Tonsilitis PLBK
Tonsilitis PLBK
OLEH:
22
23
24
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa segala
Rahmat dan berkat dari Nya sehingga saya menyelesaikan Laporan dengan judul
“Manageman Asuhan Keperawatan Pada Sistem Pernapasan dengan Tonsilitis
diruang Flamboyan RSUD Sidikalang Tahun 2019
Penulis mendapat banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak
dalam penyusunan Laporan ini,untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Paul Sirait, SKM, M.Kes dan Bapak Drs.Asman
Karokaro,MM,selaku Pengurus STIKes Sumatera Utara
2. Bapak Dr.Ferrial Paesha Sirait,M.Sc M.Kes selaku Selaku Ketua Yayasan
STIKes Sumatera Utara
3. Ibu Diana, SKM, M.Kes selaku Ketua STIKes Sumatera Utara
4. Ibu Mazly Astuty,S.Kep,Ns,M.Kep,selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik
STIKes Sumatera Utara
5. Ibu Martalena Sembiring, SKM, M.Kes Selaku Wakil Ketua II Bidang
Administrasi STIKes Sumatera Utara
6. Bapak Dian Fajariadi, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Ketua III Bidang
Kemahasiswaan STIKes Sumatera Utara
7. Ibu Dameria Ginting, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Prodi Program Studi
S-1 Pendidikan Profesi Ners Program Profesi sekaligus sebagai
Pembimbing STIKes Sumatera Utara.
8. Bapak Basri S.Kep, Ns, M.Kep selaku Sektretaris Program studi Pendidikan
Profesi Ners Program akademik sekaligus Penguji satu di S-1 Keperawatan
STIKes Sumatera Utara
9. .Ibu Maita sarah, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Sekretaris program studi
Pendidikan Profesi Program profesi STIKes Sumatera Utara
10. Bapak dr.Hendrik Manik,M.Kes selaku Direktur RSUD Sidikalang
11. Ibu Tysna Nainggolan Skep,Ns,Mkep dan Ibu Dewi Banjar Nahor Skep,Ns
Selaku CI pembimbing yang meluangkan waktu dan memberikan dorongan
dan masukan sehingga Laporan PBLK dapat Selesai
25
12. Orang tua, suami, anak-anak serta keluarga yang telah banyak memberikan
perhatian dan motivasi kepada penulis terutama dalam menyelesaikan
laporan PBLK
13. Semua Perawat diruangan Flamboyan yang telah memberikan informasi dan
bekerja sama dengan Penulis selama melakukan pengkajian sampai selesai
PBLK.
14. Seluruh staf Dosen Prodi S-1 Keperawatan STIKes Sumatera Utara yang
telah banyak membimbing dan mengarahkan Peneliti.Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Laporan
PBLK ini.Akhirnya penulis berharap semoga dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
26
DAFTAR ISI
27
3.8. Pemeriksaan Fisik ........................................................................ 25
3.9. Hasil Pemeriksaan Fisik ............................................................... 31
3.10.Terapi ........................................................................................... 31
3.11.Analisa Data ................................................................................. 32
3.12. Map Maping Kasus ..................................................................... 35
3.13. Intervensi ..................................................................................... 35
3.14. Implementasi ............................................................................... 40
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Pengkajian ..................................................................................... 53
4.2. Diagnosa........................................................................................ 53
4.3. Intervensi ....................................................................................... 54
4.4. Implementasi ................................................................................. 55
4.5. Evaluasi ......................................................................................... 56
4.6. EBN ............................................................................................... 56
4.7. Discharge Planing Teori ................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran :
Resume
Sap Discharge Planing
Leavlet
Lembar Konsul
28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan ancaman yang mengintai seluruh umat
manusia di muka bumi, salahsatunya yaitu tonsilitis.Tonsilitis adalah radang tonsil
yang dapat mengenai semua umur tetapi utamanya terjadi pada anak-anak.
Tonsilitis dapat di sebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Salah satu jenis
penyakit tonsilitis yang paling sering terjadi pada tenggorokan terutama pada usia
muda ialah tonsilitis kronis. Penyakit ini terjadi disebabkan peradangan pada
tonsil oleh karena kegagalan atau ketidak sesuaian pemberian antibiotik pada
penderit atonsilitis akut1.Wortd Health Organization(WHO) tidak mengeluarkan
data mengenai jumlah kasus tonsilitisdi dunia, namun WHO memperkirakan
287.000 anakdi bawah 15 tahun mengalami tonsilektomi (operasitonsil), dengan
atau tanpa adenoidektomi. 248.000 anak (86,4%) mengalami
tonsilioadenoidektomi dan 39.000 lainnya (13,6%) menjalani tonsilektomi saja.
Terdapat data mengenai prevalensi tonsilitis kronis di berbagai Negara,
yaitu di Islamabad,Pakistan pada tahun 1998-2007 terdapat 15.067 kasus atau
dengan prevalensi 22%.Di Amerika Serika tprevalensi tonsilitis kronis sebesar
1,59%4. Sedangkan menurut penelitian di Rusia mengenai prevalensi dan
pencegahan keluarga dengan tonsilitis kronis yang dilakukan pada 321 keluarga
dan 335 anak-anak(umur 1-15 tahun) didapatkan data sebanyak 84(26,3%) dari
307 ibu-ibu usia reproduktif didiagnosa tonsilitis kronis5.Berdasarkan data dari
Departemen Kesehatan RI, angka kejadian penyakit tonsilitis diIndonesia sekitar
23%.
Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di tujuh provinsi di
Indonesia pada bulan September tahun 2012, prevalensi tonsilitis kronik tertinggi
setelah nasofaringitis akut yaitu sebesar 3,8%. Selain itu,sebuah penelitian yang
dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin pada periode Maret sampai dengan April
1998 menemukan1024 pasien tonsilitis kronis atau sebesar 6,75% dariseluruh
kunjungan.Di Indonesia data mengenai jumlah operasi tonsilektomi atau
tonsiloadenoidektomi belum ada.Namun dari beberapa rumah sakit di
1
Indonesia,jumlah kunjungan pasien rawat jalan yangdisebabkan penyakit tonsilitis
pada dua tahun terakhir, yaitu pada tahun 2012-2013 berjumlah sebanyak ±55.383
orang sedangkan pasien rawat jalan yang disebabkan tonsillitis berjumlah
±37.835orang.Dengan jumlah laki-laki sebanyak ±18.213orang dan perempuan
sebanyak ±19.622
RSU sidikalang diruang inap flamboyan sejak januari sampai april 2019
ada penderita tonsilitis sebanyak 8 orang, karena itulah penulis mencoba untuk
melakukan managemen asuahan keperawatan sistem pernafasan dengan tonsilitis
di ruangan flamboyandi RSU Sidikalang
1.2 Tujuan PBLK
1.2.1 Tujuan Umum
Penulis mampu menerapkan asuhan keperawatan untuk pemenuhan rasa
aman dan perlindungan menurut NANDA pada gangguan system pernafasan
dengan Tonsilitis di Ruang Flamboyan RSUD Sidikalang.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan Pengkajian keperawatan pada system
pernafasan dengan Tonsilitis di Ruang Flamboyan RSUD Sidikalang.
b. Penulis mampu merumuskan Diagnosa keperawatan pada system
pernafasan dengan Tonsilitis Ruang Flamboyan RSUD Sidikalang.
c. Penulis mampu menyusun Rencana asuhan keperawatan pada system
pernafasan dengan Tonsilitis di Ruang Flamboyan RSUD Sidikalang.
d. Penulis mampu melakukan Implementasi keperawatan padasystem
pernafasan dengan Tonsilitis di Ruang Flamboyan RSUD Sidikalang.
e. Penulis mampu melakukan Evaluasi asuhan keperawatan pada system
pernafasan dengan Tonsilitis di Ruang Flamboyan RSUD Sidikalang.
f. Mampu menerapakan EBN (Evidance Based Nursing) pada system
pernafasan dengan Tonsilitis di Ruang Flamboyan RSUD Sidikalang.
g. Mampu melaksanakan Discharge planing sistem pernapasan dengan
Tonsilitis di Ruang Flamboyan RSUD Sidikalang
2
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa dan Perawat
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit demam Tifoid sehingga dapat
meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang diberikan.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi dan masukan dalam membantu pembelajaran
tentang asuhan keperawatan pada pasien yang menderita penyakit Tonsilisitis.
1.3.3 Bagi RSUD Sidikalang
Sebagai masukan dan referensi bagi Rumah Sakit untuk memberikan
pelayanan yang komprehensif tentang perawatan pada penderita Tonsilitis .Mampu
membuat evaluasi keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan
di Ruang Flamboyan RSUD Sidiakalang Tahun 2019.
a. Mampu membuat discharge planning pada pasien dengan gangguan
sistem pernapasan di Ruang Flamboyan RSUD Sidiakalang Tahun 2019.
b. Mampu menerapkan tindakan keperawatan Evidence Based Nursing
(EBN) pada gangguan sistem pernapasan di Ruang Flamboyan RSUD Sidiakalang
Tahun 2019.
.
1.4. Manfaat Praktek Belajar Lapangan Komprenhensif (PBLK)
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Mampu mengaplikasikan teori yang didapat selama dalam masa akademik
kedalam situasi nyata dilapangan dengan menerapkan asuhan keperawatan yang
profesional dan komprenhensif serta meningkatkan kepercayaan diri didalam
melakukan asuhan keperawatan.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Melatih mahasisawa untuk melakukan aplikasi asuahan keperawatan
berdasarkan hasil penelitian sesuai evidence based nursing.
1.4.3 Bagi Rumah Sakit
3
Selama kegiatan PBLK maka lahan Praktek dapat menggunakan tenaga
mahasiswa sebagai perawat tambahan dan sebagai masukan dan informasi terbaru
bagi Rumah Sakit umum sidikalang.
1.4.4 Bagi Pasien dan Keluarga
Menambah wawasan, ilmu dan sebagai sumber informasi kepada pasien dan
keluarga tentang penyakit gangguan sistem pernafasan tonsilitis
.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Tinjauan Teoritis Medis
2.1.1 Pengertian
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil dan faring yang masih bersifat
ringan. Radang faring pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya
sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut
sebagai tonsilitis. ( Ngastiyah,1997 )
Tonsilitis merupakan faringitis akut dan tonsilitis akut yang ditemukan bersama –
sama. ( Efiaty, 2002 )
2.1.2 Etiologi
Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang tersebut
dibawah ini yaitu :
1. Streptokokus Beta Hemolitikus
2. Streptokokus Viridans
3. Streptokokus PiogeneS
4. Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah ( droplet
infections )
2.1.3 Patofisiologi
Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian
atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar
melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil
menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar
dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan
kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih
keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri
telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia.
5
2.1.4 Pathway
Penyebaran limfogen
Proses inflamasi
kelemahan
Resiko Otitis media
perubahanstatus
nutrisi < dari Intoleransi
kebutuhan tubuh aktifitas
6
4. Demam
5. Mual
6. Anoreksia
7. Kelenjar limfa leher membengkak
8. Faring hiperemis
9. Edema faring
10. Pembesaran tonsil
11. Tonsil hiperemia
12. Mulut berbau
13. Otalgia ( sakit di telinga )
14. Malaise
2.1.6 Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilitis akut tidak tertangani dengan
baik adalah :
1. Tonsilitis kronis
2. Otitis media
7
Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol,
ibuprofen.
Analgesik
Penatalaksanaan keperawatan
Kompres dengan air hangat
Istirahat yang cukup
Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
Kumur dengan air hangat
Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien
Pada umumnya penyakit yang bersifat akut dan disertai demam sebaiknya
tirah baring, pemberian cairan adekuat, dan diet ringan.
Sistemik
Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamidaantipiretik.
Pengobatan oral
obat kumur atau obat isap yang mengandung desinfektan.
Tonsilektomi
Tonsilektomi dilakukan hanya bila anak menderita serangan
yang berat dan berulang-ulang yang mengganggu
kehidupannya. Tindakan ini harus dilakukan bila disertai abses
peritonsilar. Tidak boleh dilakukan 3 minggu setelah serangn
tonsilitis akut, pada palatoskisis, atau pada waktu ada epidemi
poliomielitis.
8
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan,
tanggal MRS, diagnosa medis dan nomor register.
2. Riwayat Keperawatan
a. Alasan dirawat
b. Keluhan Utama
sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll
c. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan pasien, hal yang dilakukan untuk
mengurangi keluhan. Daerah yang terserang baik atas atau bawah
sehingga pasien pergi kerumah sakit serta hal atau tindakan yang
dilakukan saat pasien dirumah sakit. Serangan, karakteristik,
insiden, perkembangan, efek terapi dll
d. Riwayat kesehatan lalu
Masalah-masalah yang pernah dialami oleh pasien sebelum mrs,
penyakit-penyakit yang sebelumnya perna diderita pasien sehingga
pasien dapat mrs.
a. Riwayat kelahiran
b. Riwayat imunisasi
c. Penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ispa,
otitis media)
d. Riwayat hospitalisasi
e. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh keluarga baik
penyakit yang sama dengan pasien, penyakit keturunan seperti
diabetes meletus, hipertensi maupun penyakit menular seperti
hepatitis, tb paru.
3. Riwayat psikososial dan spiritual.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pengkajian umum
a. Usia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda – tanda vital
dll
9
b. Pernafasan
a. Kesulitan bernafas, batuk
b. Ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :
c. T0 : bila sudah dioperasi
d. T1 : ukuran yang normal ada
e. T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
f. T3 : pembesaran mencapai garis tengah
g. T4 : pembesaran melewati garis tengah
c. Nutrisi
a. Sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun,
menolak makan dan minum, turgor kurang
d. Aktifitas / istirahat
a. Anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise
e. Keamanan / kenyamanan
a. Kecemasan anak terhadap hospitalisasi
5. Pemeriksaan Penunjang
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi
2. Nyeri akut
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Ansietas
5. Defisiensi pengetahuan
2.2.3 Rencana Intervensi
N Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil
Intervensi (NIC
o (NANDA) (NOC)
1 Hipertermi NOC : NIC :
Thermoregulation Fever treatment
Kriteria Hasil : a. Monitor suhu sesering
a. Suhu tubuh mungkin
dalam rentang b. Monitor IWL
normal c. Monitor warna dan suhu
10
b. Nadi dan RR kulit
dalam rentang d. Monitor tekanan darah,
normal nadi dan RR
c. Tidak ada e. Monitor penurunan
perubahan tingkat kesadaran
warna kulit f. Monitor WBC, Hb, dan
dan Hct
d. tidak ada g. Monitor intake dan
pusing, merasa output
nyaman h. Berikan anti piretik
i. Berikan pengobatan
untuk mengatasi
penyebab demam
j. Selimuti pasien
k. Lakukan tapid sponge
l. Berikan cairan intravena
m. Kompres pasien pada
lipat paha dan aksila
n. Tingkatkan sirkulasi
udara
o. Berikan pengobatan
untuk mencegah
terjadinya
p. Menggigil
Temperature regulation
a. Monitor suhu minimal
tiap 2 jam
b. Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
c. Monitor TD, nadi, dan
RR
11
d. Monitor warna dan suhu
kulit
e. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
f. Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
g. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
h. Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan
akibat Panas
i. Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negatif dari
kedinginan
j. Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan emergency
yang diperlukan
k. Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
l. Berikan anti piretik jika
perlu
Vital sign Monitoring
a. Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
12
b. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
c. Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
d. Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
e. Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
f. Monitor kualitas dari
nadi
g. Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
h. Monitor suara paru
i. Monitor pola pernapasan
abnormal
j. Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
k. Monitor sianosis perifer
l. Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
m. Identifikasi penyebab
dari perubahan vital sign
2 Nyeri akut b/d proses NOC : Pain Management
infeksi a. Pain Level a. Lakukan pengkajian
b. Pain control nyeri secara
c. Comfort level komprehensif termasuk
13
lokasi, karakteristik,
Kriteria Hasil : durasi, frekuensi,
a. Mampu kualitas dan faktor
mengontrol presipitasi
nyeri (tahu b. Observasi reaksi
penyebab nonverbal dari
nyeri, mampu ketidaknyamanan
menggunakan c. Gunakan teknik
tehnik komunikasi terapeutik
nonfarmakolo untuk mengetahui
gi untuk pengalaman nyeri pasien
mengurangi d. Kaji kultur yang
nyeri, mencari mempengaruhi respon
bantuan) nyeri
b. Melaporkan e. Evaluasi pengalaman
bahwa nyeri nyeri masa lampau
berkurang f. Evaluasi bersama
dengan pasien dan tim
menggunakan kesehatan lain tentang
manajemen ketidakefektifan kontrol
nyeri nyeri masa lampau
c. Mampu g. Bantu pasien dan
mengenali keluarga untuk mencari
nyeri (skala, dan menemukan
intensitas, dukungan
frekuensi dan h. Kontrol lingkungan
tanda nyeri) yang dapat
d. Menyatakan mempengaruhi nyeri
rasa nyaman i. seperti suhu ruangan,
setelah nyeri pencahayaan dan
berkurang kebisingan
14
e. Tanda vital j. Kurangi faktor
dalam rentang presipitasi nyeri
normal k. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
l. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
m. Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
n. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
o. Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
p. Tingkatkan istirahat
q. Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
r. Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic Administration
a. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
b. Cek instruksi dokter
15
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
c. Cek riwayat alergi
d. Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
e. Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
f. Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
g. Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
h. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
i. Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat
nyeri
j. Hebat
k. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
3 Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi kurang dari a. Nutritional Nutrition Managemenst
16
kebutuhan tubuh Status : food a. Kaji adanya alergi
and Fluid makanan
b. Intake b. Kolaborasi dengan ahli
Kriteria Hasil : gizi untuk menentukan
a. Adanya jumlah kalori dan nutrisi
peningkatan yang dibutuhkan pasien.
berat badan c. Anjurkan pasien untuk
sesuai dengan meningkatkan intake Fe
tujuan d. Anjurkan pasien untuk
b. Berat badan meningkatkan protein
ideal sesuai dan vitamin C
dengan tinggi e. Berikan substansi gula
badan f. Yakinkan diet yang
c. Mampu dimakan mengandung
mengidentifik tinggi serat untuk
asi kebutuhan mencegah konstipasi
nutrisi g. Berikan makanan yang
d. Tidak ada terpilih ( sudah
tanda tanda dikonsultasikan dengan
malnutrisi ahli gizi)
e. Tidak terjadi h. Ajarkan pasien
penurunan bagaimana membuat
berat badan catatan makanan harian.
yang berarti i. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
j. Berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi
k. Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
17
a. BB pasien dalam batas
normal
b. Monitor adanya
penurunan berat badan
c. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
d. Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
e. Monitor lingkungan
selama makan
f. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
g. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
j. Monitor mual dan
muntah
k. Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
l. Monitor makanan
kesukaan
m. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
n. Monitor pucat,
18
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
o. Monitor kalori dan
intake nutrisi
p. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
q. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
4 Ansietas NOC : NIC :
a. Anxiety Anxiety Reduction
control (Penurunan Kecemasan)
b. Coping a. Gunakan pendekatan
Kriteria Hasil : yang menenangkan
a. Pasien mampu b. Nyatakan dengan jelas
mengidentifik harapan terhadap
asi dan pelaku pasien.
mengungkapk c. Jelaskan semua
an gejala prosedur dan apa yang
cemas dirasakan selama
b. Mengidentifik prosedur
asi, d. Temani pasien untuk
mengungkapk memberikan keamanan
an dan dan mengurangi takut
menunjukkan e. Berikan informasi
tehnik untuk faktual mengenai
mengontol diagnosis, tindakan,
cemas Prognosis
c. Vital sign f. Dorong keluarga untuk
19
dalam batas menemani anak
normal g. Lakukan back / neck
d. Postur tubuh, rub
ekspresi h. Dengarkan dengan
wajah, bahasa penuh perhatian
tubuh dan i. Identifikasi tingkat
tingkat kecemasan
aktivitas j. Bantu pasien
menunjukkan mengenal situasi yang
berkurangnya menimbulkan
kecemasan kecemasan
k. Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
l. Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
m. Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
5 Defisiensi pengetahuan NOC : NIC :
a. Knowled : Teaching : disease Process
disease a. Berikan penilaian
process tentang tingkat
b. Knowled : pengetahuan pasien
health tentang proses penyakit
Behavior yang spesifik
Kriteria Hasil : b. Jelaskan patofisiologi
a. Pasien dan dari penyakit dan
keluarga bagaimana hal ini
menyatakan berhubungan dengan
20
pemahaman anatomi dan fisiologi,
tentang dengan cara yang tepat.
penyakit, Gambarkan tanda dan
kondisi, gejala yang biasa muncul
prognosis dan pada penyakit, dengan
program cara yang tepat
pengobatan c. Gambarkan proses
b. Pasien dan penyakit, dengan cara
keluarga yang tepat
mampu d. Identifikasi
melaksanakan kemungkinan penyebab,
prosedur yang dengna cara yang tepat
dijelaskan e. Sediakan informasi
secara benar pada pasien tentang
c. Pasien dan kondisi, dengan cara
keluarga yang tepat
mampu f. Hindari jaminan yang
menjelaskan kosong
kembali apa g. Sediakan bagi keluarga
yang atau SO informasi
dijelaskan tentang kemajuan pasien
perawat/tim dengan cara yang tepat
kesehatan h. Diskusikan perubahan
lainnya. gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang dan
atau proses pengontrolan
penyakit
i. Diskusikan pilihan terapi
21
atau penanganan
j. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
k. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
l. Rujuk pasien pada grup
atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang
tepat
m. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat
22
2.2.5. Evaluasi
2.2.7.Discharge Planning
Sering cuci tangan adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya berbagai
jenis infeksi, termasuk juga tonsilitis. Seringlah cuci tangan anda, dan beri
dorongan pada anak-anak anda untuk melakukan hal yang sama.
Bila anda menggunakan sabun dan air:
1. Basahi tangan anda dengan air hangat yang mengalir dan gunakan sabun
cair atau sabun batangan yang bersih. Gosok hingga berbusa.
23
2. Gosok dengan kuat selama setidaknya 15 detik. Ajarkan pada anak-anak
anda untuk mencuci tangannya selama mereka menyanyi lagu ABS, “Row,
Row, Row Your Boat” atau “Selamat ulang tahun” hingga selesai.
3. Gosok semua permukaan tangan, termasuk bagian belakang tangan,
pergelangan tangan, diantara jari-jari dan dibawah kuku jari anda.
4. Bilas dengan bersih.
5. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk yang bersih.
6. Gunakan handuk tersebut untuk mematikan keran air.
Bila sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan yang
berbahan dasar alkohol. Tuang sekitar ½ sendok teh bahan pembersih tersebut ke
tangan anda. Gosok-gosok kedua tangan anda, sehingga cairan pembersih tersebut
melumuri permukaan tangan anda, hingga cairan tersebut kering.
Pencegahan lain yang menggunakan logika juga dapat digunakan. Pada saat batuk
atau bersin gunakan tisu atau lengan anda. Jangan menggunakan gelas minum dan
peralatan makan untuk bersama-sama. Hindari berada dekat dengan orang yang
sedang sakit. Cari tempat penitipan anak yang mempraktekkan kebijakan soal
kebersihan dan meminta agar anak-anak yang sakit tetap berada di rumah.
Sakit tenggorokan dapat membuat anda menderita sekali. Tip-tip berikut ini
mungkin dapat membantu.
1. Minum lebih banyak cairan. Cairan yang hangat—seperti sup, kaldu dan
the—adalah pilihan yang baik.
2. Berkumur dengan air garam yang hangat. Campur ½ sendok the garam
dengan 8 ounces (sekitar 30ml) air hangat, kumur-kumur kemudian buang
air tersebut.
3. Gunakan madu dan jeruk. Aduk madu dan jeruk sesuai selera dalam gelas
yang berisi air hangat. Biarkan sebentar hingga dinginnya sesuai dengan
suhu ruangan sebelum anda minum. Madu akan melapisi dan meringankan
tenggorokan anda yang sakit, sedangkan jeruk akan mengurangi lendir
yang terjadi. Catatan: Jangan gunakan madu atau sirup jagung dalam
minuman untuk anak-anak berusia kurang dari 1 tahun.
24
4. Menghisap permen pelega tenggorokan atau permen yang keras. Tindakan
ini akan mendorong produksi air liur, yang akan membasahi dan
membersihka tenggorokan anda.
5. Melembabkan udara disekitar anda. Menambah kelembaban udara
disekitar anda dapat mengurangi iritasi pada tenggorokan yang anda
rasakan dan membuat anda lebih mudah untuk jatuh tertidur. Yakinkan
anda mengganti air yang ada pada alat pelembab udara setiap hari dan
membersihkan alat tersebut setidaknya setiap tiga hari sekali untuk
membantu mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur.
6. Hindari asap rokok dan polutan udara lainnya. Asap rokok dapat
meneyebabkan iritasi pada tenggorokan yang sakit.
7. Istirahatkan suara anda. Berbicara dapat menyebabkan iritasi tenggorokan
yang lebih parah dan menyebabkan hilangnya suara anda untuk sementara
waktu (laryngitis).
25
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 21 tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Polisi
Golongan Darah :O
Dx Medis : Tonsilitis
B. Penanggung Jawab
Nama : NY. A
Hub. Dengan Pasien : Anak
Pekerjaan : PNS
26
Alamat : Jl. Aster No. 21 Sidikalang
27
3.6 Genogram
Keterangan : :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
c. Konsep diri
28
4. Peran diri : Pasien seorang anak dari keluarganya.
5. Personal identity : Pasien anak ke 1 dari 2 bersaudara.
d. Keadaan emosi
Keadaaan emosi stabil.
e. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara
Pasien merespon lawan bicaranya.
f. Hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dengan keluarga baik.
a) Hubungan dengan saudara
Hubungan Pasien dengan saudara baik
b) Hubungan dengan orang lain
Hubungan pasien dengan orang lain disekitarnya baik.
c) Kegemaran
Pasien memiliki kegemaran membaca.
d) Daya adaptasi
Pasien dapat berorientasi dengan lingkungannya.
e) Mekanisme pertahanan diri
Pasien selalu berdoa dan mempunyai pengharapan untuk dapat sembuh..
3.8 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum pasien adalah baik, dengan nilai Glasgow Coma Scale 15 dimana
Eye = 4, Motoric = 6 dan Verbal = 5, membuka mata spontan, orientasi baik, dan
dapat mengikuti perintah.
b. Tanda- Tanda Vital
Tanda- tanda vital tanggal 8 Mei 2019 jam 15.00 WIB suhu tubuh 36 0 C, tekanan
darah 120/70 mmHg, Nadi 80 x/i, Respirasi 20 x/i, TB 165 cm dengan BB 54 kg.
c. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala dan rambut
Bentuk kepala meshocephal, nyeri tekan (-), bersih dan tidak
berketombe.Penyebaran rambut rata, jenis dan struktur rambut lurus dan hitam.
Warna kulit sawo matang dengan struktur anatomis.
29
2. Mata
Bentuk mata simetris, tidak ada pembengkakan pada palpebra, pupil isokor 2/2,
konjungtiva anemis, refleks cahaya +/+, visus dan tekanan bola mata tidak
dilakukan pemeriksaan.
3. Hidung
Tulang hidung anatomis dengan posisi septum medial, ada polip dan sekret dan
pernafasan cuping hidung (+).
4. Telinga
Bentuk telinga anatomis dengan ukuran yang simetris, lubang telinga tidak ada
peradangan, serumen tidak ada. Ketajaman pendengaran tidak dapat diukur.
5. Mulut dan faring
Mukosa bibir kering, keadaan gusi baik tidak ada luka dan gigi lengkap, keadaan
lidah kotor, ada nyeri tekan pada faring.
6. Leher
Posisi trakea medial, pasien kesakitan dan menjerit ketika lehernya dipalpasai.
tidak ada. Pada pemeriksaan dengan tongoue spatel terlihat tonsil merah, terlihat
menonjo ke arah kelenjar tonsil. Pembesaran thyroid dan kelenjar limfe. Vena
jugularis tidak ada varises, denyutnadi karotis teraba.
7. Pemeriksaan integumen
Kebersihan integumen baik, perfusi hangat dan suhu akral dingin, warna kulit
pucat, turgor kulit baik, elastis, tidak ada kelainan pada kulit.
9. Pemeriksaan thoraks/Dada
a. Pemeriksaan paru
30
2) Palpasi : ada perenggangan intercostal saat inspirasi.
b. Pemeriksaan jantung
3) Perkusi : redup
c. Pemeriksaan abdomen
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar dan
3) Perkusi : timpani
d. Pemeriksaan genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan untuk menjaga privasi pasien. Tidak ada kelainan
pada anus dan perineum pasien.
e. Pemeriksaan ekstremitas
Atas : Tidak terdapat luka atau robekan pada ekstremitas bagian atas
Bawah : Terdapat jejas di bagian kaki sebelah kanan sakit bila di gerakan
f. Pemeriksaan neurologis
31
g. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran compos mentis dengan nilai Glasgow Coma Scale (GCS) 15
(Eye 4, Motoric 6 dan Verbal 5).
a. Meningeal sign
c. Nervus cranial
1. Nervus olfaktorius : pasien dapat membedakan aroma kopi dan teh walau
menciun agak sulit
d. Fungsi motorik
Pasien dapat mengikuti perintah menggerakkan tangan ke hidung saat
pemeriksaan tes jari- hidung.
e. Fungsi sensorik
32
Pasien dapat merasakan sentuhan kapas, dapat membedakan panas dan dingin,
dapat merasakan getaran, dapat merasakan daerah yang disentuh dengan benda
(tropognosis test) dan tidak dapat mengidentifikasi objek dengan mata tertutup
(stereognosis test)
f. Pemeriksaan Fisik Pola Fungsional
1. Nutrisi
- Sebelum sakit.
a. Frekuensi makan : Pasien makan 3x sehari dengan
kandungan makanan yang cukup
seperti kandungan protein
Karbohidrat.
b.Minuman : Air putih.
c.Frekuensi Minuman : 7-8 gelas perhari
d.Makanan pokok : Nasi,sayur dan lauk pauk
e.Makanan yang disukai : Gorengan.
f. Diet yang diberikan : Tidak ada
- Selama sakit
a.Frekuensi makan : Pasien makan 3x sehari porsi
makan tidak pernah habis ( 6-
7sendok)
b.Pasien merasa mual pada saat makan
c.Nafsu makan : Nafsu makan kurang baik karena
kesulitan dalam menelan makanan.
d.Ada gangguan menelan : ada
e. Ada gangguan mengunyah : tidak ada.
f. Diet Yang diberikan : tidak ada
g.Frekuensi minum : 2-3 gelas perhari
2. Pola eliminasi
- Sebelum Sakit
Buang Air Besar
a.Frekuensi : 1x sehari
33
b.Waktu : Pagi hari
c.Warna : Kuning
d.Konsistensi : Keras
Buang Air Kecil
a. Frekuensi : ± 4 x sehari
b. Warna : Kuning
c. Jumlah : 1000 cc
-Selama Sakit
Buang Air Besar
a.Frekuensi : 1x sehari
b.Waktu : Pagi hari
c.Warna : Kuning
d.Konsistensi : lembek
Buang Air Kecil
a. Frekuensi : ± 4 x sehari
b. Warna : Kuning peka
c. Jumlah : 1000 cc
3.Pola Istirahat tidur
- Sebelum sakit
a. Saat tidur : Pasien tidur 1x sehari
b. Lama Tidur : Malam ( 7 jam )
c. Kesulitan tidur : Tidur terganggu karena nyeri
tenggorokan
d. Pengguna Obat tidur : tidak ada
- Selama sakit
a. Saat tidur : Pasien tidur 1x sehari
b. Lama Tidur : Malam ( 5 jam )
c. Kesulitan tidur : Gelisah Tidur karena nyeri
tenggorokan
d. Pengguna Obat tidur : tidak ada
4. Pola Aktivitas Dan latihan
34
Olahraga
a.Jenis : Lari
b.Kegiatan Diwaktu Luang : Pagi hari
5. Pola personal Hygiene
a. Mandi : 1 X sehari
35
Masa Perdarahan 1.30 detik 1-6 detik
3.10. Terapi.
Tabel Penatalaksanaan / Terapi medis
NO NAMA OBAT DOSIS EFEK
36
1 DS: Pasien mengatakan Daya tahan tubuh Nyeri akut
nyeri menurun
S:6
Prostaglandin
T: 1-2menit meningkat
DO:Skala nyeri 6
b. Pasien tampak meringis
Proses dari menelan
kesakitan, warna tonsil
makanan
merah dan membengkak
c. Tanda tanda vital
TD : 120/80 mmHg
HR :84 X/i Nyeri
RR : 24 X/i
ST : 39⁰C
Ukuran Tonsil.
T3 = batas medial tonsil
melewati ½ jarak pilar
anterior-uvula sampai ¾
jarak pilar anterior-uvula
kanan dan kiri.
37
lidahnya terasa pahit
d. Pasien mengeluh nyeri Sulit makan dan
DO :
a. Pasien makan hanya habis
Intake berkurang
¼ porsi
b. Lidah tampak kotor
c. Pasien tampak lemah
d. BB turun:
Sebelum sakit = 56 kg
Setelah sakit = 54 kg
e. Bising usus (+) 24X/i
f. Kekuatan otot 5555
g. Perut kembung
3 DS : Invasi Kuman Hypertermi
patogen
Pasien Mengatakan badanya
terasa panas
DO : PenyebaranLimfogen
Ukuran Tonsil.
Proses Inflamasi
T3 = batas medial tonsil
melewati ½ jarak pilar
anterior-uvula sampai ¾ Tonsilitis akut
jarak pilar anterior-uvula
kanan dan kiri.
c.Leukosit 25.500/ul Hypertemi
38
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2..Keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Hypertermi
39
3.12 Mapping Kasus
Penyebaran limfogen
Proses inflamasi
Tonsilitis akut
Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh Dx : Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebuhan
NOC : Status Nutrisi
NIC : Managemen Nutrisi
40
3.13 Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
41
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan a. Mengingatkan pasien
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan dan keluarga agar selalu
kebutuhan tubuh manejemen nutrisi menjaga kebersihan
selama 3 x 24 jam mulut karena penting
diharapkan tidak ada dalam merangsang
masalah nutrisi dengan peningkatan nafsu
skala 6 sehingga ketidak makan.
seimbangan nutrisi dapat b. Menganjurkan pasien
teratasi agar makan sedikit demi
sedikit namun sering
Kriteria hasil :
c. Menganjrukan kepada
a. Adanya peningkatan
keluarga untuk
BB sesuai tujuan
memberikan susu atau
b. Porsi makan pasien
teh manis setiap pagi
dapat di habiskan
dan sarapan dengan
c. Pasien tidak menolak memakan roti.
lagi pada saat di d. Mempertahankan
berikan makan ruangan agar tetap
d Kembalinya nafsu bersih aman dan
makan Pasien nyaman
e. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang
nutrisi yang baik bagi
tubuh.
42
Kriteria Hasil : kulit
t. Monitor tekanan darah, nadi
e. Suhu tubuh dalam
dan RR
rentang normal
u. Monitor penurunan tingkat
f. Nadi dan RR dalam
kesadaran
rentang normal
v. Monitor WBC, Hb, dan Hct
g. Tidak ada perubahan
w. Monitor intake dan output
warna kulit dan
x. Berikan anti piretik
h. tidak ada pusing,
y. Berikan pengobatan untuk
merasa nyaman
mengatasi penyebab demam
z. Selimuti pasien
aa. Lakukan tapid sponge
bb. Berikan cairan intravena
cc. Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
dd. Tingkatkan sirkulasi
udara
ee. Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya
ff. Menggigil
Temperature regulation
m. Monitor suhu minimal tiap 2
jam
n. Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
o. Monitor TD, nadi, dan RR
p. Monitor warna dan suhu
kulit
q. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
r. Tingkatkan intake cairan dan
43
nutrisi
s. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
t. Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
Panas
u. Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan suhu
dan kemungkinan efek
negatif dari kedinginan
v. Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang
diperlukan
w. Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
x. Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring
n. Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
o. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
p. Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
q. Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
r. Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
44
setelah aktivitas
s. Monitor kualitas dari nadi
t. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
u. Monitor suara paru
v. Monitor pola pernapasan
abnormal
w. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
x. Monitor sianosis perifer
y. Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
,Ranitidine 1 gr memegangi
45
kumur Skala nyeri 6
A : Nyeri belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
Mengkaji Tingkat
nyeri skala nyeri
sedang ( 6)
b.Mengobservasi
vital sign
c.Mengajarkan teknik
relaksasi
d.Memberikan Obat
Norages 1 amp
Rabu Dx
a.Menimbang BB (injeksi)
II
b.Mengajarkan pada Keluarga agar ,Cefotaxime 1gr
08/05/2019
memberikan makanan sedikit- ,Ranitidine 1 gr
Jam 08.00 sedikit tapi sering e.Mengajurkan Oral
c.Memberikan makanan M II hygene pagi sore
d.Menganjurkan pada keluarga untuk dengan
memberikan makanan kesukaanya menggunakan obat
kumur
S : Pasien
Mengatakan tidak
ada selera makan
O : Pasien tidak mau
makan porsi yang
disediakan hanya
habis ¼ posri, BB
54 kg
46
A: Kebutuhan nutrisi
belum terpenuhi
P : Intervensi
dilanjutkan.
a.Pantau BB
b.Menganjurkan
pasien untuk tetap
membersihkan
Rabu a.Memonitor suhu minimal dua jam
Dx mulutnya pagi sore
sekali
08/05/2019 dapat merangsang
III b.Memonitor Warna dan suhu Kulit
selera makan
Jam 08.00 c.Memonitor tekanan darah
d.Memonitor WBC, Leukosit,HB c. Menganjurkan
dan HCt Pasien untuk
e.Memonitor Intake dan Out put memberi makanan
f.Mempertahankan cairan intravena pengganti yang
RL tidak bertentangan
g.Memberikan kompres Hangat pada dengan anjuran
lipatan paha dan Aksila sebelum dokter.
diberikan injeksi analgetik
d.injeksi Ranitidine 1
Kolaborasi dengan dokter
gr/12 jam
S : Pasien
mengatakan
badannya masih
Panas
O : Keadaan Pasien
tanpak Lemah
Temp 38 ℃ , TD
47
100/80,
A : Masalah Belum
teratasi
P : Intervensi Di
lanjutkan
a. Memonitor suhu
mini
mal dua jam sekali
b.Memonitor Warna
dan suhu Kulit
c.Memonitor tekanan
darah
d.Memonitor WBC,
Leukosit,HB dan
HCt
e.Memonitor Intake
dan Out put
f.Mempertahankan
cairan intravena
RL
g.Memberikan
kompres Hangat
pada lipatan paha
dan Aksila
sebelum diberikan
injeksi analgetik
Kolaborasi dengan
dokter Pemberian
obat
48
49
3.15 Catatan Perkembangan Keperawatan pada Tn M
Nama Pasien : Tn M Diagnosa Medis : Tonsilositis
No RM : 14.24.25 Ruangan : Flamboyan
N Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi
o tanggal keperawatan
1 09 Mei
Dd Nyeri Akut 08.15 a.Mengatur posisi yang aman dan nyaman S :Pasien mengatakan nyeri ber
2019 (posisi yang nyaman semi fowler dengan kurang, sudah lebih enakan.
mengaktifkan fungsi penyangga tempat tidur). O: Pasien tampak lebih rileks dan
09.00 b. Mengkaji skala, karakteristik dan lokasi nyeri tenang, skala nyeri berkurang
(dengan menggunakan pengu kuran skala nye (sedang 4).
ri numeric, skala nyeri sedang (5), lokasi nyeri A: Masalah teratasi sebagian, rasa
pada leher dan hidung dan nyeri tidak menye nyeri masih hilang timbul
bar). P: Rencana tindakan dilanjutkan:
10.00 c. Mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam a. Atur posisi yang aman dan
yaitu dengan mengarah kan pasien untuk mena nyaman
rik nafas dalam dengan hidung kemudian mena b. Anjurkan mela kukan tekhnik
hannya 3 detik dan mengeluarkannya melalui relaksasi nafas dalam
mulut seperti meniup balon, hal ini dilakukan c. Ajarkan tekhnik distraksi dengan
3-4 kali. membaca buku atau menonton
50
11.00 d. Menganjurkan pasien untuk beristirahat jika TV.
nyeri timbul, mengatur posisi yang nyaman d. Anjurkan untuk istirahat jika me
dan aman bagi diri sendiri. rasa lelah dan nyeri bertambah
12.00 e. Memberikan injeksi analgetik berupa norages e. Jika nyeri timbul dimalam hari,
1g/8 jam anjurkan untuk mengompres de
ngan air hangat daerah nyeri
f. Berikan injeksi analgetik norages
sesuai anjuran dokter.
Ketidakseimb 10.00 a.Menimbang berat badan pasien S : Pasien mengata kan belum selera
angan nutrisi 10.15 b. Menganjurkan pasien untuk membersihkan makan diruangan rumah sakit
kurang dari mulut O:
kebutuhan 11.00 c.Menganjurkan kepada pasien untuk makan a. Pasien tampak masih lemah porsi
tubuh sering tapi sedikit sedikit MII yang disediakan tidak habis
11.15 d. menganjurkan keluarga untuk memberi ¼ porsi
makanan tambahan yang disukai pasien b.BB : 54 kg
12.00 e. Menganjurkan pasien untuk memakan A: Masalah belum Teratasi
makanan tinggi kalori dan tinggiprotein. P: Rencana tinda kan dilanjutkan
a. Pantau BB
51
b.Menganjurkan pa sien untuk tetap
membersihkan mulutnya pagi
sore dapat meran sang selera ma
kan
c.Menganjurkan Pasien untuk me
mberi makanan pengganti yang
tidak bertentan gan dengan anju ran
dokter.
d.injeksi Ranitidine 1 gr/12
Hypertermi 10.00 a.Memonitor suhu minimal dua jam sekali S : Pasien mengata kan badannya ma
b.Memonitor War na dan suhu Kulit sih Panas
c.Memonitor teka nan darah O : Keadaan Pasien tanpak Lemah
d.Memonitor WBC, Leukosit ,HB dan HCt Temp 37 -6℃ , TD 100/80,
e.Memonitor Inta ke dan Out put A : Masalah Belum teratasi
f.Mempertahan kan cairan intra vena RL P : Intervensi Di lanjutkan
g.Memberikan kompres Hangat pada lipatan Memonitor suhu minimal dua jam
paha dan Aksila sebelum diberikan injeksi sekali
analgetik b.Memonitor Warna dan suhu Kulit
Kolaborasi dengan dokter c.Memonitor tekanan darah
52
d.Memonitor WBC, Leukosit,HB
dan HCt
e.Memonitor Intake dan Out put
f.Mempertahankan cairan intravena
RL
g.Memberikan kompres Hangat pada
lipatan paha dan Aksila sebelum
diberikan injeksi analgetik
Kolaborasi dengan dokter Pemberian
obat
2 Jumat 10 Nyeri Akut 08.15 a. Mengkaji tingkat nyeri dengan mengunakan S : Pasien mengatakan nyeri
Mei 2019 skala nyeri berkurang
09.00 b.Mengajarkan tekhnik relak sasi O : Pasien tanpak lebih rileks skala
10.00 c.Mengatur posisi pasien senyaman mungkin nyeri 4
11.00 d.Memantau TTV A : Masalah sebagian teratasi,ra
12.00 e.Memberikan injeksi norages 1gr,Cefotasime sa nyeri berku rang
1gr/8 jam P : Rencana tindakan dilanjutkan
1.Anjurkan tekni relaksasi
2.Mengajarkan teknik distraksi
53
dengan membaca buku atau
menonton TV
3.Jika Nyeri dimalam hari anjurkan
pasien untuk mengompres dengan
air hangat
4.berikan injeksi analgetik
norages,cefatoxime sesuai
anjuran dokter
54
kebersihan mulut itu dapat
merangsang peningkatan selera
makan.
c. Anjurkan keluarga untuk
memberi makanan pengganti
selain yang diberikan oleh rumah
sakit
Hypertermi 08.00 a. Memonitor suhu minimal dua jam sekali S : Pasien mengatakan Badanya tidak
b.Memonitor War na dan suhu Kulit panas lagi
c.Memonitor teka nan darah O : Keadaan pasien tanpak tenang
d.Memonitor WBC, Leukosit ,HB dan HCt suhu 37 ℃
e.Memonitor Inta ke dan Out put A : Masalah Teratasi
f.Mempertahan kan cairan intra vena RL P : Pertahankan Intervensi.
g.Memberikan kompres Hangat pada lipatan
paha dan Aksila sebelum diberi kan injeksi
anal getik
Kolaborasi dengan dokter
3 Sabtu Nyeri Akut 08.00 A. Mengatur posi si yang aman dan nyaman S : Pasien mengatakan nyeri
55
11 Mei (posisi yang nyaman semi fowler dengan berkurang, sudah lebih enak an.
2019 mengak tifkan fungsi penyang ga tempat tidur). O: Pasien tampak lebih rileks dan
b. Mengkaji ska la,karakteristik dan lokasi nye tenag, skala nyeri berkurang
ri (dengan me ggunakan pen gukuran skala (sedang 4).
nyeri numeric, skala nyeri se dang (2), loka si A: Masalah teratasi
nyeri pada leher dan hidu ng dan nyeri ti P: Rencana tindakan dihentikan
dakmenyebar).
c. Mengajarkan tekhnik relaksa si nafas dalam
yaitu dengan mengarahkan klien untuk
menarik nafas dalam dengan hidung kemudi an
menahannya 3 detik dan men geluarkannya
melalui mulut seperti meniup balon, hal ini
dilakukan 3-4 kali.
d. Menganjurkan pasien untuk beristirahat jika
nyeri timbul, mengatur posisi yang nyaman
dan aman bagi diri sendiri.
e. Memberikan injeksi analgetik berupa
Norages,cefotaxime
Ketidakseimb 08.00 a. Menimbang BB S: Pasien mengatakan nafsu makan
56
angan Nutrisi Mengkaji masalah pasien dalam pemenuhan mulai bertambah
kurang dari nutrisinya O: Pasien tampak segar pasien
kebutuhan 09.00 b. Menganjurkan pasien dan ke luarga agar te tap menghabiskan makananya dari
menjaga ke bersihan mulut dengan menyikat porsi yang diberikan
gigi pagi dan sore hari BB 55 kg
10.00 c. Membantu pasien untuk duduk ketika akan A : Tujuan Tercapai
makan P : Intervensi dihentikan
d. Menganjurkan keluarga untuk memberi
makanan selagi masih hangat.
11.00 e. Menganjurkan keluarga untuk memberi maka
nan tambahan yang disukai pa sien yang tidak
bertentangan dengan anjuran dokter
12.00 f. Menganjurkan pasien untuk memakan maka
nan tinggi kalori dan tinggi pro tein (telor, ikan
dan susu
57
Ringkasan Keperawatan Pulang
Pasien telah menjalani beberapa pemeriksaan, yaitu pemeriksaan laboratorium. pasien
juga mendapatkan terapi sebagai berikut :
a. IVFD RL 28 gtt/i
b. Ranitidin 1 A / 12 jam
c. Norages 1 A / 8 jam
d. Cefotaxime /8jam
Pasien telah dirawat dan telah diintervensi dengan 2 diagnosa keperawatan yang
muncul dari kasus penyakit pasien. Hasil pemeriksaan pasien menunjukkan terminasi
keadaan pasien stabil.
58
BAB IV
PEMBAHASAN
59
1. Hipertermi
2. Nyeri akut
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Ansietas
5. Defisiensi pengetahuan
Setelah penulis merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan masalah Pasien
Tn “M” kemudian penulis memprioritaskan berdasarkan kebutuhan pasien,maka
diagnosa keperawatan yang muncul adalah
1. Nyeri Akut.
3. Hypertermi
Diagnosa keperawatan secara teori, tidak seluruhnya ditemukan oleh penulis pada
kasus Tn M” hal tersebut terjadi karena diagnosa keperawatan dari pasien Tn M”
sesuai dengan masalah kesehatan dan tanda serta gejala-gejala yang ditemukan pada
Pasien Tn M” dengan Tonsilitis
4.3 Perencanaan Keperawatan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, langkah selanjutnya adalah
menerapkan dan menyusun rencana tindakan. Langkah ini memberikan
pedoman pada tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan
pasien dankeluarga dalam pembuatan perencanaan penulis menetapkan berdasarkan
pada tinjauan teori sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Pasien
Tn M.
Sebelum menyusun rencana tindakan keperawatan, pertama-tama penulis
menerapkan tujuan yang diharapkan agar dalam membuat rencana tindakan
keperawatan mengarah kepada tujuan atau hasil yang diharapkan
60
Tahap ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan keperawatan dimana
perawat menentukan tujuan perawatan, menetapkan pemecahan masalah dan
menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah pasien (Hidayat, 2001).
Perencanaan keperawatan untuk diagnosa perubahan Ketidakseimbangan
nutrisi ditujukan agar kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan intervensinya adalah
berikan makanan dalam porsi kecil dan sering, timbang berat badan setiap hari,
jelaskan pentingnya nutrisi bagi pasien, kolaborasi dengan ahli gizi untuk penyediaan
diit TKTP, sajikan makanan dalam keadaan lunak dan hangat, dan kolaborasi dengan
tim medis dalam pemberian terapi intravena (Carpenito, 1997).
Perencanaan untuk diagnosa keperawatan nyeri bertujuan agar nyeri teratasi
dengan intervensinya adalah kaji pengalaman nyeri pasien, alihkan perhatian pasien
kompres hangat dibagian leher, bicarakan dengan keluarga modalitas tindakan yang
tersedia dan kolaborasi dalam pemberian analgetik (Betz, 2002; Carpenito, 199
61
badan , menjelaskan pada pasien bahwa nutrisi sangat penting bagi tubuh,
berkolaborasi dengan ahli gizi untuk penyediaan diit TKTP, menyediakan makanan
dalam keadaan lunak dan hangat dan memberikan terapi intravena RL 20 tts/m.
Implementasi keperawatan untuk diagnosa keperawatan nyeri adalah
mengkaji pengalaman nyeri pasien, menjauhkan perhatian pasien dengan berita
pengalaman pasien yang menyenangkan, mengompres hangat dibagian leher, dan
membicarakan dengan keluarga tentang pentingnya membersihakan mulut atau oral
hygene.
62
pasien yang mengalami xerostomia untuk menjaga kelembaban membrane mukosa
mulut peneliti menggunakan kasa yang dibasi menggunakan air bersih dan
mengoleskan pada mukosa mulut pasien. Hal ini sesuai dengan beberapa hasil
penelitian bahwa minimal oral care dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari. Agen
antiseptic yang digunakan pada pelaksanan EBN ini adalah betadine kumur dan
cholhexidine. Peneliti mencampur agen antiseptic dengan air bersih dengan
perbandingan 1 cc antiseptic 3 cc air bersih. Peneliti tidak menggunakan pasta gigi
melainkan menggunakan agen antiseptic tersebut
Penurunan peradangan pada tonsil dan mulut berkurang setelah dilakukan oral
hygene pada pasien tonsillitis.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Setelah mengkaj dan melakukan Asuhan Keperawatan pada Pasien Tn “M”dengan
Gangguan Sistem Pernafasan tonsilitis yang dirawat di VIP kamar 10 Flamboyan Rumah Sakit
Umum Sidikalang selama tiga hari mulai dari tanggal 08 Mei 2019 sampai dengan 10 Mei 2019,
maka penulis dapat mengambi lkesimpulan sebagai berikut ;
1.Pada saat pengkajian terjadi kerjasama antara pasien dengan penulis sehinggamampu
mengumpulkan data dan menemukan masalah keperawatan data juga diperoleh melalui
pemeriksaan fisik secara langsung kepada pasien, tetapi tidak semua masalah keperawatan yang
ada dalam teori ditemukan pada pasien dengan penyakit yang sama.
2.Diagnosa keperawatan yang ada pada teori tidak semuanya timbul pada pasien, hal ini
dikarenakan dalam membuat diagnosa keperawatan disesuaikan dengan data dan keadaan pasien
saat pengkajian.
3.Perencanaan difokuskan pada tindakan yang bertujuan mengatasi masalah pasien, juga
perlu membuat kriteria hasil sesuai dasar landasan, mengevaluasitindakan yang diberikan kepada
pasien.
4.Pelaksanaan keperawatan pada pasien dilakukan sesuai dengan masalah keperawatan
yang timbul, tetapi tidak semua diagnosa keperawatan secarateoritis dilakukan implementasi.
5.Pada tahap evaluasi yang dilakukan pada Pasien Tn. “M” sudah mengalami perubahan
yang mana pada hari ketiga diganosa keperawatan sudahteratasi penyebab penyakit Pasien.
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah ada maka penulis memberi beberapasaran, antara lain
:
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Mampu mengaplikasikan teori yang didapat selama dalam masa akademik kedalam
situasi nyata dilapangan dengan menerapkan asuhan keperawatan yang profesional dan
komprenhensif serta meningkatkan kepercayaan diri didalam melakukan asuhan keperawatan.
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
64
Melatih mahasisawa untuk melakukan aplikasi asuahan keperawatan berdasarkan hasil
penelitian sesuai evidence based nursing.
5.2.3 Bagi Rumah Sakit
Selama kegiatan PBLK maka lahan Praktek dapat menggunakan tenaga mahasiswa
sebagai perawat tambahan dan sebagai masukan dan informasi terbaru bagi Rumah Sakit umum
sidikalang.
5.2.4 Bagi Pasien dan Keluarga
Menambah wawasan, ilmu dan sebagai sumber informasi kepada pasien dan keluarga tentang
penyakit gangguan sistem pernafasan tonsiliti
65
DAFTAR PUSTAKA
1 Jimkesmas Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Vol 2.No.6/Mei 2017 ISSN 2502-
731 X.Analisis Faktoar Risiko Kejadian Tonsilitis Kronis pada anak usia 5-11 Tahun di
wilayah kerja Puskesmas Puuwatu kota Kendari tahun 2017
.2.Nyimas Farisa Nadhila ,merry Indah Sari Fakultas kedokteran Lampung universitas
Lampung Tonsilitis Kronik Akut Pada Pasien Dewasa
4.Farokah. Hubungan tonsilitis kronis dengan prestasi belajar pada siswakelas II sekolah
dasar di Kota Semarang. Semarang: UniversitasDiponegoro.2005.
66
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An Z
2. Tempat tgl lahir/usia : Maros, 27-10-2016/ 7 bulan
3. Jenis kelamin : perempuan
4. A g a m a : Islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : panpes
7. Tgl masuk : 20Maret 2017 (jam 09.30)
8. Tgl pengkajian : 20 Maret 2017
9. Diagnosa medik : ISPA
10. Rencana terapi : Pasien dianjurkan banyak meminum air hangat
67
e. Agama : Islam
f. Alamat : Sidikalang
68
Pasien mengatakan kehamilan yang sekarang adalah kehamilan yang pertama
sehingga sehingga mengalami robekan pada perineum dan telah diinduksi 1 kali
untuk membantu mengeluarkan bayinya
3. Post natal
a. Kondisi bayi : Pasien mengatakan bayinya lahir dengan spontan dan normal
APGAR adaptasi baik (bayi menangis kuat, gerakannya aktif, bayi kemerahan)
skor 8-10
b. Anak pada saat lahir tidak mengalami : Kecacatan dan lahir dengan normal dan
sempurna
¤ Klien pernah mengalami penyakit : Orang tua pasien mengatakan anaknya tidak
pernah mengalami sakit sebelumnya
¤ Riwayat kecelakaan : Orang tua pasien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami
kecelakaan
¤ Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter dan menggunakan
zat/subtansi kimia yang berbahaya : Orang tua pasien mengatakan anaknya tidak
pernah mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter dan menggunakan
zat/subtansi kimia yang berbahaya
¤ Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : Orang tua pasien mengatakan
anaknya tidak memiliki saudara
69
V. Riwayat Tumbuh Kembang
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan setelah sakit: 8,9 kg
2. Berat badan sebelum sakit : 9,4 kg
3. Tinggi badan : 70 cm.
4. Waktu tumbuh gigi : pada umur 7bulan yang lalu dan sekarang sudah
terdapat 2buah gigi depan bagian bawah
B. Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat
1. Berguling : 7 bulan
2. Duduk : 7 bulan
3. Merangkak : 7 bulan
4. Berdiri : 10 bulan
5. Berjalan : belum bisa berjalan
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : 10 bulan
7. Bicara pertama kali : belum bisa bicara
8. Berpakaian tanpa bantuan : belum bisa berpakaian
VI. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
Orang tua pasien mengatakan anaknya diberikan ASI segera setelah bayinya dilahirkan
sampai sekarang di umur 11bulan
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : Tidak diberikan
2. Jumlah pemberian : Tidak diberikan
3. Cara pemberian : Tidak diberikan
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
6 bulan ASI 0 sampai 6 bulan
7bulan sampai ASI, bubur saring dan buah buahan 7 bulan sampai usia
sekarang (makanan tambahan) sekarang
70
VII. Riwayat Psikososial
¤ Anak tinggal bersama : Kedua orang tua beserta kakek neneknya di rumah yang dimiliki
sendiri
¤ Lingkungan berada di : sekitaran di bandara lama maros
¤ Rumah dekat dengan : Rumah-rumah tetangganya, tempat bermain : Pasien memiliki
tempat bermain yang disediakan orang tuanya didalam rumahnya , kamar klien : Kamar
pasien masih bersama dengan orang tuanya
¤ Rumah ada tangga : .Tidak terdapat tangga pada rumahnya
¤ Hubungan antar anggota keluarga : Orang tua pasien mengatakan memiliki hubungan yang
baik dengan anggota keluarga
¤ Pengasuh anak : Orang tua pasien mengatakan mengasuh sendiri anaknya namun kadang
dibantu oleh ibunya atau nenek dari pasien
VIII. Riwayat Spiritual
¤ Support sistem dalam keluarga : Orangtua pasien dan pasien memiliki support sistem yang
baik dalam keluarga
¤ Kegiatan keagamaan : Orangtua pasien mengatakan rajin sholat dan mengaji ketika
dirumah
IX. Reaksi Hospitalisasi
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Ibu membawa anaknya ke RS karena : mengalami sakit yaitu berupa batuk
- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Ya, menceritakan kondisi
kesehatan anak
- Perasaan orang tua saat ini : Orangtu pasien mengatakan kuatir atas kondisi anaknya
- Orang tua selalu berkunjung ke RS : Orangtua pasien mengatakan jarang
mengunjungi rumah sakit namun hanya ke puskesmas
- Yang akan tinggal dengan anak : Anak tinggal bersama orangtuanya
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Pasien belum memilki pemahaman tentang penyakit yang dialami karena masih sangat
mudah untuk mengetahuinya
71
X. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Selera Orang tua pasien mengatakan Orang tua pasien mengatakan
makan selera makan pasien baik, 3-4 selera makan pasien setelah sakit
kali makan dan porsi agak kurang, karena pasien hanya
dihabiskan 1 piring (berupa makan 2kali dalam seharinya
bubur, ASI dan buah-buahan) (berupa bubur, ASI dan buah-
buahan)
B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis Jenis minuman: Jenis minuman:
minuman ASI dan air putih ASI dan air putih
2. Frekuensi Frekuensi minuman : Frekuensi minuman :
minum Minum kurang lebih 9- Minum kurang lebih 9-
3. Kebutuhan 10kali/hari 10kali/hari
cairan Cara pemenuhan : Cara pemenuhan :
4. Cara Memberikan ASI dan meminum Memberikan ASI dan meminum
pemenuhan air putih setelah makan bubur air putih setelah makan bubur
ataupun buah-buahan ataupun buah-buahan
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Tempat Tempat pembuangan: Tempat pembuangan:
pembuangan Pasien memiliki tempat Pasien memiliki tempat
2. Frekuensi (waktu) pembuangan di popoknya pembuangan di popoknya
3. Konsistensi atau diajari untuk ke mar atau diajari untuk ke mar
4. Kesulitan mandi mandi
5. Obat pencahar Frekuensi (waktu): Frekuensi (waktu):
72
BAB : kira-kira 2-3kali/hari BAB : kira-kira 2-3kali/hari
BAK : kira-kira 5-6kali/hari BAK : kira-kira 5-6kali/hari
Konsistensi Konsistensi
BAB : lunak BAB : lunak
BAK : cair dan bening BAK : cair dan bening
kadang kekuning-kuningan kadang kekuning-kuningan
tergantung yag dikonsumsi tergantung yag dikonsumsi
setiap harinya setiap harinya
D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur Jam tidur Jam tidur
- Siang Siang : jam 13.00 sampai Siang : jam 13.00 sampai
- Malam 14.00 14.00
2. Pola tidur Malam : jam 08.00 sampai Malam : jam 08.00 sampai
3. Kebiasaan sebelum jam 06.00 namun kadang jam 06.00 namun kadang
tidur tidak menentu ketika capek tidak menentu ketika capek
4. Kesulitan tidur malam harinya kadang tidur malam harinya kadang tidur
jam 19.00 jam 19.00
Pola tidur : Pola tidur :
namun kadang tidak namun kadang tidak
menentu ketika capek menentu ketika capek
malam harinya kadang tidur malam harinya kadang tidur
jam 19.00 jam 19.00
Kebiasaan sebelum tidur: Kebiasaan sebelum tidur:
Bermain terlebih dahulu Bermain terlebih dahulu
ketika capek makan anak ketika capek makan anak
akan tertidur akan tertidur
Kesulitan tidur : Kesulitan tidur :
Anak tidak memiliki Anak tidak memiliki
73
masalah pada tidurnya masalah pada tidurnya
E. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Program olah raga Tidak memiliki kebiasaan Tidak memiliki kebiasaan
2. Jenis dan frekuensi olahraga olahraga
3. Kondisi setelah olah
raga
F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi Mandi: Mandi:
- Cara - Cara: mandi seperti biasa - Cara: mandi seperti biasa
- Frekuensi menggunakan air yang menggunakan air yang
- Alat mandi hangat dan menggunakan hangat dan
2. Cuci rambut sabun menggunakan sabun
- Frekuensi - Frekuensi: anak mandi - Frekuensi: anak mandi
- Cara sebanyak 2x1 dalam sebanyak 2x1 dalam
3. Gunting kuku sehari yaitu pagi dan sore sehari yaitu pagi dan
- Frekuensi hari sore hari
- Cara - Alat mandi : - Alat mandi :
4. Gosok gigi menggunakan baskom menggunakan baskom
- Frekuensi dan tiba atau kadang dan tiba atau kadang
- Cara disiram-sirami saja disiram-sirami saja
menggunakan tangan menggunakan tangan
dengan lembut dengan lembut
Cuci rambut: Cuci rambut:
- Frekuensi : anak - Frekuensi : anak
meggunakan shampoo meggunakan shampoo
kira-kira 3-4kali dalam kira-kira 3-4kali dalam
seminggu seminggu
74
- Cara : pertama siram - Cara : pertama siram
dengan air secukupnya dengan air secukupnya
lalu mencuci rambut lalu mencuci rambut
anak dengan anak dengan
menggunakan shampoo menggunakan shampoo
kemudian bilas dengan kemudian bilas dengan
air yang secukupnya air yang secukupnya
kemudian bilas dan kemudian bilas dan
dikeringkan dikeringkan
menggunakan handuk menggunakan handuk
bersih bersih
Gunting kuku Gunting kuku
Frekuensi : setiap seminggu Frekuensi : setiap seminggu
satu kali atau orang tua satu kali atau orang tua
pasien merasa kuku anaknya pasien merasa kuku anaknya
panjang maka akan segera panjang maka akan segera
dipotong dipotong
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari Kegiatan sehari-hari : Kegiatan sehari-hari :
2. Pengaturan jadwal harian Anak sering bermain Anak sering bermain dengan
3. Penggunaan alat Bantu dengan kedua orang kedua orang tuanya dan juga
aktifitas tuanya dan juga neneknya neneknya
4. Kesulitan pergerakan Pengaturan jadwal harian : Pengaturan jadwal harian :
tubuh anak tidak memiliki anak tidak memiliki jadwal
jadwal pengaturan harian pengaturan harian
Penggunaan alat Bantu Penggunaan alat Bantu
aktifitas aktifitas
Anak masih digendong Anak masih digendong
75
Kesulitan pergerakan Kesulitan pergerakan tubuh
tubuh Anak tidak memiliki
Anak tidak memiliki kesulitan dalam pergerakan
kesulitan dalam
pergerakan
76
b. Bentuk wajah : bentuk wajah normal
c. Gerakan abnormal : tidak memiliki gerakan abnormal
d. Ekspresi wajah : menangis/ pasien rewel
Palpasi
Nyeri tekan / tidak : tidak terdapat nyeri tekan pada muka
7. Mata
Inspeksi
a. Pelpebra : tidak terdapat edema dan radang pada palpebra mata
b. Sclera : tidak terdapat ikterus pada sclera mata
c. Conjungtiva : tidak terdapat radang dan anemis pada conjungtiva mata
d. Pupil : pupil didapatkan isokor dan memiliki refleks terhadap
cahaya
e. Posisi mata
Simetris : posisi mata simetris
f. Gerakan bola mata : bola mata bergerak dengan baik
g. Penutupan kelopak mata : kelopak mata menutup dan membuka dengan baik
h. Keadaan bulu mata : bulu mata tebal
i. Penglihatan : tidak ada gangguan pada penglihatan
Palpasi
Tekanan bola mata : tidak terdapat nyeri pada tekanan bola mata
8. Hidung & Sinus
Inspeksi
a. Posisi hidung : posisi hidung baik
b. Bentuk hidung : bentuk hidung lurus
c. Keadaan septum : keadaan septum baik
d. Secret / cairan : terdapat cairan pada hidung
9. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi : gigi nampak putih dan bersih
- Karang gigi / karies : tidak dapat karang gigi atau karies
77
- Pemakaian gigi palsu : tidak terdapat gigi palsu
b. Gusi
Merah / radang / tidak : gusi berwarna merah mudah segar
c. Lidah
Kotor / tidak : lidah bersih
d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak : tidak terdapat cianosis atau pucat pada bibir
- Basah / kering / pecah : bibir lembab
- Mulut berbau / tidak : tidak terdapat mulut berbau
- Kemampuan bicara : belum bisa berbicara karena usia masih berusia 11
bulan
Data lain : tidak memiliki keluhan
10. Tenggorokan
a. Warna mukosa : warna mukosa merah muda segar
b. Nyeri tekan : tidak terdapat nyeri tekan pada tenggorokan
c. Nyeri menelan : terasa nyeri ketika menelan pada tenggorokan
11. Leher
Kelenjar thyroid : tidak terdapat pembesaran tiroid
Palpasi
a. Kelenjar thyroid : tidak teraba
b. Kaku kuduk / tidak : tidak terdapat tanda kaku kuduk
c. Kelenjar limfe : tidak membesar
Data lain : tidak terdapat keluhan
78
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. DS:
batuk sejak satu minggu yang lalu berhubungan dengan mukus berlebih
P : 29x/menit
2. DS :
2. Intervensi keperawatan
79
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Keperawatan Keperawatan
(NOC) (NIC)
S: Mempunyai untuk
DO: pernapasan
80
Anak nampak rewel normal
P : 29x/menit
DS : 4. Identifikasi
DO : 5. Motivasi
81
BB : 5,6 kg dan TB : bergizi sesuai
62,5 cm kebutuhan.
6. Kolaborasi
pemberian obat
napas O:
82
Hasil : Ibu memberikan air 1×15menit maka
puyer) normal
9,4 kg A: Ketidakseimbangan
83
2. Memonitor pertumbuhan dan kebutuhan tubuh belum
perkembangan teratasi
banyak tidur
84
mencampur bubur dengan
memperbanyak buah-buahan
5. Mengkolaborasi pemberian
obat
Hasil : BC = 15 mg (3x1
puyer)
85
86