I. MASALAH
Pengajaran apresiasi sastra tidak dapat dipisahkan dari hakikat pengajaran sastra itu
sendiri, karena sastra itu sendiri merupakan curahan hati, pikiran, dan perasaan
seseorang yang dituangkan ke dalam suatu bahasa yang indah untuk dinikmati dan
dirasakan oleh orang lain, sehingga orang itu dapat merasakan arti dan makna yang
dasarnya adalah belajar bahasa dalam praktek. Belajar sastra harus selalu berpangkal
pada realisasi bahwa setiap karya sastra pada pokoknya merupakan kumpulan kata
yang harus diteliti siswa, ditelusuri, dianalisis, dan diintegrasikan”. Dengan bersastra,
keindahan yang dapat dinikmati oleh dirinya sendiri maupun orang lain.
pengajaran apresiasi sastra. Untuk dapat menulis puisi diperlukan pengalaman dan
2
mempunyai tujuan agar siswa memperoleh pengalaman sastra, yaitu siswa diharapkan
Siswa diharapkan tidak hanya mengapresiasi karya sastra tetapi juga dapat
apresiasi sastra dimaksudkan agar upaya untuk mengembangkan daya cipta siswa.
misalnya kurikulum yang meliputi: pengajaran, metode, alat, siswa, dan guru. Guru
dalam hal ini memegang peranan penting. Sehubungan dengan kegiatan ekspresi,
dalam karya sastra, bukanlah berarti siswa harus menjadi sastrawan. Dengan cara
membimbing siswa dalam kegiatan berekspresi sastra khususnya dalam bidang puisi,
sastra di sekolah. Pengajaran sastra di sekolah pada saat ini dianggap kurang bermutu
2
tanpa siswa diberi kesempatan untuk mengapresiasi karya sastra itu sendiri. Dalam
hal ini peranan guru sangat penting, karena guru tersebut menjadi salah satu faktor
penting dalam berhasil tidaknya kegiatan proses belajar mengajar terutama dalam
Puisi sebagai salah satu karya seni satra dapat dikaji dari bermacam-macam
aspeknya. Puisi dapat dikaji struktur dan unsur-unsurnya, mengingat bahwa puisi itu
bahwa ada beragam-ragam puisi. Begitu pula, puisi dapat dikaji dari sudut
karya seni yang selalu terjadi ketegangan antara konvensi dan pembaharuan (inovasi)
(Teeuw dalam Pradopo, 1995:1). Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi
adalah agar siswa tidak hanya dapat menguasai teori-teori sastra (puisi), akan tetapi
lebih dari itu, siswa diharapkan dapat mengaplikasikan teori-teori yang telah
dipelajarinya dengan cara menulis puisi sederhana. Kegiatan menulis puisi ini akan
Teori puisi yang penulis maksudkan adalah teori puisi yang berupa hakikat
(tema, perasaan, nada, amanat) dan metode puisi (diksi) kata tanya, gaya bahasa,
sudut pandang, rima dan ritma. Sedangkan kemampuan menulis puisi yang
tertuang dalam bentuk skripsi yang berjudul “Hubungan antara Penguasaan Teori
Puisi dengan Kemampuan menuis Puisi pada Siswa Kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar
B. Identifikasi Masalah
masalah di mana suatu obyek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat kita kenali
1. Apakah materi pembelajaran apresiasi sastra disampaikan dengan baik oleh guru
menulis puisi?
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang akan penulis teliti tidak terlalu luas, maka perlu adanya
pembatasan atau ruang lingkup yang jelas. Oleh karena itu, penulis akan membatasi
1. Penguasaan teori puisi Siswa Kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Tigaraksa
Kabupaten Tangerang.
2. Kemampuan menulis Puisi Siswa Kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Tigaraksa
Kabupaten Tangerang
3. Hubungan antara penguasaan teori puisi dengan kemampuan menulis puisi Siswa
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penguasaan teori puisi siswa kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar
2. Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar
menulis puisi pada siswa Kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Tigaraksa Kabupaten
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Ingin mengetahui penguasaan teori puisi siswa kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar
menulis puisi pada siswa kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Tigaraksa Kabupaten
F. Manfaat Penelitian
3. Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia dapat menambah informasi dan
pengetahuan tentang tes penguasaan teori puisi dan apresiasi puisi, khususnya
kemampuan menulis puisi, juga dapat memberikan umpan balik terhadap hasil
belajar apresiasi puisi siswa SMP, khususnya siswa kelas VIII SMP.
4. Bagi Kepala Sekolah penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam
serta bahan evaluasi dan tindak lanjut kegiatan pembelajaran di sekolah ini.
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Landasan Teoritis
2
bermasyarakat. Sejak kecil mereka telah diajarkan berbicara dan setelah dewasa
mereka pun membutuhkan tempat untuk mencurahkan isi hati dan pikiran. Oleh
sebab itu, mereka membutuhkan alat untuk berkomunikasi, yaitu bahasa. Komunikasi
adalah interaksi sosial melalui pesan (Semi, 1990:37). Dilihat dari sudut keterampilan
kesanggupan merupakan kecakapan atau kekuatan seseorang untuk dapat berbuat atau
Pada dasarnya suatu kemampuan sudah ada pada diri seseorang. Hal ini
melaksanakan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Setelah
melalui latihan dan proses belajar, maka kemampuan seseorang akan lebih
terwujud”.
merupakan daya untuk melakukan tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan
2
(Arsjad dan Mukti, 1993:23).Setiap orang memiliki kemampuan dasar, baik yang
Dengan demikian, maka kemampuan merupakan salah satu hal yang harus
menunjang tercapainya tujuan sesuai dengan kondisi yang diharapkan, serta untuk
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa di sekolah adalah
berkomunikasi secara tidak langsung tidak secara tatap muka dengan orang lain”.
proses kegiatan pikiran seseorang yang hendak mengungkapkan buah pikiran dan
perasaannya kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri dalam tulisan”.
untuk menyampaikan buah pikiran dan perasaannya kepada orang lain secara tidak
bahwa “Menulis merupakan suatu proses, maka menulis harus mengalami tahap
prakarsa (ide), tahap pelanjutan, tahap revisi, dan tahap pengakhiran”. Dengan
demikian, kegiatan menulis berarti harus melalui beberapa tahapan. Sejalan dengan
Hal ini berarti kegiatan menulis dilalui melalui beberapa tahapan. Definisi-
dan memerlukan proses yang harus melalui beberapa tahapan yaitu tahapan
kegiatan menulis karya sastra, dalam hal ini puisi, maka seorang penulis tersebut
Puisi adalah karya sastra yang tergolong dalam jenis sastra imajinatif.
Penggunaan bahasa dalam puisi lebih cenderung pada penggunaan bahasa konotatif.
Oleh karena itu, puisi lebih sulit dipahami dari pada karya sastra yang menggunakan
Berkaitan dengan uraian di atas, maka dapat diartikan bahwa puisi adalah
menggunakan irama, sajak, dan kata-kata kiasan. Dalam hubungan ini, Tarigan
(1993:4) menjelaskan: Kata puisi berasal dari bahasa Yunani piesis yang berarti
penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang
lingkupnya menjadi hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun menurut syarat-
2
kiasan.
kemampuan menulis puisi dalam penelitian ini adalah kesanggupan seseorang dalam
menyatakan segala macam perasaan atau curahan hati dalam bahasa tulis dengan
menggunakan bahasa yang konotatif dan memenuhi unsur-unsur puisi yakni hakikat
pengetahuan tentang puisi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Penguasaan
berasal dari kata dasar kuasa yang berarti “kemampuan atau kesanggupan (untuk
berbuat sesuatu)”. Dengan mendapat imbuhan peN-an, kata kuasa berubah menjadi
Dengan demikian, jelaslah bahwa penguasaan diperoleh melalui proses belajar dan
latihan.
Berikut ini akan diuraikan pengertian puisi, unsur-unsur puisi, dan jenis-jenis
puisi.
2
a. Pengertian Puisi
Puisi adalah karya sastra yang tergolong dalam jenis sastra imajinatif.
Penggunaan bahasa dalam puisi lebih cenderung pada penggunaan bahasa konotatif.
Oleh karena itu, puisi lebih sulit dipahami dari pada karya sastra yang menggunakan
Berkaitan dengan uraian di atas, maka dapat diartikan bahwa puisi adalah
menggunakan irama, sajak, dan kata-kata kiasan. Dalam hubungan ini, Tarigan
(1993:4) menjelaskan:
Kata puisi berasal dari bahasa Yunani piesis yang berarti penciptaan. Tetapi
arti yang semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya
menjadi hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat
tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata-kata
kiasan.
Sesuai dengan bahasa yang digunakan dalam puisi, hingga saat ini batasan
puisi belum diperoleh suatu kepastian. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan
pandangan dan konsep para ahli. Sebagai ancer-ancer mengenai batasan puisi,
keterkaitan antara unsure yang satu dengan yang lain. Jalinan makna dalam
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua
kekuatan dan bahasa dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur
batinnya.
Berdasarkan beberapa pengertian puisi menurut para ahli yang sangat sukar
adalah bentuk karya sastra imajinatif yang lebih cenderung menggunakan bahasa
perasaan, dalam susunan yang berirama, dan antarunsurnya berkaitan erat dalam
membentuk makna.
b. Unsur-unsur Puisi
2
menurut Situmorang (1983:24) terdiri atas (1) the nature of poetry (hakikat puisi) dan
Adanya hakikat puisi untuk mengganti bentuk batin ini puisi dan metode
puisi untuk mengganti bentuk fisik puisi. Diperinci pula bentuk batin yang
meliputi perasaan (feeling), tema (sense), dan amanat (intention). Sedangkan
bentuk fisiik atau metode puisi terdiri dari diksi (diction), kata konkret (the
concrete word), majas atau bahasa figuratif (figurative language), dan bunyi
yang menghasilkan rima dan ritme (rhytme and rhytem).
unsur penting dalam puisi, yakni unsur tematik atau unsur semantik puisi dengan
unsur sintaksis puisi. Unsur tematik atau sintaksis menunjukkan ke arah struktur
terdiri atas hakikat puisi atau bentuk batin puisi dan metode puisi atau bentuk fisik
puisi. Kedua unsur ini masing-masing meliputi perincian tersendiri, dan perincian
membangun puisi, yakni hakikat puisi (the nature of poety) dan metode puisi (the
Sense = tema – arti, Setiap puisi pasti mengandung pokok persoalan (subject
matter) yang hendak dikemukakannya. Tidak ada sanjak (puisi) yang tidak
bekerja keras untuk menafsirkannya. Tetapi pasti ada sesuatu yang hendak
Feeling = rasa, yang dimaksud dengan feeling adalah sikap penyair terhadap
subject matter atau pokok persoalan yang terdapat dalam puisinya. Setiap orang
Tone = nada, yang dimaksud dengan tone adalah sikap penyair terhadap
pembaca atau terhadap penikmat karya sastra pada umumnya. Sebenarnya hubungan
antara sense, feeling, dan tone ini sangat erat. Bagaimana sikap sang penyair terhadap
pembaca, dapat kita rasakan dari nada ciptaannya, apakah penyair bersikap rendah
penyair dengan menciptakan sanjak itu. Setiap orang mengerjakan sesuatu selalu
mempunyai tujuan. Walaupun tujuan itu kadang-kadang tidak disadari, tapi jelas
Diction = diksi, yang dimaksud dengan diksi adalah pilihan kata yang
biasanya diusahakan oleh penyair dengan secermat dan seteliti mungkin. Disinilah
mengandung arti sesuai dengan maksud puisinya, baik dalam arti denotatif maupun
Imagery = imagi, daya bayang, seperti sudah dijelaskan di atas bahwa akibat
pilihan kata, jalinan kata yang digunakan penyair, kita tergugah untuk menggunakan
kemampuan melihat, mendengar, dan merasakan secara fantasi (imagi) yakni benda-
The concrete word = kata-kata yang konkret, yang dimaksud dengan kata-kata
yang konkret adalah kata-kata yang jika dilihat secara denotatif tidak sama menurut
gaya perbandingan, gaya kiasan, gaya pelambangan, sehingga makin jelas makna atau
melukiskan atau mendukung amanat yang hendak dikemukakan oleh penyair, maka ia
2
Rhytm and rime, yang dimaksud dengan rhytm dan rime adalah sajak
(persamaan bunyi). Peranan irama dan rima ini dalam puisi sangat penting dan sangat
erat hubungannya dengan sense, feeling, tone, dan intention. Mengenai irama (ritme)
ini, dapat dikemukakan merupakan totalitas dari tinggi rendah suara, panjang pendek
c. Jenis-jenis Puisi
Puisi tergolong karya sastra jenis imajinatif. Pada puisi unsur bahasa
dipergunakan semaksimal mungkin dalam arti, intensitas dan irama serta bunyi
katanya. Bahasa pada puisi adalah bahasa yang berkembang dan multi makna. Oleh
karena itu, maka penggunaan bahasa dalam puisi lebih cenderung bahasa konotatif.
1) Puisi Epik, yang termasuk ke dalam kelompo puisi epik yaitu: (1) epos atau wira
2) Puisi Lirik, yang termasuk ke dalam kelompok puisi ini adalah: (1) elegy; (2)
hymne; (3) ode; (4) epigram; (5) humor; (6) pastoral; (7) idyl; (8) satire; dan (9)
parody.
3) Puisi Dramatik
2
penguasaan teori puisi dalam penelitian ini adalah kesanggupan seseorang untuk
mengetahui dan memahami puisi khususnya tentang teori puisi yang meliputi:
pengertian puisi, hakikat puisi, metode puisi, ragam puisi, gaya bahasa, dan tokoh
puisi.
B. Kerangka Berpikir
segala macam perasaan atau curahan hati dalam bahasa tulis dengan menggunakan
bahasa yang konotatif dan memenuhi unsur-unsur puisi yakni hakikat puisi dan
metode puisi.
memahami puisi khususnya tentang teori puisi yang meliputi: pengertian puisi,
hakikat puisi, metode puisi, ragam puisi, gaya bahasa, dan tokoh puisi.
faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menulis puisi adalah
faktor penguasaan teori puisi. Dalam hal ini, semakin baik penguasaan puisi
seseorang, maka akan semakin baik pula kemampuan menulis puisinya. Sebaliknya,
seseorang yang tidak mampu menguasai teori puisi dengan baik, maka kemampuan
menulis puisinya pun akan kurang pula. Dengan demikian, maka diduga terdapat
hubungan positif antara penguasaan teori puisi dengan kemampuan menulis puisi.
2
C. Hipotesis Penelitian
1. Penguasaan teori puisi siswa kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Tigaraksa
2. Kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Tigaraksa
menulis puisi pada siswa kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Tigaraksa Kabupaten
Tangerang.
Agustus 2010.
B. Metode Penelitian
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
tentang hubungan penguasaan teori puisi dengan kemampuan menulis puisi. Dalam
2
data, memaparkan data, menganalisis data, dan memberikan simpulan hasil analisis
data.
menggunakan teknik tes. Teknik tes ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang
teknik ini adalah: (a) menyusun kisi-kisi tes, (b) menyusun instrument tes, (c)
1. Populasi
Berdasarkan pengertian ini, sasaran yang akan dijadikan subjek penelitian adalah
seluruh siswa kelas VIII MTs Mathla’ul Anwar Tigaraksa Kabupaten Tangerang
Tahun Pelajaran 2010/1011 sebanyak 200 siswa, yang terbagi menjadi 5 (lima) kelas.
2. Sampel
menjelaskan, bahwa “apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih”. Mengingat
2
jumlah subjek penelitian lebih dari 100 orang, maka sampel dalam penelitian
menulis puisi dan tes penguasaan teori puisi. Kriteria penelitian tentang tes tersebut
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang hasil tes
kemampuan menulis puisi dan data hasil tes penguasaan teori puisi.
E. Instrumen Penelitian
kemampuan menulis puisi dan instrumen penguasaan teori puisi. Kedua insrumen
a. Definisi Konseptual
segala macam perasaan atau curahan hati dalam bahasa tulis dengan
b. Definisi Operasional
2
menuangkan ide atau gagasannya dalam bahasa tulis yang puitis, yang
menampilkan unsur-unsur puisi yakni hakikat puisi dan metode puisi, yang
meliputi: tema, perasaan, amanat, nada, diksi, kata-kata konkret, gaya bahasa,
c. Kisi-kisi
Instrumen dalam penelitian ini berupa tes menulis puisi. Kriteria penilaian
Tabel 1
a. Definisi Konseptual
pengertian puisi, hakikat puisi, metode puisi, ragam puisi, gaya bahasa, dan
tokoh puisi..
b. Definisi Operasional
Penguasaan teori puisi adalah skor yang diperoleh siswa dalam tes memahami
pertanyaan teori puisi, meliputi pengertian puisi, hakikat puisi, metode puisi,
c. Kisi-kisi
Instrumen penelitian penguasaan teori puisi dibuat dalam bentuk soal pilihan
ganda sebanyak 25 butir soal. Adapun kisi-kisi tes penguasaan teori puisi
Tabel 2
berdasarkan kriteria yag telah ditentukan. Hal ini dilakukan dengan cara
3. Nilai skor penguasaan teori puisi dan kemampuan menulis puisi kemudian
n (∑ XY ) −(∑ X )( ∑ Y )
2 2
rXY = √{n ∑ X −(∑ X ) }{n ∑ Y −(∑ Y ) }
2 2
Keterangan:
2
n = Sampel penelitian
G. Hipotesis Statistik
Ho : rXY = 0
H1 : rXY > 0
Keterangan:
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Aglesindo.
Dwipayana, Gatot. 1994. Petunjuk Mengarag dan Menyusun Karya Tulis. Surabaya:
Arkola.
Munandar, Utami S., 1987. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: Gramedia.
Rosadi, Ayip. 1991. Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung: Bina Cipta.
Rusyana, Yus. 1982. Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Gamitan Pendidikan.
Bandung: Dipenogoro.
Semiawan, Cony R., 1987. Memupuk Bakat dan Minat Kreativitas Sekolah
Menengah. Jakarta: Gramedia.
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M., 1987. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramdeia
Pustaka Utama.
Waluyo, Herman J., 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.