KURIKULUM KTSP
UPTD SDN 194 INPRES SOSSOE
Tahun Pelajaran 2019-2020
Berdasar kepada hasil musyawarah TIM Penyusun Kurikulum 2013 SDN 194 Inpres
Sossoe dan memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah, maka dengan ini
Kurikulum 2013 SDN 194 Inpres Sossoe disahkan untuk diberlakukan mulai tahun
pelajaran 2019/2020
Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros
ii
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
UPTD SATUAN PENDIDIKAN
SDN 194 INPRES SOSSOE
Alamat: Sossoe – Dusun Carawalie, Desa Pabentengan, Kec. Marusu
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD SATUAN PENDIDIKAN SDN 194 INPRES SOSSOE
NOMOR : 421.2/ /SDN194/VII/2019
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Mengangangkat Tim Pengembang Kurikulum
Kedua : Menugaskan Tim Pengembang Kurikulum (tugas terlampir)
Ketiga : Tim pengembang malaporkan Hasil kajian kepada kepala sekolah secara berkala
Keempat : Segala biaya yang timbul akibat dikeluarkannya Surat Putusan Ini dibebankan pada
dana BOS Pusat
Kelima : Surat keputusan ini berlaku setelah tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : Marusu
Pada Tanggal : 10 Juli 2019
Kepala UPTD
iii
LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD Satuan Pendidikan
SDN 194 Inpres Sossoe
NOMOR : 421.2/ /SDN194/VII/2019
TANGGAL : 10 Juli 2019
SUSUNAN KEPENGURUSAN
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SEKOLAH DASAR NEGERI 194 INPRES SOSSOE
Ditetapkan di : Maros
Pada Tanggal : 10 Juli 2019
Kepala UPTD
iv
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
UPTD SATUAN PENDIDIKAN
SDN 194 INPRES SOSSOE
Alamat: Sossoe – Dusun Carawalie, Desa Pabentengan, Kec. Marusu
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD SATUAN PENDIDIKAN SDN 194 INPRES SOSSOE
NOMOR : 421.2/ /SDN194/VII/2019
TENTANG
Ditetapkan di : Marusu
Pada Tanggal : 10 Juli 2019
Kepala UPTD
v
REKOMENDASI
KURIKULUM 2013 SEKOLAH DASAR
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAROS
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan alasan :
Semua unsur Kurikulum 2013 terpenuhi dengan lengkap
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi, karena berkat izinnya-lah kami
telah selesai menyusun Kurikulum SDN 194 Inpres Sossoe
Kurikulum ini disusun berdasarkan Peratutan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Pendidikan Nasional (SPN) Pasal 17 Ayat 1 “ Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain
yang sederajat dikembangkan sesuia dengan satuan pendidikan, potensi
daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik
“serta Perturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Kami menyadari bahwa penyusunan kurikulum ini masih banyak kekurangan,
baik isi maupun redaksi, semuanya semata mata karena keterbatasan pemikiran dan
wawasan kami, oleh karenanya kami mengharapkan tanggapan berupa saran atau kritik
yang konstruktif untuk perbaikan selanjutnya.
Kurikulum ini disusun untuk dijadikan bahan acuan, khususnya bagi para tenaga
pendidik dan kependidikan, dilingkungan SDN 194 Inpres Sossoe dalam rangka
mengembangkan sekolah ke arah yang lebih baik.
Akhir kata penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terwujudnya kurikulum ini, semoga Allah Swt membalas
amal bakti kita semua. Amin.
vii
DAFTAR ISI
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
10
11
Selain itu, ada juga tiga literasi lainnya yang perlu dikuasai oleh peserta
didik, yakni literasi kesehatan, keselamatan (jalan, mitigasi bencana), dan
kriminal (bagi siswa SD disebut “sekolah aman”) (Wiedarti, Mei 2016). Literasi
gesture pun perlu dipelajari untuk mendukung keterpahaman makna teks dan
konteks dalam masyarakat multikultural dan konteks khusus para difabel.
Semua ini merambah pada pemahaman multiliterasi. Dalam lingkup karakter,
penguatan pendidikan karakter (PPK) di Indonesia mengacu pada lima nilai
utama, yakni (1) religius, (2) nasionalis, (3) mandiri,(4) gotong royong, (5)
integritas (Depdikbud, 2016).
Menurut Cope dan Kalantzis (2000), pedagogi multiliterasi yang
dikembangkan oleh New London Group merupakan pandangan yang melihat
semakin berkembangnya dimensi literasi yang multibahasa dan multimodal.
Dengan demikian, sekolah dan masyarakat perlu mengembangkan praktik dan
keterampilan menggunakan beragam cara untuk menyatakan dan memahami
ide-ide dan informasi dengan menggunakan bentuk-bentuk teks konvensional
maupun bentuk-bentuk teks inovatif, simbol, dan multimedia (Abidin, 2015).
Beragam teks yang digunakan dalam satu konteks ini disebut teks multimodal
(multimodal text). Adapun pembelajaran yang bersifat multiliterasi--
menggunakan strategi literasi dalam pembelajaran dengan memadukan
keterampilan abad ke-21 (keterampilan berpikir tingkat tinggi)--diharapkan
dapat menjadi bekal kecakapan hidup sepanjang hayat.
Hal ini sesuai dengan apa yang tersaji dalam peta jalan gerakan literasi
nasional (GLN). Dalam buku tersebut, makna dan cakupan literasi meliputi:
:”(a) literasi sebagai rangkaian kecakapan membaca, menulis, berbicara,
kecakapan berhitung, dan kecakapan dalam mengakses dan menggunakan
informasi; (b) literasi sebagai praktik sosial yang penerapannya dipengaruhi
oleh konteks; (c) literasi sebagai proses pembelajaran dengan kegiatan
membaca dan menulis sebagai medium untuk merenungkan, menyelidik,
menanyakan , dan mengkritisi ilmu dan gagasan yang dipelajari, (d) literasi
sebagai teks yang bervariasi menurut subjek, genre, dan tingkat kompleksitas
bahasa.”
14
GLS telah direvisi. Seperti halnya buku ini (edisi II), beberapa panduan GLS
ediisi revisi juga diterbitkan pada tahun 2018.
1. Communication
Pada karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola,
dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi
17
2. Collaboration
Pada karakter ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam
kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai
peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain,
menempatkan empati pada tempatnya, menghormati perspektif berbeda.
Peserta didik juga menjalankan tanggungjawab pribadi dan fleksibitas secara
pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat, menetapkan dan
mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain,
memaklumi kerancuan.
Pembelajaran secara berkelompok, kooperatif melatih siswa untuk
berkolaborasi dan bekerjasama. Hal ini juga untuk menanamkan kemampuan
bersosialisasi dan mengendalikan ego serta emosi. Dengan demikian, melalui
kolaborasi akan tercipta kebersamaan, rasa memiliki, tanggung jawab, dan
kepedulian antaranggota.
Sukses bukan hanya dimaknai sebagai sukses individu, tetapi juga
sukses bersama, karena pada dasarnya manusia disamping sebagai seorang
individu, juga makhluk sosial. Saat ini banyak orang yang cerdas secara
intelektual, tetapi kurang mampu bekerja dalam tim, kurang mampu
mengendalikan emosi, dan memiliki ego yang tinggi. Hal ini tentunya akan
menghambat jalan menuju kesuksesannya, karena menurut hasil penelitian
Harvard University, kesuksesan seseorang ditentukan oleh 20% hard skill
dan 80% soft skiil. Kolaborasi merupakan gambaran seseorang yang
memiliki soft skill yang matang.
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN
VISI MISI DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Tujuan Pendidikan
B. Visi Sekolah
" Berkembang, berprestasi, dan berbudi pekerti luhur berlandaskan iman dan
taqwa dan Cinta Lingkungan "
Indikator Visi :
C. Misi Sekolah
Mengacu pada visi sekolah di atas, maka misi yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
31
32
Tabel 1
Sturktur Kurikulum
Kelompok A
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
Kelompok B
Mulok
1. Bahasa Daerah 2 2 2 2 2 2
2. Perikanan 2 2 2 2 2 2
Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat
diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal
yang berkenaan dengan seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi
Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
33
B. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum 2013 SDN 194 Inpres Sossoe meliputi sejumlah mata
pelajaran yang kedalamanya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan
pendidikan. Muatan Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan
lokal serta kegiatan pengembangan diri yang tidak termasuk kepada struktur
kurikulum dan diberikan diluar tatap muka. Di samping itu materi muatan lokal
dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar
Nasional Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada
34
setiap satuan pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan
semester sesuai dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang
dimaksud terdiri atas kompetensi dasar dam kompensi inti.
1). Mata Pelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan
dibelajarkan kepada siswa sebagai beban belajar melalui metode dan
pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh
keleluasaan dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan
pendidikan.Metode dan pendekatan pada mata pelajaran tergantung pada
ciri khas dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan
menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah. Sejumlah mata
pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada setaiap
satua pendidikan.
1. Pendidikan Agama Islam
Tujuan :
Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang
keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan
budaya agama dalam komunitas sekolah.
2. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
serta anti korupsi.
35
3. Bahasa Indonesia
Tujuan
Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
Menghargai dn bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara
Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat
dan kreatif untuk berbagai tujuan.
Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa
Indonesia dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
4. Matematika
Tujuan:
Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
36
2). Perikanan
Tujuan :
o Menambah pengetahuan Siswa tentang Perikanan
o
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial belajar,dan pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif
seperti pada mata pelajaran. Tahapan Kegiatan Pengembangan Diri dilakukan
dengan cara :
a. Identifikasi
Daya dukung dan potensi
Bakat dan minat siswa.
b. Pemetaan
Jenis layanan pengembangan diri
Petugas yang melayani
Siswa yang dilayani
c. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan
Program (Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan,
Materi Pokok, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian,
dan Sumber Belajar).
Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
Monitoring Pelaksanan
Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )
Analisis hasil penilaian (berbasis data, propesional, realitis, valid,
transparan dan akuntable)
Pelaporan : Umum dalam format raport
Rinci dalam buku laporan pengembangan diri.
Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti :
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
Pengembangan diri yang dipilih berupa kegiatan ekstrakurikuler
meliputi beragam kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa,
terdiri atas:
a. Pramuka
b. Pengembangan olah raga
c. Pengembangan Seni
2. Kegiatan Pembiasaan
41
b. Terprogram
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada
tingkat kelas maupun tingkat sekolah.
Kegiatan Keagamaan Pesantren kilat
Pekan Kreatifitas dan olahraga
Peringatan Hari Besar Nasional
Karyawisata, darmawisata, study tour
Pekan Olahraga antar kelas
Bina Olimpiade MIPA
c. Spontan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi
oleh ruang.
Membiasakan memberi salam
Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
Membiasakan antri
Membiasakan membantu teman yang kena musibah
42
3. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
yang lebih mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola
pendidikan yang lain kepada siswanya.
a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
b. Mentaati tatatertib yang berlaku di sekolah
c. Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
d. Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
e. Memberi contoh penampilan sederhana
f. Menanamkan budaya membaca
g. Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah
h. Memuji hasil kerja siswa yang baik
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa
belajar selama satu semester. Beban belajar di SDN 194 Inpres Sossoe kelas I, II,
dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-
masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SDN 194 Inpres Sossoe adalah 35
menit. Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 3 Dengan
adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar,
guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran
yang berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu
yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena
peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan
berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki
kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu,
mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di
lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam
belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Tabel 2 :
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan SDN 194 Inpres
Sossoe
Minggu
Satu jam
Jumlah jam Efektif Waktu
pembelajaran
Kelas pembelajaran per pembelajaran
tatap
Per Minggu tahun per tahun
muka/menit
ajaran
1140 jam
1 35 32 38 pembelajaran
(39900 menit)
1216 jam
2 35 34 38 pembelajaran
(41230 menit)
1292 jam
3 35 36 38 pembelajaran
(42560 menit)
1368 jam
4 35 38 38 pembelajaran
(47880 menit)
1368 jam
5 35 38 38 pembelajaran
(47880 menit)
44
Minggu
Satu jam
Jumlah jam Efektif Waktu
pembelajaran
Kelas pembelajaran per pembelajaran
tatap
Per Minggu tahun per tahun
muka/menit
ajaran
1368 jam
6 35 38 38 pembelajaran
(47880 menit)
Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaran Untuk
tatap muka 60 %
Contoh perhitungan pemberian tugas.
4 x 35 menit = 140 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 140 menit = 56
menit jadi untuk pemberian tugas hanya 56 menit per minggu.
Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah stara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah stara dengan
dua jam tatap muka.
Alokasi untuk pengembangan ekspresi dan potensi disesuaikan dengan jenis
pengembangan yang di pilih.
Program Percepatan potensi kecerdasan dan bakat istimewa
4. Penilaian
Sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Penilaian pendidikan sebagai
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
45
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu
pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d
100%. Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing idikator adalah
75%. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata siswa serta kemampuan
sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan pembelajaran. Sekolah
secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusakan peningkatan kriteria
ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal.
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas,
esensial intake siswa, dan saran prasarana. Adapun Standar Hasil Belajar/SKBM
SDN 194 Inpres Sossoe Tahun Pelajaran 2019/2020 adalah sebagai berikut :
Tabel 3 :
Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
SKBM
No Mata Pelajaran
Angka Huruf
Kelompok A
SKBM
No Mata Pelajaran
Angka Huruf
Kelompok B
1. Pengertian :
KKM adalah suatu kriteria acuan pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai
oleh siswa permata pelajaran. Siswa yang belum mencapai nilai KKM dikatakan
belum tuntas.
3. Fungsi KKM :
1. Sebagai patokan yang jelas bagi guru untuk menentukan ketuntasan siswa
dalam mengikuti mata pelajaran. Setiap KD dan indikator dapat diketahui
ketercapaiannya berdasarkan KKM yang telah ditetapkan.
47
2. Sebagi acuan bagi siswa dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata
pelajaran.
3. Digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program
pembelajaran. Keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari
keberhasilan mencapai KKM sebagai tolok ukur.
4. Sebagai target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata
pelajaran.
5. Sebagai kontrak pedagogik antara guru dengan siswa dan antara sekolah
dengan masyarakat.
4. Penetapan KKM :
1. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran.
2. KKM ditetapkan oleh guru mata pelajaran (forum MGMP sekolah).
3. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0 – 100.
4. Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS).
Jika suatu indikator memiliki kriteria : Komplesksitas Tinggi, Daya Dukung Sedang,
dan Intake Siswa Rendah maka nilai KKM nya adalah :
( 2 + 3 + 1 ) X 100 = 66,67
9
65 + 55 + 60 = 180 = 60
3
2). Tujuan Analisis KKM : Mengetahui tingkat ketercapaian KKM yang telah
ditetapkan.
Dengan melakukan analisis akan diperoleh data antara lain :
a. KD yang dapat dicapai oleh 75 % - 100% dari jumlah siswa pada suatu kelas.
b. KD yang dapat dicapai oleh 50% - 74% dari jumlah siswa pada suatu kelas.
c. KD yang hanya dapat dicapai oleh lebih kecil atau sama dengan 49% dari
jumlah siswa pada suatu kelas.
1) Kenaikan Kelas
51
(Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek melaporkan tugas yang
diberikan, aktif bergaul bersama teman dan guru, menghasilkan karya yang estetis,
menjalankan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat, kemampuan menanya dengan
bahasa yang jelas, logis dan sistematis ).
Penilaian untuk ranah sikap dilakukan selama proses pembelajaran, sedangkan untuk
ranah pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan belajar sehari-hari diperoleh
dari latihan maupun penugasan. Untuk Ulangan disiapkan kisi-kisi ulangan subtema 1
seperti contoh berikut:
54
2) Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP.19/2005 Pasal 72 Ayat (1),siswa
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar setelah :
1. Siswa menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria
ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar
(KD)Kompetensi Inti (KI) dan Indikator semua mata pelajaran.
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok kewarganegaraan dan kepribaduian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani olahraga
dan kesehatan.
3. Persentasi kehadiran minimal 95%
4. Lulus Ujian Sekolah
5. Target Kelulusan yang akan dicapai 100%
6. Program pasca Ujian Nasional (melaksanakan bimbingan mata
Pelajaran)
f. Libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran
digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
g. Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih
panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
h. Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu
secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.
i. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang
dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
Hari
Smt Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Juli 2019 4 13 14 31
Agustus 2019 4 5 22 31
September 2019 5 4 21 30
I
Oktober 2019 4 4 23 31
November 2019 4 5 21 30
Desember 2019 5 8 18 31
Jumlah 27 39 119 184
Bulan Agustus
Bulan September
Bulan Oktober
Bulan November
Bulan Desember
Hari
Smt Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Januari 2020 4 7 20 31
Februari 2020 4 5 20 29
Maret 2020 5 5 21 31
II April 2020 4 5 21 30
Mei 2020 4 17 10 31
Juni 2020 4 12 14 30
Bulan Januari
Bulan Februari
Bulan Maret
Bulan April
Bulan Mei
Bulan Juni
BAB V
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU,
PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK
Tabel 6.
Tema-Tema di Sekolah Dasar
KELAS I KELAS IV
1. Diriku 1. Indahnya Kebersamaan
2. Kegemaranku 2. Selalu Berhemat Energi
3. Kegiatanku 3. Peduli Terhadap Makhluk Hidup
4. Keluargaku 4. Berbagai Pekerjaan.
5. Pengalamanku 5. Pahlawanku
6. Lingkungan Bersih dan Sehat 6. Indahnya Negeriku
7. Benda, Binatang dan Tanaman 7. Cita-citaku
di Sekitar 8. Tempat Tinggalku
8. Peristiwa alam 9. Makanan Sehat dan Bergizi
KELAS II KELAS V
1. Hidup Rukun 1. Benda-benda di Lingkungan Sekitarku
2. Bermain di Lingkunganku 2. Peristiwa dalam Kehidupan
3. Tugasku Sehari-hari 3. Kerukunan dalam bermasyarakat
4. Aku dan Sekolahku 4. Sehat itu Penting
5. Hidup Bersih dan Sehat 5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia
6. Air, Bumi, dan Matahari 6. Organ Tubuh Manusia dan Hewan
7. Merawat Hewan dan 7. Sejarah Peradaban Indonesia
Tumbuhan 8. Ekosistem
8. Keselamatan di Rumah dan 9. Lingkungan Sahabat Kita
Perjalanan
KELAS III KELAS VI
1. Perkembangbiakan Hewan 1. Selamatkan Mahluk Hidup
Dan Tumbuhan 2. Persatuan Dalam Perbedaan
2. Perkembangan Teknologi 3. Tokoh dan Penemuan
3. Perubahan Di Alam 4. Globalisasi
4. Peduli Lingkungan Sosial 5. Wirausaha
5. Permainan Tradisional 6. Menuju Masyarakat Sehat
6. Indahnya Persahabatan 7. Kepemimpinan
7. Energi Dan Perubahanya 8. Bumiku
8. Bumi dan Alam Semesta 9. Menjelajah Angkasa Luar
1. Mengamati;
2. Menanya;
64
3. Mengumpulkan informasi/eksperimen;
5. Mengkomunikasikan.
Tabel 7:
1. Penilaian Sikap
a. Observasi
b. Penilaian Diri
c. Penilaian Antarteman
66
2. Penilaian Pengetahuan
a. Tes Tulis
b. Tes Lisan
c. Penugasan
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Kinerja
b. Penilaian Proyek
c. Penilaian Portopolio
BAB VI
PENUTUP
merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat diajarkan melalui berbagai mata
pelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) yang
terdapat dalam standar isi (SI). Begitu pula melalui program pengembangan diri,
seperti kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian.
Perencanaan pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini perlu
dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah yang secara bersama-sama
sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang
selanjutnya diharapkan menghasil budaya sekolah.
Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan seiring dengan
kompleksnya permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya dan
karakter bangsa. Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan
muatan budaya dan karakter bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam
membelajarkan peserta didik. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan dari semua pihak pemerhati, pelaksana pendidikan untuk
kesempurnaan yang akhirnya dapat memberikan pencerahan pelaksanaan di tingkat
sekolah. Selanjutnya diharapkan kualitas produk peserta didik yang memiliki ahklak
budi mulia sebagai pencerminan bangsa yang besar.
69
LAMPIRAN