OSTEOARTRITIS
OLEH:
SGD 2
1. Dewa Ayu Diah Budi Utami (1402105033)
2. Luh Putu Saskarawati (1502105001)
3. I Gusti Ngurah Bagus Yogi Saputra (1502105003)
4. Putu Saras Widar Yuliantari (1502105007)
5. Kadek Sinta (1502105013)
6. Ni Nengah Teni Lastari (1502105014)
7. Elizabeth Marques Leite (1502105030)
8. Ni Wayan Kuslinda Sari (1502105048)
9. Ni Kadek Devi Budi Cahyani (1502105049)
10. Putu Gede Indrayasa (1502105063)
OSTEOARTRITIS
A. Pengkajian
1. Identitas
Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan :-
Pekerjaan : Pegawai swasta
Status perkawinan : Menikah
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Jl. Imam bonjol. No. 14 Denpasar
Tanggal masuk : 5 September 2017
Tanggal pengkajian : 5 September 2017
Sumber Informasi : Pasien dan keluarga
Diagnosa masuk : Osteoatritis
Penanggung
Nama : Tn. A
Hubungan dengan pasien : Suami
2. Riwayat keluarga
Genogram (kalau perlu) :-
Keterangan genogram :-
3. Status kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama (saat MRS dan saat ini): pasien mengeluh nyeri
pada sendi, kekakuan dan keterbatasan dalam bergerak
Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan Penyakit saat ini: saat
masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri pada sendi. Saat ini
pasien masih merasakan nyeri, kekakuan dan keterbatasan gerak
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Apakah sebelum masuk rumah sakit pasien minum obat anti nyeri?
b. Status Kesehatan Masa Lalu
Apakah sebelumnya pasien pernah datang ke pelayanan kesehatan
karena penyakit yang sama?
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami trauma pada
sendinya?
4. Riwayaan Penyakit Keluarga :
Apakah ada keluarga pasien ada yang mengalami osteoatritis?
5. Diagnosa Medis dan therapy: Osteoatritis
6. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan:
- Apakah saat sakit pasien akan minum obat dan pergi ke petugas
kesehatan terdekat?
- Apakah menurut pasien kesehatan itu penting?
b. Nutrisi/ metabolic:
- Menilai apakah pasien mengalami perubahan porsi dan nafsu
makan sebelum dan setelah sakit?
- Menilai bagaimana konsumsi makanan dan cairan pasien setelah
sakit?
c. Pola eliminasi
- Apakah ada perubahan pola BAB sebelum dan sesudah pasien
sakit?
- Apakah ada perubahan pola BAK sebelum dan sesudah pasien
sakit?
d. Pola aktivitas dan latihan (ADL dan latihan)
- Menilai apakah pasien mampu melakukan aktivitas dan latihan
seperti perawatan diri, makan, mandi, toileting, berpakaian,
mobilisasi, dan berpindah secara mandiri atau dibantu
- Biasanya pasien dengan osteoatritis pola aktivitas dan latihannya
dibantu
e. Pola tidur dan istirahat
- Apakah terjadi perubahab frekuensi dan durasi periode istirahat
dan tidur pasien sebelum dan setelah sakit?
- Apakah pola tidur pasien terganggu setelah sakit?
f. Pola kognitif-perseptual
Pada kasus osteoatritis pasien mengalami nyeri pada sendinya
g. Pola persepsi diri/konsep diri
Selama sakit apakah ada perubahan peran, harga diri, gambaran diri,
ideal diri dan identitas diri pada pasien?
h. Pola seksual dan reproduksi
- Apakah selama sakit pasien mengalami perubahan dalam
pemenuhan kebutuhan seksual?
- Pasien sudah mengalami menopause
i. Pola peran-hubungan
Apakah terjadi perubahan peran hubungan dalam keluarga dan peran
sosial selama pasien sakit dan dirawat di rumah sakit?
j. Pola manajemen koping stress
Menilai apakah pasien mengungkapkan keluhan yang dirasakan baik
pada petugas kesehatan maupun keluarga?
k. Pola keyakinan-nilai
Menilai apakah pasien mampu melakukan persembahyangan selama
sakit atau hanya berdoa di tempat tidur?
7. Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik Sedang Lemah Kesadaran:
Composmentis (E4V5M6)
TTV TD: >120/80 mmHg Nadi : >100x/menit Suhu: - RR:
>20x/menit
A. Kulit :
- Inspeksi : Menilai warna kulit, melihat ada tidaknya edema
dan lesi
- Palpasi : Menilai ada tidaknya edema, menilai ada tidaknya
nyeri tekan, menilai akral pasien pana, hangat atau
dingin
B. Kepala:
- Inspeksi : Melihat keadaan rambut dan kulit kepala, melihat
ada tidaknya lesi
- Palpasi : Menilai ada tidaknya nyeri tekan dan edema
C. Mata
- Inspeksi : Menilai apakah pandangan kabur atau tidak,
menilai warna konjuctiva dan sklera
- Palpasi :-
D. Telinga
- Inspeksi : Melihat apakah telinga simetris, menilai ada
tidaknya lesi
- Palpasi :-
E. Hidung
- Inspeksi : Melihat ada tidaknya lesi, melihat apakah terdapat
sekret, saat anak bernafas terdapat cuping hidung
- Palpasi :-
F. Mulut
- Inspeksi : Melihat warna mukosa mulut dan serta apakah
mukosa mulut lembab atau kering
- Palpasi :-
G. Leher
- Inspeksi : Melihat ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid
pada leher
- Palpasi : Menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid
atau kelenjar limfe
H. Dada
Payudara
- Inspeksi :
Areola : Menilai warna areola
Puting : Menilai apakah puting susu menonjol atau tidak
- Palpasi :-
Paru-paru
- Inspeksi : Menilai apakah gerakan dada kanan dan kiri
simetris
- Palpasi : Menilai bagaimana retraksi dinding dada
- Auskultasi : Menilai suara nafas klien
Jantung
- Inspeksi : Menilai apakah iktus kordis terlihat atau tidak
- Palpasi : Menilai tempat terabanya iktus kordis
- Auskultasi : Menilai suara jantung dan menilai apakah ada
suara tambahan
I. Abdomen
- Inspeksi : Melihat keadaan perut dan tidaknya asites
- Palpasi : Menilai ada tidaknya nyeri tekan
- Perkusi : Apakah suara perkusi perut timfani atau tidak
- Auskultasi : Menilai bunyi bising usus
J. Sistem gastrointestinal
Mulut:
- Inspeksi : Melihat keadaan dan kebersihan mulut Mukosa
Penurunan kekuatan
aktivitas
Kekakuan sendi
Risiko cedera
Pengapuran
Deformitas sendi
1.
2. Gangguan Setelah diberikan NIC: Body Mechanic
mobilitas fisik tindakan keperawatan Body Mechanics Promotion
berhubungan selama ...x24 jam di Promotion 1. Komitmen yang
dengan harapkan terjadi 1. Kaji/tentukan ditunjukkan oleh
perubahan pada peningkatan pada komitmen pasien pasien akan
integritas mobilitas fisik pasien untuk belajar dan membantu dalam
struktur tulang Dengan kriteria hasil : menggunakan posisi memperlancar
ditandai dengan NOC: postur yang benar latihan
penurunan Ambulation (tegak) 2. Dengan
rentang gerak 1. Dapat berjalan 2. Kolaborasi dengan berkolaborasi
dan dengan gaya terapis dalam dengan terapis akan
memperlambat berjalan efektif mengembangkan memudahkan dalam
gerakan (melibatkan semua rencana promosi memberikan
otot tungkai) mekanik pasien intervensi kepada
2. Pasien mampu 3. Instrusikan kepada pasien dan latihan
berjalan dengan pasien bahwa posisi yang diberikan
gerakan lambat yang benar sangat kepada pasien dapat
3. Pasien mampu diperlukan untuk lebih intens
berjalan pendek (< mencegah terjadinya 3. Pengetahuan yang
1 blok) cedera saat latihan benar mengenai
Mobility 4. Demonstrasikan posisi yang tepat
1. Pasien mampu kepada pasien saat latihan akan
menjaga bagaimana cara mengurangi
kesimbangannya untuk memindahkan terjadinya risiko
saat berdiri berat badan dari satu cedera yang dapat
2. Adanya koordinasi kaki ke kaki lainnya dialami pasien saat
gerakan yang baik saat berdiri. latihan
(tangan kanan, 5. Instrusikan kepada 4. Dengan
tangan kiri, kaki pasien untuk mendomonstrasikan
kanan, kaki kiri) menggerakkan kaki gerakan yang tepat
3. Pasien mampu pertama dan akan memudahkan
meningkatkan kemudian tubuh saat pasien untuk
pergerakan otot berbalik untuk mengikuti gerakan
dan sendi tubuh. berjalan dari posisi tersebut
4. Pasien mampu berdiri 5. Dengan
melakukan 6. Instruksikan pasien menggunakan
perpindahan mengenai frekuensi gerakan tersebut
tempat. dan jumlah akan memudahkan
Body Mechanics pengulangan untuk pasien dalam
Performances setiap latihan berjalan
1. Pasien mampu (dilakukan minimal 6. Pengetahuan
berdiri dengan selama 5 menit dan mengenai frekuensi
posisi yang benar dilakukan minimal 2 dan jumlah
(berdiri tegak) kali sehari) pengulangan yang
2. Pasien mampu Exercise Therapy: dapat dilakukan
melakukan latihan Joint Mobility pasien akan
sesuai kemampuan 1. Kaji keterbatasan memudahkan
untuk mencegah gerak sendi pada pasien untuk
injury (berdiri dan pasien melakukan latihan
berjalan) 2. Jelaskan kepada secara optimal
pasien dan keluarga Exercise Therapy:
tujuan dan rasional Joint Mobility
pemberian latihan 1. Menentukkan batas
kepada pasien gerakan yang dapat
3. Monitor lokasi dilakukan oleh
ketidaknyamanan pasien
atau nyeri yang 2. Memberikan
dirasakan pasien informasi kepada
selama latihan pasien mengenai
4. Lindungi/jaga tujuan dan rasional
pasien dari trauma pemberian latihan
selama latihan agar pasien dan
dilakukan keluarga dapat
5. Bantu pasien untuk memahami alasan
posisi yang optimal diberikannya
untuk gerakan aktif latihan tersebut
maupun pasif 3. Agar dapat
6. Anjurkan klien diberikannya
untuk melakukan intervensi yang
latihan range of tepat
motion secara aktif 4. Untuk menghindari
(dilakukan oleh trauma yang
pasien sendiri mungkin terjadi
dengan energi saat pasien
sendiri) jika melakukan latihan
memungkinkan yang akan
7. Anjurkan untuk memperburuk
melakukan range of kondisi pasien
motion pasif 5. Mengoptimalkan
(gerakan dibantu latihan yang
dengan orang lain) dilakukan
jika diindikasikan 6. ROM dapat
8. Beri reinforcement mempertahankan
positif setiap pergerakan sendi
kemajuan klien 7. Membantu pasien
jika tidak dapat
melakukan ROM
secara mandiri
8. Meningkatkan
kepercayaan dan
harga diri pasien
3. Risiko cedera Setelah diberikan NIC Label : NIC Label
berhubungan tindakan keperawatan Environmental
Environmental
dengan selama ...x24 jam di management
management
perubahan pada harapkan resiko
1. Untuk
fungsi cedera ppasien dapat - Sediakan lingkungan
psikomotor berkurang atau diatasi yang aman bagi meminimalkan
Dengan kriteria hasil : pasien dan dekatkan risiko cidera pasien
NOC : alat-alat atau 2. Untuk mencegah
Risk control kebutuhan yang jatuhnya pasien dari
1. Pasien terbebas sering digunakan tempat tidur yang
dari cidera pasien akan menyebabkan
2. Pasien mengetahui - Pasang side rail di cidera
cara mencegah tempat tidur pasien 3. Agar keluarga dapat
cidera - Anjurkan keluarga menghindarkan
3. Pasien dapat menemani pasien pasien dari faktor
menggunakan - Jelaskan kepada risiko cidera
fasilitas kesehatan pasien dan keluarga 4. Menambah
yang diperlukan tentang adanya pengetahuan dan
Knowledge : Fall perubahan status agar pasien dan
Prevention kesehatan dan keluarga
1. Pasien dapat penyebab penyakit mengetahui kondisi
menggunakan Fall Prevention pasien saat ini
peralatan yang - Identifikasi terkait osteoarthritis.
benar kebiasaan dan faktor Fall Prevention
2. Pasien dapat yang dapat 1. Untuk
menggunakan alas mempengaruhi meminimalkan
kaki yang tepat resiko jatuh risiko jatuh pasien
3. Pasien dapat - Sarankan alas kaki 2. Untuk melatih
berlatih untuk yang aman pergerakan sendi
mengurangi resiko - Mulai program
jatuh latihan fisik rutin
yang meliputi
berjalan
4. Gangguan citra Setelah diberikan NIC: Body Image
tubuh tindakan keperawatan Body Image Enhancement
berhubungan selama ...x24 jam di Enhancement 1. Meningkatkan
dengan harapkan pasien 1. Menentukkan motivasi pasien
perubahan pada menerima keadaan harapan pasien terhadap citra
fungsi tubuh tubuhnya terhadap citra tubuhnya
ditandai dengan Dengan kriteria hasil : tubuhnya sesuai 2. Pernyataan
perubahan pada Body Image tahap mengenai persepsi
struktur tubuh 1. Gambaran diri perkembangan. citra tubuhnya
pasien meningkat 2. Identifikasi menyatakan
2. Seimbang/kongrue pernyataan pasien perasaan yang
n antara bentuk mengenai persepsi sedang dialami
tubuh, harapan dan citra tubuhnya pasien
penampilan 3. Bantu pasien untuk 3. Untuk
3. Pasien merasa puas mengenali tindakan memudahkan
dengan penampilan yang dapat pasien dalam
tubuhnya meningkatkan meningkatkan
4. Pasien dapat penampilannya penampilannya
menyesuaikan diri 4. Monitor seberapa 4. Untuk mengetahui
terhadap sering pasien seberapa besar
perubahan mengeluh akan kepercayaan diri
penampilan keadaan tubuhnya pasien terhadap
fisiknya. 5. Identifikasi sistem keadaanya
Self-Esteem pendukung untuk 5. Sistem pendukung
1. Pasien dapat pasien dapat berperan
menerima 6. Berikan informasi dalam
keterbatasan kepada pasien atau meningkatkan harga
dirinya keluarga mengenai diri pasien
2. Pasien dapat perubahan yang 6. Memberikan
merasa bahwa disebabkan oleh informasi mengenai
dirinya berharga penyakit yang perubahan yang
dialami disebabkan oleh
penyakit yang
dialami diharapkan
pasien dapat lebih
menerima
keadaanya yang
sekarang
C. Implementasi
No Pukul
Hari/ tgl Tindakan Keperawatan Respon Paraf
Dx (WITA)
S:-
- Berkolaborasi dengan O : Pasien mengikuti
terapis dalam instruksi yang telah diberikan
mengembangkan rencana dan kooperatif mengikuti
promosi mekanik pasien instruksi yang diberikan
- Menginstruksikan kepada
pasien untuk melakukan
posisi yang benar dalam
latihan untuk mencegah
cedera
- Mendemonstrasikan cara
memindahkan berat badan
dari satu kaki ke kaki
lainnya saat berdiri
- Menginstrusikan kepada
11.30 pasien untuk menggerakkan
kaki pertama dan kemudian
tubuh saat berbalik untuk
berjalan dari posisi berdiri
- Melindungi pasien dari
trauma selama latihan
- Membantu pasien untuk
posisi yang optimal untuk
gerakan aktif maupun pasif
- Memberikan reinforcement
positif setiap kemajuan klien
S:-
- Menginstrusikan pasien O : Pasien terlihat
untuk melakukan latihan mendengarkan penjelasan
minimal selama 5 menit dan dengan baik
dilakukan minimal 2 kali
sehari
- Menganjurkan pasien untuk
melakukan ROM aktif
- Menganjurkan pasien untuk
melakukan ROM pasif jika
tidak dapat dilakukan secara
mandiri
3 - Menyediakan lingkungan S : -
yang aman bagi pasien dan O : pasien dan keluarga
dekatkan alat-alat atau mengikuti saran yang
kebutuhan yang sering diberikan
digunakan pasien
- Memasang side rail di tempat
tidur pasien
- Menganjurkan keluarga
menemani pasien
- Menjelaskan kepada pasien
dan keluarga tentang adanya
perubahan status kesehatan
dan penyebab penyakit
- Mengidentifikasi kebiasaan S : -
dan faktor yang dapat O : Pasien mau mengikuti
mempengaruhi resiko jatuh saran dan program latihan
- Menyarankan alas kaki yang fisik rutin yang diberikan
aman
- Memulai program latihan
fisik rutin yang meliputi
berjalan
Selasa/5 4 15.00 - Menentukkan harapan pasien S : -
September terhadap citra tubuhnya O : Pasien terlihat sedih saat
2017 - Mengidentifikasi pernyataan mengatakan harapan dan
pasien mengenai persepsi persepsi mengenai citra
citra tubuhnya tubuhnya
- Memonitor seberapa sering
15.30 pasien mengeluh akan
keadaan tubuhnya
S:-
- Membantu pasien untuk O : Pasien terlihat
mengenali tindakan yang mendengarkan dan antusias
dapat meningkatkan dalam menyimak informasi
penampilannya
- Mengidentifikasi sistem
pendukung untuk pasien
- Berikan informasi kepada
pasien atau keluarga
mengenai perubahan yang
disebabkan oleh penyakit
yang dialami
D. Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi (SOAP)
Weakness (Kelemahan)
No Unsur Kelemahan Bobot Skor Total
1 Hanya dapat mengurangi nyeri pada 3 1,0 3,0
pasien OA lutut derajat I dan II dengan
melakukan exercise seperti ROM (fleksi
extensi lutut), strengthening exercise dan
aerobik.
TOTAL 1,0 3,0
Opportunities (Peluang)
No Unsur Peluang Bobot Skor Total
1 Menurut data yang terdapat dalam jurnal 4 0,5 2,0
yaitu penelitian tentang prevalensi OA
lutut dan panggul dan ketepatan
penggantian sendi terhadap 7.577
responden di Amerika, dikatakan bahwa
prevalensi OA panggul 7.4%, kejadiannya
pada wanita (8%) lebih tinggi dibanding
laki-laki (6.7%)1.
2 prevalensi OA di Indonesia, mencapai 5% 3 0,3 0,9
pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60
tahun, dan 65% pada usia > 61 tahun.
3 Jenis exercise lain yang dapat dilakukan 2 0,2 0,4
adalah home exercise, Range of Motion
(ROM), strengthening exercise /latihan
penguatan meliputi quadriceps and
hamstring exercise serta aerobik seperti
berjalan, bersepeda, berenang.
TOTAL 1,0 3,3
Threath (Ancaman)
No Unsur Ancaman Bobot Skor Total
1 Ketidaksediaan pasien untuk 2 1,0 2,0
menjalankan intervensi secara teratur
sehingga hasil yang didapatkan tidak
optimal.
TOTAL 1,0 2,0
Analisis SWOT:
c. Implikasi Keperawatan
1) Sebagai Pendidik
Peran perawat sebagai pendidik yaitu untuk memberikan informasi
berupa pengajaran mengenai pengetahuan dan keterampilan dasar.
Implikasi dari jurnal perawat mengajarkan teknik exercise lain yang
dapat dilakukan adalah home exercise, Range of Motion (ROM),
strengthening exercise /latihan penguatan meliputi quadriceps and
hamstring exercise serta aerobik seperti berjalan, bersepeda, berenang
kepada pasien.
2) Sebagai Advokat
Peran perawat sebagai advokat yaitu tindakan perawat dalam
mencapai suatu untuk kepentingan masyarakat atau bertindak untuk
mencegah kesalahan yang tidak diinginkan ketika pasien sedang
menjalankan pengobatan. Peran perawat advokat ini dapat kita
temukan saat pasien bingung dan berusaha memutuskan tindakan
yang terbaik bagi kesehatannya, untuk itu perawat dibutuhkan
memberikan informasi lengkap bagi pasien dan berusaha menolak
bila tindakan itu membahayakan kondisi pasien dan melanggar hak-
hak pasien. Dalam jurnal ini, perawat bertugas untuk selalu
mendampingi pasien apabila pasien mengalami kesulitan dan
membutuhkan bantuan.
3) Sebagai Peneliti
Perawat sebagai peneliti yaitu peran perawat yang
menerjemahkan temuan riset, bertanggung jawab untuk melakukan
penelitian, mengidentifikasi, menganalisis data, memecahkan
masalah klinis dengan menerapkan prinsip dan metode
penelitian. Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan
ilmu/pendidikan dan praktik keperawatan dan meningkatkan mutu
asuhan atau pelayanan keperawatan sesuai dengan masalah
kesehatan yang ada di daerah tersebut. Pada jurnal ini
perawat dapat membandingkan negara lainnya yang mempunyai
fasilitas lengkap dan banyak yang dikunjungi oleh negara lain untuk
pengobatan, serta meneliti kembali apabila ada intervensi yang perlu
diganti, ditambah ataupun dihilangkan.
4) Sebagai Konsultan
Perawat sebagai konsultan yaitu peran perawat yang bertugas sebagai
tempat konsultasi pasien dalam pemberian informasi, dukungan
atau memberi ajaran tentang tujuan pelayanan keperawatan
yang diberikan. Dalam mengambil keputusan mengenai
pengobatan yang akan dipilih dan dijalani, klien memerlukan
informasi dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Dalam jurnal
perawat memberikan konsultasi mengenai keluhan yang dirasakan
oleh pasien dan bersama – sama mencari jalan keluarnya.
5) Sebagai Pemberi Perawatan
Perawat sebagai pemberi perawatan secara langsung yaitu
peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara
langsung kepada individu, keluarga dan kelompok dengan
menggunakan energi dan waktu seminimal mungkin. Perawat
ini langsung mengkaji kondisi kesehatan pasien, merencanakan,
mengimplementasi dan mengevaluasi asuhan keperawatan.
6) Sebagai Pemasaran Kesehatan
Perawat sebagai pemasaran kesehatan pada masyarakat atau social
marketer yaitu peran perawat dalam mempromosikan kesehatan atau
gaya hidup sehat. Kegiatan promosi ini bersifat sosial dan dibuat
berdasarkan kesukarelaan. Peran ini dapat kita lihat ketika perawat
secara langsung memberikan informasi mengenai fasilitas yang
tersedia seperti intervensi dalam jurnal untuk pasien OA maka
perawat mensosialisasikan intervensi ini bukan hanya kepada
penderita tapi juga kepada masyarakat umum. (Djuhaeni,2009)
Daftar Pustaka
Price & Wilson. (2005). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Ed.
6. Jakarta: EGC
Price, S.A & Wilson, L. M. (2013). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – proses
Penyakit. Edisi 6, Volume 2. Jakarta: EGC
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2013). Gambaran
Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia
Rachmah, L. (2013). Peran Latihan Fisik dalam Manajemen Terpadu
Osteoatritis.http://staffnew.uny.ac.id/upload/132256204/penelitian/Lati
han+Fisik-Manajemen+Osteoartritis.pdf (Diaksespada 6 September
2017)
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Penyakit Tidak Menular:
Sendi/Rematik/Encok.94-9
Sjamsuhidajat R., Karnadihardja W., Prasetyono T. O. H., Rudiman R. (2011).
Buku ajar ilmu bedah sjamsuhidajat de jong. Ed. 3. Jakarta, EGC,
1006-8
Soenarto. (2010). Reumatik pada Usia Lanjut. Buku Ajar Boehi-Darmojo Geriatri
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
433-7
Suzanne, C. Smeltzer. (2001). Keperawatan medikal bedah edisi 8. Jakarta : EGC
Welsh, W. & Mayer, B. (2012). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC
Woolf A. D., Plefger B. (2003). Burden of major musculoskletal conditions.
Buletin of the World Organization. 81 (9)
Zhang Y., Jordan J. M. 2010. Epidemiology of Osteoarthritis. Clin Geriatr Med.
26(3): 355-369