Jaka Sriyana
Abstract
tumbuhan ekonomi kita rata-rata minimal yang mampu menjamin pasar berada pada.
5% pertahun dan angka inflasl tidak leblh kondisi keseimbangan.
darl 10 % serta.angka pengangguran di Kebijakan fiskal di Indonesia
bawah 2% dari angkatan kerja. Namun perlu selama ini bersifat defisit, artinya total pene-
diingat, akibat kesalahan kebijakan ekonomi rimaan dalam negeri tidak mampu menutup
yang teiah diambil, maka dengan adanya total pengeluaran pemerintah. Kondisi-ini
krisis ekonomi tentu saja target tersebut ti berdampak pada peningkatan pertumbuhan
dak bisa dicapai. Yang terpenting adaiah ekonomi. Sedangkan untuk menutup defisit
bagaimana pemerintah menemukan format tersebut dilakukan dengan pinjaman luar
paket kebijakan ekonomi, baik moneter negeri. Berbagai macam perkembangan
nTaupun fiskal ypng rnampu mengendalikan APBN di Indonesia dalam beberapa tahun
indikator ekonomi makro pada tingkat yang terakhir menunjukkan adanya kenaikan
moderat. peran pemerintah yang ditunjukkan oleh
menin^atnya angka nilai total APBN tersebut.
Pola Umum Kebijakan
Fiskal 'di Indonesia SISTEM HUBUNGAN KEUANGAN
Salah satu kebijakan ekonomi yang PUSAT-DAERAH
dtlakukan oleh pemerintah adaiah kebijakan Antara Otonomi dan Negara Kesatuan
fiskal. Kebijakan ini merupakan sebuah ke -Selama ini kita dihadapkan pada
bijakan yang dilakukan dengan cara penge- pemahaman bahwa negara kesatuan adaiah
lolaan APBN. Fungsi kebijakan fiskal meli- sebuah bentuk yang tidak boleh ditawar lagi
puti fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi. (didiskusikan), tanpa pemah memperhitung-
Jika kebijakan ini dapat berfungsi dengan kan dan mempertanyakan apakah bentuk
baik, maka akan berdampak pada pening- yang lain lebih.baik atau tidak. Salah satu
katan kesejahteraan masyarakat, yang di- ciri utama negara kesatuan adaiah begitu
tunjukkan olehjndikator makroekonomi. kuatnya cengkeraman kebijakan, baik kebi
Feran alokasi menjadi sangat di- jakan di bidang politik, ekonomi, sosial dan
perlukan dalam menciptakan alokasi sumber budaya dari pemerintah pusat. Denyut nadi
ekonomi sehingga tercapai alokasi. yang kehidupan dipompakan dari pusat dengan
efisien. Peran ini sangat dibutuhkan karena kelengkapan aparaturyang begitu dibuat taat
mekanisme pasar tidak selalu mampu me- pada pemerintah pusat. Segala kebijakan
nyediakan barang, khususnya barang' publik ' hams dilakasanakan secara tuntas (dituntun
yang sangat dibutuhkan masyarakat (Mus- dari atas). Seakan-akan 'pemerintah daerah
grave, 1989; Hyman., D, 1996). Dengan hahya mempakan kepanjangan tangan dari
demikian pemerintah berperan mengganti- pemerintah pusat, tanpa memiliki kewe-
kan fungsi pasar dalam penyediaan barang • nangan mendasar untuk mengambil kebija
yang tidak mampu disediakan oleh pasar kan, padahal kenyataannya pemerintah
tersebut. Peran distribusi juga sangat diper- daerahlah yang mengetahui permasalahan di
lukan karena mekanisme pasar dalm banyak derahnya sendiri. Selama ini aparat pe-
kasus cenderung menciptakan distribusi . merintah daerah cenderung hanya ditugasi
pendapatan yang semakin tidak merata. Se- untuk mengambil kebijakan pada hal-hal
dangkan peran stabilisasi adaiah untuk men- yang kurang prinsipil (Mudrajat K, 1996).
jaga agar tidak terjadi gejolak harga yang 'Dari masalah bayi lahir dan orang.mening-
diakibatkan oleh kenaiakn permintaan mau- - gal, bahkan mungkin kalau ada daun jatuh di
pun penuru'nan penawaran. Dalam 'hal ini '' tengah jalan, itulah pemerintah :daerah baru
pemerintah bisa membuat sebuah regulasi bisa mengambil kebijakan.
Belakangan ini ada kecenderu'ngan merintah daerah. Studi yang dilakukan oleh
yang terjadi di seluruh penjuru dunia akan Rodinalli, (1984), atas sponsor Bank Dunia
tuntutan te'rhadap peningkatan kewenangan terhadap 45 negara m'enunjukkan bahwa
daerah dalam melaksanakan kebijakan eko- derajat sentralisasi hubungan keuangan
nomi (Faisal Basri, 1995). Tuntutan ini tentu pusat-daerah mengalami perubahan sejak
saja didukung oleh alasan bahwa permasalah tahun 1960.
yang terjadi didaerah sedemikian komplek Faktor-faktor yang mempengaruhi
dan multidimenional sehingga tidak mung- adalah umur sebuah negara, pendapatan na-
kin diatasi dengan suatu terapi yang bersifat sional (GNP), kebebasan media masa (in-
terpusat Selain itu disadari pula bahwa i'pan formasi), tingkat industrialisasi, kepadatan
of control pemerintah sangat terbatas, se penduduk, tingkat urbanisasi dan Junilah pe
hingga kebijakan yang dibuat menjadi tidak merintah daerah. Semua faktor tersebut
efektif dan tidak efisien. Keberhasilan kebi berkorelasi positip terhadap peningkatan
jakan tersebut tj(dak lupa pula sangat diten- desentralisasi. Secara teoritis desentralisasi
tukan oleh pola pendanaan di tingkat daerah. mempunyai manfaat (Machfiid Sidik,1998):
Dengan demikian sangat perlu dibahas per- 1. Menyebarkan pusat pengambilan keputusan
masalahan hubungan keuangan pusat-daerah (decongestion)
agar dapat diketahui- cafa-cara untuk me- 2. Kecepatan dalam pengambilan kepu
ningkatkan peran pemerintah daerah, baik tusan (speed)
pemda tingkat satu maupun dua agar dapat 3. Pengambilan keputusan yang realistis
diperoleh hasil kebijakan yang lebih baik. (Economic and social realism)
Pola dasar hubungan keuangan pusat-daerah 4. Penghematan (economic efficiency)
dapat dilihat pada gambar 1. Dari diagram 5. Partisipasi masyarakat lokal (local par
tersebut dapat dilihat keterkaitan antara ticipation)
kewenangan pemerintah pusat terhadap pe 6. Solidaritas nasional.
Gambar 1
Kerangka Hubungan Keuangan Pusat - Daerah
Hubungan Fungs!
Pusat-Daerah
'
Hubungan Keuangan
Pusat-Daerah
Tabel 1
Keuangan Pusat-Daerah di beberapa Negara
dapat dilihat dari porsi bantuan pemerintah tentang kondisi Hskal di Indonesia, perlu.
pusat kepada ^ masing-masing -daerah. adanya.perubahan sistem hubungan keuang-
Besamya komponen PAD untuk Pemda Tk I an-pusat daerah. Hal senada juga pemah
rata-rata di- Indonesia seiama kurun waktu dlkemukakan oleh beberapa ekonom atas
1990-1995 hanya 24% darl total rata-rata dasar studinya tentang Indonesia, misalnya
APBD.sedangkan porsl bantuan pusat men- Davey, K.J, (1879)., Booth and McCawly,
capai 60 %. Porsi bag! hasil pajak hanya 6% (1988) dan Bawazier, F,, 1990). Semua eko
dan porsi pinjaman daerah hanya 1%. Kon- nom tersebut memberikan rekomendasi
disi untuk daerah tingkat II lebih mempri- perlunya perubahan sistem kebijakan. fiskal
hatinkan lagi. Porsi PAD dan bagi hasil pa di Indonesia, khususnya mengenai hubungan
jak masing-masing hanya sekitar 10% se- keuangan-pusat daerah.
dangkan porsi bantuan pusat mencapai 70%.
Porsi pinjarhan daerah hanya 3%. Dari REFORMASI PERPAJAKAN DAN
angka-angka ini sangat jelas terlihat bahwa KEMANDIRIAN PEMBIAYAAN
sistem keuangan kita sangatlah terpusat, se- PEMBANGUNAN DAERAH
hingga kondisi keuangan daerah sangat ter- Pajak merupakan salah satu sumber
gantung pada pemerintah pusat. Hal lain' utama pembiayaan pembangunan di semua
yang lebih memprihatinkan adaiah sebagian negara. Oleh karena itu perlu adanya peng-
besar daerah tingkat I dan II memiliki PAD aturan/regulasi tentang perpajakan yang
dan PDRB kurang dari 1. Ini menunjukkan mampu menjamin adanya efisiensi dan
jka PDRB daerah tertentu naik 1%, maka efektivitas pengelolaan pajak. Reformasi
PAD hanya meningkat kurang dari 1%. pajak, sebagai bagian .dari reformasi ekono-
FCondisi ini disebabkan karena sumber-sum- mi di Indonesia, merupakan suatu usaha
ber penerimaan daerah yang potensial sudah untuk mengelola sumber-sumber keuangan
ditarik ke pusat. Ibaratnya daerah hanya negara. Secara umum, reformasi pajak ada
mampu mengambil ikan yang kecil-kecil iah proses- perubahan atas. sistem (perpaja
karena yang besar sudah diambil terlebih kan) yang ada, yang tidak atau kurang sesuai
dahulii. dengan kondisi yang berkembang mengarah
Dari berbagai macam gambaran pada sistem yang lebih balk (Sutrisno, 1998).
label 2
1995/1996
No Uralan Daerah Tk I . "Daerah Tk II
, (Milyar Rp) (%) (Milyar Rp) (%)
1 PDS . 4.422.2 '39.1 2.761.7 24.6
a. PAD 3.854.2 34.1 1.531.2, 13.7
b. Bagi Hasil Pajak (PBB) 568.0 5.0 1.230.5 11.0
2 Bagi hasil pajak dan bukan 418.5 3.7 485.7 4.3
pajak di iuar PBB
j- Sumbangan dan bantuan"" 5.489.0 48.5 7.477.9 66.7
Pemerintah Pusat
4 Pinjaman Daerah 57.4 0.5^ 120.6 1.1
5 Sisa lebih tahunsebelumnya 926.2 • 8.2 357.7 3.2
Jumlah penerimaan APBD 11.313.4 100 • 11.203.6 100
Sumber: Nota Keuangan dan RAPBN I998//999
Gambar 2
Skema Sumber Pembiayaan Daerah
Sumber-Sumber
Pembiayaan
Swadana
Tabel 3
PorsI PDS dan PAD terhadap Total APBD
Catatan:
PDS = Penerimaan Daerah Sendiri
PAD = Pendapatan Asli Daerah
Tabel 4
Daerah Tk II
1997/1998 2.056.7 3.709.6 2.056.7 3.709.6
1998/1999 2.182.1 6.1 3.935.8 6.1 3.779.1 83.7 4.901.3 32.1
1999/2000 2.358.8 8.1 4.254.5 8.1 4.723.8 24.9 6.327.5 29.1
Sumber: Machfud^"iidiU IQOR
108
JEP Vol: 4 No. 1, 1999
ISSN : 1410-2641 JakaSriyana, Hubungan Keuangan Pusat-DaeraJi Re/ormasi Perpajakan...
juga akan memiliki mata rantai pengaruh jakan, perlu ditanggapi oleh .pemerintah
yang besar terhadap berbagai kegiatan eko- daerah dengan suatu strategi agar dapat
nomi daerah. Dilihat dari sudut pandang memberikan hasil yang bersifat ekonomis
kenaikan PAD dan PDS, hal ini akan mem- maupun non ekonomis secara maksimal.
bawa dampak peningkatan kemampuan pe- Secara umum beberapa faktor yang mem-
merlntah daerah dalam melakukan pemba- pengaruhi keberhasilan kebijakan pemerin
ngunan. Namun disils lain, karena pajak tah daerah adalah:
merupakan pembayaran yang dilakukan oleh 1. Kemampuan administrator (SDM)
masayarakat, maka akan berdampak secara 2. Kemampuan keuangan daerah
langsung terhadap pendapatan masyarakat. 3. Keadaan infrastruktur
Sama hainya dengan pajak negara Pajak Dari faktor sumber daya manusia dapat
Daerah dan Retribusi Daerah {PDRD).juga dipahami bahwa aparatur daerah merupakan
mempunyai issue ekonomis seperti inciden pelaksana dari sebuah kebijakan yang diru-
ce dan efisiensi. Tax incidence merupakan muskan, sehingga sangat dibutuhkan SDM
analisis tentang siapa sebenamya yang yang mampu melaksanakan program terse
membayar pajak, terrnasuk PDRD. Karena but. Tidaklah mudah untuk menjawab per-
PDRD pada umumnya merupakan pajak tanyaan tentang kesiapan SDM di daerah.
tidak langsung, maka pembayarannya dapat Satu hal yang pasti, tentu saja peningkatan
digeserkan kepada orang Iain. Dalam ha! ini kualitas SDM dengan berbagai macam jalur
kenaikan PDRD belum lentu secara lang pendidikan dan pelatihan akan meningkat-
sung menurunkan pendapatan masyarakat. kan kemampuan SDM sehingga tidak perlu
Dalam konsep efisiensi, sering merujuk pada • ada keraguan dalam pelaksanaan program-
Pareto Efficiency. Kenaikan PDRD merupa program pembangunan. Kemampuan ke
kan proses kepindahan cash dari masyarakat uangan masing-masing daerah akan ditentu-
ke kas daerah yang akan dipakai untuk kan oleh potensi dan pengembangan sum-
memproduksi barang dan jasa publik yang ber-sumber ekonomi yang ada. Namun de
dibutuhkan oleh masyarakat. Proses ini tentu ngan adanya reformasi perpajakan, ada
saja bukan merupakan proses inefisiensi, sinyal positip bagi pemerintah daerah untuk
karena dengan adanya peningkatan penge- meningkatkan penerimaan daerah. Keadaan
luaran oleh masyarakat juga diikuti dengan infrastruktur fisik dan non fisik juga meru
terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Bahkan pakan faktor penting dalam proses pelak
jika dinilai secara ekonomis dan non eko sanaan kebijakan ekonomi daerah dalam
nomis biaya penyediaan barang tersebut le- menggerakkan perekonomian daerah. Pe
bih murah jika dibandingkan dengan tingkat nyediaan infrastruktur in akan berkait erat
pengeluaran masyarakat. Musgrave, R and dengan kemempuan keuangan daerah dan
Musgrave, P.A., (1989), menjelaskan atas negra. Dengan demikain dapat diketahui
dasar analisis yang djlakukan, bahwa pe bahwa kebijakan ekonomi balk pusat mau
ningkatan pajak akan memiliki dampak pun daerah berrsifat integralistik.
positipr terhadap masayarakat dalam jangka
panjang. Proses ini berjalan melalui Income Bagaimana Alternatif Menggali
effect dan substitution effect. Sumber-Sumber Pendapatan Daerah ?
Pertanyaan berikut yang harus di-
STRATEGI PENINGKATAN jawab agar reformasi perpajakan benar-
PENDAPATAN DAERAH benar berhasil adalah bagaimana mening
Dengan adanya berbagi macam katkan-. kemampuan pendapatan daerah,
perubahan UU, khususnya mengenai perpa khususnya PADS. Apabila dengan adanya
UU No. 18 Tahun 1997 yang berakibat pada (Strategic Management) yang tepat, se-
peningkatan penghasiian daerah, strategi suai dengan target misi dan visi yang
apa yang tepat untuk meningkatkan penda- telah ditetapkan. Misalnya untuk
patan daerah masing-masing ?. Satu hal mengembangkan daerah industri dan
yang tidak boieh dilupakan adaiah bahwa perdagangan hams disediakan jaringan
dalam usaha peningkatan PADS in! aparatur infrastruktur yang memadai, diciptakan
daerah hams mampu berpikir secara corpo iklim usaha yang kondusif dan
rate. Artinya aparat hams punya punya sebagainya.
pemahaman bahwa proses terjadinya kenai- Jika ketiga hal tersebut telah dilakukan
kan PAD ditentukan oleh berbagai macam tentu saja akan dihasilkan kondisi pereko-
aspek dan keterkaitan kegiatan ekonomi nomian daerah yang optimal, sehingga oto-
antar sektor. Dengan demikian diperlukan matis akan menggerakkan sendi-sendi eko
sebiuah konsep pola berpikir jarigka pan- nomi dan pada akhimya dengan sendirinya
jang. Berkaitan dengan hal tersebut, ada potensi daerah meningkat sehingga pen-
beberapa hal yang perlu dijawab : dapatan daerah akan meningkat.
1. Bagimana posisi (potensi ekonomi) Kebijakan lain, yang bersifat eks-
masing-masing pemda? temal adaiah adanya kemungkinan menggali
Pertanyaan ini dapat dijawab dengan sumber-sumber keuangan di pasar uang,
menggunakan analisa SWOT, sehingga yaitu dengan menjual obligasi darl masing-
diperoleh gambaran potensi ekonomi masing daerah, baik tingkat satu maupun
masing-masing daerah, sektor serta tingkat dua. Bagi Indonesia, hal ini memang
sekaligus dapat diketahui komoditas sasuatu tang belum populer, tetapi dalam
yang bisa diandalkan. kumn waktu 10 tahun ke depan kebijakan
2. Sejauh mana kondisi daerah dapat ini bukan suatu yang tidak mungkin dilaku
digerakkan ? kan. R.L. Kitchen, (1995), menjelaskan bah
Berdasarkan hasila analisa no.l dapat wa berdasarkan riset yang dilakukan ter-
diketahui potensi daerah, sehingga hadap beberapa negara berkembang di Asia
dapat ditentukan pula arah kebijakan dan Amerika Latin menenjukkan adanya
daerah, misalnya pertumbuhan 7%, trend peninggkatan sumber-sumber keuang
sektor yang diandalkan sektor perda- an bagi pembangunan dari pasar uang. Oleh
gangan dsb. Perlu juga ditetapkan misi karena itu, sudah saatnya bagi pemerintah
dan visi masing-masing daerah yang pemda untuk mengikuti perkembangan ter-
memilki karakteristik/keunggulan. ter- .sebut. Cara lain yang dapat dilakukan oleh
tentu. Sebagai coritoh; pemerintah daerah untuk meninggali sum
Tahun 2010 Klaten hams mampu ber-sumber investasi daerah adaiah dengan
menjadi daerah sentra industri mene- melakukan pinjaman ke negara lain secara G
ngah di Indonesia. to G. Namun untuk melakukan hal ini ti-
Daerah Istimewa Yogyakarta hams daklah mudah, karena negara lain harus di-
mampu menjadi pusat kota wisata pen- yakinkan terlebih dahulu akan kemampuan
didikan baik ekonomis maupun non ekonomis
Nusa Tenggara Timur merupakan pusat masing-masing pemerintah daerah yang
peterhakan nasional, dan sebagainya. ' akan mengajukan pinjaman. Dengan pe
3. Pertanyaan berkutnya adaiah, dengans ningkatan kinerja dan efisiensi akan me
srategi apa misi dan visi tersebut dicapai ? ningkatkan kredibilitas daerah di tingkat
Untuk menjawab pertanyaan ini tentu nasional, sehingga akan mendorong keber-
hams dilakukan pendekatan strategi hasilan usaha tersebut.
111
JEP Vol. 4 No.l, 1999
Jaka Sriyana Hubungan Keuangan Piisat-Daerah. ReformasiPerpajakan... ISSN: 1410 - 2641
DAFTAR PUSTAKA
t ive, P.B, and Musgrave, R., (1989), Publicfinance in Theory andPractice, Fifth Edi
tion, McGraw-Hill Book, co.
4No.l,-1999 • •