Anda di halaman 1dari 7

1.

Jenis-jenis Keterampilan dalam Keterampilan Proses

Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari
keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated
skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni: mengobservasi,
mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan
keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari: mengindentifikasi variabel, membuat tabulasi data,
menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan keterhubungan antar variabel, mengumpulkan
dan mengelolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesa, mendinifisikan variabel secara
operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen. (Funk, dalam Moedjiono, dkk)

Sejumlah keterampilan proses yang dikemukakan oleh Funk di atas, dalam kurikulum (Pedoman Proses
Belajar Mengajar) dikelompokkan menjadi tujuh keterampilan proses. Adapun 7 (tujuh) keterampilan
proses tersebut adalah mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan,
merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan. (Depdikbud., 1986b:9-10)

Penjelasan dari tiap-tiap keterampilan proses, akan terurai pada pembahasan berikut ini. Pembahasan
menyangkut mengapa suatu keterampilan proses penting dikembangkan, pengertian keterampilan
proses tersebut, dan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan penampakan dari keterampilan proses
tersebut.

1. Mengamati

Melalui mengamati kita belajar tentang dunia sekitar kita yang fantastis. manusia mengamati obyek-
obyek dengan phenomena alam melalui panca indra: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman,
dan perasa/pencecap. Informasi yang kita peroleh, dapat menuntun keinginan-tahu, mempertanyakan,
memikirkan, melakukan interprestasi tentang lingkungan kita, dan meneliti lebih lanjut. Selain itu,
kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam memproses dan memperoleh ilmu
pengetahuan serta merupakan hal esensial untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses
lain. Mengamati merupakan tanggapan kita terhadap berbagai obyek dan peristiwa alam dengan
menggunakan panca indra.

2. Mengklasifikasikan

Agar kita memahami sejumlah besar obyek, peristiwa, dan segala yang ada dalam kehidupan di sekitar
kita, lebih mudah apabila menentukan berbagai jenis golongan. Mengklasifikasikan merupakan
keterampilan proses untuk memilahkan berbagai obyek dan/atau peristiwa berdasarkan sifat-sifat
khususnya, sehingga didapatkan golong-an/kelompok sejenis dari obyek dan/atau peristiwa yang
dimaksud. Contoh kegiatan yang menampakkan ketrampilam mengklasifikasikan adalah
mengklasifikasikan makhluk hidup selain manusia menjadi dua kelompok: binatang dan tumbuhan,
mengklasifikasikan binatang beranak dan bertelur, mengklasifikasikan cat berdasarkan warna, dan
kegiatan lain yang sejenis.
3. Mengkomunikasikan

Kemampuan berkomunikasi dengan yang lain merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan. Grafik,
bagan, peta, lambang-lambang, diagram, persamaan matematika, dan demonstrasi visual, sama baiknya
dengan kata-kata yang ditulis atau dibicarakan, semua adalah cara-cara komunikasi yang sering kali
digunakan dalam ilmu pengetahuan. Manusia mulai belajar pada awal-awal kehidupan bahwa
komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan masalah.

Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip
ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, dan/atau suara visual. Contoh-contoh kegiatan dari
keterampilan mengkomunikasikan adalah mendiskusikan masalah, membuat laporan, membaca peta,
dan kegiatan lain yang sejenis.

4. Mengukur

Berapa banyak? Berapa jaraknya? Berapa ukurannya? Berapa jumlahnya? Pertanyaan-pertanyaan ini
sering kita dengar atau ajukan dalam kehidupan sehari-hari dan kita perlu untuk memiliki kemampuan
menjawabnya dengan mudah. Pengembangan yang baik terhadap keterampilan-keterampilan
mengukur merupakan hal yang esensial dalam membina observasi kuantitatif, mengklasifikasikan dan
membandingkan segala sesuatu disekeliling kita, serta mengkomunikasikan secara tepat dan efektif
kepada yang lain.

Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang
telah ditetapkan sebelumnya. Contoh-contoh kegiatan yang menampakkan keterampilan mengukur
antara lain: mengukur panjang garis, mengukur berat badan, mengukur temperatur kamar, dan kegiatan
lain yang sejenis.

5. Memprediksi

Suatu prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat diamati.

Kegiatan-kegiatan yang dapat digolongkan sebagai keterampilan memprediksi, antara lain: berdasarkan
pola-pola waktu terbitnya matahari yang telah diobservasi dapat diprediksikan waktu terbitnya matahari
pada tanggal tertentu, memprediksikan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu dengan
menggunakan kendaraan yang kecepatannya tertentu, dan kegiatan lain yang sejenis.

6. Menyimpulkan

Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu obyek
atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui. Kegiatan-kegiatan yang
menampakkan keterampilan menyimpulkan, antara lain: berdasarkan pengamatan diketahui bahwa api
lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat, siswa menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala bila
ada udara yang mengandung oksigen.
Enam keterampilan yang telah diuraikan sebelumnya merupakan keterampilan-keterampilan dasar
dalam keterampilan proses, yang menjadi landasan untuk keterampilan proses terintegrasi pada
hakikatnya merupakan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian.
Sepuluh keterampilan terintegrasi tersebut akan diuraikan berikut ini.

1. Mengenali variable

Ada dua macam variable yang perlu dikenal yakni : variabel termanipulasi (manipulated variabel ) dan
variabel terikat. Pengenalan terhadap variabel berguna untuk merumuskan hipotesis penelitian.

Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai atau konsep yang diberi lebih dari
satu nilai. Selain itu variabel juga merupakan something that can vary or change in a situation. Dengan
dua batasan seperti disebutkan sebelumnya. Kita dapat menyimpulkan bahwa variabel merupakan
konsep yang mempunyai variasi nilai atau segala sesuatu yang dapat berubah/berganti dalam satu
situasi.

Variabel termanipulasi (manipulated variable) is deliberately changed in a situation (funk, 1985:89)


sedangkan menurut surakhmad (1978:63) menyebutnya sebagai variabel bebas yakni variabel yang
diselidiki pengaruhnya. Dengan kata lain, variabel termanipulasi atau variabel bebas dapat kita artikan
sebagai variabel yang dengan sengaja diubah-ubah dalam suatu situasi dan diselidiki pengaruhnya.

Variabel lain yang perlu diketahui adalah variabel hasil (responding variable) yakni “the variable that
may change as a result of the manipulation”. Kita juga dapat menyebut variabel hasil ini sebagai variabel
terikat, yakni variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungan 22222yang fungsional (dengan atau
sebagai pangaruh dari variabel bebas).

Kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan mengenali variabel diantaranya
adalah menentukan variabel yang ada dalam suatu pernyataan, membedakan suatu pernyataan sebagi
variabel bebas atau terikat, dan memberikan contoh variabel.

2. Membuat table data

Setelah melaksanakan pengumpulan data, seorang penyidik harus mampu membuat table data.
Keterampilan membuat table data perlu dibelajarkan kepada siswa karena fungsinya yang penting untuk
menyajikan data yang diperlukan penelitian. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengembangkan keterampilan nenbuat table data diantaranya adalah membuat table frekuensi, melidi
data, dan membuat table silang.

3. Membuat grafik

Keterampilan membuat grafik adalah kemampuan mengolah data untuk disajikan dalam bentuk
visualisasi garis atau bidang datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar dan variabel
hasil selalu ditulis sepanjang sumbu vertical. Data untuk setiap variabel terjadi sebagaimana terjadi pada
table data.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan membuat grafik


diantaranya adalah membaca data dalam table, membuat grafik garis, membuat grafik balok, dan
membuat grafik bidang lain.

4. Manggambarkan hubungan antar variabel

Hubungan antar variabel dalam penelitian perlu dideskripsikan oleh setiap peneliti. Keterampilam
mendiskripsikan hubungan antar variabel merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh
setiap peneliti. Keterampilan menggambarkan hubungan antar variabel dapat diartikan sebagai
kemampuan mendeskripsikan hubungan antar variabel termanipulasi dengnan variabel hasil hubungan
antara variabel-variabel yang sama. Hubungan antar variabel ini perlu digambarkan karena merupakan
inti penelitian ilmah.

5. Mengumpulkan data dan mengolah data

Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data adalah kemampuan memperoleh informasi/data dari
orang atau sumber informasi lain dengan cara lisan, tertulis, atau pengamatan dan mengkajinya lebih
lanjut secara kuantitatif atau kualitatif sebagai dasar pengujian hipotesis atau penyimpulan.

Untuk mengembangkan keterampilan mengumpulkan dan mengolah data dapat melalui kegiatan yang
diantaranya adalah membuat instrument pengumpulan data, mentabulasi data, menghitung nilai kai
kuadrat, menentukan tingkat signifikasi hasil perhitungan dan kegiatan lain yang sejenis.

6. Menganalisis penelitian

Keterampilan menganalisis penelitian merupakan kemampuan menelaah laporan penelitian orang lain
untuk meningkatkan pengenalan terhadap unsure-unsur penelitian. Kegiatan yang dapat dilaksanakan
untuk mengembangkan keterampilan menganalisis diantaranya adalah mengenali variabel, mengenali
rumusan hipotesis, dan kegiatan lain yang sejenis.

7. Menyusun hipotesis

umumnya penelitian dimaksudkan untuk menguji hipotesis, maka dapat dipahami mengapa
menyusun/merumuskan hipotesis merupakan langkah yang penting sekali didalam penelitian.
Pentingnya keterampilan menyusun hipotesis dalam pelaksanaan penelitian, menyebabkan penting pula
untuk dimiliki oleh para calon penyelidik (siswa).

Keterampilan menyusun hipotesis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyatakan “dugaan yang
dianggap benar “mengenai adanya suatu factor yang terdapat dalam satu situasi, maka aka nada akibat
tertentu yang dapat diduga akan timbul. Keterampilan menyusun hipotesis menghasilkan rumusan
dalam bentuk kalimat pernyataan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan
keterampilan menyusun hipotesis diantaranya adalah menyusun hipotesisn kerja, menyusun hipotesis
nol, memperbaiki rumusan suatu hipotesis, atau kegiatan sejenis lainnya.
8. Mendefinisikan variabel

Seperti yang kita ketahui, setiap cabang ilmu pengetahuan mencari hubungan yang sistematis
antarvariabel. Untuk memudahkan penyistematisan hubungan antarvariabel.

9. Merancang penelitian

Agar suatu penelitian dapat dilaksanakan secara baik dan menghasilkan sesuatu yang berguna dan
bermakna, maka diperlukan adanya rancangan penelitian. Rancangan penelitian ini diharapkan selalu
dibuat pada setiap kegiatan penelitian. Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspon dalam penelitian secara
operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel hipotesisi yang diuji dan cara mengujinya, serta hasil
yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan. Contoh kegiatan yang tercakup dalam
keterampilan merancang penelitian adalah :

1. Mengenali, menentukan, dan merumuskan masalah yang akan diteliti.

2. Merumuskan satu atau lebih “dugaan yang dianggap benar” dalam rangka menjawab masalah.
Merumuskan “dugaan yang dianggap benar” ini disebut menyusun hipotesis.

Menyusun hipotesis dapat dilakukan dengan mendasarkan dugaan pada pengalaman sebelumnya atau
observasi atau intuisi.

3. Memilih alat/instrument yang tapat untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang dirumuskan.

10. Bereksperimen

Eksperimen merupakan salah satu bentuk penelitian yang seringkali dilaksanakan oleh seorang tanpa
disadari. Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap
ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep,, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh
informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.

Contoh-contoh yang menampakkan keterampilan bereksperimen antara lain : menguji kebenaran


pernyataan bahwa semua zat memuai bila terkena panas dan yang tidak langsung terkena sinar
matahari.

2.Penerapan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran

PKP dalam pembelajaran bukan merupakan hal yang mengada-ada, akan tetapi merupakan hal yang
wajar dan harus dilaksanakan oleh setiap guru dalam pembelajarannya. Untuk dapat menerapkan PKP
dalam pembelajaran, kita perlu mempertimbangkan dan memperhatikan karakteristik siswa dan
karakteristik mata pelajaran/bidang studi. Selain itu, kita perlu menyadari bahwa dalam suatu kegiatan
pembelajaran dapat terjadi pengembangan lebih dari satu macam keterampilan proses.
Untuk keterampilan dasar yakni mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan pengembangannya tidak berhenti hanya pada jenjang sekolah
dasar.

Penerapan keterampilan terintegrasi PKP dalam pembelajaran jenjang pendidikan SLTP dan sekolah
menengah atas (SMa) memerlukan pembahasan teori dari tiap keterampilan terintegrasi akan
membantu memudahkan siswa mempraktekannya. Mengingat keterampilan terintegrasi dalam PKP
merupakan keterampilan melaksanakan suatu kegiatan penelitian, maka penerapannya dalam
pembelajaran hendaknya dilakukan dengan urutan yang hirarkis. Dengan kata lain, sebelum satu
keterampilan dikuasai siswa jangan berpindah kepada keterampilan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai