungan dengan
rongga yang lain. Didalamnya terdapat banyak sel- sel ependymal dan menyimpan
cairan serebrospinalis. Ventrikel yang ada dalam otak adalah lateral ventricle, third
ventricle dan fourth ventricle. Lateral ventrikel berhubungan dengan third ventricle
melalui foramen monroe dan third ventricle berhubungan dengan fourth ventricle
berhubungan dengan fourth ventricle melalui aquaeduct of sylvius.
Cairan serebrospinalis berupa plasma yang tidak berwarna, jernih dan normalnya
mengandung protein dan glukosa. Pada orang dewasa rata- rata cairan
serebrospinalis diproduksi sebanyak 400-600 ml/hari. Pada bagian otak kira- kira
terdapat 100- 150ml. Normalnya tekanan cairan serebrospinalis 60-180 mmH2O atau
0-15 mmHg. Setelah bersirkulasi di otak dan medula spinalis, cairan serebrospinalis
kemudian kembali ke otak dan diabsorpsi di vili arachnoid, selanjutnya cairan masuk
ke sistem vena melalui vena jugularis ke vena cava superior dan akhirnya masuk ke
sirkulasi sistemik. CSF berfungsi untuk mempertahankan fungsi normal saraf seperti
untuk nutrisi dan pengaturan ingkungan kimia susunan saraf pusat.
Gambar Sirkulasi dan Reabsorpsi CSF, CSF diproduksi di pleksus choroid dan
beredar melalui rongga arachnoid dan kembali diabsorpsi melalui granulasi
arachnoid pada sinus sagital superior.
Elektrolit
- Sodium - s.d 141.0 mEq/L
PH 7.32-7.35
Kandungan Sel
- Sel darah merah Tidak ada
Suplay darah ke otak bersifat konstan untuk kebutuhan normal otak seperti nutrisi dan
metabolisme. Hampir 1/3 kardiak output dan 20% oksigen dipergunakan untuk otak.
Otak memerlukan suplay darah kira- kira 750ml/menit. Kekurangan suplay darah ke
otak akan menimbukan kerusakan jaringan otak yang menetap
Otak secara umum di perdarahi oleh dua arteri utama yaitu arteri vetebra dan arteri
karotis interna. Kedua arteri ini membentuk jaringan pembuluh darah kolateral yang
disebut Circle Willis. Arteri vettebra memenuhi kebutuhan darah otak bagian posterior,
diensafalon, batang otak, serebelum dan oksipital. Arteri karotis bagian interna untuk
memenuhi sebagian besar hemisfer kecuali oksipital, basal ganglia dan 2/3 diatas
encephalon.
Gambar Peredaran darah otak
Barier darah otak (sawar otak) adalah sekat yang sangat selektif terhadap
keadaan lingkungan internal di otak dan berfungsi sebagai pengatur substansi yang
masuk dari ruang ekstrasel otak. Sawar otak secara fisiologis membantu
mempertahankan dan menjaga keseimbangan konsentrasi ion di lingkungan otak. Ia
sangat peka terhadap elektrolit seperti sodium, potassium dan klorida. Sawar otak
juga sangat peka terhadap air,carbon dioksida, oksigen dan substansi larutan lemak
seperti alcohol dan molekul-molekul kecil dan selektif terhadap obat-obatan tertentu,
racun, plasma protein dan molekul-molekul besar.
Volume darah merupakan jumlah darah yang diterima oleh otak. Normalnya
volume darah adalah 10% dari ruang intracranial. Volume darah otak tergantung dari
aliran darah ke otak yang dikontrol oleh mekanisme autoregulasi aliran darah serebral
misalnya adanya respons vasodilatasi dan vasokontriksi.
b) Glukosa
Normalnya keadaan glukosa harus dipertahankan 70-100mg/100ml.
menurunnya kadar glukosa dibawah 70mg/100ml akan berkibat
meningkatnya aliran darah.
c) Suhu tubuh
Meningkatnya aktivitas metabolic seperti pada peningkatan suhu tubuh
akan meningkatnya aliran darah otak, hal ini disebabkan kebutuhan
oksigen dan glukosa yang meningkat.
d) Faktor hemodinamik
Adanya autoregulasi untuk mempertahankan fungsi otak diperlukan
pengaturan suplay dan kebutuhan, sehingga tetap stabil hal ini sangat
terkait juga dengan tekanan arteri rata-rata.
e) Pengaturan oleh system saraf automatis
Saraf simpatis dan parasimpatis merupakan cabang dari system saraf
autonomy, di dalamnya jug terdapat reseptor khusus seperti
barroreseptor dan chemireseptor yang berfungsi mempertahankan
kestabilan aliran darah otak. Ketika tekanan darah sistemik menurun
dan kadar karbon dioksida, hydrogen meningkat, reseptor-reseptor ini
secara cepat menstimuus reflex pernapasan dan pusat vasomotor
dalam medulla untuk melakukan kompensasi. Jika terjadi penurunan
tekanan darah sistemik yang sudah berat yang dapat menimbulkan
iskemia serebral maka medulla akan berespon melalui peningkatan
simpatis jantung untuk untuk meningkatkan kontraktilitas dan kardiak
output.
Faktor Deskripsi
Metabolik
Kadar CO2 CO2 menstimulus terjadinya vasodilatasi otak,
(PaCO2) peningkatan PaCO2 > 45 mmHg mengakibatkan
vasodilatasi untuk meningkatkan aliran darah otak.
Peningkatan CO2 dapat mengakibatkan peningkatan
tekanan intracranial, idelanya PaCO2 < 30 mmHg.
Vasodilatasi otak terjadi apabila kadar O2 kurang dari 60
Kadar O2 (PaO2) mmHg.
Untuk mempertahankan kadar O2, PaO2 dipertahankan
Konsentrasi ion > 80mmHg.
H Meningkatnya ion hydrogen mengakibatkan pH menurun
dan akan merangsang dilatasi.
Kadar Glukosa Untuk memenuhi kebutuhan metabolis otak, kaar glukosa
harus dipertahankan 70-100 mg/100ml. keadaan
hipoglikemia tidak meningkatkan aliran darah otak tetapi
Osmolaritas sangat berpengaruhi terhadap metabolism jaringan otak.
Suhu Tubuh Osmolaritas serum harus dipertahankan 285-295
mOsm/kg.
Setiap peningkatan suhu tubuh, kebutuhan metabolism
Aktivitas kejang jaringan saraf akan meningkat.
Suhu tubuh harus dipertahankan 37c
Faktor Kejang meningkatkan metabolism rate dan
hemodinamik meningkatkan kebutuhan oksigen dan glukosa.
Tekanan sistemik
darah arteri
Kontaktilitas Pastikan tekanan perfusi serebral > 60 mmHg, tekanan
jantung, arteri rata0rata dipertahankan s/d 100mmHg.
viskositas darah Cardiac output dipertahankan secara adekuat
Meningkatnya viskositas darah akan memperlambat
Faktor system aliran darah
saraf autonom
Saraf simpatis
Saraf
Parasimpatis
Baroreseptor Efek simpatis adalah vasokontriksi pembuluh darah otak
Saraf parasimpatis mempunyai efek vasodilatasi
chemoreseptor pembuluh darah otak
Sensitif terhadap regangan/tekanan, terletak di sinus
carotid dan aortic arch
Sensitif terhadap perubahan kadar oksigen,
karbondioksida dan pH
TEKANAN INTRAKRANIAL
Tekanan intracranial (TIK) adalah tekanan yang terjadi dalam ruang atau
rongga tengkorak. Rongga otak merupkan ruang tertutup yang terdiri atas darah dan
pembuluh darah, cairan cerebrospinal dan jaringan otak.
Kira-kira volume otak sebagai berikut:
Darah : 2 – 10 %
Cerebrospinal : 9 – 11 %
Jaringan : s/d 88 %
MEDULA SPINALIS
VERTEBRA SPINALIS
Spinal cord atau medulla spinalis berada pada ruang kanalis vertebralis berbentuk
solinder memanjng sepnjang korpus lumblais II dan pada ujungnya disebut kauda
equina.
Spinal cord mengandung gray matter berbentuk seperti huruf H dan dikelilingi
oleh white matter. White matter dibagi ke dalam kolumna posterior, lateral dan
enterior. Sedangkan bagian gray matter terbagi atas bagian posterior,
intermediolateral dan anterior. Pada bagian posterior gray matter merupakan tempat
penerimaan sensori dan jalur asceden sensorik.
Jalur asenden atau sensori membawa informasi sensori dari spnal cord ke otak.
Misalnya jalur informasi dari spinal cord ke thalamus yang disebut spinothalamus,
setelah melalui sinap di thalamus kemudian inpuls diteruskan ke otak. Jalur desenden
menghantarkan informasi dari otak ke spinal atau disebut atau disebut cortecospina.
Jalur ini juga disebut Uper Motor Newron yaotu jalur neuron dari obus frontal korteks
serebri ke spinal.
Suplay darah spinal cord berasal dari tiga arteri yaitu arteri spinal anterior
berasal dari percbangan arteri vertebrata dan dua arteri posterior spinal berasal dari
posterior inferior arteri cerebral.
SEL SARAF
Jaringan saraf terdiri dari neuroglia bertangung jawab terhadap support dari
kegiatan neuron dari kegiatan neuron sedangkan neuoron betanggung jawab
terhadap penghantaran impuls saraf.
SEL NEUROGLIA
NEURON
Dendrit adalah serat pendek seperti sikat yang melekat paa bagian sel luar.
Mempunyai cabang-cabang serat yang pendek dan banyak. Informasi pertama kali
diterima oleh dendrit yang kemudian dilanjutkan ke sel body saraf dan ke akson.
Badan sel berisikan organel-organel seperti nukleus, mitokondria, apartus golgi,
lisosom. Axon adalah satu percabangan dari sel saraf yang keluar dari badan sel
berfungsi sebagai penghantar informasi dari badan sel ke axon terminal. Axon dilpisi
oleh lapisan tipis lipid-protein yang disebut myelin. Myelin tidak seleruhnya melapisi
axon, tetapi mengalami interupsi pada tempat-tempat tertentu membentuk nodus
ranvier.
SINAPSIS
Sinapsis adalah tempat pertemuan antara neuron satu dengan neuron lainnya.
Ada 3 jenis sinapsis berdasarkan hubungan antara sel yaitu :
Struktur dari sinapsis terdiri atas presinapsis yaitu pada bagian axon terminal
sebelum sinapsis, celah sinapsis yaitu ruang diantara pre dan post sinapsis, dan post
sinapsis pada bagian dendrit. Pada celah sinapsis terdapat senyawa kimia yang
berfungsi untuk mengirimkan impuls yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter
dibentuk di dalam presinap yang bersifat eksitasi (meningkatkan impuls). Proses
dimana impuls saraf dihantarkan oleh sinpasis disebut tranmisi sinapsis.
Neurotransmitter dan sifat kerjanya
Impuls Saraf
Serat saraf dan jaringan otot merupakan jaringan eksitabel yang mampu
mengantarkan signal kimia dan listrik dalam tubuh. Kemampuan hantaran tergantung
pada keutuhan lingkungan intra dan ekstra sel saraf. Dalam keadaan istirahat sel saraf
mempunyai keseimbangan gradien konsentrasi ion pada intrasel bermuatan negative
(-) dan ekstrasel bermuatan positif (+). Elektrolit tersebut berupa Kalium (K+) dan
Natrium (Na+). Adanya pompa K+ dan Na+ menimbulkan perbedaan konsentrasi sel
saraf. Perbedaan ion pada membrane neuron disebut potensial membrane istirahat
yang besarnya -70mV, dijantung dan sel skeletal -90mV.
Pada keadaan istirahat sel saraf tidak menghantarkan impuls. Membran sel
yang mempunyai muatan listrik/impuls saraf disebut potensial aksi. Jika terjadi
stimulus/rangsangan pada membrane neuron setempat akan mengakibatkan
perubahan permeabilitas membrane sehingga membuka jalan ion-ion natrium untuk
masuk ke dalam sel. Masuknya ion natrium bermuatan positif dalam sel menyebabkan
terjadi peningkatan muatan positif dari -70mV menjadi +30mV, keadaan ini disebut
depolarisasi yang terjadi disepanjang serat saraf. Setelah depolarisasi gerakan ion
natrium kembali seperti semula, dan terciptalah keseimbangan muatan intrasel dan
ekstrasel disebut repolarisasi.
Sistem saraf perifer (SSP) merupakan saraf-saraf selain otak dan medulla spinalis.
SSP terdiri dari saraf-saraf yang keluar dari otak/saraf kranial (12 pasang) dan saraf-
saraf yang keluar dari medulla spinalis (31 pasang)
Saraf Kranial
Ada 12 pasang saraf yang keluar dari otak yang masing-masing
mempunyai nama dan fungsi berbeda. Saraf-saraf tersebut ada yang bersifat
sensori, motoric, atau keduanya
Sifat dan fungsi saraf kranial
Saraf Spinal
Sebanyak 31 pasang saraf spinal berasal dari segmen yang berbeda ari
spinal cord, yang terdiri dari 8 pasang dari servikasl, 12 pasang bagian torakal,
5 pasang lumbal, 5 pasang sacral, dan 1 pasang bagian kogsigeal.
Setiap nervus spinalis terbentuk dari penggabungan radiks dorsalis dan radiks
ventralis yang berhubungan pada segmen medulla spinalis. Pada radiks
ventralis terdiri atas serat-serat eferen somatic dan visseral sedangkan radiks
dorsalis terdiri atas serat-serat aferen somatic dan visseral.
Inerversi saraf-saraf aferen spinal yang berasal dari satu radiks dorasalis
beserta ganglionnya disebut dermatome. Dermatoma menggambarkan area
permukaan kulit yang dipersarafi oleh nervus tertentu.
Dermatoma, inervasi kulit tubuh
Sistem saraf otonom merupakan bagian dari system saraf perifer yang
bekerja secara involunter, yang mensarafi organ-organ bagian dalam untuk
mempertahankan keseimbangan lingkungan internal. Sistem saraf ototnom
dikontrol dari otak dan medulla spinalis melalui mekanisme reflex.
1. Kejang
2. Tumor otak
3. Abses otak
4. Sakit kepala
5. Meningitis
Penatalaksanaan yang berhasil bergantung pada pemberian antibiotic
yang melewati darah-barier otak ke dalam ruang subarachnoid dalam
konsentrasi yang cukup untuk menghentikan perkembangbiakan bakteri.
Cairan serebrospinal (CSS) dan darah perlu dikultur dan terapi antimikroba
dimulai segera. Dapat digunakan penisilin, ampisilin dan khloramfenikol, atau
satu jenis dari sefalosporins. Antibiotic lain digunakan jika diketahui
streinbakteri resisten.
Dehidrasi atau syok diobati dengan pemberian tambahan volume cairan.
Kejang dapat terjadi pada awal penyakit, dikontrol dengan mengunakan
diazepam atau fenitoin. Diuretic osmotic (seperti manitol) dapat digunakan
untuk mengobati edema serebral.
Pengertian Meningitis
Meningitis adalah inflamasi lapisan di sekeliling otak dan medulla spinalis yang
disebabkan oleh bakteri atau vius. Meningitis diklasifikasikan sebagai meningitis
septic atau aseptic. Bentuk aseptic mungkin meupakan dampak primer atau sekunder
dari limfoma, leukemia, atau HIV. Bentuk septic disebabkan oleh bakteri seperti
Streptococcus pneumomiae dan Neisseria meningitides.
Pada Negara berkembang insiden meningitis berkisar sekitar 5 per 100.000 orang dan
banyak terjadi pada usia antara 12 sampai 29 tahun (Smeltzer,2004)
1. Meningitis Bakteri
b. penumpukan eksudat
a. Trauma kepala
b. Infeksi sistemik/sepsis
d. Penyakit sistemik
d. Malnutrisi
d. Kejang umum
e. Fotofobia
Kaku kuduk (nuchal rigidity), pasien mengalami kekakuan pada leher sehingga
terdapat kesulitan dalam merefleksikan leher karena adanya spasme otot-otot
leher.
Tanda Kernig positif, ketika paha pasien dalam keadaan fleksi ke arah
abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna atau lebih dari 135 derajat
karena nyeri.
Tanda Brudzinski positif, bila leher pasien difleksikan maka dihasilkan fleksi
lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah
satu sisi maka gerakan yang sama terlihat pada sisi ekstremitas yang
berlawanan.
Untuk memastikan meningitis, selain tanda dan gejala maka perlu dilakukan
pemeriksaan cairan serebrospinalis. Pada kultur cairan didapatkan 70%-80%
kasus didapatkan adanya mikroorganisme. Pbila ditemukan kuman H.
Influenza biasanya didaptkan :
a. Warna CSF keruh
b. Adanya peningkatan tekanan CSF
c. Adanya peningkatan kadar protein dalam CSF (lebih dari 100 mg/dll)
d. Menurunnya glukosa CSF
e. Meningkatnya sel darah putih
2. Meningitis Virus
Virus penyebab infeksi pda meningitis masuk melalui sisem respirasi, mulut, genetalia
atau melalui gigitan binatang. Jenis penyakit virus yang dapat menyebabkan
meningitis adalah measles, mumps, herpes simplex dan herpes zoster. Virus lain yang
sering menyebabkan meningitis adalah virus HIV.
Manifestasi klinis yang menyertai seperti nyeri kepala, nyeri ketika membuka mata,
photofobia dan adanya kaku kuduk. Adanya kelemahan, rash, dan nyeri pada
ekstremitas. Demam dan tanda-tanda iritasi meningial juga dapat dijumpai seperti
kaku kuduk, tanda brudzinski dan kernig. Pada meningitis virus tetapi yang utama
adalah menghilangkan gejala (asimtomatik), bedrest pada masa akut, mengurangi
rasa nyeri kepala, control demam dan menghindari kejang.
Referensi
Tarwoto. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta :
Sagung Seto
Etiologi
Meningitis dapat disebabkan berbagai organisasi seperti virus, bakteri, ataupun jamur
yang menyebar masuk ke dalam darah dan menembus ke dalam cairan otak.
a. Virus
Jenis virus yang sering sebagai etiologi meningoesfasilitis antara lain : enterovirus
(poliovirus, coxsackievirus A dan B, echo virus), mumps virus, lymphocytic virus.
Disebut yang tersering yaitu echo virus dan coxsackievirus.
b. Bakteri
Menurut Center for Disease (1990) terbanyak adalah Haemophilus influemzae (45%),
Streptococcus pneumoniae (18%), dan Neisseria meningitidis (14%). Insiden dari tipe
bakteri penyebab bervariasi menurut umur pasien. Pada neonatal (0-2 bulan) bakteri
penyebab meningitis adalah Streptococcus group B, E. Coli, Staphylococcus aureus,
Enterobacter, dan pseudomonas. Pada anak-anak sering disebabkan oleh H.
Influenza, N. Meningitidis, dan S. Pneumoniae. Pada dewasa muda (6-20 tahun) yaitu
N. Meningitidis, S. Pneumoniae, dan H. Influenzae. Sedangkan pada dewasa(>20
tahun) adalah S. Pneumoniae, N. Meningitidis, Streptococcus, dan Staphylococcus.
e. Riketsia
Faktor Resiko
Berikut ini delapan faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang
meningitis :
1. Genetika
2. Pria
Orang-orang yang tidak mendapatkan suntikan untuk gondok, penyakit Hib, atau
infeksi pneumokokus sebelum usia 2 tahun lebih mungkin untuk mendapatkan
meningitis.
Orang yang berusia lanjut dan belum juga mendapatkan vaksin pneumokokus lebih
mungkin terserang meningitis.
Limpa merupakan bagian sistem kekebalan tubuh, dan yang bekerja dengan baik,
membuat seseorang rentan terhadap meningitis.
Sumber :
dr. Moch. Bahrudin. Sp. S. 2017. Neurologis Klinis. Malang : UMM Press
https://pemkomedan.go.id
Daftar Pustaka
Black, Joyce M & Hawks, Jane Hokanson. (2014). Keperawatan medical Bedah Edisi
8 buku 3. Singapura: Elsevier
Infeksi bakteri dapat mencapai selaput otak melalui aliran darah (hematogen)
atau perluasan langsung dari infeksi yang disebabkan oleh infeksi dari sinus
paranasalis, mastoid, abses otak dan sinus kavernosus. Bakteri penyebab meningitis
pada umumnya berkolonisasi di saluran pernapasan bagian atas dengan melekatkan
diri pada epitel mukosa nasofaring host. Selanjutnya setelah terhindar dari sistem
komplemen host dan berhasil menginvasi ke dalam ruang intravaskular, bakteri
kemudian melewati SDO dan masuk ke dalam CSS lalu memperbanyak diri karena
mekanisme pertahanan CSS yang rendah. Dalam upaya untuk mempertahankan diri
terhadap invasi bakteri maka kaskade inflamasi akan teraktivasi sebagai mekanisme
pertahanan tubuh (Mace, 2008). Bakteri penyebab meningitis memiliki sifat yang
dapat meningkatkan virulensi kuman itu sendiri. Bakteri H. influenzae, N. meningitidis
dan S. pneumonia menghasilkan imunoglobulin A protease.
Setelah bakteri berada dalam aliran darah, bakteri akan beradhesi ke SDO
tergantung kualitas struktural dari bakteri seperti fimbria pada beberapa strain E. coli,
dan silia dan fimbria pada N. meningitidis (Mace, 2008). Sistem pertahanan CSS host
yang rendah menyebabkan bakteri akan cepat berkembang biak setelah memasuki
CSS. Beberapa faktor host yang berpengaruh terhadap mekanisme pertahanan
dalam CSS yang rendah adalah : kadar komplemen yang rendah, tingkat
immunoglobulin rendah, dan penurunan aktivitas opsonic, dimana menyebabkan
ketidakmampuan host dalam menghancurkan bakteri melalui mekanisme fagositosis.
Di dalam subarakhnoid, komponen bakteri dalam CSS akan memicu kaskade
inflamasi pada host. Komponen sitokin proinflamasi seperti interleukin 1 (IL 1), Tumor
NecrosisFacto r(TNF) dan berbagai sel lainnya termasuk makrofag, mikroglia, sel
meningeal, dan sel-sel endotel. Sitokin mengaktivasi migrasi neutrofil ke CSS melalui
beberapa mekanisme.
Edema interstitial disebabkan oleh meningkatnya volume CSS, baik oleh karena
peningkatan produksi CSS melalui meningkatnya aliran darah pada pleksus koroid
atau menurunnya reabsorpsi sehingga terjadi peningkatan resistensi aliran CSS.
Selain itu peradangan pembuluh darah lokal atau trombosis dapat menyebabkan
hipoperfusi serebral fokal sehingga mengganggu autoregulasi aliran darah, dimana
dapat terjadi peningkatan tekanan intrakranial (TIK) yang dapat menyebabkan
herniasi otak dan kematian (van de Beek et al., 2006; Mace, 2008).
TERAPI
Untuk kasus meningitis yang didapat dari rumah sakit (hospital acquired
meningitis), meningitis pasca traumatik atau pasca bedah saraf, penderita
neutropenia, dan penderita dengan gangguan/kelemahan imun, maka dapat
dipertimbangkan pemberian ampisilin dan ceftazidime atau meropenem dan
vancomycin.
PENCEGAHAN
PENATALAKSANAAN MEDIS
Vankomisin Hidroklorida dikombinasikan dengan salah satu sefalosporin
(misalnya, natrium seftriakson, natrium sefotaksim) diberikan melalui injeksi intravena
(IV). Deksametason (Decadron) telah terbukti bermanfaat sebagai terapi pelengkap
pada terapi meningitis bakterial akut dan meningitis pneumokokal.
PENATALAKSAAN KEPERAWATAN
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI
Penicilin G
Ceftriaxone
Cefotaxime
Vancomycin ditambah ceftriaxone atau cefotaxime
Ceftazidime
Infeksi jamur biasanya diobati dengan:
Amphotericin B
Fluconazole
Flucytosine
Memberikan kortikosteroid untuk menurunkan inflamasi pada infeksi
pneumococcal:
Dexamethasone
Memberikan diuretik osmotik untuk edema otak:
Mannitol
Memberikan analgesik untuk sakit kepala jika perlu:
Acetaminophen
Memberika antikonvulsan jika perlu:
Phenytoin
Phenobarbital
Istirahat total sampai iritasi neurologis
Daftar Pustaka
DiGiulio, Mary. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha Publishing
Anurogo, Dito. 2014. 45 Penyakit dan Gangguan Saraf Deteksi Dini & Atasi 45
penyakit dan Gangguan Saraf. Yogyakarta: Rapha Publishing
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Darah : Pemeriksaan darah lengkap, peningkatan sel darah putih
(10.000 - 40.000/mm3) , pemeriksaan koagulasi, kultur adanya
mikroorganisme patogen.
Urine : Albumin, sel darah merah, sel darah putih ada dalam urine.
2. Radiografi : untuk menentukan adanya sumber infeksi misalnya Rongen dada
untuk menemukan adanya penyakit paru seperti TBC paru, pneumonia, abses
paru. Scan otak untuk menentukan kelainan otak.
3. Pemeriksaan lumbal pungsi : untuk membandingkan keadaan CSF normal dengan
meningitis.
Daftar Pustaka
KASUS
ANALISA DATA
Turunkan demam
yang tinggi untuk
mengurangi beban
kebutuhan oksigen
pada jantung dan
otak
Daftar Pustaka :
S, 2006.