Anda di halaman 1dari 2

Peringatan hari guru (25 November ) gaungnya masih terasa.

Masih banyak status-status


di medsos, artikel, atau meme komik yang menjadikannya sebuah tema.
Profesi guru memang berbeda dari profesi lainnya. Orang lain (seakan) boleh saja
berdemo sambil memaki atau berbuat anarki, tapi jika itu dilakukan oleh kaum guru maka akan
terdengar hujatan di mana-mana. Ketika ditemukan siswa berprilaku menyimpang maka guru
langsung ditunjuk sebagai orang yang bertanggung jawab, meski semua orang paham bahwa
yang berperan dalam membentuk prilaku anak itu ada tiga, keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Begitu besar tuntutan pada profesi ini hingga selalu menjadi sorotan orang banyak.
Saya masih ingat, ketika belajar Bahasa Sunda tentang Kirata (dikira-kira tapi nyata) guru
saya memberikan contoh: guru = digugu jeung ditiru (didengarkan dan diteladani). Sebuah
pengakuan terhadap kemuliaan sebuah profesi.
Didengarkan. Ucapan seorang guru akan didengarkan oleh siswanya. Perkataan yang
baik atau yang buruk sekalipun. Perkataan guru yang baik akan mengajarkan nilai-nilai kebaikan
dan perkataan guru yang kurang baik berakibat sebaliknya. Ucapan guru didengarkan
(dipercaya) oleh siswa maka konsep-konsep ilmu pengetahuan yang diajarkan tidak boleh salah.
Guru harus memiliki kompetensi professional dan Paedagogik. Seorang guru selayaknya
selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, baik yang berkenaan dengan materi ajar yang
diampu atau ilmu yang berhubungan dengan cara mengajar . Guru yang tidak menguasai bahan
ajar sama artinya telah melakukan pembodohan terhadap anak didiknya. Guru yang tidak
menguasai cara mengajarkan dengan tepat telah melakukan pekerjaan sia-sia.
Ditiru. Anak-anak /siswa berkecenderungan meniru prilaku orang yang ada di sekitarnya.
Guru salah satu sosok yang bertemu secara intens dengan siswa sehingga sikap dan prilaku guru
akan menjadi salah satu model yang akan ditiru oleh siswa.
Saat ini hampir semua guru menjadi aktivis dunia maya. Guru dan siswa seakan berebut
menyemarakan berbagai kegiatan di media sosial. Guru dan siswa menjadi begitu akrab. Sebuah
kondisi yang seharusnya dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mengarahkan prilaku siswa. Jangan
sampai yang terjadi sebaliknya. Guru memperlihatkan prilaku-prilaku yang tidak pantas,
misalnya dengan mengunggah foto-foto yang menimbulkan kesan kurang baik, menulis status
dengan bahasa yang kurang beretika, saling hujat dengan kata-kata kasar, dan berbagai prilaku
kurang terpuji lainnya. Guru harus memiliki kompetensi pribadi dan social.
Guru, digugu dan ditiru. Sebuah ungkapan yang memuliakan guru. Selamat ulang tahun
guru.

Anda mungkin juga menyukai