Teori Belajar Perilaku
Teori Belajar Perilaku
1 Identitas Buku 1
Penerbit : Erlangga
ISBN : 9789790991910
Tahun : 2011
Dalam studi Thorndike terdahulu,ia memandang perilaku sebagai suatu respons terhadap
stimulus-stimulus dalam lingkungan (perhatikan kesesuaian dengan Pavlov). Dalam sejumlah
eksperimennya,Thorndike menempatkan kucing-kucing dalam kotak-kotak. Dari kotak-kotak
ini,kucing-kucing itu harus keluar untuk memperoleh makanan. Ia mengamati bahwa sesudah
selang waktu,kucing-kucing itu belajar bagaimana dapat keluar dari kotak-kotak itu lebih cepat
dengan mengulangi perilaku-perilaku yang mengarah pada keluar,dan tidak mengulangi
perilaku-perilaku yang tidak efektif. Thorndike mengembangkan hukumnya yang dikenal
dengan hukum pengaruh atau “Law of Effect” yaitu bahwa suatu tindakan diikuti oleh suatu
perubahan yang memuaskan dalam lingkungan,kemungkinan tindakan itu diulangi dalam
situasi yang mirip akan meningkat. Akan tetapi,bila suatu perilaku diikuti oleh suatu perubahan
yang tidak memuaskan dalam lingkungan,kemungkinan perilaku itu diulangi akan menurun.
Jadi,konsekuensi perilaku seseorang pada suatu waktu memegang peranan penting dalam
menentukan perilaku orang itu selanjutnya.
Eksperimen Skinner dipusatkan pada penempatan subjek dalam situasi yang terkontrol dan
mengamati perubahan dalam perilaku subjek-subjek itu yang dihasilkan dengan mengubah
secara sistemaatis konsekuensi perilaku subjek tersebut. kontribusi Skinner,seperti halnya
dengan Pavlov,bukan terdiri hanya atas apa yang telah ditemukannya,melainkan juga atas
metode yang digunakannya. Skinner terkenal dengan pengembangan dan penggunaan aparatus
yang biasa disebut kotak Skinner. Dengan kotak ini,ia meneliti perilaku hewan,biasanya tikus
dan burung merpati. Pekerjaan Skinner dengan tikus dan burung merpati menghasilkan
sekumpulan prinsip tentang perilaku yang telah ditunjang oleh beratus-ratus studi yang
melibatkan manusia ataupun hewan.
Prinsip yang paling penting pada teori-teori perilaku ialah perilaku berubah menurut
konsekuensi langsung. Konsekuensi yang menyenangkan “memperkuat perilaku” , sedangkan
konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan “melemahkan” perilaku. Bila seekor tikus
yang lapar menerima butiran makanan,saat ia menekan sebuah papan,tikus itu akan lebih sering
menekan papan itu. Akan tetapi,bila tikus itu menerima denyutan listrik,frekuensi tikus itu
dalam menekan papan akan semakin bekurang atau berhenti sama sekali.
Teori belajar sosial menekankan bahwa lingkungan kerap kali dipilih dan diubah seseorang
melalui perilakunya. Pembahasan tentang konsep-konsep utama teori belajar sosial dibagi
menjadi :
Telah dikemukakan terlebih dahulu bahwa para penganut teori belajar kognitif
berpendapat bahwa perilaku yang tidak dapat diamati pun dapat dipelajari secara ilmiah.
Para ahli psikologi kognitif mengemukakan suatu kerangka teoritis yang dikenal dengan
model pemrosesan informasi. Dalam model ini peristiwa-peristira mental diuraikan sebagai
transforasi-transformasi informasi dari input (Stimulus) ke output (respons).
4. Teori Piaget
Teori Piaget muncul karena keberatannya terhadap baik empirisme maupun
rasionalisme,dan menurutnya,teorinya merupakan suatu sintesis keduanya. Piaget
berpendapat bahwa observasi dan penalaran tidak hanya penting karena
berimpitannya,tetapi keduanya saling bergantung karena yang satu tidak terjadi
tanpa yang lain.