Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU DASAR NUTRISI DAN PAKAN TERNAK

Oleh:
Nama : Arif Syarif Misnadin Koda
NIM : 1709010028
Semester :3
Kelas :A
Kelompok :B

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan pakan adalah sesuatu yang bisa dimakan, dicerna seluruh/sebagian tubuh dan tidak
menggangu kesehatan ternak yang memamakannya. Ransum terbagi atas 4 bagian :
1. Ransum sempurna adalah ransum yang kandungan zat-zat makananya cukup untuk
memenuhi kebutuhan dan zat-zat makanan tersebut dalam keadaan seimbang
2. Ransum hidup pokok adalah ransum yang kandungan zat-zat makananya hanya sekedar
cukup untuk memenuhi kebutuhan proses hidup saja (bernafas dan non produktif )
3. Ransum produksi adalah ransum yang digunakan di atas kebutuhan hidup pokok guna
dapat berproduksi sacara maksimal
4. Ransum ekonomis adalah ransum yang dapat menghasilkan atau memberikan hasil di atas
biaya untuk makanan.
Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan
hara atau nutrien yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan,
reproduksi. Pakan merupakan faktor terpenting, karena mencakup 80% dari biaya produksi.
Jumlah pakan yang diberikan harus tepat waktu dan jumlah agar pakan tidak terbuang percuma
dan menyebabkan biaya operasional menjadi tinggi. Bahan baku pakan biasanya berasal dari
hasil pertanian, perikanan, peternakan, serta hasil industri yang mengandung zat gizi dan layak
digunakan sebagai pakan. Dalam menyusunan formula pakan yang ekonomis dan terjangkau
peternak seoptimal mungkin memanfaatkan sumber daya local yang tersedia di lingkungan
setempat. Selanjutnya dalam pemilihan bahan pakan yang perlu diperhatikan antara lain yaitu
kandungan nutrisi bahan, tingkat kecernaan, ketersediaan, kontinuitas dan harga serta
kemungkinan adanya faktor pembatas seperti zat anti nutrisi atau racun dalam bahan tersebut.
Ransum merupakan susunan dari beberapa bahan pakan dengan perbandingan tertentu
sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak. Ransum dicampur dari bahan-bahan yang
mengandung gizi lengkap seperti protein, lemak, serat kasar, vitamin dan mineral. Semakin
banyak ragam suatu ransum, kualitas ransum akan semakin baik terutama dari sumber protein
hewani. Bahan yang dapat digunakan untuk mencampur ransum yaitu dedak, jagung, bungkil
kedele, bungkil kelapa, lamtoro, ikan, bekicot, remis, sisa dapur, tepung tulang, kepala atau kulit
udang dan lain-lain. Pada dasarnya mencampur ransum merupakan suatu kegiatan
mengkombinasi berbagai macam bahan makanan ternak untuk memenuhi kebutuhan ternak
akan zat makanan tersebut.
Jerami padi adalah hasil sampingan dari tanaman padi dan digunakan sebagai sumber pakan
untuk ternak rumenansia terutama oleh petani skala kecil di Negara-negara berkembang,
termasuk Indonesia. Di Indonesia, jerami banyak dimanfaatkan sebagai pakan basal ternak
ruminansiaa, pupuk tanaman produksi, karena sangat melimpah serta murah. Pemanfaatan
jerami sebagai pakan ternak terutama dilakukan pada saat musim kemarau dimana para peternak
sulit untuk memperoleh hijauan berkualitas tinggi.
Silase merupakan awetan basah segar yang disimpan dalam silo, sebuah tempat yang
tertutup rapat dan kedap udara, pada kondisi anaerob. Pada suasana anaerob tersebut akan
mempercepat pertumbuhan bakteri anaerob untuk membentuk asam laktat (Mugiawati, 2013).
Prinsip dasar pembuatan silase adalah fermentasi hijauan oleh mikroba yang banyak
menghasilkan asam laktat. Mikroba yang paling dominan adalah dari golongan bakteri asam
laktat homofermentatif yang mampu melakukan fermentasi dari keadaan aerob sampai anaerob.
Asam laktat yang dihasilkan selama proses fermentasi akan berperan sebagai zat pengawet
sehingga dapat menghindarkan dari bakteri pembusuk (Ridwan, 2005).Kushartono dan Iriani
(2005) menjelaskan bahwa dalam pembuatan silase perlu diperhatikan beberapa aspek
pentingyang akan menunjang dalam hal pembuatan maupun ketersediaan silase.
Dalam rangka terus membina pengembangan ternak, maka perlu dikenalkan berbagai
teknologi tepat guna kepada masyarakat. Salah satu teknologi dibidang pakan ternak adalah
penggunaan Urea Molasis Blok (UMB) sebagai pakan suplemen pada ternak ruminansia yang
ditujukan untuk meningkatkan efiisensi pencernaan, sehingga akhirnya dapat meningkatkan
produksi ternak. Sampai saat ini, UMB telah terbukti telah dapat meningkatkan produktivitas
ternak potong maupun perah baik sapi, kerbau, domba maupun kambing (Yusuf D,. 2010).
Permen ternak ruminansia atau UMB dapat dibuat dari bahan-bahan baku yang murah dan
mudah dibuat oleh peternak. Manfaat UMB bagi ternak dan keuntungan bagi usaha peternakan
ternak ruminansia, yaitu merupakan sumber protein, energi ,dan mineral yang dibutuhkan oleh
ternak, sebagai pakan tambahan bagi ternak, meningkatkan kecernaan dan konsumsi zat-zat
makanan dari bahan berserat tinggi, sehingga produktivitas ternak dapat ditingkatkan.
Pembuatan formula UMB harus disesuaikan dengan harga bahan dan tujuan beternak serta jenis
yang dipelihara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Praktikum I : Pembuatan Ransum

Materi dan Metode

Waktu : Senin, 24 september 2018.

Tempat : Pelaksanaan dari praktikum ini yaitu di Laboratorium C Fakultas Kedokteran Hewan
UNDANA

A.Pembuatan ransum
Dalam mencampur ransum, bahan-bahan yang dalam jumlah kecil dan bertekstur halus
harus dicampur terlebih dahulu, selanjutnya bahan-bahan pakan yang bertekstur besar dicampurkan.
Teknik pencampuran pakan yang baik yaitu dengsn teknik yang mampu menghasilkan pakan
dengan tingkat homogenitas yang tinggi. Teknik pencampuran konsentrat dengan cara manual
meminta teknik tertentu agar bahan-bahan tersebut homogen karena bahan pakan yang
diformulasikan berbeda-beda (basya, 2008).
Formulasi yang diatur biasanya menyangkut kebutuhan protein, energi atau pada imbangan
protein energi khususnya banyak dilakukan dalam menyusun formulasi tebusan.

B.Teknik pencampuran
Sebelum melakukan teknik pencampuran, ditentukan terlebih dahulu kadar nutrisi
ransumnya yaitu protein kasar sebesar 22%. Kemudian mengkonversikan kebutuhan protein melalui
bahan pakan dalam bentuk (%) menjadi dalam bentuk (kg), selanjutnya memberi takaran sesuai
kebutuhan. Penentuan kadar nutrisi ini dapat dilakukan dengan cara percobaan dan selama semua
bahan pakan tersedia maka dilanjutkan dengan melakukan pencampuran yang dimulai dari yang
ukuran partikelnya lebih kecil dahulu. Umiyasih dan yenni (2007) menyatakan itu berada pada
metode yang biasa digunakan dalam persiapan formula tebusan yaitu pearson kotak metode, paling
sedikit biaya formulasi percobaan dan kesalahan. Formulasi tebusan bisa dimanfaatkan untuk
pengoptimalan pemberian pakan ternak.
Prosedur menyusun ransum dengan pearson square dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Bahan pakan sumber protein yang tersedia secara lokal dan memiliki kandungan protein yang
cukup tinggi dan harganya terjangkau dipilih terutama bila porsi penggunaannya cukup banyak.
2. Bahan pakan sumber energi yang tinggi kandungan energinya dipilih tetapi juga mengandung
protein.
3. Dibuat segi empat dan dimasukkan kandungan protein kasar ransum yang diingini di tengah {di
titik temu diagonal segi empat yang dibuat misalnya kita inginkan ransum ayam kampung masa
pertumbuhan dengan protein kasar (crude protein-PK-15%)}.
4. Kandungan protein kasar bahan pakan dengan protein tertinggi ditempatkan di sudut kiri atas
segi empat misalnya tepung ikan (PK-37%) sedangkan bahan pakan dengan protein kasar yang
lebih rendah ditempatkan di sudut kiri bawah segi empat misalnya jagung kuning sebesar (PK-
9%).
5. Selisih antara nilai PK ditempatkan di sudut kiri atas (dalam hal ini 37) dengan nilai PK pada
titik diagonal (15) pada sudut kanan bawah (22) dan demikian juga selisih antara nilai PK sudut
kiri bawah (9) dengan nilai PK di titik diagonal (15) pada sudut kanan atas (6). Nilai mutlak yang
digunakan abaikan tanda minus.
6. Dua nilai pada sudut kanan segi empat dijumlahkan dalam hal ini 6+22=28.
7. Didapatkan porsi tepung ikan dalam ransum dengan cara 6/28x100=21,43% dan didapatkan porsi
jagung kuning dalam ransum dengan cara 22/28x100=78,57%

37 6

15

9 22
2.2. Praktikum II : Jerami dan Amoniasi

Langkah-langkah pembuatan jerami padi amoniasi adalah sebagai berikut :


1. Jerami (tidak selalu perlu dicincang) disiapkan, jika ada waktu tersedia, dicincang lebih
baik sehingga konsumsi lebih baik dan sebaran cairan urea lebih merata dan
pencampuran lebih mudah. Namun dilapangan dimana para peternak umumnya malas
mengerjekannya, tanpa dicincang pun tidak apa-apa.
2. Jerami ditimbang sebanyak 10 kg
3. Urea ditimbang dengan berat 2/100 x berat jerami
4. Urea dilarutkan dalam air hangat (agar lebih cepat larut). Bila larutan urea terasa dingin,
sudah dapat dicampurkan dengan jerami dengan cara dipercik-percikkan. Bila pada
peternakan dengan skala besar, pencampuran dilakukan dengan mesin.
5. Banyaknya air untuk pencampuran urea semestinya tidak memerlukan akurasi yang
tinggi tetapi perlu dilarutkan dalam air agar semua urea larut namun volume larutan urea
harus cukup membasahi (bukan basah kuyub) tetapi secukupnya hingga lembab. Biarkan
3 jam untuk meresap, jerami telah siap disajikan pada sapi atau kerbau. Jerami dapat pula
diberikan pada kambing atau domba. Apabila pakan utama ruminansia adalah jerami,
untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan ternak, suplementasi dengan biji-bijian
serealia perlu dilakukan tetapi dengan porsi yang kecil saja misalnya hingga 30% dari
berat bk yang dibutuhkan ternak sapi per ekor per hari.

Hewan ruminansia membutuhkan bahan kering dalam satu hari dengan rumus 3/100 x berat
badan. Misalkan berat badan sapi : 200 kg, maka dapat diperoleh dengan rumus 3/100 x 200 = 6.
Jadi dalam satu hari tersebut membutuhkan jerami atau bahan kering sebanyak 6 kg.
1.1.Materi dan Metode
 Waktu dan tempat :
Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum dilaksanakan pada hari senin pukul
13.10 – 15.10, hari/tanggal, senin, 01 oktober 2018. Tempat pelaksanaan dari praktikum
ini yaitu di Laboratorium C FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNDANA
 Alat dan Bahan
Jerami kering, urea air, alat memanas air,alat pemotong jerami, sendok dan timbangan.
 Cara kerja
1. Jerami kering ditimbang sesuai dengan yang diperlukan
2. Ditamah urea 6% dari bobot jerami yang digunakan
3. Disiapkan air bersih seuai dengan ura yang disiapkan, lalu dipanaskan hingga
suhu kurang lebih 600C
4. Larutakan urea pada air hangat tersebut hingga terlarut semuanya
5. Campurkan larutan urea tersebuh pada jerami secara merata
6. Simpan kira-kira 3jam lamanya lalu dapat diberikan pada ternak

PEMBAHASAN

STRUKTUR DAN SIFAT UREA


Urea atau biasa disebut karbamida adalah suatu senyawa organic yang terdiri dari unsure
karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus molekul CO(NH2)2 serta mengandung
46,7% nitrogen. Secara fisik urea berbentuk Kristal dan bersifat higroskopis yang dapat
mengakibatkan metode penyimpanannya harus diperhatikan untuk menghindari kerusakan.
SUMBER NON-PROTEIN NITROGEN (NPN)
Non-protein nitrogen adalah istilah yang digunakan dalam nutrisi hewan untuk merujuk
secara kolektif ke komponen seperti urea, biuret dan sejumlah senyawa lainnya ammonia
lainnyayang bukan protein tapi bias diubah menjadi protein oleh mikroba dalam rumen. Sebagian
besar bakteri rumen menggunakan ammonia sebagai sumber N untuk pertumbuhan.
PERAN UREA DALAM PENINGKATAN NILAI NUTRISI
Kualitas pakan hijauan yang rendah ditandai dengan tingginya kandungan lignoselulosa dan
rendahnya kadar nitrogen. Sebagai akibatnya, pakan tersebut menjadi sedikit dicerna, rendahnya
palatabilitas dan pemanfaatan unsure harayang jelek sehingga sering kali tidak dapat memenuhi
persyaratan pemeliharaan ternak ruminansia. Salah satu perlakuan alkali yang palin sering
digunakan untuk meningkatkan kualitas nutrisi hijauan yang rendah tersebutadalah dengan
pemberian urea atau disebut dengan metode amoniasi. Penambahan urea pada jerami padi dapat
meningkatakan nutrisi.

2.3 Praktikum III : Pembuatan Silase


Tujuan pembuatan silase menurut Soedomo (1985), yaitu :
1. untuk mengatasi kekurangan pakan dimusim kemarau panjang/musim paceklik;
2. untuk menampung kelebihan produksi hijauan ternak atau memanfaatkan hijauan pada
saat pertumbuhan terbaik (fase pertumbuhan hijauan dengan kandungan zat makanan
optimum) tetapi belum dipergunakan;
3. mendayagunakan hasil sisa pertanian atau hasil ikutam pertanian.

Menurut Kartadisastra (1997), bahwa silase berkualitas baik yaitu mempunyai tekstur utuh,
halus, dan tidak menggumpal, berwarna hijau kecoklatan, berbau khas silase, yaitu asam tapi segar
dan enak, disukai ternak, tidak berjamur. Sedangkan silase yang mengalami kerusakan dapat terlihat
dari tekstur silase yang rapuh, berwarna coklat kehitaman, dan berbau busuk serta banyak
ditumbuhi jamur. Pada umumnya kerusakan terjadi pada permukaan dekat penutup silo
(Ratnakomala dkk., 2006). Salah satu rumput yang berpotensi ditinjau dari sudut zat gizinya
sebagai bahan pakan ternak adalah rumput gajah. Rumput gajah mengandung protein kasar 9,66%
dan kandungan serat kasar tinggi yaitu 30,86%.

Hasil Praktikum silase:


Awal Pembuatan Silase Silase yang sudah difermentasi

Berdasarkan hasil praktikum pembuatan silase adalah sebagai berikut :


Tabel. Data Hasil Pengamatan Silase
2.4 Praktikum IV : Pembuatan Block

Metode
a.Waktu dan Tempat Penelitian
Hari/Tanggal : Selasa,14 November 2018
Waktu : 13.00-15.00 wita
Tempat : Lab.C fakultas kedokteran hewan undana
b.Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan adalah:
- Timbangan
- Wadah tempat pencampuran
- Pengaduk
- Pencetak (pipi paralon)
- Pot kecil

Bahan yang digunakan adalah:


- Urea
- Garam 50 gram
- Mineral 50 gram
- Gula Sabu
- semen
- air
1.3.Cara Kerja
Tata cara pembuatan mineral blok adalah sebagai berikut :

1. Lapisi ember plastik bagian permukaan sebelah dalam dengan lembaran plastik agar
mineral blok yang akan terbentuk mudah dikeluarkan
2. Kedalam ember besar dimasukan dan air secukupnya, lalu tambahlan ultra mineral dan
garam halus dan diaduk merata
3. Tempatkan ember berisi campuran bahan pada tempat yang terhindar dari hujan dan
biarkan selama 4 hari atau sampai mongering
4. Setelah kering keluarkan mineral blok dari ember dan digantung didalam kandang agar
dapat dijilat oleh kambing. Mineral blok sanagt baik untuk memenuhi kebutuahn
kambing akan berbagai macam mnineral yang tidak dapat dipenuhi dari pakan.
Pemberian pakan yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang cukup sangat penting
selama 1 bulan masa laktasi. Ada dua tujuan pemberian pakan yang baik selama masa
tersebut yaitu: a) untuk mendukung kebutuhan bagi produksi air susu yang mengalami
puncak produksi dalam masa tersebut dan b) untuk menjaga agar kondisi tubuh induk
tetap dalam skor yang baik( tidak kurus) agar induk dapat segera birahi dan kawin
kembali. Status nutrisi yang jelek menyebabkna induk yang sedang menysusui menjadi
kurus, sehingga induk tidak akan birahi selama kondisi tubuhnya tidak meningkat.

PEMBAHASAN
2.1.Hasil
Awal Pembuatan Block Block yang diberikan ke sapi Block yang diberikan ke
kambing
2.2.Pembahasan

Urea Molases Blok (UMB) merupakan pakan tambahan atau suplemen yang sangat
bermanfaat untuk ternak sapi, kambing, domba (ternak ruminansia), bentuk UMB ini adalah
padat yang terbuat dari berbagai macam sumber pakan seperti, molasses(tetes tebu) sebagai
kandungan energi, pupuk urea sebagai kandungan protein, garam dapur, ultra mineral, kapur
digunakan sebagai pelengkap zat-zat pakan, dan untuk mudah menyerap tetes tebu, dan bekatul
atau dedak. Pakan tambahan ini juga bisa juga kita katakan seperti permen untuk ternak kita,
karena ketika diberi UMB, ternaknya akan menjilatnya seperti permen. Oleh karena itu, Urea
Molases Blok(UMB) sangat berguna untuk pakan ternak kita.

Sumber pakan yang mengandung protein dan mempunyai nilai energy tinggi, mesti
dipergunakan untuk pakan ternak, untuk membantu proses pencernaan secara efektif dan efisien.
Pupuk urea dimanfaatkan sebagai kandungan nitrogen non protein(NPN) yang digunakan dalam
proses fermentasi. Kita dapat menggunakan UMB pada ternak yang kita gembalakan atau yang
kita kandangkan.

Pemberian UMB kepada ternak diberiakan dengan cara diletakan di tabung bambu atau
dikotak pakan. Pakna suplemen ini diberikan pada pagi hari, jumlah-nya disesuaikan dengan tingkat
konsumsi yang dianjurkan pada setiap jenis ternak. Untuk ternak besar (sapi dan kerbau) mencapai
350 gram/ekor/hari; kambing dan domba sebesar 120 gram/ekor/hari (Yusuf D,. 2010).
Penggunaan molasses dalam bahan UMB karena menurut Priyono (2009) bahwa molases
merupakan sumber energi yang esensial dengan kandungan gula didalamnya. Oleh karena itu,
molasses telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pakan ternak dengan kandungan
nutrisi atau zat gizi yang cukup baik. Molasses memiliki kandungan protein kasar 3,1 %; serat kasar
0,6 %; BETN 83,5 %; lemak kasar 0,9 %; dan abu 11,9 %.
Struktur UMB padat dan keras, dengan aroma dan rasa molasses. Ternak akan menjilat-jilat UMB,
akan mendapatkan protein, energi, dan mineral secar kontinu. Pemberian konsentrat akan dapat
mempertahankan kontinuitas pakan yang diperlukan oleh ternak. Pemberian pakan konsentrat dan
suplemen yang dilakukan 2 jam sebelum pemberian pakan hijauan, akan mampu meningkatkan
kecernaan bahan kering dan bahan organik. Hal ini disebabkan konsentrat dan suplemen yang kaya
akan pati, sebagian besar sudah dicerna oleh mikroorganisme rumen. Konsentrat dan suplemen
sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi dan produktivitas ternak ruminansia tersebut.
Suplemen UMB kaya akan vitamin, energi, mineral, dan protein, yang semuanya berpengaruh
langsung terhadap peningkatan konsumsi pakan berserat tinggi, dan sekaligus berpengaruh terhadap
peningkatan produksi daging dan susu (Blogspot, 2009).
Menurut Blogspot (2011) bahwa UMB disimpan ditempat yang kering dan tidak lembab, bila
penyimpanannya rapih UMB tahan selama 3 bulan. Manfaat UMB untuk ternak: 1) merangsang
nafsu makan, 2) memperlancar dan mengaktipkan pencernaan, 3) mempercepat pertumbuhan dan
menambah berat badan, dan 4) meningkatkan pendapatan peternak.

Manfaat Urea Molases Blok Sebagai Pakan Ternak

 Memperbaiki nilai nutrisi dari pakan ternak


 Pencernaan dan kecernaan zat-zat pakan ternak sapi, kambing, domba akan lebih efisien
dan meningkat.
 Konsumsi pakan ternak ruminansia akan meningkat, karena dengan UMB, ternak kita
nafsu makannya tinggi.
 Ternak akan cepat gemuk atau produksinya akan meningkat.
 Sistem kinerja reproduksi akan menjadi lebih baik.
 Untuk menghindari dari efiensi vitamin dan mineral, malnutrisi disebabkan rendahnya
nilai nutrisi pakan.
 Akan Meningkatkan jumlah mikroorgonisme rumen atau labung, sehingga keperluan
Serat Kasar(SK) yang digunakan untuk media hidupnya akan meningkat pula, sehingga
akan merangsang ternak untuk memakan bahan pakan dengan jumlah banyak tidak
seperti biasanya, dengan demikian produksi ternak(daging) akan meningkat pula.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Dari praktikum mencampur ransum dapat disimpulkan bahwa dalam proses mencampur ransum
kita harus teliti agar bahan-bahan yang dicampur menjadi rata atau homogen, karena ransum
merupakan sumber zat nutrisi utama yang digunakan oleh ternak untuk tumbuh dan berkembang
serta menjalankan proses metabolisme yang berlangsung didalam tubuhnya.
 Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa prinsip utama pengawetan melalui
teknologi silase adalah mempercepat kondisi anaerob dan suasana asam didalam silo. Hal ini
dapat terjadi apabila jumlah udara di dalam silo minimal yaitu dengan pemadatan yang maksimal,
disamping menekan aktivitas mikroba yang menyebabkan kerusakan silase dengan mendorong
percepatan terbentuknya asam laktat.
 Kualitas silase campuran rumput segar menunjukkan hasil baik. Hal ini dikarenakan memilki sifat
berbau dan rasa asam, berwarna hijau seperti daun direbus, tekstur hijau seperti bahan asal, tidak
berjamur dan tidak menggumpal sesuai dengan persyaratan silase yang baik.
 Mineral Block adalah pakan tambahan atau suplemen sangat bermanfaat untuk ternak
sapi,kambing dan domba. Mineral Block memiliki kandungan protein,garam
dapur,ultramineral,dan kapur digunakan sebagai pelengkap zat-zat pakan.

3.2 Saran
Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan Laporan ini.Terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan Laporan Praktikum Dasar Ilmu Nutrisi dan Pakan
Ternak.
DAFTAR PUSTAKA

Rahadi, Syam. 2008. Teknik Pembuatan Amoniasis Urea Jerami pada sebagai Pakan
Ternak. Penerapan IPTEK. Sulawesi.

Ardiandy. 2002. Enzim Komponen Penting dalam Pakan Bebas Antibiotika. Feed Mix
Special. http:/www.alabio.cbn.net.

Zailzar, L., Sujono, Suyatno dan A. Yani. 2011. Peningkatan Kualitas Dan Ketersediaan
Pakan Untuk Mengatasi Kesulitan di Musim Kemarau Pada Kelompok Peternak Sapi Perah. Jurnal
Dedikasi Vol. 8.

Anda mungkin juga menyukai